Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS DAN KARAKTERISTIK MORFOMETRIK KELELAWAR DI GUA FATUBAUN DESA MANUFUI KECAMATAN SANTIAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Yumiarti Manek; Anastasia Elu; Arnold Ch Hendrik; Willem Amu Blegur; Novi Ivonine Bulu
Saintek Lahan Kering Vol 3 No 2 (2020): JSLK DESEMBER 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/slk.v3i2.1221

Abstract

Bats are mammals (lactating animals) in flyng, the bats sleep during the day and engage in nocturnal activities, so bats are nocturnal (Suyanto, 2001). The study aims to identify the bats in the caves of Fatubaun village Manufui west Timor housing district based. The study was carried out in July 2019 in the Manufui sub-district Santian district of south central Timor. The method used in this study is that of surveying with sample retrieval techniques is done by using fog nets. The data analysis is done qualitative descriptive. According to research carried out in the Fatubaun cave we have two types of bats Pteropus vampyrus Linn and Microglossus sobrinus, both varieties belong to I order of the Chiroptera and 1 family of the Pteropodidae family.
Pengaruh Skarifikasi Kimia Terhadap Perkecambahan Benih Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) Ira Y Dethan; Hartini Solle; Arnold Ch Hendrik
Saintek Lahan Kering Vol 3 No 2 (2020): JSLK DESEMBER 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/slk.v3i2.1224

Abstract

Cashew is a plant that has the potential to help the welfare of farmers in the economic field. In general, cashew has a high economic value. Other benefits of cashew from the roots, stems and leaves can be used as medicine (Prihatman, 2000) and fruit and seeds to be a food source with high nutritional value.This study aims to determine the rate of cashew seed germination and optimum concentration by giving HCl and H2SO4. This research uses factorial pattern.The first factor is HCl with 4 levels of treatment consisting of 0%, 35%, 40%, 45% and 50%. The second factor is H2SO4 with 4 treatment levels consisting of 0%, 35%, 40%, 45% and 50%, and 4 controls.Each treatment consisted of 4 replications. Observation parameters in this study include germination, germination speed, and the average daily germination value. Empirical data obtained were analyzed using ANOVA (F test), followed by DMRT test at 5% level, if Fcount>Ftable (α=0.05). Based on ANOVA results, HCl administration significantly affected all observed parameters while H2SO4 and the interaction between HCl and H2SO4 did not significantly affect germination, germination speed and average daily germination value.DMRT test showed the fastest germination speed was found in the A4 treatment. The treatment with the highest value on the parameter observed was the average daily germination value in the A4 treatment. Thus it can be concluded that the HCl solution has a significant effect on each observation parameter. Whereas H2SO4 and the interaction between HCl and H2SO4 had no significant effect
KEANEKARAGAMAN MIKROFUNGI TANAH DI TAMAN WISATA ALAM BAUMATA DESA BAUMATA KECAMATAN TAEBENU KABUPATEN KUPANG ewinda isensi feni; mellissa e.s ledo; arnold Ch hendrik
Indigenous Biologi : Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi Vol 2 No 1 (2019): Indigenous Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33323/indigenous.v2i1.22

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis mikrofungi dan keanekaragaman jenis mikrofungi yang terdapat pada Taman Wisata Alam (TWA) Baumata. Pada penelitian ini mengunakan metode observasi langsung dan Direct metoch . Penelitian dilakukan di TWA Baumata dan proses isolasi dan identifikasi mikrofungi tanah pada laboratorium biologi Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Kristen Artha Wacana Kupang dan laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang dari bulan November 2017 sampai dengan bulan April 2018. Mikrofungi yang teridentifikasi dibedakan jenisnya kemudian di hitung indeks keanekaragamannya. Hasil menunjukkan bahwa ditemukan 5 jenis mikrofungi tanah yang terdapat pada TWA Baumata yakni Mikrofungi Aspergilus terreus, Aspergilus flavus, Aspergilus niger, Penicillium sp., Thamnidium elegans. Tahapan yang dilalui untuk mendapatkan kelima jenis mikrofungi tanah ini adalah melalui tahapan isolasi, pemurnian dan identifikasi. Dengan menggunakan rumus shannon wiener hasil analisis memperlihatkan bahwa tingkat keanekaragam mikrofungi pada TWA Baumata tergolong sedang dengan nilai indeks keanekaragaman (H’) = 1.2691. Hasil Analisis ini menunjukkan bahwa kondisi tanah TWA Baumata memiliki produktivitas cukup, tekanan ekologi sedang dan kondisi ekosistem yang cukup seimbang. Abstract The research to purpose determine the types of microfungi and the diversity of microfungi found in Baumata Natural Tourism Park (TWA). In the reaseaech using direct observation methods and direct metoch. The research was conducted in Baumata TWA and the process of isolation and identification of soil microfungi in the biology laboratory of the Biology Education Study Program at the Arta Wacana Kupang Christian University and the Plant Disease Laboratory of the Faculty of Agriculture, Nusa Cendana Kupang, from November 2017 to April 2018. The identified microfungi are of different types and then count the diversity index The results showed that there were found 5 types of soil microfungi found in Baumata TWA is Microfungi of Aspergilus terreus, Aspergilus flavus, Aspergilus niger, Penicillium sp., Thamnidium elegans. The stages that are passed to get these five types of microfungi are through the stages of isolation, purification and identification. By using the shannon wiener formula the results of the analysis show that the diversity of microfungi in Baumata TWA is classified as moderate with a diversity index (H ') = 1.2691. The results of this analysis indicate that Baumata TWA soil conditions have sufficient productivity, moderate ecological pressure and fairly balanced ecosystem conditions. Keywords: Diversity, Soil Microfungi, and Natural Park Baumata
KEANEKARAGAMAN LUMUT KERAK (lichen) SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN UDARA DI TAMAN WISATA ALAM CAMPLONG KABUPATEN KUPANG Hetkandra D Madjeni; Novi I Bullu; arnold Ch hendrik
Indigenous Biologi : Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi Vol 2 No 2 (2019): Indegenous Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33323/indigenous.v2i2.37

