Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Socialization on the utilization of household organic waste as liquid organic fertilizer in vegetable cultivation Rina Ekawati; Anna Kusumawati; Lestari Hetalesi Saputri; Pantjasiwi Veni Rahayu Ingesti; Luci Paonganan
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jpm.v5i2.3222

Abstract

Waste or organic waste from households can be converted into liquid organic fertilizer (POC) because organic waste contains nutrients that can be used as fertilizer. Waste becomes a problem not only in urban areas but also in rural areas because the population is increasing, so that waste production is also more. Household waste that is generated every day can be used as fertilizer by composting, but its utilization is not optimal. The socialization activity aims to provide education and increase insight to the community into the use of household organic waste. The community is given knowledge about the importance of utilizing household organic waste, how to manage household organic waste through the composting process, utilizing household organic waste as liquid organic fertilizer in cultivating vegetable crops, the benefits and cost-efficiency of organic vegetables for family self-sufficiency and organic vegetable business opportunities. The socialization involved 35 people, and the form of activity evaluation uses a questionnaire containing general characteristics of the respondent and selected questions. The results of the evaluation show that the age characteristics of the respondents are 50 - 59 years old, and the level of formal education is from Junior High School to Senior High School. On average, respondents already know and understand how to use household waste by composting a composter bucket (100%) as liquid organic fertilizer
Optimalisasi Lahan Pekarangan dengan Budidaya Tanaman Sayuran sebagai Salah Satu Alternatif dalam Mencapai Strategi Kemandirian Pangan Rina Ekawati; Lestari Hetalesi Saputri; Anna Kusumawati; Luci Paonganan; Pantja Siwi V R Ingesti
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 5, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v5i1.42397

Abstract

Lahan pekarangan dapat menjadi salah satu alternatif sebagai lahan budidaya untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga, terutama tanaman sayuran. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Danen, Kelurahan Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang: (1) Pemilihan jenis media tanam yang tepat; (2) Kandungan nutrisi dalam sayuran; (3) Tahapan budidaya sayuran dalam polybag; (4) Manajemen kelompok tani; dan (5) Penghematan anggaran belanja rumah tangga dengan adanya budidaya sayuran di pekarangan rumah sendiri. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2020 dalam bentuk sosialisasi disertai dengan diskusi/tanya jawab, praktik budidaya dan evaluasi yang dilaksanakan dengan melibatkan 16 peserta. Evaluasi dilakukan tiga minggu setelah kegiatan dengan hasil yang menunjukkan bahwa peserta kegiatan sosialisasi dan penyuluhan telah mengetahui dengan baik kegiatan budidaya tanaman sayuran daun dan buah serta pemeliharaannya. Tanaman selada, paprika, cabai rawit, cabai merah, dan terung yang dibudidayakan telah tumbuh dengan baik hingga berumur 3 minggu setelah tanam (MST) ketika dilakukan evaluasi. Jika pemenuhan kebutuhan sayur rumah tangga dari pekarangan rumah 25%, maka potensi penghematan belanja rumah tangga sekitar Rp 3.000,00 per hari.
Pengaruh Sifat Kimia Tanah terhadap Produktivitas Tebu (Saccharum officinarum L.) Mohammad Sujai Mualif; Anna Kusumawati
Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP) Vol. 2 No. 2: September 2021
Publisher : Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54387/jpp.v1i1.5

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan sifat kimia tanah terhadap produktivitas tanaman tebu. Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dan metode analisa dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi, korelasi dan ANOVA.  Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengambil sampel tanah pada 4 lokasi penelitian, beserta dengan tinggi tanaman dan diameter batang. Produktivitas tebu didapatkan dari data sekunder PG. Madukismo. Pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman dan diameter batang tebu tertinggi didapatkan pada Lokasi II dan memberikan produktivitas tebu tertinggi dibandingkan dengan lokasi penelitian lain meskipun tidak berbeda nyata. Produktivitas tanaman tebu dipengaruhi oleh keragaan pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman dan diameter batang. Sifat tanah terutama pH, bahan organik, kandungan hara P dan K tersedia memiliki hubungan yang cukup kuat dan positif terhadap produktivitas tanaman tebu yang ditanam. Pemberian tambahan hara atau pengelolaan lahan sebaiknya dilakukan spesifik lokasi agar menghasilkan hasil yang optimal.
Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di Lahan Pasiran Cangkringan, Yogyakarta Anna Kusumawati; Desra Ramadhan Putratama
Agroteknika Vol 6 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v6i1.202

