Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH INJEKSI LEPTIN JANGKA PENDEK TERHADAP KADAR ADIPONEKTIN DALAM SERUM Rattus norvegicus STRAIN WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK Prawibawa, Dian; Indra, M Rasjad; Prijadi, Bambang
MANDALA of Health Vol 6, No 1 (2013): Mandala Of Health
Publisher : Jurusan Kedokteran FK Unsoed

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obesitas dan kelebihan berat badan akan menimbulkan masalah kesehatan yang serius seperti penyakit kronis yaitu DM tipe II, penyakit jantung hipertensi, stroke, hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, arthritis, asma. Diketahui penyebab obesitas yang tersering adalah Diet tinggi Lemak. Diet tinggi lemak ini dapat menyebabkan resistensi leptin dan penurunan kadar adiponektin tubuh. Sejak penemuan leptin pada tahun 1994, para ilmuwan telah memiliki harapan besar bahwa memanipulasi jalur axis leptin dapat membawa kesuksesan pengobatan obesitas yang berakibat meningkatnya kadar adiponektin tapi hal tersebut masih menjadi kontrofesi. Penelitian eksperimental ini bertujuan untuk membuktikan bahwa injeksi leptin eksogen secara akut dapat mengatasi resistensi leptin sehingga terjadi peningkatan kadar adiponektin di dalam serum tikus yang di beri diet tinggi lemak. Pada penelitian ini dua puluh lima ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negative (tanpa diet tinggi lemak dan injeksi leptin), kelompok kontrol positif (dengan diet tinggi lemak dan tanpa injeksi leptin), kelompok dengan diet tinggi lemak dengan injeksi leptin 50 ng/ml, 100 ng/ml, dan 200 ng/ml injeksi leptin. Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Tikus diberi diet tinggi lemak selama dua bulan, kemudian tikus di suntik leptin eksogen selama 3 hari. Pada hari ke 3, serum tikus diambil dan diukur kadar adiponektinnya dengan ELISA. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar adiponektin untuk kelompok I,II, dan III adalah 503,2; 455,9; dan 485,4 secara berturutan; kelompok kontrol negative 451,9; dan kelompok kontrol positif adalah 477,9. Dari hasil statistik di dapatkan perbedaan kadar adiponektin secara nyata antara kelompok kontrol (-) dengan kelompok I (p = 0.002) dan antara kelompok I dan kelompok II ( p = 0,04). Sedangkan pada kelompok yang lain tidak di dapatkan perbedaan secara nyata ( p > 0,05 ). Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa injeksi leptin dengan dosis rendah secara akut menyebabkan peningkatan kadar adiponektin
Pengaruh Pemberian Vitamin E Pada Tikus (Rattus norvegicus) Bunting yang Dipapar Asap Rokok Subakut terhadap Berat Badan Bayi Lahir Aterm Nelawati, A’yunin; Soemardini, Soemardini; Prijadi, Bambang
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.294 KB)

Abstract

Vitamin E adalah antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas. Asap rokok menghasilkan radikal bebas di dalam tubuh. Paparan asap rokok selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pertumbuhan bayi dan berat badan lahir rendah (BBLR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin E pada tikus (Rattus norvegicus) bunting yang dipapar asap rokok subakut terhadap berat badan bayi lahir aterm. Penelitian ini menggunakan 20 tikus bunting yang dibagi menjadi 5 kelompok; kontrol negatif (P0), kontrol positif (P1), kelompok dengan 3 dosis vitamin E (P2:100, P3:200, P4:400 mg/kgbb/hari). Vitamin E diberikan sejak hari pertama hingga hari ke-19. Asap rokok dipaparkan pada hari ke-6  hingga hari ke-19. Tikus dibedah  pada hari ke-20, bayi tikus ditimbang dan dihitung rata-rata berat badan lahirnya. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan berat badan rata-rata (p = 0,044) pada P1 dibanding P0. Pada P2 terjadi peningkatan rata-rata berat badan lahir yang signifikan (p = 0,003), sedangkan peningkatan berat badan lahir pada P3 dan P4 tidak signifikan (masing-masing p = 0,085 dan p = 0,467). Kesimpulan  penelitian ini adalah pemaparan asap rokok subakut dapat menurunkan berat badan lahir rata-rata, pemberian vitamin E dosis 100 mg/kgBB/hari dapat meningkatkan berat badan lahir, dan pemberian vitamin E dosis 200 dan 400 mg/kgBB/hari meningkatkan berat badan lahir bayi aterm . Kata kunci: Asap rokok, Berat badan lahir aterm, Tikus (Rattus norvegicus), Vitamin E.
Pengaruh Pemberian Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) terhadap Pencegahan Peningkatan Kadar Glukosa Darah pada Tikus (Rattus novergicus) Galur Wistar Bunting Briliansari, Debby Amalia; Prijadi, Bambang; Nugroho, Fajar Ari
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.292 KB)

