Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Rasio Tulangan Pada Balok Ditinjau Dari Kurvatur Daktilitas Dengan Mutu Baja Fy 400 Mpa Pertiwi, Dewi; Hakiki, Abdi
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2019: Menuju Penerapan Teknologi Terbarukan pada Industri 4.0: Perubahan Industri dan Transformasi P
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.721 KB)

Abstract

Balok merupakan suatu komponen penting pembentuk struktur, ini dikarenakan sistemnya saling mengikat antara komponen satu dengan yang lain. Untuk meningkatkan kekuatan, kekakuan dan daktilitas balok beton bertulang dapat dilakukan dengan penambahan tulangan. Dengan adanya penambahan tulangan pada balok beton bertulang akan berpengaruh terhadap peningkatan daktilitas yang dimiliki balok tersebut. Dengan semakin baik sifat daktail yang dimiliki balok berarti akan menghindari keruntuhan pada struktur secara tiba-tiba. Daktilitas suatu komponen struktur dapat dilihat dari hubungan momen dan kurvatur, sehingga dapat diketahui kemampuan struktur tersebut dalam berdeformasi. Pada penelitian ini benda uji berbentuk balok berdimensi 20x20x60 cm ,menggunakan tulangan 2D16,3D16,4D16 dengan mutu beton f?c 25 Mpa yang dikombinasikan dengan baja tulangan mutu, fy 400 mpa . Pengujian kuat lentur menggunakan pembebanan satu bending dengan perletakan sendi-rol. Proses pembacaan dan pencataan dilakukan pada setiap fase crack, yield dan ultimate. Sehingga dari situ dapat diketahui besar defleksi yang terjadi pada tiap fase. Dari hasil uji lentur dapat di-analisa nilai momen lentur, tegangan lentur dan daktiliasnya. Untuk nilai momen dan tegangan lentur beton didapat hasil yang sama, dari tulangan 2D16 ? 3D16 mengalami peningkatan sebesar 44,71%, untuk tulangan 3D16 ? 4D16 sedikit mengalami penurunan sebesar 0,5%. Sedangkan untuk nilai daktilitas hasil yang paling baik ada pada tulangan 3D16 dengan rasio sebesar 0,0141. Sama halnya dari analisa daktilitas secara teoritis grafik hubungan momen dan kurvatur tulangan 3D16 adalah yang paling baik. Jadi, nilai rasio yang dihasilkan semakin kecil maka pengaruh terhadap daktiltias balok akan semakin bagus.
PENGARUH VARIASI FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN DENGAN COPPER SLAG PENGGANTI SEBAGIAN PASIR UNTUK BETON MUTU 42 MPA Ferdian Adhitia; Dewi Pertiwi
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.523 KB) | DOI: 10.22225/pd.9.1.1676.80-86

Abstract

At the smelting plant of PT Smelting Company Gresik produces waste in the form of copper slag. Copper slag waste has several advantages including increasing concrete compressive strength, reducing heat hydration, increasing resistance to sulfate in seawater, reducing alkali-silica and chloride attack. Probolinggo power plant there is the waste product from burning coal. The waste is divided into two types. The flying waste is fly ash obtained by being captured by other particle filtration equipment before the exhaust gas reaches the coal chimney. Whereas the waste that goes down is called bottom ash. This study uses copper slag waste as a partial replacement for sand with fly ash as a partial replacement for cement. The variant used are 40% copper slag, 40% copper slag + 5% fly ash, 40% copper slag + 7.5% fly ash, 40% copper slag + 10% fly ash. Copper slag comes from PT. Smaleting Company Gresik, while the fly ash from PT. Paiton. Tests carried out at PT. SCG Readymix. Test carried out at the age of 14 days, 28 days and 56 days. Normal concrete compressive strength was obtained more than 42 MPa, the highest compressive strength at a variation of 40% copper slag + 10% fly ash with compressive strength of 58.13 MPa at the age of 56 days.
IbM KELOMPOK TANI KAMPUNG LELE DI MOROKREMBANGAN SURABAYA Pertiwi, Dewi; Mardiana, Christin
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bozem Morokrembangan yang bagian dari wilayah kampung gadukan menjadi sebuah permasalahan yang selama ini selalu menjadi tempat yang kumuh penuh sampah dan enceng gondok; dari keperdulian kader lingkungan mengubah permasalahan itu menjadikan sebuah lahan produktif. Kelompok Tani ikan lele ini terdapat di kampung gadukan yang memiliki kegiatan budidaya ikan lele dan kerupuk ikan lele ingin menjadi salah satu kampung unggulan di Kota Surabaya sebagaimana yang di programkan oleh Pemerintah Kota. Tampilan kemasan kerupuk tampak kurang menarik sehingga perlu adanya pengembangan desain kemasan agar menambah nilai jual dari produk-produk tersebut. Perlunya pengembangan produk makanan olahan baru yang berbahan dasar ikan lele (nugget dan bakso) untuk meningkatkan pemasaran ikan lele dan mengembangkan usaha Kelompok Tani menjadi kampung yang mandiri. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan pemasaran dari Kelompok Tani ikan lele dengan cara mengajarkan Kelompok Tani membuat produk olahan baru dari ikan lele berupa nugget dan bakso; memberikan pelatihan dan workshop desain kemasan produk untuk menjadikan kemasan yang lebih bagus dan memiliki brand tersendiri; Kelompok Tani memiliki marketing tools untuk menunjang pemasarannya; Kelompok Tani memiliki website untuk menjangkau pemasaran yang lebih luas; serta mempunyai pembukuan administratif yang berkomputerisasi
Analisis Pengikatan Awal Dan Pengerasan Semen Menggunakan Gula Pasir (Retarder) Ditinjau Dari Kuat Tekan Beton Qirom, Ori Feizal; Pertiwi, Dewi
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2020: Memberdayakan Riset dan Inovasi untuk Teknologi yang Berkelanjutan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

