Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analisis Rock Mass Rating Di Tepi Pantai Samabe, Pulau Bali Suprayitno, Abdi; Huda, A M Miftahul; Muntaha, Mohammad
Jurnal Geosaintek Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v5i2.5449

Abstract

Stabilitas batuan dibutuhkan untuk segala infrastruktur yang dibangun di area yang memiliki kemiringan tertentu terutama di daerah lereng terjal. Penelitian ini dilakukan pada lereng bukit di tepi Pantai Samabe yang di atasnya terdapat hotel dengan kemiringan 60˚ – 80˚ dan ketinggian lereng 70 – 80 m dari permukaan laut. Analisa Rock Mass Rating dilakukan untuk memberikan nilai pada lereng batuan tersebut supaya dapat diketahui penanganan yang tepat untuk menjaga kestabilan lerengnya. Ditemukan 4 lokasi pengamatan yang ditandai dengan longsoran minor di beberapa bagiannya, berdasarkan nilai rock mass rating maka ditemukan 3 lokasi pengamatan dengan nilai fair rock dan 1 lokasi pengamatan dengan nilai good rock. Sehingga dapat disimpulkan secara umum kondisi lereng batuan pada lokasi penelitian cukup baik dalam hal kestabilan lereng. Namun demi menjaga kesinambungan kestabilan lereng dimasa mendatang perlu dilakukan penangan lereng yang tepat.
Penelitian Kondisi Tanah Bawah Permukaan Jalan Raya Babat-Bojonegoro-Padangan Muntaha, Mohammad
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 9, No 1 (2011)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.248 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v9i1.2712

Abstract

Permasalahan utama yang sering ditemui pada konstruksi jalan di daerah tropis adalah kerusakan pada perkerasan jalan yang terjadi dalam masa umur pelayanan konstruksinya. Salah satu faktor penyebab yang sangat berperan dalam kerusakan ini adalah kekuatan daya dukung tanah dasarnya (subgrade). Makalah ini bertujuan melihat kondisi tanah bawah permukaan jalan Bojonegoro-Padangan Km 133+500, jalan Babat-Bojonegoro Km 86+400 yang mempunyai masalah pada perkerasannya. Serangkaian penyelidikan geoteknik dan geofisika dilakukan untuk melihat kondisi bawah permukaan jalan. Hasil penelitian menunjukkan sampai kedalaman 30 meter struktur tanah di bawah permukaan jalan merupakan tanah lunak.
Identifikasi Struktur Tanah Bawah Permukaan dan Kedalaman Akuifer Daerah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Manggar Menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Schlumberger Muntaha, Mohammad; Latifah, Jakaria Aspan; Sastrawan, Febrian Dedi
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 17, No 1 (2019)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (848.039 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v17i1.3836

Abstract

Air menjadi persoalan bagi warga sekitar daerah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Manggar Balikpapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kedalaman akuifer dan struktur bawah permukaan sekitar daerah TPA Manggar dengan menggunakan metode geolistrik konfigurasi Schlumberger. Data yang diperoleh pada proses akusisi digunakan untuk menghitung nilai resistivitas semu pada setiap titik pengukuran dan dianalisisi secara kuantitatif dan kualitatif. Proses dilanjutkan dengan inversi menggunakan program IP2 Win sehingga didapatkan nilai resistivitas dan ketebalan lapisan pada setiap titik pengukuran. Hasil pengukuran terlihat bahwa struktur bawah permukaan pada setiap titik pengukuran memiliki kesamaan, yaitu pada lapisan teratas merupakan lapisan top soil dengan lapisan kedap air (impermeable). Dibawahnya  merupakan lapisan lempung yang lolos air (permeable), selanjutnya adalah lapisan  pasir yang memiliki fungsi sebagai lapisan akuifer air tanah. Kedalaman lapisan akuifer air tanah menunjukkan hasil yang berbeda-beda, akuifer terdangkal pada titik pengukuran kedua yaitu 1,15 – 7,68 meter dan akuifer terdalam pada titik pengukuran ketiga yaitu 41,2 – 61,7 meter. Rentang nilai resistivitas akuifer pada tiap titik pengukuran bervariasi berkisar 7,33 Ωm  – 27,4 Ωm.
Karakteristik Fisik Dan Mekanik Tanah Residual Balikpapan Utara Akibat Pengaruh Variasi Kadar Air Mohammad Muntaha; Lintang Caraka; Andika A.I. Saputra
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2018): The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2018i1.3353

