Endang Kasiati
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perbandingan Penggunaan Pasir Lumajang dengan Pasir Gunung Merapi terhadap Kuat Tekan Beton Dewi Pertiwi; Boedi Wibowo; Endang Kasiati; Triaswati MN; Ari Gandhi Sabban
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.25 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v9i2.2686

Abstract

Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik, agregat kasar, agregat halus, air, dan bahan tambahan. Dalam penelitian ini ada dua jenis agregat halus yang dipergunakan yakni pasir lumajang dan pasir gunung merapi. Pasir gunung Merapi merupakan pasir dengan kualitas baik, dikarenakan partikelnya yang memiliki sudut. Pola partikel yang memiliki sudut itulah yang membuat ikatan pasir gunung merapi degan semen menjadi lebih kuat. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini mencoba untuk melakukan perbandingan pasir lumajang dengan pasir gunung merapi terhadap kuat tekan beton. Metode pembuatan benda uji menggunakan beton silinder (Ø15 cm, tinggi 30 cm) dengan kuat tekan rencana 30 Mpa, menggunakan variasi Faktor Air Semen (FAS) 0.6, 0.5, 0,4 dan 0,3 serta dicampurkan dengan Fly Ash 20%. Dari hasil penelitian didapatkan hasil pada FAS 0,6 kuat tekan beton untuk pasir Lumajang sebesar 273,964 dan pasir Gunung Merapi  270,094 ini semua tidak memenuhi kuat tekan rencana ,yang memenuhi kuat tekan beton rencana yakni pada FAS 0,5 pasir Lumajang mengalami peningkatan sebesar 27% yakni 411,499 kg/cm2, sedangkan pasir Gunung Merapi mengalami peningkatan sebesar 22,9% yakni 389,351 kg/cm2. Pada FAS 0,4 pasir Lumajang mengalami peningkatan sebesar 32,6% yakni 445,728 kg/cm2, sedangkan pasir Gunung Merapi mengalami peningkatan sebesar 36,5% yakni 472,716 kg/cm2. Pada FAS 0,3 pasir Lumajang mengalami peningkatan sebesar 48,3% yakni 580,432 kg/cm2, sedangkan Pasir Gunung Merapi mengalami peningkatan sebesar 54,7% yakni 663,224 kg/cm2. 
Penambahan Abu Ampas Tebu (AAT) dan Limbah Boma Bisma Indra (BBI) untuk Pembuatan Paving Block FX Didik Harijanto; Endang Kasiati; Boedi Wibowo; Sulchan Arifin
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.479 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v12i1.2583

Abstract

Pada proses pembuatan besi cor PT Boma Bisma Indra (BBI) ada limbah buangan yang tidak terpakai, berupa pasir silika. Pasir silika ini sebagai bahan tambahan agregat halus dalam campuran paving block yang mempunyai keunggulan yaitu porositasnya kecil, kepadatan, kekerasan, kekedapannya tinggi, dan banyak mengandung senyawa SiO2 yang bersifat sebagai silika reaktif. Pada penelitian ini pembuatan paving block dilakukan dengan cara menambah sebagian pasir dengan limbah BBI yaitu dengan variasi; 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dari berat pasir ke masing-masing campuran 1 PC : 1 Pasir : 2 Stenslag : 2 Abu Batu dengan bahan tambahan AAT 10% yang diambil dari berat semen. Stenslag yang digunakan mempunyai ukuran 5 mm. Pembuatan paving block dengan ukuran P = 21 cm, L = 10,5 cm, dan T = 6 cm. Uji kuat tekan dilakukan pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari dan resapan pada umur 28 hari. Dari hasil pengujian  didapatkan hasil tertinggi pada variasi penambahan limbah 10% dan AAT 10% dengan kuat tekan  sebesar 589,51 kg/cm2yang telah memenuhi standar kuat tekan SNI 03-0691-1996, yakni mutu A dan resapan yang optimum pada variasi penambahan limbah 20% dan AAT 10% sebesar 3,12%, telah memenuhi standar resapan, yakni mutu B.
Pengaruh Kehalusan Pasir terhadap Kuat Tekan Beton Boedi Wibowo; Endang Kasiati; Triaswati Triaswati; Dewi Pertiwi
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 10, No 2 (2012)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.2 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v10i2.2667

