Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

EXPRESSIVE SPEECH ACTS OF THE MAIN CHARACTER IN HARRY POTTER MOVIE AS TEACHING MATERIALS FOR EFL LEARNERS Maria Wisendy Sina; Barli Bram
PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan Vol 20 No 1 (2020)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/parafrase.v20i1.4048

Abstract

Abstrak. Tindak tutur adalah tindakan yang dilakukan dalam mengatakan sesuatu. Makalah ini menentukan bagaimana guru dapat menggunakan film untuk mengajar peserta didik Bahasa Inggris sebagai bahasa asing tentang tindak tutur ekspresif. Guru dapat menggunakan contoh dari film untuk berdiskusi dengan peserta didik. Penelitian ini menggunakan analisis wacana untuk menganalisis data. Data utama dari penelitian ini adalah ucapan yang dihasilkan oleh karakter utama dalam film. Untuk mengklasifikasikan jenis tindak tutur ekspresif yang dihasilkan oleh karakter utama dalam film, peneliti menggunakan teori dari Yule (1988). Hasilnya menunjukkan ada tujuh jenis tindak tutur ekspresif; berterima kasih, suka, menyapa, meminta maaf, kagum, selamat dan khawatir. Kutipan dari film ini dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar dan ini akan bermanfaat bagi guru untuk menggunakan bahan ajar tersebut untuk mengajar peserta didik Bahasa Inggris sebagai bahasa asing.
Fillers and Their Functions in Emma Watson’s Speech Bernadeta Siska Indriyana; Maria Wisendy Sina; Barli Bram
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 10, No 1 (2021): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v10i1.1350

Abstract

Fillers are utterances or phrases that are used in speaking to fill in the moment of silence to connect thoughts or ideas. This paper investigated the types and functions of fillers used by Emma Watson in her speeches. The researchers formulated two questions to be resolved. First, what are the types of fillers used in Emma Watson’s speeches? Second, what are the functions of filler words in the speeches? Data, consisting of 93 occurrences of fillers, were collected from Emma Watson’s speech scripts in three videos. To solve the research questions, the researchers used the descriptive qualitative approach and discourse analysis. Results showed that Watson used two types of fillers, namely unlexicalized filled pauses (71 occurrences) and lexical filled pauses (22 occurrences) and five functions of fillers, namely hesitating, empathizing, mitigating, editing term and time-creating devices. AbstrakFiller atau kata pengisi merupakan ujaran atau frase yang digunakan dalam jeda percakapan untuk menghubungkan gagasan atau ide berikutnya. Makalah ini menyelidiki jenis dan fungsi kata pengisi yang digunakan oleh Emma Watson dalam pidatonya. Para peneliti merumuskan dua permasalahan. Pertama, apa jenis kata pengisi yang digunakan dalam pidato Emma Watson? Kedua, apa fungsi dari kata pengisi dalam pidato Emma Watson? Data, yang terdiri atas 93 kata pengisi, dikumpulkan dari tiga naskah video pidato Emma Watson. Untuk menjawab kedua permasalahan dalam studi ini, para peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan analisis wacana. Hasil analisis menunjukkan bahwa Watson menggunakan dua jenis kata pengisi, yaitu jeda terisi non-leksikal (71 kali) dan jeda terisi leksikal (22 kali), serta lima fungsi kata pengisi, yaitu sebagai perangkat keragu-raguan, berempati, mengurangi efek, memperbaiki istilah, dan menambah waktu.
MEMPROMOSIKAN PENGEJAAN DAN PENGUCAPAN YANG BENAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA SEBAGAI SEBUAH GERAKAN LITERASI Marselus Yumelking; Maria Wisendy Sina; Paskalis Nuke Kolin Paskal
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i2.3659

Abstract

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di SMKS St. Gabriel Maumere. Masalah yang dihadapi oleh siswa/i di SMKS St. Gabriel Maumere adalah kurangnya kemampuan dalam menulis ejaan kata yang benar, ketidakmampuan menggunakan pengucapan kata – kata dalam Bahasa Inggris denga tepat serta kurangnya penggunaan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Komunikasi di luar sekolah. Tujuan dari pengabdian ini yaitu meningkatkan kemampuan mengeja dan melafal dari siswa/i SMKS St. Gabriel Maumere serta mempromosikan program English Goes to the Society. Metode pelaksanaan kegiatan ini dijelaskan dalam beberapa sub-bab yaitu lokasi kegiatan, sasaran kegiatan, jenis kegiatan berupa penyuluhan, pendampingan dan bimbingan teknis, lama kegiatan, tahap kegiatan berupa tahap perencanaan, pelaksanaan, peran mitra, tugas dari masing masing anggota tim, tahap evaluasi dan potensi rekognisi SKS bagi mahasiswa yang dilibatkan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini dapat dijelaskan sebagai berikut; pertama, kegiatan ini dapat meningkatkan penguasaan kemampuan mengeja kata Bahasa Inggris. Kedua, kegiatan pengabdian ini juga dapat meningkatkan kemampuan melakukan pengucapan kata Bahasa Inggris dengan tepat dan memberi dampak pada persepsi siswa/i yang baik terhadap implementasi program English Goes to the Society
MEMPROMOSIKAN PENGEJAAN DAN PENGUCAPAN YANG BENAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA SEBAGAI SEBUAH GERAKAN LITERASI Marselus Yumelking; Maria Wisendy Sina; Paskalis Nuke Kolin Paskal
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i2.3659