temperatur suhu udaranya tinggi menyebabkan proses hidrasi yang lebih cepat dibandingkan kondisi normal, maka pada pengusaha beton menggunakan retarder sebagai bahan tambahan memperlambat pengerasan, untuk bahan tamabahan yang dapat memperlambat pengerasan adalah sukrosa yang dimana juga terkandung didalam Gula Pasir, sehingga dapat dijadikan alternatif dari bahan kima adiktif karena mudah didapat dipasaran. Penelitian ini menggunakan ekperimen pada setiap campuran beton normal dan ditambahakan Gula Pasir dengan persentase 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% dari berat semen. Dengan lilakukanya pengujian vikat dengan penabahan gula pasir sebagai memperlambat waktu pengikatan dan pengeringan semen melambat.  Berdasarkan hasil pengujian, nilai kuat tekan dengan perawatan beton usia dari 3 hari, 28 hari, 56 hari, dengan rencana variasi beton normal dan beton menggunakan bahan tamabahan gula pasir (GP 0,1%, GP 0,2%, GP 0,3%, GP 0,4%) dari berat semen dan sesuai dengan mutu beton rencana fc’ 30 Mpa adalah usia 56 hari, beton gula pasir (GP 0,4%)  adalah 39,15 Mpa dengan waktu pengikatan 285 menit dan pegerasan semen 390 menit, yang dapat dsimpulkan untuk penamabahan persentase gula pasir mengakibatkan lama waktu pengikatan dan pengerasan dengan nilai kuat tekan yang sesuai rencana.
Perbandingan Penggunaan Pasir Lumajang dengan Pasir Gunung Merapi terhadap Kuat Tekan Beton Dewi Pertiwi; Boedi Wibowo; Endang Kasiati; Triaswati MN; Ari Gandhi Sabban
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.25 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v9i2.2686

