Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analisis Sedimentasi dari Pascabencana Banjir Sungai Belanting I.B. Giri Putra; Yusron Saadi; Lalu Wirahman; Salehudin Salehudin; Syamsul Hidayat
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 3 (2019): Edisi Khusus 1 : Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26151847.v3i0.5190

Abstract

Banjir adalah bencana yang banyak terjadi. Sepanjang tahun 2016, 766 peristiwa banjir dan menyebabkan 147 orang meninggal, 107 orang terluka dan 2,72 juta orang diungsikan dari tempat tinggal mereka dan 30.669 rumah rusak. Rawan banjir banyak terjadi yang tidak pernah terjadi sebelumnya seperti Banjir di wilayah kota Bima dan daerah Belanting dll.Topan tropis Yvette yang sekarang terletak di Samudra Hindia sekitar 620 km selatan Denpasar bergerak ke Timur Laut menyebabkan curah hujan yang tinggi di wilayah Indonesia selatan dan hujan yang lebih ekstrim di Nusa Tenggara Barat terutama di daerah Bima, daerah Sumbawa dan daerah Belanting di bagian timur Lombok distrik.Untuk mengendalikan energi yang dihancurkan air diperlukan penanganan non fisik melalui Konservasi, menjaga ketersediaan, keberlanjutan, karakteristik dan fungsi air untuk menjaga kuantitas dan kualitas air. Hal yang paling mendesak saat ini adalah mengidentifikasi jumlah sedimen setelah banjir bandang berdasarkan transportasi sedimen dan membuat peta data dasar sungai. Peta-peta ini berisi informasi laju transpor sedimen yang terisi dalam kurva laju sedimen untuk digunakan sebagai pedoman untuk menangani setiap kondisi sungai.Hasil penelitian diperoleh volume sedimen dasar sungai Volume Belanting maksimum yang langsung ditinjau dan diamati adalah 28.623 M3 / hari dan persamaan Kurva aliran sungai Belanting yang diamati berdasarkan kondisi debit momen yang terjadi selama penelitian adalah debit aliran yang lebih besar, Qw = 3.304 m3 / dt, sehingga hasil perhitungan transpor material sedimen pada musim kemarau sangat sedikit dibandingkan dengan Sediment Discharge untuk digunakan sebagai material Galian C.
ANALISIS KARAKTERISTIK KEDALAMAN HUJAN DAN IKLIM DI PULAU LOMBOK I WAYAN YASA; YUSRON SAADI; HERI SULISTYONO; ERY SETIAWAN; HARTANA HARTANA; I DEWA GEDE JAYA NEGARA
GANEC SWARA Vol 15, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Mahasaraswati K. Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35327/gara.v15i2.219

Abstract

Climate and rain parameters are important factors that affect the availability of water resources on the earth's surface. The phenomenon of climate change that occurs today has an impact on the depth and distribution of rain and climatological parameters. The existence of rain and climate on Lombok Island changes very significantly every year. These changes affect various sectors, especially the irrigation sector. Thus, various adjustments must be made, such as adjusting the time of planting, cropping patterns and the types of plants being cultivated. In this case, knowledge about the characteristics of rain and climate that occurs on the island of Lombok is very important to know the pattern and magnitude of the incident as well as the time of the incident. This study was conducted to determine the condition of each climate variable in the Lombok island region by calculating the monthly average for 25 years. The smoothing uses the Theissen polygon method by utilizing 19 scattered rain station data and 4 climatological stations. Based on the analysis carried out, the results showed that the average monthly temperature ranged from 26.17-27.09°C, humidity 87.70-89.83%, sunlight 39.79-69.44%, and wind speed 53 ,73-110,21knot. The highest rainfall occurred in January of 235.33 mm, while the lowest occurred in August of 18.12 mm.
