Dadang Dwi Septiyan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kesenian Gambang Semarang Dalam Kelompok Pahat Ethnic Semarang Dadang Dwi Septiyan
Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik Vol 1 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik FBS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/musikolastika.v1i1.12

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan Musik Gambang Semarang di Kota Semarang dan memperoleh data tentang keberadaan dan perkembangan Musik Gambang Semarang. Penelitian ini dilakukan di Kota Semarang, tepatnya di Grup Gambang Semarang "Pahat Ethnic". Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan data dikumpulkan melalui proses observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam grup "Pahat Ethnic", Musik Gambang Semarang masih dikelola dengan baik oleh remaja yang merupakan anggota dari Grup Pahat Ethnic dan masih disukai oleh masyarakat Kota Semarang dan sekitarnya. Gambang Semarang terus bertahan dan tumbuh dalam hal alat musik, komposisi, pemain dan fungsi mereka.
Pengaruh Habitus Dari Selera Musik Terhadap Konsep Diri Penikmatnya Dadang Dwi Septiyan
Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik FBS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/musikolastika.v1i2.30

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh habitus dari selera musik terhadap konsep diri penikmatnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batang dengan subjek penikmat musik yang dipilih secara acak. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan tahapan analisis data lapangan, reduksi data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri penikmat musik di Kabupaten Batang dibentuk oleh habitus dari selera musik. Sehingga, membentuk struktur berpikir yang dibenturkan dengan arena yang dimiliki yaitu lingkungan dan teman. Selain itu, beberapa modal memiliki peran dalam membentuk konsep diri. Modal tersebut yaitu 1) modal ekonomi; memiliki penghasilan dari musik, 2) modal sosial; memiliki relasi dan jaringan, 3) modal budaya; memiliki pengetahuan dan referensi musik yang baik, dan 4) modal simbolik; menjadi salah satu panutan dalam bermusik.
Perubahan Budaya Musik Di Tengah Pandemi Covid-19 Dadang Dwi Septiyan
Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik FBS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/musikolastika.v2i1.37

Abstract

Perubahan budaya memerlukan waktu lama dan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dinamakan evolusi. Perubahan tersebut terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru, yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Kebijakan pemerintah untuk melakukan segala kegiatan di rumah saja, dalam memotong rantai penyebaran pandemi covid-19 yang menjadi ujian berat untuk para musisi. Kondisi para musisi tidak jauh dari dua keniscayaan antara dibatalkan atau ditunda pertunjukan musiknya. Namun para musisi tetap survive dengan menyelenggarakan pertunjukan musik secara daring. Beberapa artist mengajak penonton berdonasi untuk masyarakat yang terdampak pandemi covid-19 melalui penyelenggaraan pertunjukan musik daring tersebut. Dampak yang kurang baik dalam perubahan kebudayaan musik yang serba daring ini adalah merubah hal-hal yang bersifat abstrak menjadi kongkret, begitu juga sebaliknya yaitu dari kongkret menjadi abstrak. Membuat para pelaku industri musik, dalam hal ini para pemilik modal dapat dengan mudah menghemat berbagai biaya-biaya proses produksi. Dampak lainnya yaitu membuat apresiator, dalam hal ini manusia, tidak lagi dapat berinteraksi dengan sesama manusia karena lebih banyak menghabiskan waktu nya untuk mengapresiasi pertunjukan musik secara daring.
Kesenian Gendreh di Kampung Bojong Rangkasbitung: Kajian Tentang Bentuk Pertunjukan dan Respon Estetis Pola Tabuh Alu dan Lisung Alis Triena Permanasari; Dadang Dwi Septiyan; Syamsul Rizal
Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik FBS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/musikolastika.v2i2.41

