Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

STRATEGI REGULASI EMOSI DAN RESILIENSI PADA IBU YANG MENDAMPINGI ANAK STUDY FROM HOME (SFH) DI MASA PANDEMI COVID-19 Putri Pusvitasari; Hesty Yuliasari
MOTIVA: JURNAL PSIKOLOGI Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : LPPM University 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.198 KB) | DOI: 10.31293/mv.v4i2.5844

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris hubungan antara strategi regulasi emosi terhadap resiliensi pada Ibu yang sedang mendampingi anak Study from Home (SFH) di masa pandemi Covid-19.  Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya perbedaan tingkat resiliensi Ibu yang mendampingi anak SFH ditinjau dari strategi regulasi emosi yang dimiliki. Alat ukur yang digunakan adalah skala strategi regulasi emosi sejumlah 10 aitem yang mengacu pada teori Gross (2002) dengan dua dimensi, yaitu Suppression dan Cognitive Reappraisal. Kemudian skala yang kedua adalah skala resiliensi sebanyak 47 aitem yang mengacu pada aspek resiliensi dari teori Reivich & Shatte (2002) dengan tujuh dimensi, yaitu : emotion regulation, impulse control, optimism, causal analysis, empathy, self efficacy, dan reaching out. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan dari penelitian. Partisipan dalam penelitian ini adalah Ibu yang sedang mendampingi anak belajar dari rumah (Study from Home) di masa pandemi Covid-19, baik itu Ibu yang bekerja maupun yang Ibu yang tidak bekerja atau Ibu Rumah Tangga. Berdasarkan analisis One Way Anova, hasilnya menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat resiliensi ditinjau dari strategi regulasi emosi yang dimiliki oleh ibu yang mendampingi anak SFH dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 (p < 0,05) dengan nilai F hitung 7,349.
Kecemasan Dengan Perilaku Pembelian Impulsif Pengguna E-Commerce Selama Pandemi Covid-19 Cindy Martauli Saragih; Putri Pusvitasari
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 10, No 3 (2022): Volume 10, Issue 3, September 2022
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikoborneo.v10i3.8538

Abstract

In 2020, the world was shocked by a virus called Covid-19. The presence of the Covid-19 virus has a significant impact on aspects of people's lives. Consumptive behavior makes people as consumers will make impulsive purchases during the pandemic. This study aims to determine the relationship between anxiety and the impulsive buying behavior of e-commerce users during the Covid-19 pandemic. The subjects of the study consisted of 126 e-commerce users aged 20-40 years using purposive sampling techniques. The data collection methods used were the anxiety scale and the impulsive purchase scale and then analyzed using the Spearman Rank test. The results of the analysis showed that anxiety variables were positively and significantly correlated with impulsive buying behaviors (r = 0.528, p = 0.000). This means that the higher anxiety, the higher impulsive buying behavior. Pada tahun 2020, dunia dihebohkan dengan virus yang bernama Covid-19. Kehadiran virus Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap aspek kehidupan masyarakat. Perilaku konsumtif membuat masyarakat sebagai konsumen akan melakukan pembelian secara impulsif selama masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dengan perilaku pembelian impulsif pengguna e-commerce di masa pandemi Covid-19. Subjek penelitian terdiri dari 126 pengguna e-commerce yang berusia 20-40 tahun dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala kecemasan dan skala pembelian impulsif kemudian dianalisis menggunakan uji Rank Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kecemasan berkorelasi positif dan signifikan dengan perilaku pembelian impulsif (r = 0,528, p = 0,000).  Artinya semakin tinggi kecemasan maka semakin tinggi pula perilaku pembelian impulsif.
PELATIHAN LITERASI KESEHATAN MENTAL UNTUK KADER KESEHATAN JIWA SEBAGAI UPAYA PREVENTIF KASUS Hesty Yuliasari; Putri Pusvitasari
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 4 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i4.1299-1306