KARAKTERISTIK PERUBAHAN LENGAS TANAH PADA PEMBERIAN IRIGASI TETES PIPA PVC DI LAHAN KERING PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR: Soil Moisture Changes Characteristics of Drips Irrigation PVC Pipe at Dry Land Pringgabaya East Lombok I Dewa Gede Jaya Negara; Yusron Saadi; I.B. Giri Putra
Spektrum Sipil Vol 1 No 2 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pemberian irigasi dilahan pertanian lahan kering Pringgabaya sangat membutuhkan teknik irigasi yang lebih sesuai dan mudah dikembangkan. Penerapan sistem irigasi hemat air sprinkle besar dan tetes saat ini masih terkandala oleh tingginya suhu lingkungan, yang memicu terjadinya kehilangan air irigasi yang lebih cepat. Kemampuan infiltrasi lahan sebesar 3,342 cm/jam (Randy, 2012) untuk daerah perbukitan dan sebesar 0,621 cm/jam (Haki,2013) untuk lahan di pedataran, kondisi infiltrasi tersebut masih tergolong rendah untuk dapat mendukung teknik irigasi hemat air yang ada. Untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap sistim irigasi hemat air tetes dari pipa pvc yang bahannya mudah didapat dan lebih mudah diterapkan masyarakat khususnya dilahan kering Pringgabaya Utara, dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik perubahan lengas tanah terhadap pemberian air irigasi tetes pada lahan kering tersebut. Uji dilakukan pada lahan berukuran 4m x 12 m, system irigasi menggunakan pipa pvc 1” dilengkapi flow meter dan elevasi muka air dari lahan sekitar 5 m. Jarak titik amiter irigasi tetes sebesar 60 cm dan jarak antara pipa tetes 70cm. Ukuran lahan penelitian 5m x 5 m dan pipa untuk jaringan irigasi dengan diameter 1”, ½” dan ¾”. Pengujian irigasi dilakukan dengan durasi 10 menit, 15 menit, 25menit dan 45 menit. Data yang perlukan nantinya adalah debit keluaran irigasi, keseragaman tetes, perubahan lengas tanah dan tinjauan kedalaman basahan, sedangkan hasil analisis data ditampilkan dalam bentuk grafik maupun table. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa, dari beberapa durasi irigasi tetes yang diuji, diperoleh hasil kelengasan tanah lebih besar dari lengas lapangan yang besarnya 28%.Kelengasan tana sebelum diberi irigasi yang diperoleh kisaran nilai 23%-27% pada edalaman 10 cm, kelengasan sebesar 16,8% - 24,3% untuk kedalaman 20 cm dan kelengasan sebesar 20,8% - 25,6% untuk kedalaman 30 cm. Lengas tanah capaian setelah irigasi tetes besarnya beragam yaitu untuk kedalaman 10 cm diperoleh 36% - 42,3%, untuk kedalaman 20 cm lengas yang diperoleh 37,8% - 42,3% dan kedalaman 30 cm diperoleh lengas 33,7% - 43,62%.Besarnya penambahan lengas setelah diberi irigasi untuk masing-masing kedalaman tinjauan adalah untuk kedalaman 10 cm diperoleh penambahan terhadap SP sebesar 12% - 15% , untuk kedalan 20 cm diperoleh sekitar 13,4% - 25,5% dan untuk kedalaman 30 cm diperoleh 7,85% - 23 %.Perubahan lengas terhadap perubahan durasi terjadi masih rendah dan sangat variatif.
