Metode Sorogan, yang berakar dalam tradisi pendidikan Indonesia, merupakan teknik pembelajaran yang menekankan interaksi langsung antara guru dan murid. Sejarah metode ini dapat dilacak kembali ke zaman pra-Islam, di mana pandita Hindu-Buddha mengajarkan murid-murid mereka secara individual. Dengan penyebaran Islam, metode ini diadaptasi dan diperkaya dengan nilai-nilai Islam. Sorogan, yang berarti "menyodorkan" dalam bahasa Jawa, membutuhkan kesabaran dan disiplin tinggi dari murid, karena fokusnya adalah pada pengembangan kemampuan individu melalui bimbingan guru. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam sejarah, dasar, tujuan, dan karakteristik metode Sorogan, serta implikasinya dalam pendidikan kontemporer. Dengan mengacu pada hadist yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW menerima pendidikan langsung dari Allah, metode ini menekankan pentingnya pendidikan yang disesuaikan secara individual. Sorogan mendorong partisipasi aktif murid dan evaluasi berkelanjutan oleh guru, memberikan kesempatan kepada murid untuk menjelaskan dan mempertanggungjawabkan apa yang mereka pelajari. Dalam konteks pendidikan modern, metode Sorogan menawarkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang dapat diintegrasikan dengan metode inovatif lainnya untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Meskipun dianggap oleh beberapa pihak sebagai metode tradisional yang kaku, penelitian ini menunjukkan bahwa Sorogan memiliki potensi untuk diadaptasi dan diperbarui, memberikan kontribusi signifikan terhadap pendidikan yang inovatif dan responsif.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024