Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Research Report - Engineering Science

EVALUASI PERUBAHAN POLA KONSUMSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL STAGES OF CHANGE: STUDI KASUS PENGURANGAN PENGGUNAAN KANTUNG PLASTIK BELANJA Catharina B Nawangpalupi; Loren Pratiwi; Yani Herawati
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2010)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.949 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses perubahan perilaku konsumen untuk lebih ramah lingkungan. Perubahan perilaku yang diamati adalah perubahan dari penggunaan kantung plastik belanja ke penggunaan tas belanja yang dapat dipakai ulang. Evaluasi dilakukan untuk menilai upaya mahasiswa dalam mengurangi mengurangi sampah plastik. Model Stages of Changes dari Prochasca dan DiClemente (1983) digunakan untuk melihat apakah mahasiswa mengalami tahap-tahap perubahan sesuai dengan model tersebut. Penelitian dilakukan pada kelompok mahasiswa yang memilih secara sukarela untuk menggunakan tas belanja yang dapat dipakai ulang untuk menghindari penggunaan kantung plastik belanja. Sebelum terjadi perubahan perilaku, para mahasiswa mengisi kuesioner untuk menilai tingkat konsumsi mereka. Selama proses perubahan perilaku, dilakukan observasi, wawancara dan kuesioner akhir. Dari seluruh metode ini dilakukan analisis bagaimana perubahan perilaku terjadi termasuk nilai-nilai yang diterima dan diadopsi selama proses tersebut.Kata kunci: konsumsi ramah lingkungan, model stages of change, kantung plastik
PENERAPAN CHOICE-BASED CONJOINT ANALYSIS DALAM PENENTUAN KOMBINASI ATRIBUT TERBAIK LAYANAN SELULER Fransiscus Rian Pratikto; Loren Pratiwi; Yani Herawati
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2011)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.23 KB)

Abstract

Jumlah operator layanan seluler di Indonesia yang banyak menyebabkan tingkat persaingan sangat tinggi, dan mengarah ke perang tarif. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh operator telekomunikasi terbesar di Indonesia didapati bahwa ada 3 segmen di pasar layanan seluler, yaitu segmen Young-Savvy yang mementingkan harga murah, segmen Established-Premium yang mementingkan pelayanan dan tidak sensitif terhadap harga, dan segmen Rational-Breadwinner yang mementingkan atribut fungsional dari layanan seluler dan masih sensitif terhadap harga.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan atribut-atribut dan kombinasi atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap layanan seluler di segmen Young-Savvy. Segmen ini didominasi oleh palajar dan mahasiswa dengan pengeluaran per bulan di bawah Rp100 ribu. Metode yang digunakan dalam penentuan kombinasi atribut adalah Choice-Based Conjoint Analysis. Metode ini dipilih karena terdapat efek interaksi antar atribut yang disebabkan adanya atribut harga/tarif.Atribut-atribut yang mempengaruhi pilihan terhadap layanan seluler diperoleh melalui proses wawancara dan Focus-Group Discussion (FGD) terhadap responden terpilih yang memiliki pengalaman yang cukup ekstensif dalam menggunakan layanan seluler. Pengolahan data dilakukan dengan software Choice-Based Conjoint Analysis dari Sawtooth Software. Survey dilakukan secara online di mana penjangkauan responden dilakukan dengan penyebaran link melalui situs jejaring sosial dan mailing-list.Kombinasi atribut terbaik yang diperoleh adalah (1) operator: XL; (2) tarif telepon ke sesama: Rp150/min–Rp800/min; (3) tarif telepon ke operator lain: Rp900/min–Rp1400/min; (4) tarif sms ke semua operator: Rp100/sms; (5) promo gratis SMS sepanjang hari: setelah pemakaian 5 SMS/hari; (6) tarif paket data: Rp2/kb; (7) nomor kartu perdana cantik; (8) harga kartu perdana: Rp2000-Rp5000.
IDENTIFIKASI DAN SEGMENTASI KESADARAN LINGKUNGAN INDUSTRI KECIL DI BIDANG GARMEN DAN ALAS KAKI Catharina B Nawangpalupi; Loren Pratiwi; Yani Herawati
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1114.793 KB)