Abstract

Selama kehamilan terjadi peningkatan kadar glukosa darah seiring bertambahnya usia kehamilan. Pilihan sumber karbohidrat yang tepat diperlukan agar kadar glukosa darah terkontrol selama kehamilan, sehingga dapat mencegah terjadinya diabetes melitus gestasional. Kacang hijau mengandung serat larut tinggi dan memiliki indeks glikemik rendah. Kandungan tersebut dapat mengurangi penyerapan karbohidrat dalam tubuh, sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian kacang hijau terhadap pencegahan peningkatan kadar glukosa darah pada tikus putih Wistar yang bunting. Penelitian ini bersifat true experimental in vivo dengan rancangan post test only with control group design. Sampel yang digunakan adalah tikus Wistar usia 2-3 bulan yang bunting. Tikus dibagi dalam empat kelompok yaitu kelompok normal tidak diberi kacang hijau (P0), perlakuan 1 diberi kacang hijau 0,3 g/hari (P1), perlakuan 2 diberi kacang hijau 0,6 g/hari (P2), dan perlakuan 3 diberi kacang hijau 1,2 g/hari (P3). Diketahui bahwa kacang hijau mampu mencegah peningkatan kadar glukosa darah pada tikus Wistar bunting, meski tidak signifikan (p = 0,494). Dosis efektif kacang hijau adalah 0,6 g/ekor/hariyang mampu mengontrol kadar glukosa darah sebesar 88,60 + 8,17 mg/dl. Kata kunci: Glukosa darah, Kacang hijau, Kehamilan.
Pengaruh Pemberian Vitamin E Terhadap Kadar Hemoglobin Maternal Tikus Rattus norvegicus Bunting yang Dipapar Asap Rokok Subakut Lovita, Agnestia Naning; Rahayu, Indriati Dwi; Prijadi, Bambang
Majalah Kesehatan FKUB Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.517 KB)

Abstract

Paparan asap rokok pada kehamilan berpengaruh terhadap penurunan kadar hemoglobin akibat proses stres oksidatif yang dapat berakibat buruk pada kehamilan dan janin. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa vitamin E dapat mempengaruhi kadar hemoglobin tikus bunting yang dipapar asap rokok subakut. Studi eksperimental menggunakan randomized post test only control group design dilakukan terhadap tikus Rattus norvegicus bunting yang dibagi dalam lima kelompok: kontrol negatif, kontrol positif, dosis vitamin E 100 mg/kgBB/hari, 200 mg/kgBB/hari dan 400 mg/kgBB/hari (n = 4). Pemberian vitamin E dimulai sejak hari pertama kebuntingan sedangkan pemaparan asap rokok dimulai pada hari ke–6 kebuntingan. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kadar hemoglobin darah maternal tikus bunting yang dibedah pada hari ke–20. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kontrol negatif dan kontrol positif (p = 0,004), serta kontrol positif dan dosis 400 mg/kgBB/hari (p = 0,013), sedangkan antar kelompok lain tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Namun menurut uji d type effect size, pemberian dosis 100 dan 200 mg/kgBB/hari memiliki efek yang besar terhadap perubahan kadar hemoglobin. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemaparan asap rokok subakut mengakibatkan kenaikan kadar hemoglobin tikus bunting dan pemberian vitamin E menurunkan kadar hemoglobin tikus bunting. Kata kunci: Asap rokok subakut, Bunting, Hemoglobin, Vitamin E.
Pengaruh Waktu dan Suhu Penyimpanan Terhadap Kadar Asam Amino Taurin pada ASI (Effect of Storage Time and Temperature on Amino Acid Taurine Levels of Breastmilk) Ruhana, Amalia; Istiqomah, Novenda Nur; Prijadi, Bambang
Indonesian Journal of Human Nutrition Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.686 KB) | DOI: 10.21776/ub.ijhn.2016.003.02.1