PRIORITAS PENINGKATAN KAPASITAS PELAYANAN AIR BERSIH PDAM GIRI MENANG: Improvement priority of PDAM Giri Menang Clean Water Service Capacity Baiq U’un Ratih Hidayaty; Hartana Hartana; Yusron Saadi
Spektrum Sipil Vol 4 No 1 (2017): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Giri Menang adalah perusahaan daerah yang bergerak di bidang jasa penyediaan air minum untuk Wilayah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat. PDAM dalam tahap operasionalnya memiliki 2 (dua) fungsi utama yaitu fungsi ekonomi dan fungsi sosial yang harus dipertimbangkan. Sehingga selain memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat, PDAM juga dapat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kompleksnya permasalahan yang dihadapi PDAM Giri Menang saat ini menyebabkan perlu adanya kajian mengenai strategi-strategi yang akan diterapkan dan dijadikan prioritas untuk meningkatkan kapasitas pelayanan air bersih di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat. Tujuan penelitian ini adalah unuk mengetahui kondisi eksisting kinerja pelayanan PDAM Giri Menang sesuai dengan Permen PU Nomor 18 Tahun 2007, mengetahui permasalahan yang mempengaruhi kapasitas pelayanan PDAM Giri Menang berdasarkan indikator kinerja pelayanan yang bernilai rendah, memperoleh strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan PDAM Giri Menang berdasarkan hasil analisis SWOT dan untuk mengetahui strategi apa yang akan dijadikan prioritas peningkatan kapasitas pelayanan PDAM Giri menang dengan menggunakan metode AHP. Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja PDAM Giri Menang Tahun 2015 diperoleh 2 (dua) indikator kinerja yang bernilai rendah, yaitu: Cakupan pelayanan dan pemakaian air domestik. Potensi permasalahan yang menyebabkan masih rendahnya nilai cakupan pelayanan dan pemakaian air domestik antara lain masyarakat masih menggunakan sumber alternatif lain, keterbatasan pengembangan jaringan distribusi, masih tingginya angka kehilangan air dan belum optimalnya pendistribusian air. Untuk mengatasi permasalahan tersebut sesuai dengan hasil analisis SWOT diperoleh beberapa strategi yang harus diterapkan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan PDAM Giri Menang yaitu peningkatan kapasitas produksi, pengembangan jaringan distribusi, rehabilitasi dan revitalisasi sistem distribusi serta penyesuaian tarif air minum. Berdasarkan hasil analisis prioritas peningkatan kapasitas pelayanan PDAM Giri Menang dengan menggunakan metode AHP diperoleh strategi yang harus dijadikan prioritas yaitu peningkatan kapasitas produksi. Adapun total kebutuhan air PDAM Giri Menang pada Tahun 2025 sesuai dengan hasil proyeksi kebutuhan air adalah sebesar 4.391 lt/dt, sehingga PDAM harus meningkatkan kapasitas produksi sebesar ± 2.901 lt/dt untuk memenuhi kebutuhan air pada jam puncak pelayanan.
PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SISA UMUR LAYANAN BENDUNGAN BATUJAI: Effect of Climate Change on the Remaining Life Time of Batujai DAM Wakidi Wakidi; Heri Sulistyono; Yusron Saadi
Spektrum Sipil Vol 4 No 1 (2017): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bendungan Batujai terletak di Batujai, Praya Barat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 169 km2. Mulai beroperasi tahun 1982 untuk menampung kelebihan air di musim hujan, mengairi lahan pertanian 3.350 ha, dan untuk pembangkit listrik tenaga microhydro dengan daya maksimum terpasang sebesar 150 kw. Umur layanan bendungan sangat dipengaruhi oleh tampungan mati, semakin penuh volume tampungan mati, semakin pendek umur layanan bendungan. Penyusutan volume tampungan dipengaruhi oleh laju sedimentasi. Laju sedimentasi dipengaruhi perubahan iklim yaitu temperatur dan curah hujan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui volume sedimentasi Bendungan Batujai tahun 2016, tahun 2032 (umur rencana), serta untuk mengetahui pengaruh perubahan iklim terhadap laju sedimentasi. Menghitung debit air, dengan menggunakan metode Mock dibutuhkan data-data pendukung evapotranspirasi, curah hujan dan banyak hari hujan. Evapotranspirasi dihitung dengan metode Blaney-Criddle dengan menggunakan data temperatur. Dari hasil analisis diperoleh volume sedimentasi Bendungan Batujai tahun 2016 sebesar 1.349.941 m3, tahun 2032 (umur rencana 50 tahun) sebesar 2.387.035 m3. Perubahan iklim sangat signifikan mempengaruhi laju sedimentasitasi Bendungan Batujai, tahun 1982 sampai dengan tahun 2015 volume sedimen rerata sebesar 41.118 m3 dan pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2048 volume sedimen rerata sebesar 68.872 m3.