Abstract

Konsep eco-efficiency yaitu dengan proses produksi bersih (clean manufacturing), pengurangan penggunaan material, energi dan bahan beracun, dan upaya daur ulang dan penggunaan kembali komponen dan produk yang telah selesai digunakan perlu terus dikembangkan untuk mengurangi dampak lingkungan, termasuk untuk para pelaku UKM. Namun, tidak seluruh pelaku UKM memiliki kesadaran lingkungan untuk produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pelaku UKM memiliki kesadaran dan persepsi ramah lingkungan dan mempertimbangkan pola produksi yang ramah lingkungan serta untuk menilai dampak lingkungan produk UKM. Penelitian dilakukan untuk batik (kain batik) dan sepatu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan yang diperlukan para pelaku UKM dalam meningkatkan kesadaran lingkungannya belum diperoleh, baik dari pemerintah maupun pemasok. Ada tuntutan dari konsumen yang mendorong peningkatan kesadaran akan produksi ramah lingkungan, tapi barudari sebagian kecil konsumen mancanegara. Penelitian juga menunjukka belum terbangunnya sistem yang mendukung produksi ramah lingkungan. Hasil penilaian dampak lingkungan memberikan gambaran jumlah material dan energi yang digunakan serta sampah yang dihasilkan dari proses manufaktur. Untuk produk batik, penggunaan pewarna alami mengurangi jumlah penggunaan bahan kimia dalam proses pewarnaan dan peluruhan warna.
Evaluasi Peraturan Pembelian Energi Terbarukan Pada Desa Peternak Sapi untuk Meningkatkan Keamanan Energi di Ciater, Subang Meity Martaleo; Catharina Badra Nawangpalupi; Loren Pratiwi; Yani Herawati
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.184 KB)

Abstract

Seiring dengan munculnya sumber-sumber energi terbarukan, antara lain biogas dan biomassa menyebabkan melimpahnya sumber penghasil tenaga listrik, sehingga PT PLN sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No. 4 Tahun 2012 perlu membeli lebih banyak kelebihan tenaga istrik. Kewajiban PT PLN (Persero) untuk membeli kelebihan tenaga listrik dari berbagai sumber mengakibatkan perlunya suatu evaluasi untuk menilai apakah kebijakan tersebut dapat diterapkan secara efektif. Desa Peternak Sapi Ciater sebagai salah satu sumber penghasil biogas harus mampu menghasilkan energi terbarukan untuk pemanfaatan bagi kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan penerangan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi efektivitas regulasi untuk Desa Peternak Sapi Ciater. Kegiatan yang dilakukan difokuskan pada bagaimana regulasi dapat diimplementasikan secara teknis di desa dan seberapa efektif peraturan tersebut dapat diterapkan di masyarakat melalui dukungan pemerintah daerah. Beberapa peternak sapi di Desa Ciater, Subang telah memasang reaktor biogas (atau biodigester) dengan memanfaatkan kotoran sapi untuk sumber bahan bakar memasak. Para peternak juga telah menggunakan energi (dalam aplikasi terbatas) untuk sumber penerangan. Dari hasil survey, diketahui terdapat 194 orang peternak sapi perah. Namun, dari 194 orang peternak, hanya sekitar 95 orang yang menggunakan biodigester sebagai pengolah kotoran ternak. Banyaknya peternak yang belum mengaplikasikan teknologi biogas dikarenakan banyak faktor, antara lain biaya pembelian biodigester yang mahal dan kurangnya pemahaman mengenai biogas. Pengadaan instalasi biogas ini membutuhkan dana yang cukup besar. Para peternak harus menyediakan dana sekitar Rp 4.600.000,- hingga Rp 7.000.000,- untuk membangun 1 unit instalasi biogas dengan ukuran 4m3 – 6 m3. Kurangnya pemahaman para peternak disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan serta minimnya dukungan dari pihak pemerintah. Karakteristik peternak yang cocok untuk diberikan penyuluhan mengenai penggunaan biogas adalah peternak yang memiliki karakteristik jumlah anggota keluarga > 5 orang, jumlah sapi > 3 ekor, dan lama keanggotan KPSBU ≥ 5 tahun. Selain karakteristik peternak yang cocok untuk mengikuti program biogas ini, dilihat juga kelayakan pemasangan instalasi biogas dari aspek financial. Berdasarkan aspek finansial, program instalasi biogas in dianggap layak karena mampu mengurangi konsumsi atau pembelian sumber energi gas LPG untuk memasak dan sumber energi listrik PLN untuk penerangan. Selain pengurangan konsumsi sumber energi dari LPG dan PLN, instalasi biogas juga diharapkan mampu memberikan penghasilan tambahan bagi para peternak dengan penjualan pupuk kandang hasil pengolahan instalasi biogas.