Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPI DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA CUCI MOTOR DI KEMILING BANDAR LAMPUNG Agus Mardianto; Arif Effendi; Ringgo Alfarizi
Jurnal Medika Malahayati Vol 1, No 1 (2014): Volume 1 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (116.182 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v1i1.1064

Abstract

Penyakit kulit akibat kerja (PKAK) merupakan suatu kelainan kulit yang terjadi karena pekerjaan seseorang.Penyakit akibat kerja ini biasanya terdapat di daerah industri, pertanian, dan perkebunan. Lingkungan industri akanmempengaruhi insidensi dari PKAK. Tujuan penelitian ini adalah diketahui adanya hubungan antara riwayat atopi dan masakerja terhadap kejadian dermatitis kontak pada pekerja cuci motor di Kemiling Bandar Lampung.Rancangan Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik. Rancangan penelitian yang digunakanadalah cross sectional.Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15-17 desember 2013. Populasi penelitian ini adalah 120pekerja.Responden penelitian ini adalah 92 pekerja.uji yang digunakan adalah uji chi square, confidence interval (CI) 95%.Dari 92 pekerja cuci motor diketahui bahwa 71 (77,2%)yang memiliki riwayat atopi lebih banyak dibandingkandengan yang tidak memiliki riwayat atopi sebesar 21 (22,8%). Diketahui 69 (75,0%) yang mempunyai masa kerja lebih dari1 tahun, lebih banyak dibandingkan dengan masa kerja kurang dari 1tahun 23 (25,0%). Diketahui 65 (70,7%) yangmengalami dermatitis kontak, lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mengalami dermatitis kontak sebesar 27(29,3%). Hasil uji chi square di dapatkan hasil tidak ada hubungan bermakna antara riwayat atopi dengan dermatitis kontak,(p value 0,069). Ada hubungan bermakna antara masa kerja sengan dermatitis kontak, (p value 0,012). Sedangkanconfidence interval (CI) 95% odds ratio (OR) 0,255 (0,094-0,691) .Tidak ada hubungan yang bermakna antara riwayat atopi dengan dermatitis kontak. Namun terdapat hubunganbermakna antara masa kerja dengan dermatitis kontak.Kata Kunci :
PENGARUH KEBUGARAN JASMANI, AKTIFITAS FISIK, DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG Ringgo Alfarizi
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2014): Vol 1 No 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.841 KB) | DOI: 10.33024/.v1i1.298

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebugaran jasmani, aktifitas fisik, dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah 122 orang laki –laki dan 122 orang perempuan dengan menggunakan teknik disproportionate stratified random sampling. Analisis statistik dilakukan dalam bentuk uji Spearman. Hasil penelitian pada responden laki –laki, ditemukan bahwa ada pengaruh kebugaran jasmani (r = 0,597 ; p < 0,001), aktifitas fisik (r = 0,581 ; p < 0,001), dan IMT (r = - 0,245 ; p < 0,05) terhadap IPK.Hasil penelitian pada responden perempuan, ditemukan bahwa ada pengaruh kebugaran jasmani (r = 0,567 ; p <0,001), aktifitas fisik (r = 0,585 ; p < 0,001), dan IMT (r = - 0,182 ; p < 0,05) terhadap IPK. Mahasiswa Kedokteran Universitas Malahayati hendaknya melakukan olahraga rutin dan memiliki kebugaran jasmani yang baik, agar dapat meraih prestasi belajar yang baik.  
PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DENGAN DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ORGAN GINJAL TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus Norvegicus) GALUR WISTAR I Nyoman Trias Suadnyana; Resti Arania; Ringgo Alfarizi
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2014): Vol 1 No 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.609 KB) | DOI: 10.33024/.v1i2.303

Abstract

Boraks merupakan bahan tambahan pangan yang dilarang oleh pemerintah. Boraks terakumulasi sedikit demi sedikit dalam organ hati, ginjal, otak dan testis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian boraks terhadap gambaran histopatologi organ ginjal tikus putih jantan galur wistar.Pada penelitian ini menggunakan hewan uji tikus putih ( Rattus novergicus L.) jantan galur wistar, umur 3 bulan dengan rata-rata 200gr. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratory, dengan rancangan post test-only control group design. Sampel diambil menggunakan rumus Frederer dengan 5 kali ulangan untuk masing-masing ada 5 kelompok. Semua tikus dilakukan aklimatisasi selama 7 hari. Kelompok K ( kontrol ) , kelompok P1 (boraks 0,25 ml), kelompok P2 (boraks 0,5 ml), kelompok P3 (boraks 1 ml), dan kelompok P4 (boraks 2 ml). Perlakuan selama 14 hari. Pengamatan histopatologi organ ginjal tikus putih jantan meliputi gambaran histopatologi organ ginjal. Data yang diperoleh akan diuji dengan menggunakan ujiNilai rerata skor histopatologi organ ginjal tertinggi pada kelompok 5 dengan dosis 2 ml boraks. Pada uji Kruskall Wallis tampak perbedaan bermakna yaitu nilai p 0,001 < 0,05. Kemudian dilakukan uji Mann- Whitney dan didapatkan hasil dimana P3 memiliki nilai p 0,004 < 0,05.
HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN PENINGKATAN TEKANAN INTRAOKULI PADA PASIEN GLAUKOMA DI RSUD.DR.H.ABUL MOELOEK TAHUN Ringgo Alfarizi
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 4 (2015): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.614 KB) | DOI: 10.33024/.v2i4.722

Abstract

Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik di dapat yang ditandai oleh pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang; biasanya disertai peningkatan tekanan intraokuli. Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh. Keadaan hipertensi merupakan salah satu faktor terjadinya glaukoma. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tekanan darah dengan peningkatan tekanan intraokuli pada pasien glaukoma. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan studi cross sectional. Data yang diambil berupa data sekunder menggunakan rekam medis. Pengambilan sample menggunakan teknik total sampling. Analisa data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji stastistik fisher’s. Hasil penelitian di dapat dari 44 sampel yang diikutsertakan dalam penelitian, didapatkan hasil uji statistik fisher’s menunjukan adanya hubungan tekanan darah dengan peningkatan tekanan intraokuli pada pasien glaukoma (p=0,035. OR=5,111). Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tekanan darah dengan peningkatan tekanan intraokuli pada pasien glaukoma dan hipertensi 5 kali lipat dapat menyebababkan faktor risiko peningkatan tekanan intraokuli pada pasien glaukoma.