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon estetis pola tabuh alu dan lisung serta bentuk pertunjukan kesenian gendreh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Analisis data menggunakan konsep bentuk dan fungsi pertunjukan. Sasaran penelitian ini adalah kesenian gendreh di Kampung Bojong Rangkasbitung. Hasil penelitian membuktikan bahwa kesenian gendreh Kampung Bojong Rangkasbitung merupakan kesenian tradisional yang lahir dan berkembang di Kampung Bojong Rangkasbitung. Penyajian kesenian gendreh memiliki beberapa komponen atau elemen-elemen, yaitu doa pambuka, gerak, desain lantai, pola tabuh, lagu/tembang dan tempat pertunjukan. Pola tabuh alu dan lisung dalam kesenian gendreh Kampung Bojong Rangkasbitung menimbulkan reaksi hingga respon estetis dari pelaku dan apresiator. Bentuk respon dari pelaku kesenian gendreh adalah secara spontan pelaku menarikan gerakan-gerakan pencak silat mengikuti pola tabuh alu dan lisung yang dimainkan oleh pemain yang terdiri dari ibu-ibu. Pemain alu dan lisung yang terdiri dari ibu-ibu juga merespon pola tabuh yang sedang dimainkannya. Respon estetis tersebut berbentuk tarian-tarian kecil seperti menggerakkan tangan dan kaki.
Apresiasi Lintas Genre Musik Indonesia Melalui Synchronize Festival Dadang Dwi Septiyan
Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik FBS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/musikolastika.v3i1.57

Abstract

Synchronize Festival merupakan festival musik multi-genre tahunan berskala nasional yang mengundang puluhan ribu audiens untuk merayakan keberagaman jenis musik hidup di lima panggung selama tiga hari, tiga malam, menikmati suguhan 100-an pertunjukan terkurasi dari artis-artis terbaik tanah air yang datang dari dekade 1970-an, 1980-an, 1990-an hingga 2000-an. Melihat popularitas Synchronize Festival yang digandrungi oleh penikmat musik lintas genre di Indonesia, maka penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi deskriptif tentang kontribusi yang diberikan Synchronize Festival terhadap pendidikan apresiasi musik lintas genre musik. Hasil penelitan menunjukan bahwa, Synchronize Festival dapat meng-capture industri musik tanah air dan berupaya memfasilitasi seluruh genre musik, termasuk musik-musik yang dianggap “norak”. Salah satu karakter Synchronize Festival yaitu mengundang musik-musik yang kesannya sudah tertinggal kemudian dikenalkan kembali kepada penonton, yang pada akhirnya mengedukasi penonton yang sebelumnya tidak mengetahui menjadi banyak pengetahuan baru yang didapat setelah hadir dalam Synchronize Festival.
Strategi Personal Branding Musisi Pop Jawa Melalui Media Sosial Dadang Dwi Septiyan
Musikolastika: Jurnal Pertunjukan dan Pendidikan Musik Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik FBS UNP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/musikolastika.v3i2.73

Abstract

Advances in information technology and social media are now increasing. This makes it easier for anyone to form a personal brand through social media. Having an attractive identity is a must for a musician, whether it's self-identity or work identity. The purpose of this study is to find out and understand the personal branding strategy of musicians through social media. This study uses qualitative methods with data collection techniques, namely interviews and observing the documentation they have and conducting a literature review. The data obtained were then analyzed using analytical techniques, namely sorting out data, reducing data, summarizing, and presenting data. The findings of this study are that the personal branding strategy of musicians through social media, especially Instagram, uses indicators consisting of 7 classifications borrowed from Mateusz Grzesiak's concept. The results of the study stated that the personal branding strategy carried out by several samples of musicians had values, characters, goals, methods, dialectics, visualizations, media, awareness levels, challenges, cultural models, and strategies each through Instagram media and in their daily lives.
TRANSFORMASI GRUP MARBANDUT AN-NAWAWI TERHADAP KESENIAN MARAWIS PADA MASYARAKAT KAMALAKA KELURAHAN PANGGUNG JATI KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG, BANTEN Dhio Licandra Agil; Suhaya Suhaya; Dadang Dwi Septiyan
MATRA: Jurnal Seni Musik Tari Teater & Rupa Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Pendidikan Seni Pertunjukan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to find out and describe how the An-Nawawi marbandut group transforms into marawis art. The background of this research is the transformation of An-Nawawi's marawis art into An-Nawawi's marbandut which is influenced by people's requests to develop a more modern form of music. The transformation of musical forms in the An-Nawawi marbandut group made researchers use writing references. The research method uses descriptive qualitative through a case study approach with community objects/community leaders, members of An-Nawawi studio, and elders/founders of An-Nawawi studio. Data obtained through observation, interviews, and documentation. The research results obtained through the development and changes of the An-Nawawi marbandut group, researched directly to members of the An-Nawawi studio and the community regarding changes in terms of musical instruments and forms of marawis music featuring monotonous rhythmic music making marbandut a modern group in terms of clothing, musical instruments, formations in staging, and also forms of arrangement that can be enjoyed by every class. Keywords: transformation, art, marbandut an-nawawi.