Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Sengkulun as Betawi Traditional Cake Philosophy, Historical and Cultural Review Billy Tanius; Tiurma Sinaga; Himawan Brahmantyo
E-Journal of Tourism Volume 5 Number 1 (March 2018)
Publisher : Centre of Excellence in Tourism Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1171.667 KB) | DOI: 10.24922/eot.v5i1.38456

Abstract

Betawi has a diversity of traditional food. One of the diversity of traditional foods of Betawi’s type of cake is Sengkulun cake. This rare cake is made from glutinous rice flour. Study was designed to recognize the Sengkulun cake from history, culture and philosophy as well as documenting the original way of making the cake which has begun to be forgotten. Descriptive qualitative approach was used to analyse data and information. Respondent were elders, i.e. Betawi cultural experts and Sengkulun cake makers. Experiment was conducted to obtain documentation in the form of photo and video which could make the cake more interesting to become Betawi ‘s snacks. Results show that the Sengkulun cake has existed for a long time but cannot be known with certainty the year of the creation of this cake. This cake began to be created because of the abundant availability of glutinous rice and also due to the influence of Chinese ethnic in the processing the snacks. The cake has a high position in ancient times because this cake can only be found in certain events such as Eid al-Fitr. From the Sengkulun's philosophy, it can be said that sticky texture of the Sengkulun cake has a symbol of respect each other. Keywords: philosophy, Sengkulun, traditional cake
Pelatihan F&B Service dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan terhadap Konsumen di Desa Wisata Bongan Ni Nyoman Widani; Billy Tanius; I Gusti Ayu Ari Agustin
ADMA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 2 No 2 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/adma.v2i2.1528

Abstract

Industrial Revolution 4.0 is a term that is already familiar to people in Indonesia. The development of technology and information occurs so quickly that it has a huge impact on the industrial world as well as human behavior. This behavior affects how the tourism industry players provide services to consumers who come to visit the tourist village of Bongan Tabanan - Bali. Bongan Village as a tourist village also has culinary products that use the main ingredients of the Gonda plant. Gonda plant itself is known as one of the commodities that have economic value apart from rice plants. Ease in the cultivation process and lower operational value are an advantage for farmers compared to planting rice. Processed products from the gonda plant are offered directly when tourists come to visit the tourist village of Bongan. To achieve tourist satisfaction and increase purchases of Gonda processed products, culinary actors must be able to provide services or services that are managed professionally so as to provide satisfaction to customers or foreign tourists who visit. During the Covid-19 pandemic, technological advances began to be used as F&B services, one of which was using online media, such as Facebook, Instagram, Twitter and other websites. The purpose of Community Service Activities in Bongan Village is expected through F&B Service Training to improve the quality of service to consumers in the tourist village of Bongan, Tabanan.
Inovasi Hidangan Penutup Dingin Menggunakan Teh Earl Grey Nikita Andina Amariza; Billy Tanius; Ni Nyoman Widani
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 4 No 2 (2021): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46837/journey.v4i2.82

Abstract

Karya kompetitif kreatif ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode Research and Development. Survei dilakukan dengan menggunakan uji hedonik yaitu dengan menggunakan kuisioner yang diberikan kepada enam orang panelis untuk memberikan penilaian tentang hasil inovasi hidangan penutup yang menggunakan teh earl grey. Karya kompetitif kreatif ini menghasilkan 12 ((two layer earl grey burnt cheesecake, mini earl grey choux au craquelin, black and white earl grey mousse, earl grey panacotta with butterscotch sauce, mango sticky rice with earl grey sauce, roll cake with earl grey choco ganache, earl grey ice cream, earl grey lemon macaron, earl grey cranachan, earl grey milecrepes, earl grey rumball, earl grey fruit pie) inovasi hidangan penutup dingin dengan menggunakan teh earl grey yang sudah di tes dari segi rasa, aroma, warna dan tekstur. Hasilnya rata-rata nilai yang didapatkan menunjukkan bahwa para panelis menyukai inovasi hidangan penutup dingin dengan tambahan teh earl grey. Inovasi hidangan penutup dengan teh earl grey memiliki cita rasa yang unik dan berbeda dari makanan aslinya namun masih tetap mempertahankan ciri khas hidangan penutup tersebut, dan masyarakat bisa menerima inovasi teh earl grey sebagai hidangan penutup. Dari hasil karya ilmiah ini diharapkan agar para pekerja/pengusaha pada bidang kuliner selalu inovatif dan kreatif, merealisasikan ide-ide baru, mengembangkan yang sebelumnya sudah ada dan dikemas menjadi lebih menarik, serta menciptakan trend baru dalam bidang kuliner. Masyarakat juga perlu untuk diedukasi tentang inovasi-inovasi makanan supaya timbul minat lebih sehingga bidang kuliner bisa terus berkembang.
Dekonstruksi Kue Khas Kalimantan Menjadi Western Dessert Rizqy Prasetyani Putri; Anastasia Sulistyawati; Billy Tanius
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 5 No 1 (2022): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46837/journey.v5i1.100

