Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBENTUKAN KOMUNITAS PEDULI HIPERTENSI DAN DM BERBASIS IPCP DI SEDAYU BANTUL Wiwik Kusumawati; Salmah Orbayinah; Hari Widada
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 2. Kemitraan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.991 KB) | DOI: 10.18196/ppm.32.180

Abstract

Hipertensi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmhg atau lebih. Diabetes Mellitus adalah peningkatan kadar glukosa darah lebih dari 126 mg/dl dalam kondisi puasa. Praktik kolaborasi memperkuat sistem dan memperbaiki hasil Kesehatan merupakan praktik kolaborasi dikenal dengan Interprofesional Collaboration Practice (IPCP), sedangkan proses pendidikannya disebut Interprofessional Education (IPE). FKIK UMY melaksanakan pembelajaran IPE di kampus dan praktik kolaborasinya di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan pemahaman tentang hipertensi dan DM serta terbentuknya komunitas peduli hipertensi dan DM sehingga mampu meningkatkan mutu kesehatan dan kualitas hidup penderita hipertensi dan Diabetes Mellitus di Desa Argorejo Sedayu Bantul. Tahapan kegiatan meliputi prapelaksanaan, yaitu sosialisasi program, tahap pelaksanaan meliputi pemeriksaan tensi dan kadar gula darah, pembentukan komunitas peduli hipertensi dan diabetes mellitus, penyuluhan dan pelatihan mengukur tekanan dan kadar gula darah, tahap pascapelaksanaan meliputi evaluasi kegiatan dan keberlanjutan program. Peserta kegiatan berjumlah 48 orang dengan hasil terjadi peningkatan pemahaman, gaya hidup sehat, dan terbentuknya komunitas peduli hipertensi dan DM. Dari 48 peserta, 15 mempunyai tekanan darah tinggi, 1 orang mempunyai kadar gula darah tinggi, dan selebihnya normal. Komunitas peduli hipertensi dan DM yang telah terbentuk bersifat sosial dan mandiri.
BIOPORI: ALTERNATIF PENCEGAHAN BANJIR MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PONDOK PESANTREN Wiwik Kusumawati; Fitri Arofiati
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 2. Kemitraan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.317 KB) | DOI: 10.18196/ppm.32.222

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang tergolong rawan terhadap kejadian bencana alam. Salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia adalah banjir. Curah hujan yang tinggi pada bulan-bulan tertentu menyebabkan banjir. Banjir menjadi salah satu bencana alam yang harus diwaspadai di beberapa wilayah di Indonesia. Daerah Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta yang dikenal sebagai desa santri merupakan salah satu wilayah di Yogyakarta yang mengalami banjir hampir setiap tahunnya. Kondisi alam yang sudah rusak dan kehilangan lahan serapan membuat bencana banjir menjadi semakin mengancam, terutama pada wilayah dengan dataran yang lebih rendah. Untuk mengantisipasi bencana banjir, perlu adanya upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang menyebabkan munculnya banjir pada musim-musim tertentu. Salah satunya dengan cara meyediakan lubang serapan (biopori) agar air tidak mengenang dan meluap di wilayah pemukiman saat cuaca ekstrem dengan melibatkan masyarakat, terutama remaja sebagai agen perubahan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan pemberdayaan masyarakat pondok pesantern di wilayah Wonokromo, Pleret, Bantul dalam pencegahan bencana banjir melalui sosialisasi penanggulangan banjir terkait modifikasi lingkungan dengan metode biopori. Warga pesantren akan dibekali informasi yang secara umum terkait biopori dan cara pembuatan biopori secara mandiri. Warga pesantren juga didampingi dalam penerapan pembuatan biopori di lingkungan pemukiman dan pemasangannya. Kegiatan dilakukan pada tanggal 16 Februari 2020 dengan melibatkan 50 orang warga porndok pesantren (5 pondok pesantren). Hasil pengabdian masyarakat adalah terpasangnya 70 biopori yang dibagi dalam 5 zona berdasarkan wilayah pondok pesantren. Masyarakat menyampaikan rasa aman dalam menghadapi musim penghujan. Masyarakat membuat biopori sejumlah lima belas dengan pendampingan. Biopori menjadi salah satu alternatif pencegahan banjir yang mampu memberdayakan masyarakat dan meningkatkan rasa aman.