Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Sosiologi di Kota Kupang Fransisca Susanti Maure; Arifin Arifin; Amirulah Datuk
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP) STKIP Kusuma Negara Vol 12 No 2 (2021): Kompetensi Pendidik dan Peserta Didik
Publisher : LPPM STKIP Kusuma Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37640/jip.v12i2.534

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (a) peran MGMP sosiologi dalam meningkatkan profesionalisme guru sosiologi di Kota Kupang, (b) kendala-kendala yang dihadapi oleh wadah MGMP sosiologi dalam meningkatkan profesionalisme guru sosiologi Kota Kupang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah wakil MGMP sosiologi Kota Kupang, sekretaris MGMP sosiologi Kota Kupang, dan 4 (empat) guru sosiologi Kota Kupang. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik keabsahan data adalah trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Teknik analisis adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dalam meningkatkan profesionalisme guru sosiologi di Kota Kupang yaitu MGMP sosiologi di Kota Kupang belum berjalan secara efektif sejak satu tahun terakhir, karena kurangnya kerjasama antara badan kepengurusan MGMP sosiologi di Kota Kupang dengan anggota MGMP sosiologi di Kota Kupang, hal ini terbukti dengan belum ada pertemuan, mengenai rencana untuk merevitalisasi kembali wadah MGMP sosiologi di Kota Kupang sejak pensiunnya ketua MGMP sosiologi sebagai guru sosiologi di SMA Negeri 3 Kota Kupang pada akhir tahun 2018 lalu.
Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Literasi Kearifan Lokal di Mas Al-Hikmah Soe Nusa Tenggara Timur Syahrul Syahrul; Arifin Arifin; Amirulah Datuk; Farid Fauzi Almu; ST. Ramlah
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 2 (2019): November
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.796 KB) | DOI: 10.21067/jpm.v4i2.3628

Abstract

The low quality of education in MAS Al-Hikmah Soe shows that teachers are still lacking in the ability to develop teaching materials due to lack of training. Therefore, this program aims to develop teaching materials based on the local wisdom of the Timorese. In this community service, using a dialogical method that is carried out with training directly to the teachers and students. The result is (1) the teacher's response in this activity has a strong effect on their ability to develop teaching materials based on local wisdom, because they did not realize and know that the values of local wisdom can be used as material to develop teaching materials, but after participating in training they realize that teaching material is not difficult, because there are many around us that can be used as teaching material. (2) The teacher's paradigm for smartphones has changed after attending this training, because they consider smartphones to be dangerous to students, but after attending this training they realize that smartphones are the future of human civilization that cannot be resisted, precisely the applications in them can be used as online learning media.
Nusa Toleransi Terindah (NTT) untuk Merawat Nilai-Nilai Pendidikan Multikutural di SMA Negeri 8 Kota Kupang dalam Perspektif Kearifan Lokal Amirulah Datuk; Syahya N. Nobisa
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 7 No 4 (2021): Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya (November)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v7i4.388