Abstract

AbstrakTaurin merupakan sejenis asam amino terbanyak kedua dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Pemerahan dan penyimpanan ASI merupakan alternatif cara yang dilakukan oleh ibu yang bekerja untuk tetap bisa memberikan ASI kepada bayinya. Selama penyimpanan ASI terjadi peningkatan proteolisis atau pemecahan protein sehingga diduga terjadi perubahan pada kadar asam amino taurin. Namun, belum terdapat penelitian yang meneliti asam amino secara spesifik terutama asam amino taurin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu dan suhu penyimpanan ASI terhadap kadar taurin. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan memberikan dua faktor perlakuan. Faktor perlakuan pertama yaitu perlakuan penyimpanan pada suhu ruangan, suhu dingin atau refrigerator, dan suhu freezer. Sedangkan  faktor perlakuan kedua yaitu perlakuan penyimpanan selama 0 jam, 24 jam, 2 minggu, dan 4 minggu. Pengukuran kadar taurin dilakukan dengan menggunakan HPLC. Dan hasil yang didapatkan adalah suhu penyimpanan berpengaruh secara sigifikan terhadap kadar taurin dengan p=0,000 dan lama waktu penyimpanan berpengaruh secara signifikan terhadap kadar taurin dengan p=0,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin lama waktu penyimpanan maka semakin menurun kadar taurin pada ASI dan semakin tinggi suhu penyimpanan maka semakin menurun kadar taurin pada ASI.Kata Kunci : ASI, Taurin, Penyimpanan, Suhu dan Waktu AbstractTaurine is of the second highest concentration among amino acids in breastmilk which functions as a neuro-transmitter and plays an important role for the maturation of brain cells. Milk expressing and breastmilk storing are alternative ways enabling working mothers to give breastmilk to their babies. During storage of breastmilk, proteolysis or protein breakdown increases, so supposedly a change in the amino acid taurine levels occurs. However, no research has been conducted specifically to examine amino acids, especially amino acid taurine. The purpose of this study is to find out the effect of breastmilk storage duration and temperature on taurin. This study used an experimental method with two-factor treatment. The first treatment factor was the storage treatment at room temperature, cold temperature or refrigerator, and freezer temperature, while the second treatment factor was the duration treatment at 0 hour, 24 hours, 2 weeks, and 4 weeks. Taurine concentration measurement was performed using HPLC. The result obtained is that storage temperature significantly influences the level of taurine with p=0.000, and storage duration significantly affects the level of taurine with p=0.000. This study concludes that the longer duration of storage, the lower taurine levels in breast milk; and the higher the temperature of storage, the lower taurine levels in breast milk.Keywords: breastmilk, taurine, storage, temperature, duration
EFEK EKSTRAK KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata) TERHADAP KADAR SUPEROKSIDA DISMUTASE (SOD) SERUM TIKUS GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIPAPAR DENGAN ASAP MESIN BERBAHAN BAKAR BENSIN Kusumaningrum, Arum Gladys; Prijadi, Bambang; Widodo, Moch. Aris
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 1 (2017): MAJALAH KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.258 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2017.004.01.1

Abstract

Emisi kendaraan bermotor mengandung komponen  particulate matter (PM) yang memiliki efek proinflamasi melalui pembentukan reactive oxygen species (ROS). Peningkatan ROS akan berdampak pada stres oksidatif yang menyebabkan penurunan kadar antioksidan. Kacang tunggak mengandung senyawa genistein yang dapat bekerja sebagai antioksidan sehingga mampu mencegah terjadinya stres oksidatif akibat paparan asap. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh pemberian ekstrak kacang tunggak terhadap kadar SOD serum  pada tikus Wistar. Studi eksperimental ini menggunakan post test only control group design. Sebanyak tiga puluh enam tikus Wistar jantan dibagi secara acak dalam 9 kelompok, terdiri dari kelompok kontrol negatif (N), kelompok yang diberi oksigen 4 menit (N+O4), kelompok yang diberi ekstrak kacang tunggak (N+G), kelompok yang diberi perlakuan asap 2, 3 dan 4 menit, masing-masing diberikan oksigen 4 menit tanpa ekstrak kacang tunggak (A2O4(-)G, A3O4(-)G, A4O4(-)G) dan dengan ekstrak kacang tunggak (A2O4(+)G, A3O4(+)G, A4O4(+)G). Pemaparan asap dilakukan setiap hari selama 30 hari. Variabel  yang diukur pada penelitian ini adalah kadar SOD serum. Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan antar kelompok yang signifikan (p < 0,05). Hasil analisis statistik post hoc LSD  menunjukkan bahwa kadar SOD serum kelompok tikus A2O4(+)G, A3O4(+)G, A4O4(+)G menunjukkan signifikan dibandingkan dengan kelompok tikus A2O4(-)G, A3O4(-)G, A4O4(-)G. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kacang tunggak dapat mencegah penurunan kadar SOD serum tikus wistar yang dipapar asap mesin berbahan bakar bensin Kata Kunci: asap mesin berbahan bakar bensin, kacang tunggak, particulate matter (PM),  superoksida dismutase.
PENGARUH PEMBERIAN PASTA TOMAT TERHADAP JUMLAH SEL BUSA PADA ARKUS AORTAAORTA ARCUS TUNICA INTIMA RATTUS NOVERGICUS STRAIN WISTAR TIKUS DENGAN YANG DIBERI DIET ATEROGENIK Handayani, Dian; Prijadi, Bambang
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 23, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1628.232 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2007.023.02.5

Abstract

In Indonesia, the prevalence of coronary heart disease (CHD) was increased. It currently became the main cause of mortality. Unhealthy dietary pattern as the most determinant of atherosclerosis through the increasingof plasma LDL, will be worsen by the presence of free radical such as reactive oxygen species (ROS) that led to accumulation of atherosclerosis plaques. The negative effects of free radicals can be inhibited by antioxidant. Lycopene is a strong antioxidant that able to neutralize free radicals,  especially oxygen derived free radicals. This studyaimed to assess the effect of tomato paste containing lycopne to total  foam cells. Lycopene has the role to prevent artericoronaria related to atherosclerosis. The most lycopene source is tomatoproducts. This study was a laboratory-experimental study with randomized control group – post-test design. Twentyrandomly selected rats, divided into 5  treatment groups, group P1 (normal diet treatment), P2 (atherogenic diet treatmen)t, P3 (atherogenic diet and addition 0.01 g/days oftomato pasta treatment, P4 (atherogenic diet and addition 0.02 g/days of tomato pasta treatment,),