Pembinaan narapidana melalui pelatihan keterampilan kerja merupakan bagian integral dari sistem pemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas program tersebut berdasarkan teori efektivitas Sutrisno dan teori life skill WHO. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi yang dilaksanakan langsung di lingkungan kerja pembinaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini mampu meningkatkan keterampilan kognitif, sosial, dan praktis narapidana yang mengikuti pembinaan. Narapidana menjadi lebih disiplin, bertanggung jawab, serta memiliki keterampilan teknis seperti memproduksi roti, mengatur proses pengemasan, dan mengelola bahan baku secara efisien. Dari lima indikator teori efektivitas, empat indikator telah berjalan baik yaitu ketepatan waktu, perubahan nyata, pencapaian tujuan, dan ketepatan sasaran. Namun, indikator pemahaman program belum berjalan maksimal karena masih ada narapidana yang belum memahami arah jangka panjang program secara utuh. Faktor pendukung meliputi kerja sama dengan mitra kerja, sistem kerja yang tertata, peran petugas pembinaan, serta motivasi internal narapidana. Sedangkan faktor penghambat mencakup keterbatasan pelatih profesional, sarana produksi, belum adanya pelatihan lanjutan, dan tidak adanya seleksi berbasis minat dan bakat secara objektif