Abstract

The country of Indonesia is one of the largest multicultural countries in the world, this can be seen from the socio-cultural and geographical conditions of Indonesia which are so complex, diverse and extensive. Indonesia consists of various ethnic, cultural, and religious groups. The findings show that the ethnological world of education in SMA Negeri 8 Kupang is filled with students from various religions, ethnicities and races who in class or outside the classroom can learn each other. In fact, education in SMA Negeri 8 Kupang adheres to a philosophy that the people of Kupang believe in "Lil Au Nol Dael Banan" which means that building and maintaining Kupang City for the better is the duty of all citizens who seek life in it regardless difference. The handle to live in harmony in good conditions in schools and in the community is important as the values ​​of local wisdom that support so that harmony is maintained. Local wisdom values ​​such as, "Nusi" (mutual cooperation), "Butukila" (tie and hold a sense of brotherhood) and "Suki Toka Apa" (mutual support and help) and "Muki Nena" (a sense of belonging and belonging). And these are the values ​​of local wisdom that continue to be implemented in the lives of students at SMA Negeri 8 Kupang as little as possible to be implemented and practiced in everyday life. Negara Indonesia adalah salah satu negara multikultur terbesar di dunia. Hal ini dapat terlihat dari kondisi sosiokultural maupun geografis Indonesia yang begitu kompleks, beragam, dan luas. Indonesia terdiri atas sejumlah kelompok etnis, budaya, agama yang beraneka ragam. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan pentingnya niali-nilai pendidikan multikultural untuk dilestarikan dan diparaktikkan siswa dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara etnologis dunia pendidikan di SMA Negeri 8 Kupang dipenuhi oleh para siswa dari berbagai agama, suku, dan ras yang dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas saling berinteraksi. Pendidikan di SMA Negeri 8 Kupang mempunyai sebuah falsafah sebagai simbol kearifan lokal yakni “Lil Au Nol Dael Banan” yang memiliki arti bahwa dalam membangun dan menjaga Kota Kupang untuk menjadi lebih baik merupakan tugas semua warga yang mencari kehidupan di dalamnya tanpa memandang perbedaan. Pegangan untuk hidup rukun dalam berinteraksi baik di sekolah dan masyarakat menjadi hal penting sebagai nilai-nilai kearifan lokal yang mendukung sehingga kerukunan tetap terjaga. Nilai-nilai kearifan lokal seperti, “Nusi” (gotong royong), “Butukila” (ikat dan pegang rasa persaudaraan) dan “Suki Toka Apa” (saling mendukung dan menolong) dan “Muki Nena” (rasa saling memiliki dan mempunyai). Inilah nilai-nilai kearifan lokal yang terus diimplementasikan dalam kehidupan peserta didik di SMA Negeri 8 Kupang sedini mungkin untuk dipahami dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Social Behavior of The Children of Newspaper Sellers in Kupang City to Defend Existential at School Syahrul Syahrul; Amirulah Datuk
NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Vol. 17 No. 2 (2020)
Publisher : Research Institute and Community Engagement of IAIN MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/nuansa.v17i2.3299

Abstract

Eksistensi anak di jalanan sebagai penjual koran dianggap sebagai hal yang tidak edukatif karena dapat mempengaruhi perilaku anak. Sementara itu, anak harus berkerja di jalan sebagai penjual koran agar mereka dapat membiayai pendidikan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam penelitian ini, perilaku sosial anak menjadi kajian utama karena penting untuk membandingkan perilaku anak ketika di jalanan dan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku sosial anak penjual koran dan eksistensinya di sekolah. Selain itu, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan teknik purposive sampling dalam memilih subjek penelitian yang terdiri anak penjual koran dan guru. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Data kemudian diolah dengan teknik analisis Creswell, yaitu proses analisis bergerak dalam lingkaran di antara pengumpulan data, pengorganisasian data, pembacaan, memoing, deskripsi, klasifikasi, penafsiran, dan penyajian. Diperoleh hasil analisis data bahwa anak penjual koran di Kota Kupang menunjukkan perilaku ekspresif dengan cara melanggar peraturan sekolah seperti tidak mengenakan baju seragam dan kaos kaki serta sering menggunakan tas kresek untuk tempat buku-buku dan alat-alat tulis lainnya. Selain itu, anak-anak ini juga menunjukkan perilaku sosiometrik di jalanan, yaitu mereka berbohong apabila ada yang bertanya “apakah kamu masih sekolah?” Mereka akan menjawab, saya sekolah pagi jika ditanya di waktu sore dan malam, sebaliknya mereka akan menjawab sekolah sore jika ditanya di waktu pagi.(Children existed on the road as a newspaper seller was considered as uneducated because it made deviant behaviour, while children should work on the road as newspaper seller for tuition fee and daily needs. In this research, children's social behaviour is the main study because it is important to compare children's behaviour on the streets and at school. This study aimed to know the social behaviour of children of newspaper sellers to remain in school. The type of research is qualitative. The subject of the research was determined by purposive samplings such as children of newspaper sellers and teachers. The data was collected through in-depth interviews, observation, and file notes. Meanwhile, the data were analyzed through Creswell method, namely, in one circle among data collection, data categories, memo, description, classification, interpretation, and visualization. The result of this study showed that children of newspaper sellers in Kupang City exist at school with expressive behaviour who was shown on violating school rules such as not wearing uniforms and often using plastic bags for books and other stationery. On the other hand, they also showed sociometric behaviour on the road, namely, they lie when someone asks “are you a student?” Then they will answer learning in the morning if we were asked in the afternoon and evening, whereas they will answer school afternoon if we were asked in the morning).
PERAN IPMAL KUPANG DALAM MENGEDUKASI MASYARAKAT DI DESA LAMAHALA KABUPATAN FLORES TIMUR Amirulah Datuk; Dedi Muda
Prosiding Ilmu Pendidikan dan Keguruan Vol. 1 (2023): Tantangan, Peluang Pendidikan dan Pembelajaran di Era Society 5.0
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran (IPMAL) dalam mengedukasi masyarakat di Desa Lamahala Kecamatan Adonara Timur Kabupaten Flores Timur, dan mengetahui apa Peran Organisasi (IPMAL) memberikan edukasi terhadap masyarakat di Desa Lamahala. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif. Adapun subjek penelitian ini adalah masyarakat desa Lamahala dan pemuda organisasi (IPMAL) atau Ikatan Pelajar Mahasiswa Lamahala. Selain itu, teknik pengumpulan data, yaitu observasi, Wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisi data, display data, dan verifikasi data. Hasil Penelitian ini membuktikan IPMAL Kupang sudah melaksanakan sesuai dengan program kerja pengabdian masyarakat yaitu Bakti sosial dan memberi bantuan kepada masyarakat yang dibuatkan dalam kehidupan sosial (PPM). IPMAL Kupang sudah berperan mengadakan berbagai kegiatan sosial yaitu memberikan aspek sosial, sosalisasi pendidikan, mengadakan kegiatan tentang berbagai aspek pembangunan daerah, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan potensi desa
Kesiapan Guru Sosiologi Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Sri Wahyulianingsih; ST Ramlah; Amirulah Datuk; Arifin ARIFIN
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP) Vol. 9 No. 2 (2024): Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sosiologi-Universitas Muhammadiyah Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59098/jipend.v9i2.1988