KARAKTERISTIK KINERJA IRIGASI SPRINKLER MINI PADA LAHAN KERING PRINGGABAYA UTARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR: Characteristics of Mini Sprinkler Irrigation Performent on The Northen Pringgabaya Dry land in The East Lombok Regency I Dewa Gede Jaya Negara; Yusron Saadi; I.B. Giri Putra
Spektrum Sipil Vol 2 No 1 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usahatani di lahan kering Pringgabaya, telah lama menerapkan sistim irigasi sprinkler maupun irigasi penggenangan dan penerapan sistim sprinkler besar di lapangan masih terkendala oleh kemampuan penyerapan air dari tanah yang masih tergolong rendah, sehingga air irigasi akan dominan terevaporasi dipermukaan tanah. Pada kondisi tanah sekitar 80% lebih berbutiran halus, menunjukkan kemampuan infiltrasi sebesar 3,342 cm/jam pada daerah perbukitan (Randy, 2011) dan pada lahan dataran infiltrasi sebesar 0,621 cm/jam (Haki,2013). Untuk mengatasi hal tersebut, sangat perlu diteliti sistem irigasi hemat air sprinkler yang lebih spesifik seperti sprinkler mini menggunakan jaringan dari pipa PVC. untuk itu perlu diketahui karakteristik respon tanah terhadap sistem irigasi hemat air yang diuji pada lahan Kering Pringgabaya sebagai alternatife dalam membantu pertanian di lahan kering. Penelitian ini bertujuan untuk menguji sistim irigasi hemat air terpadu dalam hal ini sprinkler mini pada tanah lahan kering Pringgabaya, terhadap kemampuannya memberikan lengas tambahan pada lahan. Uji dilakukan pada lahan berukuran 10 m x 10 m, dengan 4 buah stik sprinkler pada lahan. Saluran distribusi dalam sistim irigasi sprinkler mini digunakan pipa PVC berdiameter 3” , 2” dan 1” yang dilengkapi flow meter, sedangkan jaringan perpipaan pada lahan digunakan pipa pvc 1” dan pipa stik sprinkler berdiameter ¾”.Data hasil penelitian yang dianalsis meliputi keseragaman irigasi, lengas tanah setelah dan sebelum irigasi, kedalaman capaian irigasi pada kedalaman 10 cm, 20cm dan 30cm. Untuk perubahan lengas tanah setelah irigasi sebagai indikasi evaporasi, ditinjau pada durasi 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40menit, 50menit dan 60 menit. Hasil penelitian dipresentasikan dalam bentuk grafik maupun tabel dan disimpulkan secara deskriptif. Hasil analisis data menunjukan bahwa keseragaman (Cu) pengujian 2 sprinkler bersamaan diperoleh rerata di atas 70 %, dan tergolong baik. Besar debit sprinkler mini rerata 0,023m3/dt dengan radius irigasi (rs)=2,6m. Kedalaman capaian irigasi untuk durasi 10 menit sampai 60 menit besarnya sekitar 0,3cm – 7 cm, dan dengan lengas tanah yang mampu diberikan irigasi rerata sekitar 6,32%. Penurunan lengas tanah akibat evaporasi dalam satu harian di lahan kering Pringgabaya diperoleh rerata sebesar 5,61%, dan oleh karena itu sistem irigasi sprinkler mini ini lebih baik digunakan untuk penanganan evaporasi harian.
