I Made Prema Putra
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA SMA/SEDERAJAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWATI I I Made Prema Putra; Nyoman Ratep; Wayan Westa
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 9 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.888 KB)

Abstract

Masalah sosial salah satunya adalah perilaku seksual pranikah semakin tinggi belakangan ini. Ini menjurus kearah tingginya angka pengidap PMS dan HIV/AIDS. Dari berbagai hasil penelitian yang dilakukan di seluruh dunia didapatkan faktor yang mengarah arah tingginya masalah perilaku seksual pranikah adalah peran keluarga terhadap remaja. Untuk mencari hubungan antara peran keluarga dengan perilaku seksual pranikah pada remaja SMA/sederajat di wilayah kerja Puskesmas Sukawati I. Rancangan penelitian adalah cross sectional study, dimana pengambilan data menggunakan kuisioner terhadap 136 orang siswa. Data yang terkumpul dianalisis dengan perangkat lunak komputer menggunakan analisis Chi Square. Pada penelitian ini, 19,1% responden telah melakukan perilaku seks pranikah. Pada analisis bivariat variabel kategori peran keluarga tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku seks pranikah (p=0,007). Pada penelitian ini dianggap signifikan apabila nilai p  dibawah 0,05. Dapat disimpulkan bahwa peran keluarga didapatkan tidak mempunyai pengaruh terhadap perilaku seksual pranikah remaja SMA/sederajat di wilayah kerja Puskesmas Sukawati  I.    
Korelasi Mean Arterial Pressure terhadap Renal Resistive Index, Serum Kreatinin, dan Produksi Urin pada Pasien Operasi Tulang Belakang yang Dilakukan Pembiusan Umum dengan Teknik Hipotensi Terkendali di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah I Made Prema Putra; Sidemen, IGP Sukrana; Kurniyanta, I Putu; Tjokorda Gde Bagus Mahadewa; Tjokorda Gde Agung Senapathi
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 43 No 2 (2025): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v43i2.440

Abstract

Latar Belakang: Teknik hipotensi terkendali dilakukan pada beberapa operasi mayor termasuk pada operasi tulang belakang. Perlu untuk mengetahui rentang mean arterial pressure (MAP) pada hipotensi terkendali yang dapat mempertahankan laju filtrasi glomerulus dengan mengevaluasi renal resistive index (RRI), serum kreatinin, dan produksi urin. Metode : Penelitian analitik korelatif ini dilakukan selama empat bulan. Semua pasien yang memenuhi kriteria eligibilitas dan memberikan persetujuan dimasukkan dalam studi. Data primer dikumpulkan saat pasien berada di ruang rawat inap, meliputi usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT), produksi urin, serum kreatinin, dan nilai RRI. Selama operasi, dicatat nilai rentang dan rerata MAP selama anestesi umum dengan teknik hipotensi terkendali. Pemeriksaan RRI, serum kreatinin, dan produksi urin diulang pascaoperasi. Hasil: Terdapat korelasi negatif kuat antara rerata MAP dan RRI, dengan koefisien korelasi (r) -0,625 (p < 0,001), yang menunjukkan bahwa semakin rendah rerata MAP, semakin tinggi nilai RRI, dan sebaliknya. Korelasi positif sedang ditemukan antara rerata MAP dan produksi urin (r = 0,433; p <0,001), serta korelasi negatif rendah antara MAP terendah dan serum kreatinin (r = -0,243; p = 0,040). Analisis kurva ROC menunjukkan AUC sebesar 0,916. Cut-off MAP optimal untuk mempertahankan nilai RRI normal adalah ≥ 52,5 mmHg (sensitivitas 0,955 dan 1-spesifisitas 0,560). Simpulan : Terdapat korelasi negatif kuat yang signifikan antara rerata MAP dan RRI, korelasi negatif rendah yang signifikan antara rerata MAP dan serum kreatinin, serta korelasi positif sedang yang signifikan antara rerata MAP dan produksi urin pada pasien yang menjalani operasi tulang belakang.
Manajemen Anestesi pada Pasien Pasca Transplantasi Ginjal yang menjalani Operasi Seksio Sesaria: Laporan Kasus Aryasa, Tjahya; Prema Putra, I Made; Wiryana, Made
Jurnal Anestesiologi dan Terapi Intensif Vol. 1 No. 1 (2025): JATI April 2025
Publisher : Udayana University and Indonesian Society of Anesthesiologists (PERDATIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JATI.2025.v01.i01.p05