Abstract

Kurikulum merupakan suatu yang dinamis, oleh karenanya guru dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan sistem pembelajaran. Banyak keluhan dari para penyelenggara pendidikan utamanya guru bahwa perubahan kurikulum menuntut mereka lebih banyak belajar, namun terdapat sebagian guru yang tidak mampu melakukan hal tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesiapan guru sosiologi dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di MAN Kota Kupang; dan mendeskripsikan mengatahui faktor penghambat guru sosiologi dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di MAN Kota Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yaitu menjelaskan suatu gejala, kondisi, atau keadaan. Sehingga peneliti dapat memperoleh gambaran yang luas dan mendalam tentang fenomena-fenomena dan kenyataan-kenyataan yang ada pada subjek. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan telaah dokumen. Sumber data data utama adalah guru sosiologi, kepala madrasah, dan wakil kepala madrasah bidang kurikulum. Penilitian dianalisis menggunakan analisis interaktif menurut Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa temuan. Pertama, guru sosiologi MAN kota kupang telah siap dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka yang dilihat dari 4 indikator kesiapan yakni 1) kesiapan kognitif, guru telah memahami kurikulum merdeka, mampu menyusun modul ajar dan penilaian serta menjalankan pembelajaran sesuai dengan karakteristik kurikulum merdeka, 2) kesiapan fisik, guru sosiologi memiliki riwayat kesehatan yang baik sehingga tidak menganggu kinerja guru, 3) kesiapan psikologis, guru sosiologi memiliki minat dan motivasi dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka, 4) kesiapan finansial, madrasah telah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dalam pengimplementasian kurikulum merdeka. Kedua terdapat beberapa faktor penghambat dalam pengimplementasian kurikulum merdeka diantaranya yakni 1) guru sosiologi merasa sedikit kesulitan dalam modul ajar karena awal pembelajaran harus ada tes diagnostik, kriteria ketuntasan minimal ditiadakan sehingga guru merasa kesulitan terhadap patokan keberhasilan siswa, 2) dalam penilaian pembelajaran terdapat dua raport yaitu penilaian akademik dan raport penilaian projek, hal ini membuat guru harus menambah waktu yang panjang, dan 3) terdapat guru-guru yang masih sedikit bingung dan khawatir dalam menyusun kegiatan projek yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.