Sulchan Arifin
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

OPTIMIZING THE USE OF ROCK ASH AS FINE AGGREGATES WITH THE ADDITION OF ADDITIVES TO THE CONCRETE MIXTURE WITH A COMPRESSIVE STRENGTH OF 350 Kg/cm2 Triaswati; Srie Subekti; Sulchan Arifin; Febri Aditya
Journal of Civil Engineering Science and Technology (CI-TECH) Vol. 1 No. 01 (2020): October 2020
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL - UPN "VETERAN" JAWA TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/ci-tech.v1i01.24

Abstract

Stone dust nowadays is a side product of the stone crushing industry, the quality of which is quite a lot that it becomes a waste that needs to be handled. This study is intended to find out the composition of stone dust by adding some additive substance type D and type F to reach a compressive strength of 350 kg/cm2. The variation of percentage of stone dust on the composition of concrete mixture is 0%, 20%, 40%, 60%, 80%, 100%. The design of concrete mixture composition refers to the procedure of making preparation of the normal concrete mixture. SNI 03-2384-1993. The size of the cylinder test object is 15 cm in diameter and 30 cm in height. The result of this research shows that the mixture using stone dust has quite an effect on the compressive strength of concrete. From the result of the experiment, it is shown that for compressive strength of 350 kg/cm2, we can use 100% of stone dust with a resulted compressive strength of 445 kg/cm2.
Stabilisasi Tanah Pandaan dengan Bitumen untuk Subgrade Jalan Raya Djoko Sulistiono; Sulchan Arifin; Chomaedhi Chomaedhi
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2006)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.008 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v1i1.2768

Abstract

menjadi lebih baik. Tanah dasar jalan (subgrade) yang jelek bisa diperbaiki sifat fisiknya dengan stabilisasi kimia (butimen). Kondisi tanah dasar yang baik mampu mempertipis lapisan perkerasan di atas, tetapi stabilisasi butimen mempunyai persyaratan berbeda dengan bahan stabilisasi kimia lainnya. Permasalahan, sampai sejauh mana kemampuan butimen sebagai bahan stabilisasi? Metode penelitian laboratorium mengikuti cara Bina Marga, tanah yang akan distabilisasi diambil dari daerah Pandaan Jawa Timur untuk ditest Atterberg, test Proktor dan CBR. Kemudian tanah dicampur dengan butimen pada variasi kadar butimen 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, untuk kemudian dilakukan test Atterberg, Proktor dan CBR. Selanjutnya dievaluasi perubahan fisik sehubungan penambahan bahan butimen tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah Pandaan dalam kondisi asli memenuhi syarat sebagai tanah dasar jalan (subgrade), terlihat dari harga Indeks Plastisitas (PI) = 7,04% < PI maximum = 10% dan CBR = 11,33% > CBR minimum = 6%. Tanah Pandaan juga memenuhi syarat distabilisasi butimen karena batas cair (LL) = 23,50% < 30%, Indeks Plastisitas (PI) = 7,04 < 12% dan presentase lolos ayakan no. 200 = 41,84% < 50%. Tetapi setelah ditambah butimen ternyata harga LL dan PI menjadi lebih besar / kurang baik. Kemudian harga CBR juga semakin mengecil pada kondisi kering, karena tanah campuran menjadi lebih plastis. Kadar butimen yang paling optimum, bila memang diperlukan stabilisasi butimen, adalah 2%.
Penambahan Abu Ampas Tebu (AAT) dan Limbah Boma Bisma Indra (BBI) untuk Pembuatan Paving Block FX Didik Harijanto; Endang Kasiati; Boedi Wibowo; Sulchan Arifin
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 12, No 1 (2014)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.479 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v12i1.2583

Abstract

Pada proses pembuatan besi cor PT Boma Bisma Indra (BBI) ada limbah buangan yang tidak terpakai, berupa pasir silika. Pasir silika ini sebagai bahan tambahan agregat halus dalam campuran paving block yang mempunyai keunggulan yaitu porositasnya kecil, kepadatan, kekerasan, kekedapannya tinggi, dan banyak mengandung senyawa SiO2 yang bersifat sebagai silika reaktif. Pada penelitian ini pembuatan paving block dilakukan dengan cara menambah sebagian pasir dengan limbah BBI yaitu dengan variasi; 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% dari berat pasir ke masing-masing campuran 1 PC : 1 Pasir : 2 Stenslag : 2 Abu Batu dengan bahan tambahan AAT 10% yang diambil dari berat semen. Stenslag yang digunakan mempunyai ukuran 5 mm. Pembuatan paving block dengan ukuran P = 21 cm, L = 10,5 cm, dan T = 6 cm. Uji kuat tekan dilakukan pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari dan resapan pada umur 28 hari. Dari hasil pengujian  didapatkan hasil tertinggi pada variasi penambahan limbah 10% dan AAT 10% dengan kuat tekan  sebesar 589,51 kg/cm2yang telah memenuhi standar kuat tekan SNI 03-0691-1996, yakni mutu A dan resapan yang optimum pada variasi penambahan limbah 20% dan AAT 10% sebesar 3,12%, telah memenuhi standar resapan, yakni mutu B.
Tingkat Pelayanan (Los) Trotoar Pada Ruas Jalan Utama Kota Surabaya (Kasus Jalan Wonokromo, Jalan Raya Darmo, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Urip Sumohardjo, Jalan Embong Malang, dan Jalan Tunjungan) Djoko Sulistiono; Amalia Firdaus Mawardi; Sulchan Arifin
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 14, No 2 (2016)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.787 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v14i2.3049