Abstract

Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik, agregat kasar, agregat halus, air, dan bahan tambahan. Dalam penelitian ini ada dua jenis agregat halus yang dipergunakan yakni pasir lumajang dan pasir gunung merapi. Pasir gunung Merapi merupakan pasir dengan kualitas baik, dikarenakan partikelnya yang memiliki sudut. Pola partikel yang memiliki sudut itulah yang membuat ikatan pasir gunung merapi degan semen menjadi lebih kuat. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini mencoba untuk melakukan perbandingan pasir lumajang dengan pasir gunung merapi terhadap kuat tekan beton. Metode pembuatan benda uji menggunakan beton silinder (Ø15 cm, tinggi 30 cm) dengan kuat tekan rencana 30 Mpa, menggunakan variasi Faktor Air Semen (FAS) 0.6, 0.5, 0,4 dan 0,3 serta dicampurkan dengan Fly Ash 20%. Dari hasil penelitian didapatkan hasil pada FAS 0,6 kuat tekan beton untuk pasir Lumajang sebesar 273,964 dan pasir Gunung Merapi  270,094 ini semua tidak memenuhi kuat tekan rencana ,yang memenuhi kuat tekan beton rencana yakni pada FAS 0,5 pasir Lumajang mengalami peningkatan sebesar 27% yakni 411,499 kg/cm2, sedangkan pasir Gunung Merapi mengalami peningkatan sebesar 22,9% yakni 389,351 kg/cm2. Pada FAS 0,4 pasir Lumajang mengalami peningkatan sebesar 32,6% yakni 445,728 kg/cm2, sedangkan pasir Gunung Merapi mengalami peningkatan sebesar 36,5% yakni 472,716 kg/cm2. Pada FAS 0,3 pasir Lumajang mengalami peningkatan sebesar 48,3% yakni 580,432 kg/cm2, sedangkan Pasir Gunung Merapi mengalami peningkatan sebesar 54,7% yakni 663,224 kg/cm2. 
Pengaruh Kehalusan Pasir terhadap Kuat Tekan Beton Boedi Wibowo; Endang Kasiati; Triaswati Triaswati; Dewi Pertiwi
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 10, No 2 (2012)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.2 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v10i2.2667

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah kehalusan material pasir yang digunakan dalam campuran beton. Penelitian ini ditujukan untuk mengukur perbedaan kuat tekan beton akibat pengunaan bahan pasir zone I dan Zone III. Faktor Air Semen (FAS) divariasi sebesar 0,3, 0,5, dan 0,6 serta campuran fly ash ditetapkan sebesar 20% untuk semua sampel. Kuat tekan rencana ditetapkan sebesar 300 kg/cm2 dengan benda uji berbentuk silinder yang memiliki diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Hasil pengujian kuat tekan sampel pada umur 28 hari adalah sebagai berikut: Untuk FAS 0,6, sampel dengan campuran pasir zone I dan zone III menghasilkan kuat tekan lebih kecil dari 300 kg/cm2. Untuk FAS 0,5, sampel dengan campuran pasir zone I menghasilkan kuat tekan 402,57  kg/cm2 dan zone III menghasilkan kuat tekan 351,56 kg/cm2. Sedangkan untuk FAS 0,3, sampel dengan campuran pasir zone I menghasilkan kuat tekan 560,476 kg/cm2 dan zone III menghasilkan kuat tekan 663,83 kg/cm2.
Pengaruh Rasio Tulangan Pada Balok Ditinjau Dari Kurvatur Daktilitas Dengan Mutu Baja Fy 400 Mpa Dewi Pertiwi; Abdi Hakiki
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2019: Menuju Penerapan Teknologi Terbarukan pada Industri 4.0: Perubahan Industri dan Transformasi P
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balok merupakan suatu komponen penting pembentuk struktur, ini dikarenakan sistemnya saling mengikat antara komponen satu dengan yang lain. Untuk meningkatkan kekuatan, kekakuan dan daktilitas balok beton bertulang dapat dilakukan dengan penambahan tulangan. Dengan adanya penambahan tulangan pada balok beton bertulang akan berpengaruh terhadap peningkatan daktilitas yang dimiliki balok tersebut. Dengan semakin baik sifat daktail yang dimiliki balok berarti akan menghindari keruntuhan pada struktur secara tiba-tiba. Daktilitas suatu komponen struktur dapat dilihat dari hubungan momen dan kurvatur, sehingga dapat diketahui kemampuan struktur tersebut dalam berdeformasi. Pada penelitian ini benda uji berbentuk balok berdimensi 20x20x60 cm ,menggunakan tulangan 2D16,3D16,4D16 dengan mutu beton f’c 25 Mpa yang dikombinasikan dengan baja tulangan mutu, fy 400 mpa . Pengujian kuat lentur menggunakan pembebanan satu bending dengan perletakan sendi-rol. Proses pembacaan dan pencataan dilakukan pada setiap fase crack, yield dan ultimate. Sehingga dari situ dapat diketahui besar defleksi yang terjadi pada tiap fase. Dari hasil uji lentur dapat di-analisa nilai momen lentur, tegangan lentur dan daktiliasnya. Untuk nilai momen dan tegangan lentur beton didapat hasil yang sama, dari tulangan 2D16 – 3D16 mengalami peningkatan sebesar 44,71%, untuk tulangan 3D16 – 4D16 sedikit mengalami penurunan sebesar 0,5%. Sedangkan untuk nilai daktilitas hasil yang paling baik ada pada tulangan 3D16 dengan rasio sebesar 0,0141. Sama halnya dari analisa daktilitas secara teoritis grafik hubungan momen dan kurvatur tulangan 3D16 adalah yang paling baik. Jadi, nilai rasio yang dihasilkan semakin kecil maka pengaruh terhadap daktiltias balok akan semakin bagus.
Analisis Pengikatan Awal Dan Pengerasan Semen Menggunakan Gula Pasir (Retarder) Ditinjau Dari Kuat Tekan Beton Ori Feizal Qirom; Dewi Pertiwi
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan 2020: Memberdayakan Riset dan Inovasi untuk Teknologi yang Berkelanjutan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

