Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGEMBANGAN PRODUK DAUN KELOR MELALUI FORTIFIKASI DALAM UPAYA PENANGANAN STUNTING Selpina Embuai; Moomina Siauta
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 2, No 3 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v2i3.718

Abstract

ABSTRACTBackground: Stunting is a condition where toddlers whose height for age is below the standard. Toddlers who have low body weight based on age are caused by insufficient intake of nutrients in the long term. Stunting can have a negative impact on cognitive and motor development and increase the risk of overnutrition, non-communicable diseases and reduce productivity in adulthood. The prevalence of stunting in the world in under-fives in 2020 has decreased significantly by 22% (4). The results of the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) show that the prevalence of stunting in children under five in Indonesia has decreased by 6.4% from 37.2% (in 2013) to 30.8%. Various efforts have been made by the government to prevent and overcome stunting. One of them is by using Moringa leaves. Moringa is called the most economical plant and contains very good nutritional value so that it can be used as an alternative in overcoming nutritional problems. In addition, the use of Moringa can be used as biscuits which of course can be used as additional food for toddlersPurpose: Describing evidence based (review of facts) in the form of a literature review on Moringa Leaf Product Development Through Nutrification in the Handling of StuntingMethod:The method used in this Literature review begins with selecting a topic, then determining keywords to search for journals using English and Indonesian through several databases, including Google Scholar, Ebscho, Pro Quest, and journal of nursing science. This search is limited to journals from 2011 to 2021. The English keywords used are “Moringa Leaves and Stunting”. For Indonesian use the keywords "Leaves of Moringa, Stunting, Fortification".Results: This review resulted in the effectiveness of Moringa leaves through fortification for stunting prevention in toddlersConclusion: Moringa leaves have enormous benefits in meeting the nutritional adequacy rate for toddlers. Fortification is very useful and is recommended so that it can be carried out by all circles of society to prevent stunting in toddlersKeywords : Moringa Leaf, Fortification, Stunting, Toddler ABSTRAK Latar Belakang:Stunting merupakan suatu kondisi dimana balita yang tinggi badan untuk usia berada dibawah standar. Balita yang memiliki berat badan rendah berdasarkan usia disebabkan oleh asupan zat gizi yang tidak mencukupi dalam jangka panjang. Stunting dapat berdampak negatif pada perkembangan kognitif, motorik dan meningkatkan risiko kelebihan gizi, penyakit tidak menular serta mengurangi produktivitas pada saat dewasa. Prevalensi stunting di dunia pada balita pada tahun 2020 mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 22%. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi stunting pada balita di Indonesia mengalami penurunan sebesar 6.4% dari 37.2% (Tahun 2013) menjadi 30.8%. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah guna mencegah dan mengatasi stunting. Salah satu diantaranya adalah dengan memanfaatkan daun kelor. Kelor disebut seb.agai tanaman paling ekonomis dan mengandung nilai gizi yang sangat baik sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif dalam mengatasi permasalahan gizi. Selain itu, pemanfaatan kelor dapat dijadikan biskuit yang tentunya dapat dijadikan sebagai makanan tambahan untuk balita. Tujuan:Menggambarkan evidence based (telaah fakta) dalam bentuk literature review tentang Pengembangan Produk Daun Kelor Melalui Nutrifikasi Dalam Upaya Penanganan Stunting. Metode:Metode yang di gunakan dalam Literature review ini diawali dengan pemilihan topik, kemudian ditentukan keyword untuk pencarian jurnal menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia melalui beberapa database antara lain Google Scholar, Ebscho, Pro Quest, dan journal of nursing science. Pencarian ini dibatasi untuk jurnalnya mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2021. Keyword Bahasa Inggris yang digunakan adalah “Moringa Leaves and Stunting”. Untuk bahasa Indonesia menggunakan kata kunci “Daun Kelor, Stunting, Fortifikasi Hasil:Review ini menghasilkan efektivitas dari daun kelor melalui fortifikasi untuk pencegahan stunting pada balita Kesimpulan:Daun kelor memiliki manfaat yang sangat besar dalam memenuhi angka kecukupan gizi pada balita. Fortifikasi sangat bermanfaat dan dianjurkan agar dapat dilakukan oleh semua kalangan masyarakat guna mencegah stunting pada balita Kata Kunci : Daun Kelor, Fortifikasi, Stunting, Balita
Efektifitas Diabetes Self care Activity Terhadap Status Vaskuler Pasien Diabetes Melitus Selpina Embuai; Moomina Siauta; Hani Tuasikal
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 1, No 1 (2019): April
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.729 KB) | DOI: 10.54639/mhj.v1i1.36

