Septi Prihatiningsih
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MAKNA FILOSOFIS PERTUNJUKAN DAN BUSANA CING POO LING DI DESA KESAWEN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO Septi Prihatiningsih
ADITYA - Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Vol 3, No 5 (2013): ADITYA
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.862 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dengan jelas bagaimana bentuk penyajian, ubarampe, makna filosofis yang terkandung pada ubarampe kesenian Cing Poo Ling serta untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kontinuitas dan perubahan pada kesenian Cing Poo Ling. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian perlengkapan pertunjukan dan busana kesenian Cing Poo Ling semuanya mengandung magic tertentu atau misteri didalamnya. Diantaranya : (1) Topi pacul gowang yang berfungsi untuk menutup iket yang dipakai Dipo agar prajurit sandi tidak mengenalinya. (2) Iket. Fungsi dari iket yaitu jika dikebutkan kepada seseorang, yang terkena iket tersebut tidak akan bisa melihat ( kabur penglihatannya ). (3) Ketipung. Bila dipukul dengan irama tertentu akan mengeluarkan seperti batu berlompatan dan melukai musuhnya. (4) Kecrek. adalah ajimat ampuh yang berfungsi agar si pemegang kebal senjata dan menjadikan lawannya pingsan. Dengan berkembangnya jaman kesenian Cing Poo Ling beralih fungsi dari upacara pisowanan beralih fungsi menjadi sarana hiburan. Banyak faktor yang mempengaruhi perubahan yang terjadi dalam kesenian Cing Poo Ling. Namun, perubahan tersebut tidak mengubah sepenuhnya dari keaslian kesenian tersebut, hanya sebagian kecil saja diantaranya: perubahan fungsi dan waktu dan tempat pertunjukan kesenian Cing Poo Ling. Keaslian tari, alat musik dan busana masih dipertahankan keasliannya hingga sekarang.     Kata kunci: bentuk penyajian, ubarampe, makna filosofis, pertunjukan Cing Poo Ling.
SOROGAN: METODOLOGI PEMBELAJARAN TRADISIONAL NON KLASIKAL BERBASIS HUBUNGAN INTERAKTIVITAS Dhiyaul Haq, Muhammad Zaky; Siti Hajar, Fadila; Prihatiningsih, Septi; Zahira, Lutviya; Dwi Andini, Aprilliani; Ma'arif, Samsul; Widawati, Rika
Al-Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban Vol 12 No 2 (2024): Article
Publisher : Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/al-afkar.v12i2.676

Abstract

Metode Sorogan, yang berakar dalam tradisi pendidikan Indonesia, merupakan teknik pembelajaran yang menekankan interaksi langsung antara guru dan murid. Sejarah metode ini dapat dilacak kembali ke zaman pra-Islam, di mana pandita Hindu-Buddha mengajarkan murid-murid mereka secara individual. Dengan penyebaran Islam, metode ini diadaptasi dan diperkaya dengan nilai-nilai Islam. Sorogan, yang berarti "menyodorkan" dalam bahasa Jawa, membutuhkan kesabaran dan disiplin tinggi dari murid, karena fokusnya adalah pada pengembangan kemampuan individu melalui bimbingan guru. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam sejarah, dasar, tujuan, dan karakteristik metode Sorogan, serta implikasinya dalam pendidikan kontemporer. Dengan mengacu pada hadist yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW menerima pendidikan langsung dari Allah, metode ini menekankan pentingnya pendidikan yang disesuaikan secara individual. Sorogan mendorong partisipasi aktif murid dan evaluasi berkelanjutan oleh guru, memberikan kesempatan kepada murid untuk menjelaskan dan mempertanggungjawabkan apa yang mereka pelajari. Dalam konteks pendidikan modern, metode Sorogan menawarkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang dapat diintegrasikan dengan metode inovatif lainnya untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Meskipun dianggap oleh beberapa pihak sebagai metode tradisional yang kaku, penelitian ini menunjukkan bahwa Sorogan memiliki potensi untuk diadaptasi dan diperbarui, memberikan kontribusi signifikan terhadap pendidikan yang inovatif dan responsif.