temperatur suhu udaranya tinggi menyebabkan proses hidrasi yang lebih cepat dibandingkan kondisi normal, maka pada pengusaha beton menggunakan retarder sebagai bahan tambahan memperlambat pengerasan, untuk bahan tamabahan yang dapat memperlambat pengerasan adalah sukrosa yang dimana juga terkandung didalam Gula Pasir, sehingga dapat dijadikan alternatif dari bahan kima adiktif karena mudah didapat dipasaran. Penelitian ini menggunakan ekperimen pada setiap campuran beton normal dan ditambahakan Gula Pasir dengan persentase 0,1% 0,2% 0,3% 0,4% dari berat semen. Dengan lilakukanya pengujian vikat dengan penabahan gula pasir sebagai memperlambat waktu pengikatan dan pengeringan semen melambat.  Berdasarkan hasil pengujian, nilai kuat tekan dengan perawatan beton usia dari 3 hari, 28 hari, 56 hari, dengan rencana variasi beton normal dan beton menggunakan bahan tamabahan gula pasir (GP 0,1%, GP 0,2%, GP 0,3%, GP 0,4%) dari berat semen dan sesuai dengan mutu beton rencana fc’ 30 Mpa adalah usia 56 hari, beton gula pasir (GP 0,4%)  adalah 39,15 Mpa dengan waktu pengikatan 285 menit dan pegerasan semen 390 menit, yang dapat dsimpulkan untuk penamabahan persentase gula pasir mengakibatkan lama waktu pengikatan dan pengerasan dengan nilai kuat tekan yang sesuai rencana.
KAJIAN RISIKO RAWAN LONGSOR PADA DAERAH PENGEMBANGAN PANAS BUMI DI KECAMATAN NGEBEL DAN SEKITARNYA, KABUPATEN PONOROGO, PROVINSI JAWA TIMUR Hendrik Kusuma Atmaja; Dewi Pertiwi
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan Inovasi Teknologi Infrastruktur Berwawasan Lingkungan
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi panas bumi, namun juga terdapat potensi wisata serta potensi bahan galian. Selain itu Kecamatan Ngebel juga memiliki potensi negatif berupa potensi longsor. Hal ini melatarbelakangi peneliti untuk melakukan sebuah kajian geologi lingkungan berdasarkan aspek kebencanaan yakni dengan mengkaji risiko rawan longsor pada daerah pengembangan panas bumi pada Kecamatan Ngebel Sekitarnya, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Dalam menentukan zonasi risiko rawan longsor pada daerah pengembangan panas bumi, peneliti menggabungkan Peta Sebaran Ancaman Longsor dengan Peta Kerentanan Longsor yang kemudian menghasilkan Peta Zonasi Risiko Rawan Longsor berdasarkan Rumusan Wisner. Dimana Peta Sebaran Ancaman Longsor didapat dengan melakukan pemetaan geologi guna menentukan sebaran titik-titik longsor, dan Peta Kerentanan Longsor didapat dari melakukan overlay pada beberapa peta tematik. Selain itu peneliti juga melengkapi kajian ini dengan mencantumkan data sifat fisik tanah dan batuan, data curah hujan, data jenis vegetasi serta data kependudukan daerah penelitian sepanjang tahun 2014 dalam jurnal ditahun 2015 sebagai data pendukung. Terdapat 3 zonasi risiko rawan longsor berdasarkan beberapa parameter yang digunakan dalam penelitian, dimana daerah penelitian sebagai daerah pengembangan panas bumi sangatlah rawan terhadap potensi gerakan tanah. Sehingga tujuan dari penelitian ini yakni sebagai rujukan dalam pengembangan pembangunan dilokasi penelitian.
SOSIALISASI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI LINGKUNGAN RW 02 KELURAHAN KERTAJAYA KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA Jenny Caroline; Siti Choiriyah; Mila Kusuma Wardani; Dewi Pertiwi; Theresia Maria CA; Ratih Sekartadji; Arintha Indah Dwi Syafiarti; Yanisfa Septiarsilia; Kurnia Hadi Putra
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 9: Februari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i9.1236