Abstract

ABSTRAKCamplong terletak di Kabupaten Kupang dan memiliki hutan wisata yang dikenal dengan nama Taman Wisata Alam Camplong yang berada di hutan Camplong, Desa Camplong, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang. Untuk mengetahui kadar pencemaran udara di daerah ini maka akan diamati perkembangan dan jenis Lumut Kerak (lichen). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan teknik survei. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, dilanjutkan dengan identifikasi spesimen secara morfologi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara membuat 15 plot dari tiga stasiun. Tiap stasiun yang dibuat memiliki jarak 50 meter dihitung dari jalan menuju masing masing plot pengamatan dengan ukuran masing-masing plot sama yaitu 10x10 meter. Analisis data dilakukan dengan membagikan data berdasarkan kategorinya yakni Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener, Indeks Kemerataan, dan Indeks Kelimpahan Lumut Kerak. Dari hasil penelitian didapatkan tujuh jenis lichen dengan nilai Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener 0,72, Indeks Kemerataan 0,85, dan Indeks Kelimpahan Lumut kerak tertinggi 30,8.
JENIS-JENIS DAN PEMANFAATAN ROTAN OLEH MASYARAKAT DI TAMAN HUTAN RAYA PROF. IR. HERMAN JOHANNES KECAMATAN AMARASI KABUPATEN KUPANG indan karipalai; Arnold Ch Hendrik; Apriliana Ballo
Indigenous Biologi : Jurnal Pendidikan dan Sains Biologi Vol 2 No 3 (2019): Indigenous Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Artha Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33323/indigenous.v2i3.74

Abstract

Taman Hutan Raya (Tahura) Prof. Ir. Herman Johannes merupakan kawasan hutan yang dilindungi oleh pemerintah yang terletak di wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Kupang tepatnya berada diantara 2 (dua) wilayah Kecamatan yakni Kecamatan Amarasi dan Kecamatan Amarasi Selatan. Rotan merupakan jenis palem memanjat yang termasuk dalam family Palmae yang memiliki nilai komersial yang tinggi. Rotan digunakan oleh masyarakat sebagai bahan anyaman, pembuatan kursi, tali sebagai bahan pengikat dan lain sebagainya. Mengingat pengetahuan akan jenis rotan yang ada di Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Prof. Ir Herman Johannes tidak maksimal atau belum teridentifikasi jenis-jenisnya untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis rotan apa saja dan bagaimana pemanfaatannya oleh masyarakat di Taman Hutan Raya (Tahura) Prof. Ir. Herman Johannes. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kombinasi teknik garis transek (line transect) dengan teknik sampling kuadran. Analisis data meliputi jenis rotan dimana data yang diperoleh dianalisis untuk menetukan kerapatan, frekuensi dan dominasi. Sedangkan analisis pemanfaatan rotan dilakukan dengan Index of Cultural Significance (ICS) atau indeks kepentingan budaya. Dari hasil penelitian didapatkan dua spesies rotan yaitu Rotan Balukbuk (Calamus burkianus Becc) dengan nilai kerapatan 0,008 Ind/Ha, frekuensi 0,18, dominasi 0,034 mm/Ha, dan nilai ICS 7, sedangkan Rotan Samare (Plectocomiopsis mira J.Dransf) memiliki nilai kerapatan 0,024 Ind/Ha, frekuensi 0,68, dominasi 0,002 mm/Ha, dan nilai ICS 8,5.