Abstract

Pertumbuhan ekonomi yang pesat di kota besar Indonesia, termasuk Surabaya diikuti peningkatan pergerakan orang/barang. Pergerakan ini khususnya pergerakan pejalan kaki harus di fasilitasi oleh Pemerintah dengan penyediaan trotoar yang memadai. Demikian pula yang terjadi di daerah perdagangan, perkantoran di kota Surabaya, seperti trotoar ruas Jalan Wonokromo, Jalan Raya Darmo, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Urip Sumohardjo, Jalan Embong Malang, dan Jalan Tunjungan. Permasalahan, bagaimana tingkat pelayanan (LOS) trotoar tersebut diatas dan bagaimana hubungan kecepatan dan kepadatan arus pejalan kaki, yang hasilnya bisa terjawab melalui pembahasan. Pembahasan mengenai tingkat pelayanan mengacu pada Peraturan Menteri Perkerjaan Umum No 03/PRT/M/2014. Kemudian dengan data yang diperoleh dari survey primer volume pejalan kaki, kondisi setempat dan data sekunder dari instansi yang berwenang seperti fungsi jalan maka dapat ditentukan tingkat pelayanan trotoar.Hasil pembahasan sesuai Peraturan Menteri (2014) diperoleh tingkat pelayanan trotoar pada semua ruas jalan adalah A. Selain itu, diperoleh hubungan antara kecepatan, kepadatan dan volume pejalan kaki. Hubungan tersebut diantaranya yang paling kuat adalah hubungan antara kecepatan dan kepadatan pada trotoar Jalan Urip Sumohardjo sisi barat, dengan persamaan Y = -2176X + 67,53 pada R2 = 0,62 dan r = 0,78. Hubungan antara volume pejalan kaki dan kepadatan sangat kuat pada semua trotoar ruas jalan dengan R2  > 0,95. Salah satu yang terkuat adalah trotoar ruas Jalan Basuki Rahmat sisi barat dengan persamaan Y = -677,14 X2 + 57,349X + 0,0004 pada R2 = 0,99 dan r = 0,998.
Evaluasi Struktur Beton Outfall Condenser di PLTU Tarahan Muhammad Sigit Darmawan; Nur Achmad Husin; Ridho Bayuaji; Dicky Imam Wahyudi; Srie Subekti; Ibnu Pudji Rahardjo; Sungkono Karsidi; Sulchan Arifin; R. Buyung Anugraha Affandhie; Yuyun Tajunnisa
Sewagati Vol 4 No 3 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.497 KB)

Abstract

Sistem kerja PLTU menggunakan dua komponen, yaitu komponen utama dan komponen pendukung. Salah satu komponen pendukung adalah outfall discharge tunnel (outfall condenser). PLTU UPP Tarahan telah menetapkan PT ITS Tekno Sains (ITSTS) untuk melakukan assessment pada outfall condenser karena berada di lingkungan korosif dan telah beroperasi selama 12 tahun. Langkah assessment yang dilakukan yaitu (1) survei pendahuluan dan pengumpulan data sekunder, (2) survei lapangan, (3) pengujian lapangan dan pengambilan sampel (data primer), (4) melakukan pengujian di laboratorium, (5) melakukan pemodelan dan analisis struktur, (6) melakukan perhitungan sisa kekuatan struktur akibat korosi, (7) usulan metode perbaikan serta (8) estimasi biaya perbaikan. Hasilnya, retak pada outfall condenser pada hasil inspeksi visual umumnya dapat dimasukkan dalam kategori ringan dan hanya beberapa titik yang sudah masuk kategori berat karena tulangannya sudah mengalami korosi dan terbuka. Pengujian destructive maupun non-destructive menunjukkan kekuatan beton sudah diatas mutu yang direncanakan yaitu sebesar 21 MPa. Namun, hasilnya belum memenuhi syarat mutu beton untuk lingkungan air laut. Perkiraan kekuatan elemen struktur outfall condenser dengan memperhitungkan efek korosi menggunakan skenario average case yang menunjukkan tidak mengalami penurunan kekekuatan yang signifikan. Hasil assessment tes menyimpulkan bahwa kekuatan beton diatas mutu perencanaan yaitu 21 MPa, namun, hal tersebut masih belum memenuhi syarat mutu beton untuk lingkungan air laut. Perhitungan kekuatan elemen struktur memperhitungkan efek korosi dengan skenario average case. Hasil menunjukkan bahwa tahun 2020 kekuatan outfall condensor berkurang menjadi sebesar 91% dari kekuatan awal. Tahun 2025 menjadi sebesar 82%, dan tahun 2030 menjadi sebesar 74% dari kekuatan awal.