Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMINTAKAN KAWASAN PENGEMBANGAN BANGUNAN TINGGI DI WILAYAH SURABAYA TIMUR Heru Purwadio; Putu Gde Ariastita; Haryo Sulistyarso
Jurnal Penataan Ruang Vol 9, No 1 (2014): Jurnal Penataan Ruang 2014
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v9i1.2349

Abstract

Pembangunan bangunan-bangunan bertingkat terutama bangunan bertingkat tinggi di Wilayah Surabaya Timur menimbulkan masalah bagi keselamatan penerbangan karena lokasinya berada dalam cakupan KKOP Bandara Juanda. Di sisi lain, pembangunan pada lokasi lahan belum terbangun memberi kontribusi terjadinya penurunan tanah rata-rata  14 mm/tahun. Dengan posisi wilayah Surabaya timur di pesisir laut, intrusi air asin diindikasikan mempengaruhi korosi pada sub struktur. Ini membahayakan struktur bangunan. Masalah lainnya adalah terjadinya kemacetan lalu lintas oleh munculnya bangunan-bangunan bertingkat di sepanjang periferi koridor. Lebih jauh lagi, pemerintah kota Surabaya belum mempunyai permintakan kawasan pengembangan bangunan tinggi di Wilayah Surabaya Timur sebagai pedoman pengendalian pengembangan kawasan bangunan gedung bertingkat.Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diidentfikasikan, penelitian ini bertujuan untuk membuat pemintatakan kawasan pengembangan bangunan bertingkat di Wilayah Surabaya Timur. Metoda yang digunakan adalah deskriptif kualitatif untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan bangunan tinggi; AHP untuk menganalisis faktor—faktor prioritas pengembangan bangunan tinggi; Arc GIS untuk menyusun pemintakan kawasan pengembangan bangunan tinggiHasil penelitian ini berupa pemintakatan yang menunjukan persebaran zona bangunan bertingkat sedang dan bertingkat tinggi. Bangunan bertingkat sedang tersebar hampir di seluruh Wilayah Surabaya Timur,  dan bangunan bertingkat tinggi terkosentrasi di sepanjang Middle Eastern Ring Road (MERR) dan sebagian lahan belum terbangun.
POTENSI INDUSTRI PENGOLAHAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SMK DI KABUPATEN PASURUAN - Mulyono; Heru Purwadio; Haryo Sulistyarso
Jurnal Penataan Ruang Vol 4, No 1 (2009): Jurnal Penataan Ruang 2009
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v4i1.2360

Abstract

Berdasarkan distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha tahun 2006 di Kabupaten Pasuruan terlihat bahwa sektor industry pengolahan menempati urutan teratas dengan prosentase 31,16%. Sektor ini perlu mendapatkan perhatian terutama dalam upaya pengembangan sumber daya manusianya. Melihat kondisi existing sektor industry pengolahan masih menjadi sektor dominan, sementara itu dalam pengembangan sumberdaya manusia pendidikan SMK, terlihat masih ada hambatan. Hambatan tersebut adalah belum dikembangkannya SMK yang sesuai dengan potensi industry pengolahan. Penelitian ini ebrtujuan untuk merumuskan konsep pengembangan SMK yang sesuai dengan potensi industry pengolahan di Kabupaten Pasuruan.Untuk mengidentifikasi potensi industry pengolahan, digunakan analisis LQ. Sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor penghambat pengembangan SMK dan konsep pengembangan SMK yang sesuai dengan potensi industry pengolahan, dianalisis dengan Delphi yang diawali dengan analisis stakeholders. Potensi yang dominan pada sektir industry pengolahan di Kabupaten Pasuruan adalah perpaduan antar subsector industry yaitu 1) industry makanan, minuman dan rokok 2) mesin dan peralatannya, 3) barang dari kayu, rotan 4) tekstil dan alas kaki 5) kertas, percetakan dan penerbitan, dan 6) industry kimia.Faktor-faktor penghambat pengembangan SMK yang sesuai dengan potensi industry pengoalahan yaitu 1) biaya operasional pendidikan SMK, 2) tenaga pendidik SMK, 3) sarana dan prasarana, 4) kerjasama SMK dengan industry, 5)kemajuan ekonomi(potensi), 6) kemampuan Iptek, 7) kebijakan pemerintah, dan 8) minat masyrakat. Penelitian ini dihasilkan konsep pengembangan SMK melalui 1) diferensiasi masyarakat, 2) pelatihan/magang, 3) pembelajaran SMK di BLK/Industri, 4) kerjasama SMK dengan industry yang saling menguntungkan, 5) Re-Engineering SMK dengan pengembangan/pembukaan program kahlian SMK berdasarkan potgensi industry yaitu : Teknologi Tekstil, Kria Kulit, Kria Kayu, Teknik Kimia, Teknik Grafika, Pengecoran Logam dan Mekanina Industri, 6) beradaptasi dengan lingkungan eksternal untuk mencari pasar kerja lulusan, 7) efektifitas program peningkatan SDM untuk orientasi penempatan tenaga kerja ke industri, sosialisasi lulusan SMP/MTs untuk masuk SMK, dan 8)menganalisis minat masyarakat dalam pemilihan program keahlian SMK
PEMERATAAN LAYANAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH BERDASARKAN DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Unik Setiawati; Putu Rudy Satiawan; Haryo Sulistyarso
Jurnal Penataan Ruang Vol 5, No 1 (2010): Jurnal Penataan Ruang 2010
Publisher : Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j2716179X.v5i1.2243

Abstract

Persebaran fasilitas pendidikan menengah antar wilayah kecamatan di Kabupaten Tulungagung yang tidak merata serta terbatasya layanan pendidikan bagi yang jauh dari jangkauan fasilitas pendidikan mengakibatkan APK antar wilayah kecamatan yang tidak merata, untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana arahan pemerataan layanan pendidikan sekolah menengah berdasarkan distribusi fasilitas pendidikan di Kabupaten Tulungagung.Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik jenis penelitian eksploratif. yang dalam penelitian ini mencakup infrastruktur sosial dan konsep layanan pendidikan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis klaster, analisis pembobotan dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 klaster wilayah berdasarkan distribusi fasilitas pendidikan dan kondisi wilayah. Preferensi siswa terhadap layanan pendidikan untuk masing-masing klaster terkait dengan faktor jarak, biaya transportasi, penambahan jumlah dan jenis fasilitas sekolah dan perbaikan fasilitas yang rusak. Arahan pemerataan layanan pendidikan secara umum adalah dengan penyediaan Unit Sekolah Baru (USB) untuk kecamatan yang belum memiliki fasilitas pendidikan, penyediaan sekolah satu atap SMP/SMA seperti pada klaster 1, optimalisasi sekolah yang sudah ada dengan penambahan Ruang Kelas Baru (RKB) untuk klaster 2, pemberdayaan sekolah swasta, pembatasan daya tampung untuk klaster 3, penyediaan sarana angkutan umum yang kontinyu dan murah, perbaikan kualitas jalan untuk kemudahan siswa mengakses sekolah untuk klaster 3 dan 4.