Abstract

Pemerintah saat ini sedang melakukan perluasan lahan untuk tanaman tebu sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gula di Indonesia, mengingat tanaman tebu masih menjadi bahan baku utama dalam produksi gula.Perluasan lahan ini banyak dilakukan hingga lahan yang marjinal sehingga hal ini menyebabkan hasil produksi kurang maksimal dan diperlukan analisa kesesuian lahan agar dapat memberikan saran pengelolaan lahan yang paling tepat sesuai lokasi dan hasil maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik dan kelas kesesuaian lahan komoditas tanaman tebu di lahan tebu petani di Desa Agromulyo dan Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan pada bulan Mei 2021-Maret 2022 pada tiga Satuan Peta Lahan (SPL). Analisa yang diamati antara lain temperatur, curah hujan, drainase, tekstur, kedalaman tanah, Kapasitas Tukar Kation (KTK), pH, C-organik, N, P2O5, K2O, kelerengan, bahaya erosi dan banjir. Data yang didapatkan kemudian dianalisa menggunakan metode matching dan deskriptif untuk menentukan hasil penilaian evaluasi lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk penanaman tebu, kelas kesesuaian lahan di Cangkringan adalah sesuai marginal (S3(oa,na)) dengan faktor pembatas meliputi drainase (oa) dan ketersediaan hara (na). Setelah dilakukan perbaikan faktor pembatas, kelas kesesuaian lahan potensialnya dapat naik satu tingkat menjadi kelas kesesuaian lahan sesuai (S2(oa,na)). Perbaikan faktor pembatas dapat dilakukan dengan melakukan pembajakan tanah, pemberian bahan organik dan penambahan dosis pupuk P dan K.
POTENSI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TEBU DI LAHAN PASIRAN DENGAN PEMBERIAN BLOTONG BASAH Anna Kusumawati
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 22, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v22i2.6702

Abstract

Tebu (Saccharum officinarum L) merupakan tanaman rumput-rumputan yang telah dibudidayakan di lebih dari 90 negara, baik di negara tropis dan subtropis. Tebu di Indonesia dimanfaatkan utama sebagai bahan baku dalam industri gula. Saat ini budidaya tebu banyak dilakukan pada lahan marjinal (pasiran) sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Kiaran, Kecamatan Cangkringan, Kelurahan Wukirsari dan varietas tebu yang digunakan merupakan Bululawangan (BL). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian RAK 1 faktor yaitu penambahan blotong, dengan dua taraf yaitu B0 (tanpa blotong) dan B1 (dengan blotong) dengan tiga ulangan. Dosis blotong yang ditambahkan adalah 11,25 ton/ha blotong basah. Analisa tanah dan tanaman serta hasil tanaman dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian blotong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa blotong basah dari PG Madukismo memiliki kandungan pH yang netral, C organik tinggi dan memiliki kandungan hara baik N, P, K, Ca, Mg, dan Na. Terdapat hasil yang signifikan lebih tinggi pada tebu yang ditanam di lahan yang ditambahkan blotong dibandingkan pada tebu yang ditanam pada lahan tanpa penambahan blotong, pada parameter diameter batang, jumlah batang per rumpun, jumlah daun hijau dan produktivitas tebu. Kadar lengas tanah dan berat volume tanah memberikan hasil yang berbeda nyata antara lahan yang diberi blotong dan tanpa penambahan blotong. Penambahan blotong memberikan peningkatan yang signifikan pada parameter produksi brix dan produktivitas tebu, dengan peningkatan produktivitas hingga 208%. Pemberian blotong sebagai bahan pembenah tanah menjadi salah satu alternatif dalam upaya peningkatan produktivitas tebu di lahan pasiran. 
KADAR HARA DALAM JARINGAN TANAMAN SEBAGAI RESPON BUDIDAYA MONOKULTUR DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL PADA TANAMAN TEBU Anna Kusumawati; Eko Hanudin; Benito Heru Purwanto; Makruf Nurudin
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol 24 No 1 (2022)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jipi.24.1.39-48

Abstract

[RESPONSE OF THE NUTRITION LEVELS OF SUGARCANE IN THREE ORDERS OF SOIL DUE TO SUGARCANE MONOCULTURE CULTIVATION]. Monoculture cultivation will have an influence not only on soil conditions but also on plant growth, nutrient levels in plant tissues, and yields. The purpose of this study was (1)  to determine the effect of monoculture sugarcane cultivation on nutrient levels of the roots, stalks, and leaves of sugarcane plants, (2) to determine the relationship between nutrient levels in sugarcane tissue and sugarcane productivity, and yield in three different soil orders. This research had two factors, namely soil order (Entisol, Inceptisol, and Vertisol) and sugarcane monoculture period (1–10, 11–20, and 21–30 years). The sugar cane used was the ratoon of two sugarcane. Parameters observed included nutrient levels of N, P, K, B, and Zn in roots, stalks, and leaves of sugarcane, and productivity of plants. Data analysis was performed with ANOVA at 5% level and regression correlation analysis. The results showed that the levels of N (leaves, stalks, and roots), levels of P (leaves, stalks, and roots), levels of leaf K, levels of B (leaves and roots), and level of Zn of sugarcane roots were influenced by the interaction between soil order and sugarcane monoculture period. Zn and K levels in sugarcane leaves had a strong and significant correlation with sugarcane productivity (r=0.778* and r=0.699*), while sugarcane yields had a strong and significant correlation with N content of root (r=0.752*). This result indicates that the soil order and the mass of sugarcane monoculture have an effect on the nutrient content in the plant and this nutrient content affects the productivity and yield. The availability of macro and micronutrients needs to be considered in monoculture sugarcane planting techniques to obtain optimal and sustainable sugarcane yields.