Abstract

Kota Balikpapan terletak di dekat garis khaturistiwa yang beriklim tropis mengakibatkan peristiwa alam berupa pembasahan pada musim pen­ghujan dan pengeringan saat musim kemarau yang berlangsung sepanjang tahun. Proses pembasahan dan pengeringan akan mempengaruhi sifat fisik dan mekanik dari tanah, karena perubahan kadar air dapat mengakibatkan perubahan volume tanah. Sampel pengujian tanah residual di ambil dari 3 lereng tanah residual yaitu ITK Balikpapan, PLTU Kariangau Balikpapan, dan PJI Balikpapan Utara; dengan menitikberatkan pengaruh variasi kadar air (pembasahan dan pengeringan) terhadap sifat fisik dan sifat mekanik tanah, pada tanah yang diambil pada kedalaman -0.5 m sampai dengan -1.5 m. Pengujian sifat fisik meliputi berat jenis tanah (γt), berat jenis kering tanah (γd), kadar air (wc), derajat kejenuhan (Sr), porositas (n), angka pori (e), Spesific Gravity (Gs) dan batas Atterberg (LL, PL, PI). Pengujian sifat mekanik yaitu kohesi (c) dan sudut geser dalam (φ). Proses pembasahan dilakukan dengan cara menambahkan kadar air dari kondisi awal (wi) sampai kondisi kadar air jenuh (wsat), variasi penambahan kadar air sebesar 25%, 50%, 75%, dan 100% dari selisih kondisi kadar air. Sedangkan proses pengeringan dilakukan dengan cara mengurangi kada­­­r air­ dari kondisi awal (wi) sampai kondisi kadar air kering (wdry), variasi pengurangan kadar air sebesar 25%, 50%, 75%, dan 100% dari selisih kadar air. Hasil pengujian menunjukkan terjadinya variasi perubahan sifat fisik dan mekanik yang cukup besar selama proses pembasahan dan pengeringan. Pada kedalaman 0,5 m tanah residual ITK, saat pembasahan mengalami penurunan kohesi 30,24%, dan angka pori naik sebesar 42,25%; tanah residual PLTU mengalami penurunan kohesi tanah 15,29%, dan angka pori naik sebesar 35,38%; tanah residual PJI mengalami penurunan kohesi tanah 31,59%, dan angka pori naik sebesar 31,79%. Selama proses pengeringan dari kondisi inisial kekondisi pengeringan 100 %, tanah residual ITK mengalami peningkatan kohesi tanah 34,09%, dan angka pori turun sebesar 55,30%; tanah residual PLTU mengalami peningkatan kohesi tanah 26,01%, dan angka pori turun sebesar 53,40%; dan tanah residual PJI mengalami penigkatan kohesi tanah 29,14%, dan angka pori turun sebesar 53,87%.
42Pemodelan Infiltrasi Air ke Dalam Tanah dengan Alat ”Kolom Infiltrasi” untuk Menghitung Koefisien Permeabilitas Tanah Tidak Jenuh (kw) Mohammad Muntaha
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2010)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.923 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v8i1.2732