Abstract

Pengembangan kader kesehatan jiwa merupakan bentuk penyegaran kader ataupun pelatihan lanjutannya. Tahapan kegiatan ini  terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Pelaksanaan berupa pelatihan menggunakan metode ceramah dan diskusi dalam penyampaian materinya yang terbagi dalam lima sesi yaitu Pretes, Materi tentang Literasi Kesehatan Mental, Isu-isu dan kasus kesehatan jiwa di Masyarakat, Penanganan Kesehatan Jiwa, dan Postest. Pelatihan ini akan berlangsung selama 180 menit.  Efektifitas Pelatihan literasi kesehatan mental yang akan diberikan pada kader kesehatan jiwa dapat terlihat dari adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan terhadap permasalahan kesehatan jiwa melalui skor hasil evaluasi. Semakin tinggi skor setelah diberikan pelatihan menunjukkan bahwa pelatihan ini secara efektif dapat menjadi sarana preventif terhadap permasalahan kesehatan jiwa. Hasil uji analisis pretes dan posttest menunjukkan ada perbedaan pemahaman terhadap literasi Kesehatan mental sebelum dan setelah diberikannya pelatihan (F 1.690, p = 0.0128).  Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan literasi Kesehatan mental merupakan upaya preventif untuk meningkatkan pemahaman kader dalam penanganan kasus gangguan jiwa. Secara kualitatif, keefektifan pelatihan terlihat dari antusiasme dan keaktifan pesera untuk menjawab dan mengikuti pelatihan.
Melatih Kejujuran Anak Usia Dini, Upaya Membangun Karakter Anti Korupsi Adi Heryadi; Putri Pusvitasari; Wina Driyan Pradana; Diah Suci Rahmawati
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 5 No 2 (2023): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v5i2.967

Abstract

Skor indeks persepsi korupsi Indonesia tahun 2022 yang dirilis transparansi internasional pada awal Januari 2023 mengundang keprihatinan bagi kita semua. Skor IPK Indonesia 34 dan berada di peringkat 110 atau turun dari posisi 96 pada tahun sebelumnya. Di kawasan Asia Tenggara saja Indonesia berada di bawah Singapura, Vietnam dan Malaysia. Kondisi inimenjadi keprihatinan kita semua. Hasil penelitian Heryadi & Madjid (2021) serta Heryadi & Subandi (2021) menunjukkan pentingnya menanamkan nilai-nilai kejujuran pada anak usia dini dengan berbagai metode sebagai bagian dari upaya mencetak generasi anti korupsi, namun belum banyak yang menyadari bahwa karakter anti korupsi itu harus mulai dilatih dan dibiasakan sejak anak usia dini dan dimulai dari rumah. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat dosen ini pengabdi mencoba ikut berkontribusi dengan memberikan penyuluhan untuk ibu-ibu Persit Kartika Candra Kirana XXX Kodim 0729 Bantul DIY bagaimana melatih kejujuran anak usia dini untuk membangun karakter anti korupsi. Kegiatan ini merupakan hilirisasi hasil penelitian dan dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi dan dialog dengan peserta. Peserta kegiatan ini adalah 100 orang ibu-ibu anggota Persit Kartika Candra Kirana XXX Kodim 0729 Bantul DIY. Hasil dari evaluasi yang dilakukan terhadap 57 peserta dari 100 orang peserta yang hadir dan mengisi form evaluasi di peroleh hasil bahwa 84,2% peserta bisa memahami materi yang diberikan, 80,7% peserta mengatakan bahwa materi yang disampaikan bisa diaplikasikan di rumah dan 78,9% peserta mengatakan bahwa metode dialog dan diskusi efektif dalam proses penyampaian materi.
Emojiku: Media Pengenalan Emosi berbasis Digital untuk Meningkatkan Kesadaran Emosi Siswa Disabilitas Hesty Yuliasari; Putri Pusvitasari; Ulfi Saidata Aesyi; Ardilla Mega Agustin; Lintang Sumirat; Faisal Dwi Nurwenda; Aldo Syahputra
Gotong Royong : Jurnal Pengabdian, Pemberdayaan Dan Penyuluhan Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Gotong Royong (JP3KM) Desember 2024
Publisher : Mata Pena Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/jp3km.v4i1.56