Abstract

Diabetes mellitus adalah penyebab masalah kesehatan yang terjadi di sebagian besar negara di dunia. Sekitar 13-15% dari semua pasien dengan diabetes mellitus akan mengalami gangguan sirkulasi perifer. Diabetes Self Care Activity adalah intervensi yang dapat diterapkan untuk menjaga status vaskular penderita diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diabetes self care activity pada status vaskular perifer pasien dengan diabetes mellitus. Penelitian ini menggunakan desain quasi-eksperimental pra-post-test dengan kelompok kontrol. Sampel berjumlah 94 pasien dengan diabetes mellitus yang dibagi menjadi kelompok intervensi (n = 47) dan kelompok kontrol (n = 47). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah monofilamen 10-g untuk menguji neuropati diabetik, tes HbA1c, sphygmomanometer, pedoman pengukuran ABI, dan pengukuran arteri dorsalis pedis. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t berpasangan. Hasil penelitian ini menunjukkan efek yang signifikan dari diabetes self care activity terhadap hasil HbA1c, frekuensi arteri dorsalis pedis, dan neuropati diabetik dengan nilai signifikansi 0,00 (p <0,05). Namun, dalam pengukuran ankle brachial indeks, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol dengan nilai signifikansi 0,26 (p> 0,05). Diabetes self care activity dapat menjadi salah satu intervensi keperawatan independen untuk mencegah komplikasi diabetes mellitus karena telah terbukti meningkatkan status vaskular perifer pasien dengan diabetes mellitus sebesar 70-80%. Penelitian lebih lanjut dapat mempertimbangkan temuan dalam penelitian ini dan melibatkan lebih banyak jenis tes laboratorium seperti kolesterol, HDL, LDL dan tes trigliserida yang mempengaruhi status vaskuler pasien diabetes mellitus.
TERAPI MUSIK KLASIK DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI Moomina Siauta; Selpina Embuai; Hani Tuasikal
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 1, No 1 (2019): April
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.201 KB) | DOI: 10.54639/mhj.v1i1.117

Abstract

Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas musik klasik dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experiment dengan kelompok kontrol (the nonrandomized control group prestest-posttest design), dan dilakukan di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Populasi penelitian adalah penderita hipertensi yang tercatat di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Jumlah sampel yang digunakan adalah 50 pasien yang diambil dengan teknik consecutive sampling dan dibagi dalam kelompok intervensi (n=25) dan kelompok kontrol (n=25). Intervensi berupa music klasik diberikan pada pasien di kelompok intervensi. Data diambil melalui pengukuran tekanan darah menggunakan sphygmomanometer air raksa yang terkalibrasi, sebelum dan setelah intervensi. Analisis yang digunakan adalah uji t. Hasilnya rata-rata penurunan angka sistolik hari ke 3 tertinggi pada kelompok music klasik dengan nilai signifikansi 0.003 (< 0.05), dan diastolic hari ke 3 dengan nilai signifikansi 0.014 (<0.05)Kata kunci:Hipertensi, Musik Klasik
HUBUNGAN RIWAYAT GENETIK, ASAP ROKOK, KEBERADAAN DEBU DAN STRES DENGAN KEJADIAN ASMA BRONKHIAL Selpina Embuai
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 2, No 1 (2020): Moluccas Health Journal Edisi April 2020
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.513 KB) | DOI: 10.54639/mhj.v2i1.419