Abstract

Secara alami, tanah di alam dapat dibagi menjadi dua kondisi: pertama, tanah berada pada kondisi jenuh sempurna (fully saturated), dan kedua, tanah dalam kondisi jenuh sebagian (partially saturated). Kondisi kejenuhan yang berbeda ini dapat disebabkan oleh adanya perbedaan fase air/kebasahan di dalam struktur partikel-pertikel yang membentuk suatu massa tanah. Satu parameter penting pemahaman perilaku tanah tidak jenuh adalah koefisien permeabilitas tanah tidak jenuh air (kw). Dalam studi ini akan dilakukan penelitian tentang pengaruh perubahan kadar air terhadap koefisien permeabilitas tanah tidak jenuh (kw). Sebuah alat “Kolom Infiltrasi” disiapkan untuk menghitung koefisien permeabilitas tanah tidak jenuh (kw). Persamaan empiris dari Campbell, untuk menghitung koefisien permeabilitas tanah tidak jenuh (kw) digunakan sebagai kalibrasi alat. Dari hasil penelitian, pada kondisi kadar air 12% dengan alat “kolom Infiltrasi” didapat koefisien permeabilitas tanah tidak jenuh (kw) adalah 1,338x10-7 m/s. Dengan kondisi yang sama jika dihitung dengan menggunakan perumusan Campbel koefisien permeabilitas tanah tidak jenuh (kw) adalah 1,35x10-9 m/s. Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan media tanah yang dipakai pengujian berbeda. Campbel menurunkan perumusan, memakai media tanah pasir kelempungan, sedangkan benda uji alat “kolom infiltrasi” adalah lanau kelempungan.
Studi Kestabilan Lereng Alam Tambang Terbuka (Studi kasus: lereng tambang batu kapur Lamongan dan Madura) Mohammad Muntaha
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 14, No 1 (2016)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.478 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v14i1.3041

Abstract

Struktur geologi wilayah Jawa Timur yang tersusun atas Zona Pegunungan, Zona Kendeng, dan Zona Rembang menyebabkan wilayah ini memiliki topografi yang terbentuk oleh batu gamping, batu vulkanik, dan sering dijumpai karst. Secara struktur tanah dengan struktur geologi seperti ini tidak dapat digunakan untuk kegiatan produksi seperti perkebunan, pertanian, dll. Sehingga masyarakat menggunakan wilayah ini untuk pertambangan rakyat. Dalam penambangan kapur terbuka khususnya penambangan yang dikelola oleh masyarakat, desain lereng dan kestabilannya seringkali tidak dianalisa, padahal masalah kestabilan lereng pada suatu tambang terbuka merupakan masalah yang sangat penting karena menyangkut masalah keselamatan manusia, peralatan penambangan, dan infrastruktur lainnya yang berada disekitar lereng galian. Tujuan penelitian ini adalah mengukur karakteristik fisik (kadar air, berat volume, spesifik gravity), dan mekanis batuan (pengujian Unconfined Compressive Strength, Tes Point Load, dan Uji Keausan). Hasil uji karakteristik fisik dan mekanis akan digunakan untuk analisa kestabilan galian (perhitungan angka keamanan), dimana dalam analisa ini dilakukan variasi kemiringan lereng dan getaran dinamis (akibat beban dinamis kendaraan) dengan menggunakan bantuan program Plaxis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari segi kepadatan batuan, batuan lokasi Lamongan lebih padat daripada batuan di lokasi Madura; demikian juga dari segi angka pori, batuan Lamongan lebih kecil daripada batuan Madura. Hasil analisa stabilitas galian lokasi penambangan, untuk lokasi Madura, kondisi aman dicapai apabila pertambangan setinggi H 10 m, maksimal sudut galian adalah 50° dan apabila pertambangan setinggi H 20 m, maksimal sudut galian adalah 30°. Untuk lokasi Lamongan, kondisi aman dicapai untuk seluruh kondisi penggalian, baik H 10 m s/d H 45 m dan sudut galian 30° s/d 90°.
Variasi Kestabilan Lereng Tanggul Sungai Tanah Lanau Tanpa Perkuatan Dibandingkan Dengan Menggunakan Perkuatan Mohammad Muntaha; Aan Fauzi; Deris Faisa R.; Dwi Indriyani; Trihanindyo Rendy Satria
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 18, No 2 (2020)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.526 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v18i2.6749