Abstract

Permasalahan emosi sering menjadi masalah bagi anak disabilitas karena tidak mampu untuk mengeluarkan emosinya secara tepat. Anak-anak sering mengeluarkan emosinya dengan perilaku yang destruktif sehingga mendapatkan penilaian negatif dari lingkungannya. Kondisi ini semakin membuat stigma negatif pada anak disabilitas. Di SLB Bangun Putra, keterbatasan media edukasi dan beban kerja guru yang cukup tinggi karena kurangnya guru membuaar interaksi intens antara guru dan siswa berkurang, sehingga ada baiknya siswa dapat mandiri sesuai dengan kemampuannya dalam mengenali emosi dan mengendalikan emosi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran emosi siswa disabilitas melalui pengenalan emosi berbasis media digital. Pelatihan emotional awareness di berikan pada 55 siswa disabilitas dan pelatihan manajemen stres diberikan pada 15 guru di SLB Bangun Putra Kasihan. Media digital dapat menjadi alternatif edukasi pada siswa SLB sehingga meningkatkan pemahaman secara langsung melalui tampilan gambar emosi. Selain itu, manajemen stress juuga diberikan pada guru untuk meningkatkan manajemen diri guru dalam pengelolaan stres. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, melalui pengenalan emosi berbasis digital, siswa SLB dapat lebih memahami kondisi emosinya dan respon orang lain sehingga dapat membantunya dalam berinteraksi.
STRATEGI MENJAGA KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS REMAJA MELALUI MENTAL HEALTH LITERACY INTERVENTION Putri Pusvitasari; Ari Okta Viyani; Adi Heryadi
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 7, No 2 (2023): December
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v7i2.1592

Abstract

Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis para remaja melalui kegiatan intervensi literasi kesehatan mental. Implementasi PkM ini berkoordinasi dengan pihak Puskesmas terkait jadwal kegiatan, mempersiapkan modul kegiatan, pelaksanaan program intervensi, dan melaporkan hasil kegiatan. Materi yang disajikan dalam intervensi literasi kesehatan mental, yaitu: 1) definisi kesehatan mental, 2) aspek-aspek dalam kesehatan mental, 3) kriteria orang sehat mental menurut WHO, 4) jenis dan ciri-ciri gangguan mental, 5) faktor penyebab gangguan mental, 6) life skills untuk mencegah gangguan mental, 7) studi kasus. Peserta pelatihan adalah kader remaja binaan Puskesmas Ngaglik 2. Luaran yang dihasilkan dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah (1) Kader remaja mampu memahami dan dan mengindentifikasi kondisi kesejahteraan psikologis dalam diri mereka, (2) remaja dapat mempelajari berbagai macam pengetahuan terkait kesehatan mental, seperti definisi, aspek, jenis dan ciri gangguan mental, faktor dan dampak dari gangguan mental serta mempelajari keterampilan untuk mencegah munculnya permasalahan mental pada diri sendiri maupun yang terjadi di sekitar masyarakat, (3) kader remaja dapat menyebarluaskan pengetahuan yang didapatkan kepada keluarga dan masyarakat secara luas, (4) sebagaimana hasil analisis statistik dan hasil evaluasi, menunjukkan bahwa intervensi literasi kesehatan mental ini cukup efektif dalam meningkatkan kondisi kesejahteraan psikologis para peserta.   Abstract. This community service program is implemented to improve the psychological well-being of adolescents through mental health literacy intervention activities. The implementation of this PkM coordinates with the Puskesmas regarding the schedule of activities, prepares activity modules, implements intervention programs, and reports activity results. Material presented in the mental health literacy intervention, namely: 1) definition of mental health, 2) aspects of mental health, 3) criteria for mentally healthy people according to WHO, 4) types and characteristics of mental disorders, 5) factors that cause disorders mental health, 6) life skills to prevent mental disorders, 7) case studies. The training participants were youth cadres assisted by the Ngaglik 2 Health Center. The outputs produced in this Community Service activity were (1) Youth cadres were able to understand and identify psychological well-being conditions within themselves, (2) adolescents could learn various kinds of knowledge related to mental health, such as definitions, aspects, types and characteristics of mental disorders, factors and impacts of mental disorders and learning skills to prevent the emergence of mental problems in oneself and those that occur around the community, (3) youth cadres can disseminate the knowledge gained to families and society as a whole broadly, (4) as the results of statistical analysis and evaluation results, show that this mental health literacy intervention is quite effective in improving the psychological well-being of the participants.
STRATEGI REGULASI EMOSI DAN RESILIENSI PADA IBU YANG MENDAMPINGI ANAK STUDY FROM HOME (SFH) DI MASA PANDEMI COVID-19 Putri Pusvitasari; Hesty Yuliasari
MOTIVA: JURNAL PSIKOLOGI Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : LPPM Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/mv.v4i2.5844

