Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

UJI EKSPERIMENTAL KUAT CABUT PAKU PADA KAYU Sagara, Altho
MEKANIKA Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : MEKANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SNI 7973-2013 yang berjudul Spesfikasi Desain untuk Konstruksi Kayu, adalah peraturan yang digunakan dalam melakukan perancangan konstruksi kayu di Indonesia. Peraturan tersebut memberikan acuan yang baik dalam melakukan perhitungan struktur kayu, baik berupa elemen struktur maupun sambungan dari elemen struktur kayu. Salah satu kekurangan dari peraturan tersebut adalah tidak adanya rumusan / persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya kuat cabut pada alat pengencang mekanik seperti paku dan sekrup. ASTM D 1761 “Standard Test Methods for Mechanical Fasteners in Wood” adalah standar yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian kuat cabut pada elemen pengencang pada kayu seperti paku, sekrup, dan staples. Dari variasi pengujian yang dilakukan didapatkan hubungan antara kuat cabut paku dengan berat jenis, kadar air, arah serat, dan diameter paku yang digunakan. Nilai kuat cabut paku yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar antara 1.86 – 9.28 MPa.
UJI EKSPERIMENTAL KUAT CABUT PAKU PADA KAYU Altho Sagara
MEKANIKA Vol. 1 No. 1 (2016)
Publisher : MEKANIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SNI 7973-2013 yang berjudul Spesfikasi Desain untuk Konstruksi Kayu, adalah peraturan yang digunakan dalam melakukan perancangan konstruksi kayu di Indonesia. Peraturan tersebut memberikan acuan yang baik dalam melakukan perhitungan struktur kayu, baik berupa elemen struktur maupun sambungan dari elemen struktur kayu. Salah satu kekurangan dari peraturan tersebut adalah tidak adanya rumusan / persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya kuat cabut pada alat pengencang mekanik seperti paku dan sekrup. ASTM D 1761 “Standard Test Methods for Mechanical Fasteners in Wood” adalah standar yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian kuat cabut pada elemen pengencang pada kayu seperti paku, sekrup, dan staples. Dari variasi pengujian yang dilakukan didapatkan hubungan antara kuat cabut paku dengan berat jenis, kadar air, arah serat, dan diameter paku yang digunakan. Nilai kuat cabut paku yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar antara 1.86 – 9.28 MPa.
Studi Perbandingan Gedung dengan Iregularitas Horizontal Menggunakan Base Isolation dan Fixed Base Marcellino Arifin; Lidya Fransisca; Altho Sagara
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.687 KB) | DOI: 10.12962/j26151847.v3i2.5882

Abstract

Jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk, salah satunya yaitu rumah tinggal ataupun bangunan dengan fungsi lainnya. Adanya keterbatasan lahan mengakibatkan pembangunan gedung bertingkat semakin berkembang. Dalam mendesain, selain beban gravitasi, tentunya suatu gedung harus mampu menahan beban lateral akibat gempa bumi. Dewasa ini, dilakukan suatu pendekatan untuk mengurangi gaya lateral dengan menggunakan base isolation. Prinsipnya adalah memisahkan struktur bangunan dengan tanah sehingga ketika gempa terjadi, tanah akan tetap mengalami pergerakan tetapi struktur bangunan akan tetap mempertahankan posisinya. Pada penelitian ini, dilakukan analisis perbandingan gedung yang menggunakan base isolation (khususnya lead rubber bearing) dan fixed base. Berdasarkan analisis respons spektrum, penggunaan base isolation dapat mereduksi gaya geser dasar pada gedung, tetapi menyebabkan  gedung menjadi lebih fleksibel pada arah horizontal sehingga gedung memiliki periode dan perpindahan lantai yang lebih besar. Kekakuan horizontal dan kekakuan vertikal yang dimiliki base isolation tidak mampu menahan momen pada dasar gedung sehingga terjadi distribusi momen ke tingkat diatasnya dan meningkatkan kebutuhan tulangan longitudinal balok induk. Berbeda halnya dengan kolom, penggunaan base isolation meningatkan kekuatan kolom sehingga dimensi dapat diperkecil dan kebutuhan tulangan longitudinal berkurang.  Berdasarkan analisis riwayat waktu, penggunaan base isolation meningkatkan kekuatan elemen struktur sehingga tidak terjadi sendi plastis pada kolom serta meningkatkan tingkat kinerja struktur.
Eksplorasi Posisi Sambungan dan Penambahan Elemen Pengaku Untuk Meningkatkan Kekakuan pada Balok RISHA Carissa Carissa; Dewi Larasati; Sugeng Triyadi; Mia Wimala; Altho Sagara; Adhie Irham
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 9, No 1: Maret 2023
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v9i1.25