ANALISIS SISTIM IRIGASI TETES TERPADU PADA LAHAN KERING PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR: Collaboration Drip Irrigation Systems Analysis at Dry Farming of Pringgabaya I Dewa Made Jaya Negara; Yusron Saadi; I.B. Giri Putra
Spektrum Sipil Vol 1 No 1 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pertanian dilahan kering Pringgabaya telah menerapkan sistim irigasi hemat air sprinkle besar dan tetes, walaupun demikian penerapan sprinkle dilapangan masih terkandala oleh besarnya angin dan tingginya suhu lingkungan, yang memicu terjadinya kehilangan air irigasi yang lebih besar. Kemampuan infiltrasi lahan sebesar 3,342 cm/jam (Randy, 2012) untuk daerah perbukitan dan sebesar 0,621 cm/jam (Haki,2013) untuk lahan di pedataran, besarnya potensi infiltrasi tersebut masih tergolong rendah sehingga kurang mendukung teknik irigasi hemat air yang ada. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan sistim irigasi hemat air terpadu, yang dapat mengadopsi rendahnya kemampuan tanah menyerap air dalam pemberian air irigasi. Penelitian bertujuan untuk menguji sistim irigasi hemat air terpadu sistim tetes dan sprinkle mini pada tanah lahan kering Pringgabaya terhadap ketersediaan air pompa tenaga surya. Uji dilakukan pada lahan berukuran 4m x 12 m, dengan pipa distribusi sepanjang 60 m dari pipa pvc 1” dilengkapi flow meter dan elevasi muka air dari lahan sekitar 4 m. Sistim irigasi tetes uji berukuran 3m x 4 m perblok, dengan pipa pvc ukuran ½”, ¾”. Irigasi sprinkle dengan pipa ¾”, 1” dikoneksi dengan jaringan tetes. Pengujian irigasi terpadu dilakukan terhadap keseragaman, kemampuan irigasi dan lengas tanah, dalam waktu 5 menit, 10 menit dan 15 menit. Data yang peroleh adalah debit pompa, debit irigasi, keseragaman tetes dan sprinkle serta kelengasan tanah. Analisis data dilakukan terhadap data debit,keseragaman irigasi dan lengas tanah.Hasil penelitian dipresentasikan dalam bentuk grafik maupun tabel Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem irigasi tetes terpadu memiliki keseragaman rerata 72% dan sprinkle mini dengan keseragaman 77,6% berarti sudah dapat digunakan. Besar debit irigasi tetes sebesar 0,0452m3/mnt dan kemampuan sprinkle sebesar 0,038m3/mnt dengan pancaran dua sprinkle 5,2m. Kebutuhan air irigasi tetes terpadu sebesar 0,049m3/mnt, masih mampu dipenuhi oleh pompa tenaga surya pada debit rendah (Qr)<0,002m3/dt, debit sedang (Qsd) < 0,003m3/dt maupun debit tinggi (Qti) > 0,003m3/dt. Kelengasan capaian irigasi sprinkle pada waktu irigasi 5 menit, 10 menit dan 15 menit sebesar 2,9%, 4,4% dan 7% termasuk rendah, sehingga lebih cocok untuk penyediaan air evaporasi harian, sedangkan irigasi tetes lebih baik difokuskan untuk pemberiaan air tanaman saja.