Abstract

Wanita dengan riwayat pasca transplantasi ginjal harus menjalani persiapan yang matang untuk menjalani proses kehamilan. Manajemen perioperatif pada pasien wanita hamil dengan  pasca transplantasi ginjal juga dibutuhkan kerjasama tim yang meliputi ahli nefrologi, obstetri, dan anestesiologi & terapi intensif. Evaluasi meliputi pemeriksaan preanestesi rutin yang difokuskan kepada efek pemberian obat-obatan imunosupresif pasca transplantasi ginjal dan penyakit komorbidnya. Durante operasi juga harus mempertimbangkan teknik anestesi yang digunakan, interaksi obat dan teknik anestesi yang digunakan terhadap obat-obatan imunosupresi, serta resiko infeksi. Perawatan pasca operasi di ruang terapi intensif dibutuhkan untuk memonitoring status preload pasien, fungsi ginjal, dan juga pencegahan infeksi. Pemahaman mengenai perubahan fisiologi yang terjadi pada wanita hamil dengan  pasca transplantasi ginjal akan memberikan outcome yang lebih baik.
Fibrinolytic and Anticoagulant Therapy in COVID-19 Associated Pulmonary Embolism: A Case Report Eka Nantha Kusuma, Putu; I Made Prema Putra; I Gusti Ngurah Mahaalit Aribawa
Jurnal Anestesiologi dan Terapi Intensif Vol. 1 No. 2 (2025): JATI Agustus 2025
Publisher : Udayana University and Indonesian Society of Anesthesiologists (PERDATIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JATI.2025.v01.i02.p04

Abstract

Pulmonary thromboembolism is a complication that can occur in coronavirus disease-2019 (COVID-19). Efforts to prevent and therapy for thromboembolism have been a challenge to this date. The side effects of fibrinolytic, anticoagulant, and platelet anti-aggregation therapies, such as hemorrhage, are some of the causes of morbidity and mortality that must be addressed immediately. In this case, the patient received prophylaxis with the anticoagulant enoxaparin and platelet anti-aggregation agents with aspirin and clopidogrel. The COVID-19 patient presented a complication of pulmonary thromboembolism that was established using a computed tomography pulmonary angiography (CTPA) performed on his third day of care (day 14 of onset treatment) due to the patient’s clinical aggravation of pulmonary manifestation. After fibrinolytic therapy had been given, the patient’s clinical condition improved. However, on the 7th day after the provision of recombinant tissue plasminogen activator (r-TPA), the patient experienced a side effect of hemorrhage, and management was undertaken to address these issues by transfusions of blood components, such as cryoprecipitates, thrombocyte concentrate, fresh frozen plasma, and packed red cell. Thromboembolism occurring in COVID-19 patients is based on the Virchow triad concept, comprising endothelial injury, static blood flow, and hypercoagulation. The principle of prevention and management of thromboembolism refers to this concept. Currently, further studies are required to treat thromboembolism and the side effects of fibrinolytic and anticoagulant therapies on COVID-19 patients.
Transformasi ICU Modern: Teknologi, Humanisasi, dan Perawatan Individual dalam Era Perawatan Kritis I Made Prema Putra
Jurnal Anestesiologi dan Terapi Intensif Vol. 1 No. 2 (2025): JATI Agustus 2025
Publisher : Udayana University and Indonesian Society of Anesthesiologists (PERDATIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JATI.2025.v01.i02.p01

Abstract

Transformasi ICU modern ditandai oleh kemajuan teknologi, pendekatan humanistik, dan perawatan individual yang terintegrasi. Penerapan ICU Liberation Bundle (ABCDEF) terbukti mengurangi durasi rawat, delirium, dan meningkatkan survival jangka panjang. Inovasi seperti kecerdasan buatan, tele-ICU, serta pemantauan hemodinamik lanjutan memperkuat deteksi dini dan intervensi tepat waktu. Strategi manajemen cairan berbasis responsivitas dinamis dan ventilasi protektif semakin diutamakan. Penggunaan ECMO dan imunoterapi untuk sepsis menunjukkan perkembangan signifikan. Meski demikian, tantangan seperti burnout tenaga kesehatan dan rehabilitasi pasca-ICU masih perlu diatasi. Kolaborasi dan inovasi terus menjadi kunci dalam membentuk ICU masa depan yang lebih adaptif dan berpusat pada pasien.
Manajemen Anestesi pada Pasien Pasca Transplantasi Ginjal yang menjalani Operasi Seksio Sesaria: Laporan Kasus Aryasa, Tjahya; Prema Putra, I Made; Wiryana, Made
Jurnal Anestesiologi dan Terapi Intensif Vol. 1 No. 1 (2025): JATI April 2025
Publisher : Udayana University and Indonesian Society of Anesthesiologists (PERDATIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JATI.2025.v01.i01.p05

