Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DAKWAH ISLAM DENGAN PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING Prihatiningtyas, Siti
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 38, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Dakwah and Communication, Walisongo State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v38.2.3885

Abstract

Humans need the help of others in solving their life problems. Life problems always develop, along with the times. The problems faced by humans also change. This change provides a treatment from various parties, including da'wah as an alternative way to solve human problems. Da'wah with various elements has responsibility in solving human problems. Da'wah is carried out by various means, one of which is guidance and counseling, both of which are used as references in carrying out da'wah. Something that is needed now is to increase the role of da'wah with guidance and counseling, so as to be able to solve human problems. This article focuses on the elaboration of guidance and counseling in solving human problems within the framework of da'wah **** Manusia memerlukan bantuan orang lain dalam menyelesaikan persoalan hidupnya. Persoalan kehidupan selalu berkembang, seiring dengan perkembangan zaman. Persoalan yang dihadapi manusia juga mengalami perubahan. Perubahan ini memberikan sebuah perlakuan dari berbagai pihak, termasuk dakwah sebagai alternatif jalan menyelesaikan masalah manusia. Dakwah dengan berbagai unsurnya mempunyai tanggungjawab dalam menyelesaikan persoalan manusia. Dakwah dilakukan dengan berbagai jalan, salah satunya adalah bimbingan dan konseling, Kedua hal ini dijadikan sebagai referensi dalam melaksanakan dakwah. Sesuatu yang dibutuhkan saat ini adalah meningkatkan peran dakwah dengan bimbingan dan konseling, sehingga mampu menyelesaikan masalah manusia. Artikel ini fokus pada elaborasi bimbingan dan konseling dalam menyelesaikan persoalan manusia dalam kerangka dakwah.
Strategi Dakwah Ki Enthus Susmono Melalui Wayang (Perspektif Unsur-unsur Dakwah) Wafiyah, Fiki; Prihatiningtyas, Siti
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL Vol. 6 No. 4 (2025): Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial (Juni - Juli 2025)
Publisher : Dinasti Review

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jmpis.v6i4.4430

Abstract

Ki Enthus Susmono merupakan seorang dalang yang berasal dari kabupaten Tegal. Ki Enthus Susmono cukup populer dikalangan masyarakat kabupaten Tegal dan sekitarnya. Wayang yang digunakan yaitu wayang golek, namun Ki Enthus Susmono sering menyebutnya dengan wayang santri dalam pementasannya. Wayang santri yang diciptakan oleh Ki Enthus Susmono merupakan salah satu pertunjukan yang dapat menjadi tontonan yang menarik dalam menyiarkan dakwah. Selain mempunyai fungsi sebagai hiburan, wayang juga dapat dimanfaatkan sebagai media pendidikan, media dakwah, dan media kritik social. Dengan ciri khasnya yang selalu menggunakan bahasa ngapak dan disisipkan humor Ki Enthus Susmono dapat menarik perhatian para penonton. Sehingga banyak yang tak kuasa menahan gelak tawa saat pementasan berlangsung. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: strategi dakwah Ki Enthus Susmono melalui wayang dan Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap strategi dakwah Ki Enthus Susmono melalui pertunjukkan wayang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dengan mendeskripsikan hasil wawancara, dan observasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah Ki Enthus Susmono melalui wayang dalam perspektif unsur-unsur dakwah. Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi dakwah yang digunakan Ki Enthus Susmono dapat dilakukan dengan wayang sebagai media menyebarkan dakwah.
RELIGION AND CULTURE MAINTAINING THE EXISTENCE OF THE BUFFALO SACRIFICE TRADITION IN THE COMMUNITY OF KUDUS CITY Nasrullah, Mochammad; Muhammad Baharuddin Iqbal; Siti Solihati; Siti Prihatiningtyas
Islamic Studies Journal for Social Transformation Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/isjoust.v8i2.9471

Abstract

Combining culture and religion is one of the identities of preachers in conveying religious messages. In the process of preaching, Sunan Kudus uses the same method of preaching, namely using a spiritual and cultural approach by giving orders in the form of prohibiting the slaughter of cows on Eid al-Adha. This article aims to understand cultural and religious acculturation in the sacrificial tradition and to find out how to maintain the existence of this culture. The research method used in this paper is library research, which collects literature related to cultural and religious acculturation. The results of this research show that Sunan Kudus carried out an acculturation in the prohibition of slaughtering cows on Eid al-Adha and to ensure that this tradition can survive by means of cultural experience and cultural knowledge.
Revitalization of Nyai Sedapu Boja Kendal Tomb as a Cultural-Based Religious Tourism Epicenter Afiah, Kumala Nur; Hakim, Lukmanul; Susanto, Dedy; Prihatiningtyas, Siti
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol. 10 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v10i2.14736

Abstract

Revitalization of culture-based religious sites is an important approach in developing sustainable and local value-based tourist destinations. This research aims to analyze the revitalization strategy of the Tomb of Nyai Sedapu as the epicenter of culture-based religious tourism in Boja, Kendal by referring to the principles of good governance in governance. This research uses a qualitative approach with the methods of observation, semi-structured interviews, and documentation. The results showed that revitalization was carried out through physical development and preservation of cultural values through local traditions. Community participation, legality of management through the village government, and information disclosure are real practices of transparency, accountability and rule of law. However, challenges remain in the limitations of digital promotion and budget support. This research shows that the management of religious sites that apply the principles of good governance can be an alternative model in the development of cultural and spiritual-based tourism.