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah kehalusan material pasir yang digunakan dalam campuran beton. Penelitian ini ditujukan untuk mengukur perbedaan kuat tekan beton akibat pengunaan bahan pasir zone I dan Zone III. Faktor Air Semen (FAS) divariasi sebesar 0,3, 0,5, dan 0,6 serta campuran fly ash ditetapkan sebesar 20% untuk semua sampel. Kuat tekan rencana ditetapkan sebesar 300 kg/cm2 dengan benda uji berbentuk silinder yang memiliki diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Hasil pengujian kuat tekan sampel pada umur 28 hari adalah sebagai berikut: Untuk FAS 0,6, sampel dengan campuran pasir zone I dan zone III menghasilkan kuat tekan lebih kecil dari 300 kg/cm2. Untuk FAS 0,5, sampel dengan campuran pasir zone I menghasilkan kuat tekan 402,57  kg/cm2 dan zone III menghasilkan kuat tekan 351,56 kg/cm2. Sedangkan untuk FAS 0,3, sampel dengan campuran pasir zone I menghasilkan kuat tekan 560,476 kg/cm2 dan zone III menghasilkan kuat tekan 663,83 kg/cm2.
Studi Awal Pemanfaatan Lusi sebagai Bahan Bangunan dengan Tambahan Tanah Sawah, Semen dan Kapur Endang Kasiati; Boedi Wibowo
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 8, No 2 (2010)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.641 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v8i2.2720

Abstract

Mei 2006, bangsa Indonesia digemparkan dengan luapan lumpur yang bercampur dengan gas alam yang berasal dari lubang galian PT. Lapindo Brantas. Luapan lumpur yang terus menerus menimbulkan ide untuk memanfaatkan limpahan lumpur tersebut menjadi alternatif bahan bangunan, seperti halnya yang telah dilakukan dengan limbah lumpur dari PDAM. Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan, baik untuk memanfaatkan lumpur tersebut menjadi batu bata bakar, batako, paving dan sebagainya. Namun bagaimana karakteristik lumpur sebenarnya jika dijadikan sebagai bahan bangunan,ini adalah inti dari penelitian berikut ini. Sebagai study awal dari pemanfaatan lumpur Sidoarjo sebagai bahan bangunan, digunakan campuran Lumpur Sidoarjo (Lusi) dengan tambahan Tanah Sawah, Semen dan pada akhirnya digunakan kapur sebagai bahan pengganti semen yang nantinya akan dibentuk benda uji mortar. Komposisi yang digunakan adalah 40%, 50%, 55%, dan 60% Lusi dengan variasi 3%, 6% dan 9% PC yang nantinya akan divariasi lagi dengan pengurangan semen terhadap kapur. Setelah dicetak, maka mortar akan diuji dalam usia 7, 14, dan 28 hari setelah dilakukan  rendaman di dalam air. Dari hasil uji tekan didapatkan kuat tekan maksimal sebesar 46,7 kg/cm2 yaitu dari komposisi 60% lumpur 31% tanah sawah dan 9% semen. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat arahkan menjadi bahan bangunan semisal untuk bata beton berlubang Mutu HB 35 (35 kg/cm2), batu bata kelas 25 (25kg/cm2) dan genteng.
Pilinan Bambu sebagai Alternatif Pengganti Tulangan Tarik pada Balok Beton Endang Kasiati; Boedi Wibowo
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2010)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.943 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v8i1.2729

Abstract

Baja tulangan adalah produk olahan hasil tambang yang akan habis. Sebagai alternatif dicoba pemakaian tulangan bambu yang murah dan berkekuatan tinggi. Penelitian ini akan membandingkan kuat tarik Bambu Apus/Tali, Bambu Ori, dan Bambu Jawa/Kèlès yang sudah dipilin dengan tegangan leleh baja tulangan mutu U-22. Bambu akan diambil bagian kulitnya, dengan dimensi 1x3x750 mm. Bagian kulit diambil tiga helai dan dipilin, kemudian 15 pilinan disatukan dengan kawat bendrat sepanjang pilinan bambu dengan jarak 20 mm. Lalu, dilakukan uji kuat tarik dengan acuan tegangan leleh baja tulangan mutu U-22 pada PBBI 1971. Pilinan bambu jenis yang paling kuat akan diaplikasikan pada balok beton fc-22,5 dengan dimensi 20x40x100 cm. Dari hasil evaluasi ternyata kuat tarik pilinan bambu tidak dapat melebihi tegangan leleh baja tulangan mutu U-22. Kuat tarik pilinan bambu rata-rata terbesar adalah 1.989,97 kg/cm2, lebih kecil 9,55 % dari baja mutu U-22, yaitu dari bambu jenis Apus. Gaya lentur yang dihasilkan dari balok bertulangan pilinan bambu apus lebih besar 75,49 % dari hasil perhitungan balok normal secara teoritis menggunakan tegangan baja.