Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN INTERPRETASI WHO (WORLD HEALTH ORGANIZATION) ANTROPOMETRI Z-SCORE DAN INFEKSI KECACINGAN PADA ANAK USIA 36 – 60 BULAN DI KOTA LHOKSEUMAWE Mardiati Mardiati; Fury Maulina; Muhammad Sayuti
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 6: No. 2 (November, 2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v6i2.3325

Abstract

Masalah pada anak yang masih menjadi perhatian khusus yaitu masalah status gizi. Penentuan status gizi yang sering digunakan adalah dengan interpretasi WHO antropometri z-score. Selain penentuan status gizi, sangat penting mengetahui infeksi yang dialami oleh anak, salah satunya yaitu infeksi kecacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan hubungan interpretasi WHO antropometri z-score berdasarkan Berat Badan (BB) menurut usia dan infeksi kecacingan pada anak usia 36 – 60 bulan di Posyandu Pusong Kota Lhokseumawe. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah anak di Gampong Pusong yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Interpretasi menggunakan software WHO Anthro serta infeksi kecacingan  dilakukan dengan pemeriksaan feses dengan teknik direct thin smear feces menggunakan mikroskop. Data dianalisis secara secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan anak usia 36-47 bulan sebanyak 44,7% serta usia 48 – 60 bulan sebesar 55.3%; 57,9% adalah perempuan, dengan rata – rata berat badan adalah 14±2.07 kg dan rata – rata tinggi badan adalah 92±6,71 cm. Interpretasi WHO antropometri z-score berdasarkan BB menurut usia diperoleh sebesar 60,5% dengan status gizi baik, 39,5% dengan status gizi kurang, serta tidak ditemukan gizi lebih dan gizi buruk. Sebanyak 26,3% positif mengalami infeksi kecacingan dengan 80% mengalami infeksi oleh cacing Ascaris lumbricoides serta 20% mengalami infeksi oleh cacing Ascaris lumbricoides + Trichuris trichiura. Hasil analisis bivariat didapatkan tidak terdapat hubungan antara interpretasi WHO antropometri z score berdasarkan BB menurut usia dengan infeksi kecacingan pada anak usia 36 – 60 bulan di Posyandu  Gampong Pusong Kota Lhokseumawe.
MCCUNE-ALBRIGHT SYNDROME (MAS) Mardiati Mardiati; Fury Maulina
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 5: No. 2 (November, 2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v5i2.2085

Abstract

McCune-Albright Syndrome (MAS) adalah suatu penyakit yang etiologinya adalah akibat mutasi gen guanine nucleotide binding alpha stimulating (GNAS1) pada masa embrionik. Mutasi gen GNAS1 ini terjadi pada masa kehamilan dan secara acak yang akan menghasilkan sebagian sel tubuh yang normal dan sebagian lainnya akan mengalami mutasi, fenomena ini yang disebut mosaicism. Sindrom ini memiliki tiga tanda klinis yaitu, displasia fibrosa, pigmentasi kulit (cafe-au-lait), dan disertai puibertas prekoks. Diagnosis MAS biasanya berdasarkan pemeriksaan klinis, radiografi, biopsi dan uji genetik. Aspek yang paling penting dari konseling kepada keluarga adalah untuk memberikan pengetahuan kepada keluarga bahwa penyakit ini tidak menular, juga tidak berhubungan dengan lingkungan atau dari kelompok etnis tertentu. Penatalaksanaan terhadap MAS adalah berdasarkan manifestasi klinis yang muncul dan membutuhkan kerjasama tim yang melibatkan  bedah orthopedi, bedah plastik dan ahli endokrin.
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP DI KOTA LHOKSEUMAWE Julia Fitriany; Fury Maulina; Cut Ela Witanti
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 4: No. 1 (Mei, 2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v4i1.802

Abstract

Menarche adalah periode menstruasi pertama dalam kehidupan seorang wanita dan merupakan penanda akhir perkembangan pubertas di sekitar usia 12-14 tahun. Menarche dini berhubungan dengan beberapa faktor yang meliputi  keadaan  gizi,  genetik,  sosioekonomi,  hormonal,  dan  keterpaparan  media  massa  orang  dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan usia menarche pada siswi SMP di Kota Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional survey yang diadakan pada 55 siswi yang mengalami menarche dalam Januari 2018, dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov. Responden paling banyak didapatkan dari Kecamatan Banda Sakti, usia paling banyak adalah usia 13 tahun dan diantaranya adalah kelas VII. Responden yang paling banyak didapatkan adalah IMT normal dan usia menarche dalam batas normal. Berdasarkan uji kolmogorov smirnov, didapatkan nilai p=0,992 pada hubungan IMT dengan usia menarche. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan IMT dengan usia menarche pada siswi SMP di Kota Lhokseumawe.