Abstract

Sebagian besar tanggul sungai adalah merupakan tanggul alami yang di bentuk dengan menggunakan material tanah sekitar. Permasalahan utama pada tanggul alami sungai adalah kelongsoran yang sering terjadi pada bibir/tepi tanggul. Disamping permasa­lahan tanah dasar, persoalan tambahan pada kestabilan tanggul adalah arus sungai, derasnya arus dapat menyebabkan erosi pada lereng tanggul sehingga menyebabkan kelongsoran tanggul. Studi ini mencoba untuk menganalisa kelongsoran pada tanggul sungai dengan kondisi alami dan kondisi dengan perkuatan. Model yang disimulasikan adalah lereng tanggul sungai dengan kemiringan sudut 80° dimana sudut ini dianggap kritis dalam kestabilan tanggul, sedangkan air sungai dimodelkan musim pancaroba, dimana air hampir mendekati kondisi puncak. Kemudian dibuat model variasi kestabilan tanggul tanpa perkuatan, tanggul dengan perkuatan tiresoil di susun vertikal plus angker dan perkuatan tiresoil disusun horisontal plus angker. Hasil pemodelan menunjukkan pada kondisi awal, yaitu tanggul alami di dapatkan angka keamanan kritis adalah 1,342; sedangkan angka keamanan tanggul yang diperkuat dengan tiresoil susun vertikal dan horisontal adalah 3,521 dan 5,166. Hasil permodelan diatas menunjukkan peningkatan angka keamanan yang signifikan pada tanggul yang penggunaan perkuatan tiresoil dibandingkan tanpa perkuatan, hal ini diduga akibat adanya peningkatan kekuatan geser tanah yang dikonstribusikan oleh tiresoil dan angker.
Stabilitas Dinding Penahan Tanah Menggunakan Pondasi Strauss Pile dan Soil Nailing pada Proyek Jalan Lintas Selatan LOT 7 Blitar STA 6+570 Mohammad Muntaha; Fitria Wahyuni; Jannatul Firdausi Nuzula; Deris Faisa Ralindra
Jurnal Aplikasi Teknik Sipil Vol 20, No 4 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.693 KB) | DOI: 10.12962/j2579-891X.v20i4.14725

Abstract

Dinding penahan tanah merupakan salah satu alternatif perkuatan tanah pada lereng.  Dinding penahan tanah biasanya digunakan pada lereng dengan konsistensi tanah lunak untuk menambah daya dukung tanah serta mencegah terjadinya kelongsoran. Selain menggunakan dinding penahan tanah, proyek Jalan Lintas Selatan LOT 7 Blitar juga menggunakan pondasi dangkal (strauss pile) sebagai tambahan perkuatan dari lereng jalan tersebut. Pondasi dangkal yang direncanakan akan dipasang sebanyak 144 titik dengan kedalaman rencana 5,5 meter. Akan tetapi, dikarenakan konsistensi tanah pada kedalaman tertentu merupakan tanah keras, maka pondasi dangkal tidak terpasang sesuai dengan perencanaan. Sehingga diperlukan adanya analisis pada kondisi tersebut dan ditemukan nilai SF terbesar adalah 1.16. Oleh karena itu, direncanakan alternatif perkuatan tambahan berupa soil nailing pada dinding penahan tanah dan pada lereng diatas dinding penahan. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa apabila dipasang soil nailing pada lereng diatas dinding penahan sepanjang 10 meter menghasilkan nilai SF sebesar 1.46.
Analysis of Wind Power Potential in Samiang Bay, Kotabaru, South Kalimantan Fahrur Aslami; Elysa Nensy Irawan; Mohammad Muntaha; Suyatno; Mochamad Sahal
Journal of Renewable Energy and Mechanics Vol. 6 No. 01 (2023): REM VOL 6 NO 01 2023
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/rem.2023.vol6.no01.10763

Abstract

This research was conducted to determine the potential for wind power from the Tamiang Bay area, Kotabaru, South Kalimantan. This study uses data on the average daily wind speed in Tamiang Bay with latitude -4.058883°, longitude 116.050259° obtained from the European Center for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF). Based on the analysis that has been done, the average daily wind speed in Tamiang Bay is 4 m/s for a height of 10 m and 5.98 m/s for a height of 50 m. Through the assumption that using a Gamesa G114-2.5 MW wind turbine with a tower height of 80 m, in one year, the Tamiang Bay area has the potential to produce 2646.58 MWh of wind power. Thus, the Tamiang Bay area is said to be very potential for wind power development.