Abstract

Wanita dengan riwayat pasca transplantasi ginjal harus menjalani persiapan yang matang untuk menjalani proses kehamilan. Manajemen perioperatif pada pasien wanita hamil dengan  pasca transplantasi ginjal juga dibutuhkan kerjasama tim yang meliputi ahli nefrologi, obstetri, dan anestesiologi & terapi intensif. Evaluasi meliputi pemeriksaan preanestesi rutin yang difokuskan kepada efek pemberian obat-obatan imunosupresif pasca transplantasi ginjal dan penyakit komorbidnya. Durante operasi juga harus mempertimbangkan teknik anestesi yang digunakan, interaksi obat dan teknik anestesi yang digunakan terhadap obat-obatan imunosupresi, serta resiko infeksi. Perawatan pasca operasi di ruang terapi intensif dibutuhkan untuk memonitoring status preload pasien, fungsi ginjal, dan juga pencegahan infeksi. Pemahaman mengenai perubahan fisiologi yang terjadi pada wanita hamil dengan  pasca transplantasi ginjal akan memberikan outcome yang lebih baik.
Fibrinolytic and Anticoagulant Therapy in COVID-19 Associated Pulmonary Embolism: A Case Report Eka Nantha Kusuma, Putu; I Made Prema Putra; I Gusti Ngurah Mahaalit Aribawa
Jurnal Anestesiologi dan Terapi Intensif Vol. 1 No. 2 (2025): JATI Agustus 2025
Publisher : Udayana University and Indonesian Society of Anesthesiologists (PERDATIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JATI.2025.v01.i02.p04

Abstract

Pulmonary thromboembolism is a complication that can occur in coronavirus disease-2019 (COVID-19). Efforts to prevent and therapy for thromboembolism have been a challenge to this date. The side effects of fibrinolytic, anticoagulant, and platelet anti-aggregation therapies, such as hemorrhage, are some of the causes of morbidity and mortality that must be addressed immediately. In this case, the patient received prophylaxis with the anticoagulant enoxaparin and platelet anti-aggregation agents with aspirin and clopidogrel. The COVID-19 patient presented a complication of pulmonary thromboembolism that was established using a computed tomography pulmonary angiography (CTPA) performed on his third day of care (day 14 of onset treatment) due to the patient’s clinical aggravation of pulmonary manifestation. After fibrinolytic therapy had been given, the patient’s clinical condition improved. However, on the 7th day after the provision of recombinant tissue plasminogen activator (r-TPA), the patient experienced a side effect of hemorrhage, and management was undertaken to address these issues by transfusions of blood components, such as cryoprecipitates, thrombocyte concentrate, fresh frozen plasma, and packed red cell. Thromboembolism occurring in COVID-19 patients is based on the Virchow triad concept, comprising endothelial injury, static blood flow, and hypercoagulation. The principle of prevention and management of thromboembolism refers to this concept. Currently, further studies are required to treat thromboembolism and the side effects of fibrinolytic and anticoagulant therapies on COVID-19 patients.
Transformasi ICU Modern: Teknologi, Humanisasi, dan Perawatan Individual dalam Era Perawatan Kritis I Made Prema Putra
Jurnal Anestesiologi dan Terapi Intensif Vol. 1 No. 2 (2025): JATI Agustus 2025
Publisher : Udayana University and Indonesian Society of Anesthesiologists (PERDATIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JATI.2025.v01.i02.p01

Abstract

Transformasi ICU modern ditandai oleh kemajuan teknologi, pendekatan humanistik, dan perawatan individual yang terintegrasi. Penerapan ICU Liberation Bundle (ABCDEF) terbukti mengurangi durasi rawat, delirium, dan meningkatkan survival jangka panjang. Inovasi seperti kecerdasan buatan, tele-ICU, serta pemantauan hemodinamik lanjutan memperkuat deteksi dini dan intervensi tepat waktu. Strategi manajemen cairan berbasis responsivitas dinamis dan ventilasi protektif semakin diutamakan. Penggunaan ECMO dan imunoterapi untuk sepsis menunjukkan perkembangan signifikan. Meski demikian, tantangan seperti burnout tenaga kesehatan dan rehabilitasi pasca-ICU masih perlu diatasi. Kolaborasi dan inovasi terus menjadi kunci dalam membentuk ICU masa depan yang lebih adaptif dan berpusat pada pasien.