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris hubungan antara strategi regulasi emosi terhadap resiliensi pada Ibu yang sedang mendampingi anak Study from Home (SFH) di masa pandemi Covid-19.  Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya perbedaan tingkat resiliensi Ibu yang mendampingi anak SFH ditinjau dari strategi regulasi emosi yang dimiliki. Alat ukur yang digunakan adalah skala strategi regulasi emosi sejumlah 10 aitem yang mengacu pada teori Gross (2002) dengan dua dimensi, yaitu Suppression dan Cognitive Reappraisal. Kemudian skala yang kedua adalah skala resiliensi sebanyak 47 aitem yang mengacu pada aspek resiliensi dari teori Reivich & Shatte (2002) dengan tujuh dimensi, yaitu : emotion regulation, impulse control, optimism, causal analysis, empathy, self efficacy, dan reaching out. Pemilihan subjek dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan dari penelitian. Partisipan dalam penelitian ini adalah Ibu yang sedang mendampingi anak belajar dari rumah (Study from Home) di masa pandemi Covid-19, baik itu Ibu yang bekerja maupun yang Ibu yang tidak bekerja atau Ibu Rumah Tangga. Berdasarkan analisis One Way Anova, hasilnya menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat resiliensi ditinjau dari strategi regulasi emosi yang dimiliki oleh ibu yang mendampingi anak SFH dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 (p < 0,05) dengan nilai F hitung 7,349.
Mental Health of Violence Survivors: Analysis of Resilience Levels with Emotion Regulation as a Moderator Putri Pusvitasari; Niken Wahyuning Retno Mumpuni; Hasnatya Adya Arifani
MOTIVA: JURNAL PSIKOLOGI Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : LPPM Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/mv.v8i1.8262

Abstract

Abstract :The acts of violence that are currently occurring are attracting enough public attention, be it physical, psychological, sexual, or domestic violence. Violence that occurs can have an impact on psychological disorders, thus affecting a person's mental health. To face this condition, survivors of violence need resilience, which is expected to help them survive so they can continue to live their daily lives well. The problems experienced by survivors of violence also involve emotions; where when individuals are able to regulate their emotions well, they will be able to achieve better mental health. This research aims to examine the moderating effect of emotional regulation on the relationship between resilience and mental health in survivors of violence. The research was conducted by distributing the scale to 101 female and male survivors of gender violence in Yogyakarta. Resilience was measured using the resilience scale, mental health was measured using the mental health scale (SKM-12), and emotional regulation used the emotion regulation scale. Data was processed using moderated regression analysis using the absolute difference test method. The results show that resilience (p = 0.000) directly influences mental health. Meanwhile, emotional regulation (p = 0.208) does not influence mental health. However, emotional regulation has been proven to moderate the relationship between resilience and mental health in survivors of violence.