SEDIMENTASI PADA SALURAN PRIMER GEBONG KABUPATEN LOMBOK BARAT: Sedimentation on Gebong Primary Chanel, West Lombok District I.B. Giri Putra; Yusron Saadi; Lalu Wirahman
Spektrum Sipil Vol 3 No 1 (2016): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penurunan produksi air pada daerah aliran sungai akibat kerusakan hutan dan meningkatnya kebutuhan air untuk keperluan irigasi pertanian, perikanan, peternakan dan kebutuhan air baku rumah tangga sebagai dampak dari peningkatan jumlah penduduk. Selain itu penurunan debit air pada daerah tangkapan air sistem irigasi di Pulau Lombok pada umumnya disebabkan oleh pola penggunaan lahan kawasan hulu yang berubah dari kawasan hutan menjadi kebun rakyat. Penebangan hutan yang tak terkendali memicu cepatnya perubahan tata guna lahan sehingga terjadi sedimentasi pada saluran primer. Volume sedimen pada Saluran Primer Gebong menjadi masalah serius dalam pengelolaan daerah irigasi. Sejalan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan Penelitian Sedimentasi pada Saluran Primer Gebong, Kabupaten Lombok Barat. Dalam usaha mengendalikan daya rusak air, diperlukan langkah-langkah penanganan non-fisik melalui usaha konservasi, memelihara keberadaan, keberlanjutan, sifat, dan fungsi sungai agar alirannya tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai. Hal mendesak dan sangat perlu dilakukan adalah melakukan identifikasi kondisi tangkapan sedimen berdasarkan laju angkutan sedimen dan memetakannya dalam peta saluran primer. Peta ini berisi informasi laju angkutan sedimen yang dituangkan dalam bentuk persamaan lengkung aliran-sedimen sebagai pedoman untuk menentukan penanganan sesuai urgensi dan kondisi setiap saluran primer. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa rapat masa sedimen yang terjadi pada Saluran Primer Gebong memiliki rapat masa sebesar 2604 kg/m3 dengan total angkutan sedimen yang terjadi pada Saluran Primer Gebong sebesar 61.756,626 ton/tahun dan terdistribusi ke masing-masing Saluran Sekunder Bilebante sebesar 0.851 %, Saluran Sekunder Kediri sebesar 32,308 %, Saluran Sekunder Jenggala sebesar 6.268 %, Saluran Sekunder Gerung sebesar 45 780 % dan ke Saluran Sekunder Bagu sebesar 5.793 %.
ANALISIS SEDIMENTASI PADA SALURAN UTAMA BENDUNG JANGKOK: Sedimentation Analysis of Jangkok Weir Main Canal I B. Giri Putra; Yusron Saadi; Agus Suroso; Yanuar Hasim
Spektrum Sipil Vol 3 No 2 (2016): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sedimentasi pada Saluran Utama Bendung Jangkok merupakan permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian, karena besar kecilnya muatan sedimen yang berpengaruh terhadap bangunan irigasi yang ada pada bendung tersebut.Seperti yang terjadi saat ini, saluran utama Bendung Jangkok mengalami pendangkalan akibat tingginya sedimen yang terangkut dari Bendung Jangkok.Material angkutan sedimen yang terbawa oleh aliran sungai dan material tersebut dapat terangkut kembali apabila kecepatan aliran cukup tinggi.Oleh karena itu perlu diadakan penelitian mengenai “Analisis Sedimentasi pada Saluran Utama Bendung Jangkok. Penelitian ini dilakukan pada Saluran Utama Bendung Jangkok dengan metode pengukuran langsung di lapangan dan analisis laboratorium serta perhitunganangkutan sedimen dengan menggunakan metode M.P.M dan Einstein.Pengukuran langsung dilakukan di sepanjang Saluran UtamaBendung Jangkok.Pengujian laboratorium yang dilakukan meliputi pengujian gradasi butiran untuk memperoleh distribusi ukuran butiran, pengujian berat jenis material sedimen bed load, dan pengujian kosentrasi kandungan sedimen suspended load. Berdasarkan hasil analisis dengan metode M.P.M, angkutan sedimen pada Saluran UtamaBendung Jangkok yang terjadi sebesar 5,984 x10-3 m3/hari. Sedangkan dengan hasil analisis metode Einstein, angkutan sedimen sebesar 6,843 x10-2 m3/hari. Dari kedua metode tersebut, hasil analisis angkutan sedimen dengan metode Einstein lebih besar dibandingkan dengan metode M.P.M.
One-Dimensional Hydrodynamic Modelling for River Flood Forecasting Yusron Saadi
Civil Engineering Dimension Vol. 10 No. 1 (2008): MARCH 2008
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.214 KB) | DOI: 10.9744/ced.10.1.pp. 51-58

Abstract

The ability to forecast maximum water depth during maximum discharge of a design flood is very important in designing flood protection scheme along the river reach. This paper explains the use of ISIS Flow, a one-dimensional hydrodinamic computer modelling for river flood forecasting. The computer simulations produced detailed information from each node including the maximum water depth during maximum discharge, thus it can be expected that an economical flood protection structure can be produced.