Abstract

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di SMKS St. Gabriel Maumere. Masalah yang dihadapi oleh siswa/i di SMKS St. Gabriel Maumere adalah kurangnya kemampuan dalam menulis ejaan kata yang benar, ketidakmampuan menggunakan pengucapan kata – kata dalam Bahasa Inggris denga tepat serta kurangnya penggunaan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Komunikasi di luar sekolah. Tujuan dari pengabdian ini yaitu meningkatkan kemampuan mengeja dan melafal dari siswa/i SMKS St. Gabriel Maumere serta mempromosikan program English Goes to the Society. Metode pelaksanaan kegiatan ini dijelaskan dalam beberapa sub-bab yaitu lokasi kegiatan, sasaran kegiatan, jenis kegiatan berupa penyuluhan, pendampingan dan bimbingan teknis, lama kegiatan, tahap kegiatan berupa tahap perencanaan, pelaksanaan, peran mitra, tugas dari masing masing anggota tim, tahap evaluasi dan potensi rekognisi SKS bagi mahasiswa yang dilibatkan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini dapat dijelaskan sebagai berikut; pertama, kegiatan ini dapat meningkatkan penguasaan kemampuan mengeja kata Bahasa Inggris. Kedua, kegiatan pengabdian ini juga dapat meningkatkan kemampuan melakukan pengucapan kata Bahasa Inggris dengan tepat dan memberi dampak pada persepsi siswa/i yang baik terhadap implementasi program English Goes to the Society
Cultivating Critical Thinking Skill in Industry Revolution 4.0 Through Debating Strategy: An Action Research Based on Reflective Research Yumelking, Marselus; Sina, Maria Wisendy
Indo-MathEdu Intellectuals Journal Vol. 5 No. 3 (2024): Indo-MathEdu Intellectuals Journal
Publisher : Lembaga Intelektual Muda (LIM) Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54373/imeij.v5i3.2080

Abstract

The gap in this research is that students are never stimulated with contrastive activities using debate, so the solution is to apply debate activities in the speaking class. This type of research is Classroom Action Research. This study uses purposive sampling with a homogenous sampling method. Data were collected using debate techniques as test results and observation and interview techniques as process results. The findings of this study are that the results of the critical thinking skills test have increased to 88.5%. The test result data is supported by observation results and field notes. students can create solutions to these problems. Students listen to their opponents' ideas and are able to refute every issue that is debated. In addition, the results of field records support the results of the critical thinking test. The majority, students can actively participate during debates. They can speak and criticize their opponents' opinions. They actively refute the ideas conveyed by the opponents. The global implications of this study are the impact of debate strategies on critical thinking, language skills, psychology, learning and time management
The Use of The Dictation Strategy to Improve The Listening Skill of The Tenth-Grade Students at SMAS Santo Gabriel Maumere Fua, Antonius Prisko Virgo; Janggo, Wendelinus Oscar; Sina, Maria Wisendy
ALACRITY : Journal of Education Volume 5 Nomor 1 Februari 2025
Publisher : LPPPI Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52121/alacrity.v5i1.599

Abstract

This study explores the effectiveness of dictation techniques in enhancing the listening skills of tenth-grade students at SMAS Katolik Santo Gabriel Maumere. Recognizing the significance of English as a global language and Indonesian learners' challenges, the research employs a classroom action research design comprising two cycles. The data collection method included observations, questionnaires, interviews, and tests. Initial findings revealed that no one  student met the success criteria for listening test in pre-cycle. In cycle 1, the result of test show that only 54,54% students meet the success criteria. After making the   Cycle 1, indicating low interest and engagement in learning English. In response, the researcher-teacher implemented modifications in Cycle 2, such as clearer instructions, increased student engagement, and the use of audio recordings. This led to a remarkable improvement, with 90,90% of students achieving the success criteria. The study concludes that the dictation method, when effectively applied, significantly enhances students listening abilities and overall engagement in the learning process. Recommendations for educators are provided to encourage the adoption of similar strategies to foster improved listening skills among students.
Unveiling the Linguistic Landscape of Educational Spaces in a Remote Indonesian Area Raja, Fransiskus Dinang; Sina, Maria Wisendy; Siregar, Renol Aprico
Journal of Language and Literature Vol 25, No 2 (2025): October (in Progress)...
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/joll.v25i2.11926

Abstract

The signs materialized in the linguistic landscape (LL) symbolize what people believe about the language. Hence, most studies of LL focus on both language use and language ideology. While the study of LL is quite general worldwide, it is relatively new in East Nusa Tenggara, especially for those investigating LL in the educational setting. This study aimed to 1) find what language patterns and languages are exposed in the LL of the educational setting in Maumere City, NTT province, and 2) find the language ideology as the basis of why certain language was used and other language was rarely used. This research employed a qualitative case study. Data were obtained through documentation and interviews with 9 informants from 8 high schools and 1 university. The data were analyzed in three steps of qualitative data analysis: data condensation, data display, and conclusion drawing. The results indicated that there were three sign patterns, namely, monolingual, bilingual, and multilingual signs. There were 7 languages used in the three sign patterns above, namely Indonesian, English, Indigenous languages, Sanskrit, Japanese, German, and Latin. The situation represented through the school and university landscape manifested the language ideology. Interviews with informants revealed four main themes: language policy influencing language practice, language as a learning tool, language as a school identity marker, and language as a symbol of culture. These results are expected to provide a wider insight into the LL study in Indonesia.