Abstract

ABSTRAKRangkaian panel RISHA menciptakan ruangan maksimal 3 m x 3 m. Beberapa penelitian yang dilakukan membuktikan ukuran tersebut belum nyaman jika digunakan sebagai rumah tinggal Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Pada perkembangannya, teknologi RISHA digunakan untuk bangunan dengan bentang balok yang lebih lebar, sehingga kekakuan balok harus ditingkatkan, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi posisi sambungan dan penambahan elemen pengaku dalam upaya meningkatkan kekakuan pada sambungan antar panel struktur RISHA. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data menggunakan simulasi software beam calculator untuk mendapatkan uji gaya momen, gaya geser, dan defleksi. Analisis menggunakan metode weighted product (WP) untuk mendapatkan posisi sambungan dan elemen pengaku terbaik. Simulasi dilakukan dengan eksplorasi posisi sambungan dan elemen pengaku untuk meningkatkan kekakuan pada sambungan antar panel struktur RISHA. Hasil pengujian menunjukan balok yang terdiri dari tiga panel memiliki kekakuan yang lebih besar dari dua panel dan elemen pengaku splice lebih unggul dibandingkan corbel, maka penambahan elemen pengaku terbukti dapat meningkatkan kekakuan pada sambungan antar panel struktur RISHA.Kata kunci: RISHA, kekakuan, corbel, splice, momen, gaya geser ABSTRACTThe RISHA series of panels creates a room of up to 3 m x 3 m. Several studies have been conducted to prove that this size is not comfortable when used as a low-income community residence. In its development, RISHA technology is used for buildings with wider span beams, so that beam stiffness must be increased, therefore this study aims to review the position of joints and the addition of stiffener elements to increase stiffness in joints between RISHA structural panels. This research was conducted using a quantitative approach. The data collection method uses beam calculator software simulation to obtain moment force, shear, and deflection tests. The analysis uses the weighted product (WP) method to get the best joints and stiffener elements. The simulation was carried out by exploring the position of the joints and the stiffening of the elements to increase the stiffness of the joints between the RISHA structural panels. The test results show that the beam consisting of three panels has greater stiffness than the two panels and the splice stiffener element is more than the corbel, so the addition of the stiffener element is proven to increase the elasticity at the joints between the RISHA structural panels.Keywords: RISHA, stiffener, corbel, splice, moment, shear force
Pengujian Terhadap Kekuatan Dan Pelapukan Beton Dengan Pengukuran Kekerasan Dan Karbonasi Dam Concrete Face Dan Spillway Pada Bendungan Cirata Novi Andhi Setyo Purwono; Lilis Tiyani; Altho Sagara; Multilawati Nasution
Jurnal Deformasi Vol. 8 No. 1 (2023): JURNAL DEFORMASI
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/deformasi.v8i1.11739

Abstract

Bendungan merupakan salah satu sarana multifungsi yang memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia. Guna menjaga dan meningkatkan jaminan keamanan bendungan dan pengoperasiannya maka diperlukan pemeriksaan teliti (assesment) melalui penerapan metodologi test/pengujian yang memadai. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat pelapukan dan kekuatan struktur beton concrete face dan spillway sejak dini guna menghindari kerusakan atau kerugian yang lebih besar dikemudian hari. Pekerjaan pengukuran dengan melakukan pengukuran/pengujian kekuatan beton secara langsung (non destructive – direct test) melalui uji tekan permukaan beton. Hasil dari pengujian hammer test dan karbonasi yang dilakukan di area concrete faced dan pharaphet adalah kuat tekan beton rata-rata pada dam concrete faced adalah sebesar 343 kg/cm2, rata-rata tebal beton yang mengalami karbonasi adalah sebesar 0,5 mm. Kuat tekan beton rata-rata pada dam pharaphet adalah sebesar 391 kg/cm2, rata-rata tebal beton yang mengalami karbonasi adalah sebesar 1 mm. Pengujian non-destructive adalah pengujian dengan schmidt hammer. Hasil pengujian ini adalah kuat tekan beton rata-rata pada spillway inlet adalah sebesar 378 kg/cm2, rata-rata tebal beton yang mengalami karbonasi adalah sebesar 0,83 mm. Kuat tekan beton rata-rata pada outlet spillway adalah sebesar 271 kg/cm2, rata-rata tebal beton yang mengalami karbonasi adalah sebesar 0,55 mm. Kuat tekan beton rata-rata pada bottom spillway outlet adalah sebesar 243 kg/cm2, rata-rata tebal beton yang mengalami karbonasi adalah sebesar 0,55 mm