Abstract

Kue tradisional kurang populer jika dibandingkan dengan western dessert yang dipasarkan di Indonesia sehingga generasi muda Indonesia merasa kue tradisional tidak bisa bersaing di pasar internasional. Pada karya kompetensi kreatif ini, penulis mendekonstruksi kue khas Kalimantan menjadi western dessert agar kue tradisional terlihat lebih menarik. Penulis menggunakan kue khas Kalimantan karena memiliki sejarah yang unik dan masih kurang dikenal masyarakat Indonesia. Metode pada penelitian ini menggunakan research and development (R&D) dengan model 4D yaitu (define, design, development dan dissemination). Teori yang digunakan yaitu teori dekonstruksi pada makanan dari Ferran Adrià. Uji coba produk dalam penelitian ini menggunakan uji hedonik dengan menguji kesukaan seseorang terhadap warna, rasa, tekstur, aroma dan penampilan keseluruhan makanan. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disebarkan pada 6 panelis ahli dan 42 panelis umum. Hasil dari penelitian ini berupa 10 resep antara lain: kararaban swiss roll, amparan tatak mousse, gegicak coconut cake, puracit choux au craquelin, bingka tartlet, putri keraton bundt cake, pisang gapit cheesecake, putri selat panna cotta, hintalu karuang flan cake, jendral mabok soufflé. Hasil nilai rata-rata keseluruhan dari penilaian uji hedonik adalah 4.32 untuk warna, 4.39 untuk rasa, 4.33 untuk aroma, 4.36 untuk tekstur, dan 4.56 untuk keseluruhan. Dapat disimpulkan dari hasil nilai rata-rata bahwa para Panelis memberi respon positif dan menyukai 10 menu hasil dekonstruksi.
Modifikasi Hidangan Penutup Barat Menggunakan Bunga Kecombrang Nur Tasya Safitri; Billy Tanius; Ni Nyoman Widani
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 5 No 1 (2022): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46837/journey.v5i1.103

Abstract

Modifikasi resep hidangan penutup barat menggunakan bunga kecombrang tidak banyak diterapkan oleh masyarakat. Karya kompetensi kreatif ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui ide pengembangan resep hasil modifikasi hidangan penutup barat menggunakan bunga keombrang yang dikombinasikan dengan bahan dasar khas Indonesia serta untuk mengedukasi bahwa bunga kecombrang dapat diolah menjadi berbagai macam hidangan penutup yang unik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode research and development model penelitian 4D (Define, Design, Development, Dissemination) dan metode uji hedonik. Metode uji hedonik digunakan 20 panelis umum yang dipilih secara acak, dan enam panelis ahli yang ditentukan oleh kampus. Teori yang digunakan yaitu teori modifikasi resep. Terdapat 10 resep modifikasi yang dilakukan yaitu: Kecombrang Burnt Basque Cheesecake, Kecombrang Cannoli, Kecombrang Cranachan, Kecombrang Crema Catalana, Kecombrang Choco Mousse, Kecombrang Choco Tartlet, Kecombrang Éclair, Kecombrang Loukoumades, Kecombrang Roll Cake, dan Kecombrang Panna Cotta. Hasil nilai rata-rata keseluruhan dari penilaian uji hedonik untuk sepuluh menu adalah 4,61. Maka dapat disimpulkan bahwa para Panelis memberikan respon positif dan menyukai 10 hidangan penutup hasil modifikasi yang diciptakan dengan memberikan beberapa komentar agar hidangan tersebut semakin sempurna.
Pelatihan Food Hygiene and Sanitation Bagi Pelaku Kuliner Desa Bongan Billy Tanius; Ni Nyoman Widani; Ni Gusti Ayu Ari Agustini
ADMA : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 1 (2022): ADMA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Bumigora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30812/adma.v3i1.1771