Abstract

Asma merupakan gangguan inflamasi kronik pada saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya yang menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius diberbagai negara di seluruh dunia. Berbagai faktor pencetus ditengarai dapat memicu serangan asma, antara lain adalah olahraga (exercise), alergen, infeksi, perubahan suhu udara yang mendadak, debu, atau pajanan terhadap iritan respiratorik seperti asap rokok, dan lain-lain. Terdapat juga faktor lain yang dapat memicu asma, seperti usia, jenis kelamin, genetik, sosio-ekonomi, dan faktor lingkungan.  Penelitian ini menggunakan metode Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 64 pasien dengan menggunakan exhaustive sampling. Lokasi penelitian dilakukan di Rumkit Tk II Prof. Dr. J. A. Latumeten Kota Ambon pada bulan Juni sampai Juli 2019. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan chi-square test. Hasil penelitian menunjukan adalah terdapat adanya hubungan antara riwayat genetik, asap rokok, keberadaan debu dan stress dengan kejadian Asma (α < 0.05). Kata Kunci: Asma Bronkhial, Riwayat Genetik, Asap Rokok, Debu, Stres
LITERATURE REVIEW EFEKTIFITAS PEMBERIAN TOPIKAL ASI TERHADAP KECEPATAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT DIBANDING DENGAN PEMBERIAN ETHANOL DAN PERAWATAN KERING PADA BAYI BARU LAHIR Selpina Embuai; Moomina Siauta
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 3, No 3 (2021)
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/mhj.v3i3.659

Abstract

Latar Belakang: Infeksi tali pusat merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas di negara-negara dengan tingkat insiden setinggi 55-197 per 1000 kelahiran hidup (Ganatra dan Zaidi, 2010 dikutip dalam Allam, 2015). Tiap tahun sekitar 3,3 juta kematian neonatal terjadi di seluruh dunia. Oestergaard et al (2011) melaporkan bahwa, lebih dari 30% disebabkan oleh infeksi. Beberapa dari infeksi tersebut dimulai dari infeksi tali pusat. Daerah tali pusat mendukung pertumbuhan mikroorganisme berbahaya atau beberapa menguntungkan (commensals) sedangkan yang lain berbahaya (misalnya Clostridium tetani). Data kejadian omphalitis di negara-negara berpenghasilan rendah umumnya langka, data yang tersedia memperkirakan risiko berkisar antara 2 dan 77 per 1.000 kelahiran hidup dalam pengaturan rumah sakit, dengan tingkat kematian antara 1% dan 15% tergantung pada definisi omphalitis yang digunakan. (Mir, et al. 2011 dikutip dalam Allam, 2015)Tujuan: Menggambarkan pengaruh efektifitas dari pemberian topical ASI terhadap kecepatan waktu lepas tali pusat dibandingkan dengan pemberian ethanol dan rawat kering pada bayi baru lahirMetode: Sumber artikel yang digunakan didapat dari pencarian melalui Google Scholar, Doaj, Ebscho, Pro Quest, journal of nursing science mulai tahun 2010 sampai dengan 2019. Setelah didapatkan, kemudian dilakukan penilaian artikel sampai tahap pembuatan literature review.Hasil: Review ini menghasilkan efektivitas dari dari pemberian topical ASI terhadap kecepatan waktu lepas tali pusat dibandingkan dengan pemberia ethanol dan rawat kering pada bayi baru lahir.Kesimpulan: Pemberian Topikal Asi pada tali pusat dapat mempercepat waktu terlepasnya tali pusat dan mengurangi angka kejadian infeksi pada tali pusat jika dibandingkan dengan perawatan dengan menggunakan ethanol dan perawatan kering
UPAYA MELANCARKAN BAB PADA ANAK DENGAN MELAKUKAN FOOT MASSAGE, PENGATURAN DIET DAN TOILET TRANING Selpina Embuai
MOLUCCAS HEALTH JOURNAL Vol 1, No 3 (2019): Moluccas Health Journal Edisi Desember 2019
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.721 KB) | DOI: 10.54639/mhj.v1i3.258