Abstract

Pengabdian masyarakat merupakan salah satu dari kegiatan tri darma perguruan tinggi, tujuan dari kegiatan ini adalag untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan masyarakat. Jurusan Teknik Sipil – Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan topik ‘’Sosialisasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Lingkungan RW 02 Kelurahan Kertajaya Kecamatan Gubeng Kota Surabaya’’ yang bekerja sama dengan masyarakat dan perangkat RW 02 Kecamatan Kertajaya Kecamatan Gubeng Kota surabaya dan sosialisassi dilakukan di balai RW. Hasil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat yang dilakukan dengan kegiatan sosialisasi Pengolahan Sampah Rumah Tangga kepada warga setempat adalah adanya pemanfaatan sampah rumah tangga yang dijadikan sebagai kerajinan tangan dan memiliki nilai ekonomis. Adanya pemberdayaan masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga agar dapat mengembangkan kreativitasnya melalui pelatihan membuat kerajinan tangan yang bernilai jual sehingga dapat meningkatkan penghasilan mereka. Dengan demikian kami sebagai civitas akademik memberikan edukasi dan ilmu kami untuk warga setempat di masa pandemi COVID-19 saat ini
Co-Authors Abdi Hakiki Achmad Jaelani Agusdini, Theresia Maria Ahmad Wahyu Setiawan Alifa, Asyika Nur Apriyanto, Arie Fauzi Ari Gandhi Sabban Arifin, Moch.Ali Arintha Indah Dwi Syafiarti Armijon . Arsid Awalya, Rahmannisa Syifa Bantot Sutriono, Bantot Boedi Wibowo Budi P, Atik Christin Mardiana Chriswanto, Evelyn Jennis Clarence, Johann Dewi Astuti Diah Listyaningsih Dita Kamarul Fitriyah Dumilah, Jelita Retno Eka Susanti Eka susanti Eka Susanti Eko Rahmadi Endang Kasiati Farchan, Muchamad FAUZI, HARIS Felicia Tria N Ferdian Adhitia Ferdian Adhitia Ananda Gemiartha, Celine Morgan Godwin, Danniel Tristano L. Gunawan, Marvel Gustiaranti, Audrey Agdennia Hakiki, Abdi Hapsari, Rachel Cintantya Hayat, Nurul Hendrik Kusuma Atmaja Heri Istiono Ibram Bramasta Arifin Ihsanul Hafiz Indra Komara, Indra Indra Sari, Hastuti Istiono, Heri Jaka Propika Jaka Propika Jenny Caroline Kartiko, Andi Susilo Katili, Kevin Khoir, Fatihul Kurnia Hadi P Kurnia Hadi Putra Kurniawan, Mochammad Rizky Laelawati, Kania Mahendra Nata, Eric Vianto Maulana Maulana, Maulana Melinda, Graceline Michella Beatrix Mila Kusuma Wardani Muhammad Risky Mahensa Muliadji, Adelia MULYADI Natalia, Vicencia Giovenna Nur Laelatul Fadiyah Nurul Rochmah Ori Feizal Qirom Pratama, Eric Prayogo, Nathania Cherryl Qirom, Ori Feizal Rahardjo, Richie Farandy Rahmalia Salma Rahmasari, Anggraeni Rio Andri Ansyah Risky Murinda Risqy K, Rachmad Ryanditama Pramudya Santoso, Nicholas Adi Sekartadji, Ratih Setiadiwiria, Mahersya Christiani Siti Choiriyah Sofian, Merviona Sugianto, Kenneth Suprapto, Widjojo Teguh, Ansella Jovita Theresia Maria CA Theresia Maria CA Theresia MCA Triaswati MN Triaswati Triaswati Wahyu Setiawan, Ahmad Wijaya, Feysya Sandrina Wiranata, Destya Wongso, Samuel Alfred Yanisfa Septiarsilia