Abstract

Pengembangan desa wisata diakui sebagai agenda pembangunan nasional yang cukup efektif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di desa. Dengan memberi kesempatan masyarakat lokal untuk mengelola dan mengembangkan potensi wisata yang ada didesanya, mampu memberikan efek yang positif bagi perekonomian masyarakat desa. Pokdarwis desa Wisata Bongan memiliki peran strategis dalam mengembangkan dan mengelola daerahnya sebagai daerah tujuan wisata. Mulai dari pengelolaan alam, budaya, kuliner, maupun homestay. Dalam pengelolaan usaha kuliner, Pokdarwis desa wisata Bongan bekerjasama dengan Politeknik Internasional Bali. Kerjasama dilakukan dalam bentuk pedampingan desa wisata Bongan sebagai desa binaan. Salah satu pendampingan yang dilakukan oleh PIB adalah kegiatan pelatihan standar food hygiene and sanitation yang wajib diterapkan oleh pelaku kuliner desa wisata saat ini. Pelatihan tersebut merupakan bentuk implementasi dari penerapan protokol kesehatan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability/CHSE yaitu unsur kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan berperan penting guna mencegah dan mengendalikan penyebaran Covid-19 di daerah tujuan wisata yang di dalamnya termasuk desa wisata. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan kebersihan pengolahan makanan yang sesuai dengan standar food hygiene and sanitation. Manfaat Kegiatan PKM ini yaitu masyarakat Desa Bongan dapat mempraktikkan pengetahuannya mengenai kebersihan dalam usaha makanan sesuai dengan standar kebersihan saat mengolah ataupun menyajikan produk kuliner yang ditawarkan. Dengan mengetahui bahwa standar food hygiene and sanitation kepercayaan pengunjung/wisatawan bahwa hasil produk makanan dari desa wisata bongan aman untuk di konsumsi
Dekonstruksi Hidangan Penutup Dingin Tradisional Indonesia Menjadi Fusion Dessert Ni Made Ayu Dwi Krisna Yanti; Billy Tanius; Ni Nyoman Widani; Heru Pramudia
Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Event Management Vol 5 No 2 (2022): Journey : Journal of Tourismpreneurship, Culinary, Hospitality, Convention and Ev
Publisher : Politeknik Internasional Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46837/journey.v5i2.115

Abstract

Makanan saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan pokok melainkan menjadi gaya hidup yang lebih modern bagi pecinta kuliner, saat ini kuliner khas Indonesia mulai tergeser keberadaannya dikarenakan adanya tren budaya baru yang datang ke Indonesia maka dari itu peneliti tertarik untuk mendekonstruksi jajanan khas dari beberapa daerah di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian deskriptif atau penelitian pengembangan research and development, dengan model 4D model penelitian yaitu (Define, Design, Development, dan Dissemination). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan Kuesioner sebagai instrumen penelitian untuk mencari pendapat tentang dekonstruksi jajanan dan minuman khas Indonesia menjadi hidangan penutup dingin modern. Digunakan panelis sebanyak 23 orang. Hasil dari penelitian menciptakan 10 resep makanan tradisonal penutup dingin yang didenkonstruksi yaitu Es Cendol, Es Brenebon, Es Kolak Pisang, Es Oyen, Es Doger, Es Teler, Klepon, Es Laksamana Mengamuk, Es Sarang Burung, dan Es Pisang Ijo. Semua resep telah di tes dari segi warna, rasa, aroma dan juga tekstur, dan hasilnya banyak dari panelis yang menyukai hasil dekonstruksi hidangan penutup dingin khas Indonesia menjadi hidangan penutup dingin dalam bentuk entremets. Hidangan penutup dingin yang sudah didekonstruksi memberikan tampilan yang berbeda tetapi masih mempertahankan cita rasa tradisional dan diterima dengan baik berdasarkan hasil penilaian para panelis.
Culinary Innovation: Crackers Innovation Using Jatiluwih Red Rice Tea Dregs Billy Tanius; Heru Pramudia; Budi Riyanto
E-Journal of Tourism Volume 10 Number 2 (September 2023)
Publisher : Centre of Excellence in Tourism Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24922/eot.v10i2.103455

Abstract

This study aimed to develop processed cracker products made from brown rice flour dregs. This research was experimental research. Based on the experimental results, brown rice tea dregs can be developed into three types of crackers that have different colors, aromas, tastes, textures & crispness, and shapes. Crackers were produced using the same method but with the addition of different ingredients; crackers A used wheat flour, crackers B used tapioca flour, and crackers C used brown rice flour. The organoleptic test involved 62 respondents who were asked to provide an assessment of the crackers produced. Based on the organoleptic test, it can be seen that in terms of texture and crunchiness, people liked crackers C the most, in terms of taste the people also liked crackers C the most, in terms of color the people liked the color of crackers B the most, in terms of smell the people liked the aroma of crackers C the most , and in terms of form, the community liked cracker B the most.