Abstract

ABSTRACTConstipation is a medical condition characterized by difficulty defecating as a result of hardened feces. Constipation is often characterized by anxiety symptoms when defecated by pain during bowel movements. Constipation can cause stress for sufferers due to discomfort. In the Jakarta area, the prevalence of constipation in school-age children is 4.4%. Whereas in Denpasar by 15%. Foot massage therapy, diet control and toilet training can make it easier for sufferers who experience constipation. The research method used is in the form of case studies. The use of samples with purposive sampling with 5 children experiencing constipation. The research was conducted in September to October 2019. The research location was in the working area of the RIjali puskesmas in Ambon city. Results: constipation can be resolved according to the results of evaluation of interventions carried out in children with constipation by doing foot massage, dietary arrangements and toilet training. Conclusion: foot massage, diet control and toilet training are effective in overcoming constipation in children.Keywords: Constipation, Foot Massage, Diet Control and Toilet TrainingABSTRAK Konstipasi adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan buang air besar sebagai akibat dari feses yang mengeras. Konstipasi sering ditandai dengan gejala cemas ketika defekasi oleh rasa nyeri pada saat buang air besar. Konstipasi dapat menimbulkan stres bagi penderita akibat ketidaknyamanan. Di daerah Jakarta, prevalensi konstipasi pada anak usia sekolah sebesar 4,4%. Sedangkan di Denpasar sebesar 15%.  Terapi Foot massage, Pengaturan diet dan toilet training ini dapat mempermudah penderita yang mengalami konstipasi. Metode Penelitian yang digunakan berbentuk studi kasus. Penggunaan sampel dengan purposive sampling dengan 5 anak yang mengalami konstipasi. Penelitian ini dilakukan pada September sampai oktober 2019. Lokasi penelitian di wilayah kerja puskesmas RIjali kota Ambon. Hasil : konstipasi dapat teratasi sesuai dengan hasil evaluasi intervensi yang dilakukan pada anak dengan konstipasi dengan melakukan foot massage, pengaturan diet dan toilet training. Kesimpulan : foot massage, pengaturan diet dan toilet training efektif mengatasi konstipasi pada anak. Kata Kunci : Konstipasi, Foot Massage, Pengaturan Diet Dan Toilet Training
The Correlation Between Self Care Diabetes on Foot Ulcer Risk in Diabetes Mellitus Clients Selpina Embuai; Moomina Siauta; Hani Tuasikal
Journal of Health Science and Prevention Vol. 2 No. 2 (2018): JHSP Vol 2 No 2 - 2018
Publisher : State Islamic University of Sunan Ampel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.952 KB) | DOI: 10.29080/jhsp.v2i2.125

Abstract

Diabetes mellitus is one of the major causes of health problems and often occurs in almost every country (1). About 15% of all diabetics will have foot ulcers that are a serious complication and have an impact on amputations in the lower extremities (2). The rate of ulcers on the feet may occur over a five-year time span of 70% (3). The purpose of this study was to determine the relationship between self care diabetes on foot ulcer risk in clients with diabetes mellitus. The research design used was quasy experiment (pre-post test with control design). This research consists of 2 groups of intervention and control with each respondent as much as 47. Sampling technique with consecutive sampling. Instruments used monofilament 10 g neuropathy diabetic test Semmes-Weinstein monofilament type, 128 Hz tuning fork, foot care and leg exercises checklist form. The analysis used is paired t-test. There was relathionship between self care diabetes on foot ulcer risk with significance value is 0.00 (α <0.05). Diabetes self care is effective to prevent risk of foot ulcer in diabetes mellitus client.
PENURUNAN NYERI KEPALA PENDERITA HIPERTENSI MENGGUNAKAN RELAKSASI HANDGRIP Moomina Siauta; Selpina Embuai; Hani Tuasikal
Borneo Nursing Journal (BNJ) Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas hangdrip relaksasi dan musik klasik dalam menurunkan nyeri kepala pada penderita hipertensi. Desain tidak acak penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan kelompok control (the nonrandomized control group prestest-posttest design). Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon dengan populasi penelitian adalah penderita hipertensi yang tercatat di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon, dengan 2 kelompok masing-masing, 7 responden adalah kelompok eksperimen handgrip relaksasi, 7 responden adalah kelompok kontrol. Metode pemelihan sampel menggunakan consecutive sampling. Instrumen pengukuran tingkat nyeri menggunakan numeric rating scale (NRS). Analisis yang digunakan adalah uji t. Hasilnya rata-rata untuk tingkat nyeri mengalami penurunan pada hari ke 1 dengan signifikansi 0,001 (kurang dari 0.05).
PERSEPSI PERAWAT TENTANG PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA PRAKTIK DI RSJD Dr.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Hani Tuasikal; Selpina Embuai; Moomina Siauta
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 9, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52657/jik.v9i1.1016

Abstract

Mahasiswa praktek merupakan individu yang mengaplikasikan teori yang dimiliki di RS dengan harapan mahasiswa akan menumbuhkan kepercayaan diri untuk menjadi seorang individu perawat dewasa. Harapan mahasiswa tersebut belum terpenuhi karena adanya rutinitas yang dilakukan mahasiswa setiap harinyadan tidak sesuai dengan peran dan fungsi mahasiswa di RS sehingga menimbulkan anggapan bahwa mahasiswa praktik hanya dapat membantu perawat sesuai dengan yang diinstruksikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi perawat tentang peran dan fungsi mahasiswa praktek di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis.  Sampel dilakukan secara purposif, berjumlah 4 partisipan. Teknik pengambilan data dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian didapatkan bahwa persepsi perawat tentang peran mahasiswa praktek yaitu peran mahasiswa sebagai eduktor, caregiver, kolaborator dan konselor seperti membantu merubah perilaku, melakukan pengkajian menentukan diagnosa keperawatan, membantu melakukan terapi untuk pasien, memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien, mendiskusikan bentuk pelayanan selanjutnya untuk pasien dan melakukan interaksi dengan pasien. Peran dan fungsi mahasiswa praktek tidak maksimal di RS. Saran dari peneliti bagi mahasiswa praktek adalah lebih aktif bertanya ketika di RS. Bagi RS dapat melakukan evaluasi dari mahasiswa praktek untuk pembimbing/CI pada akhir stase praktek.
Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Serangan Berulang Pasien Penyakit Jantung Koroner; Literature Review Vanny Leutualy; Moomina Siauta; Devita Madiuw; Fando Armando Tasijawa; Mevi Lilipory; Syulce Luselya Tubalawony; Selpina Embuai
JUSTE (Journal of Science and Technology) Vol. 3 No. 1 (2022): JUSTE
Publisher : LLDIKTI WIlayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1080.993 KB) | DOI: 10.51135/justevol3issue1page68-79

Abstract

Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) memiliki risiko tinggi mengalami kejadian serangan berulang. Penyebab terjadinya serangan berulang adalah karena faktor–faktor risiko yang tidak dimodifikasi dengan baik. Literatur review ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian serangan berulang pasien PJK. Pencarian artikel dilakukan melalui data base Google Scholar dan JAHA. Hasil review terhadap 11 artikel penelitian ditemukan bahwa serangan berulang pada pasien PJK disebabkan oleh perilaku merokok, hipertensi, aktivitas fisik, diet dan kepatuhan minum obat, dengan kejadian serangan berulang pasien PJK. Literatur review ini menunjukkan bukti faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian serangan berulang pasien PJK diantaranya adalah; merokok, hipertensi, aktivitas fisik, diet dan kepatuhan minum obat. Factor risiko tersebut jika dimodifikasi dengan baik akan memberikan dampak yang sangat positif bagi proses pencegahan kekambuhan pasien sehingga implikasinya dapat dirasakan dengan meningkatnya kualitas hidup yang lebih baik bagi pasien PJK.