Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PERBANDINGAN JUMLAH TROMBOSIT PADA STROKE HEMORAGIK DENGAN JUMLAH TROMBOSIT PADA STROKE NON HEMORAGIK DI RUMAH SAKIT Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013 Roezwier Roezwier; Rakhmi Rafie
Jurnal Medika Malahayati Vol 2, No 1 (2015): Volume 2 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.839 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v2i1.1955

Abstract

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbandingan jumlah trombosit pada stroke hemoragikdengan jumlah trombosit pada stroke non hemoragik di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dengan kriteriainklusi semua pasien yang di diagnosis stroke hemoragik dan non hemoragik. Kriteria eksklusi pasien dengan melena,hematoemesis dan perdarahan sebagian anggota tubuh lainnya, pasien mengalami kegagalan produksi trombosit danpeningkatan dekstruksi trombosit. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Desember 2013. Terdapat 100 sampel yangmemenuhi kriterian inklusi (pasien stroke hemoragik sebanyak 50 orang dan pasien stroke non hemoragik sebanyak 50)adapun cara pengumpulan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.Hasil : Ada 100 sampel yang di peroleh pada bulan Desember 2013 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.Dengan rerata jumlah trombosit pada pasien stroke hemoragik sebesar 196.480/mm3 dan stroke non hemoragik sebesar287.380/mm3,uji T independent di dapatkan hasil p= 0,00.Kesimpulan : Terdapat perbedaan jumlah trombosit pada stroke hemoragik dengan jumlah trombosit pada strokenon hemoragik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
KORELASI KADAR TIROKSIN (T4), TRIIODOTIRONIN (T3) DAN THYROID STIMULATING HORMONE (TSH) SERUM DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PASIEN HIPERTIROID DI RSUD Dr.H.ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG BULAN FEBRUARI-MARET TAHUN 2015 Syuhada Syuhada; Rakhmi Rafie
Jurnal Medika Malahayati Vol 2, No 4 (2015): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.23 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v2i4.1993

Abstract

Latar Belakang : Hipertiroid ditandai dengan jumlah T4 dan T3 yang berlebihan karena hiperaktivitas kelenjar tiroid.Hal tersebut akan memberikan efek spesifik terhadap jaringan tubuh seperti metabolisme sel, termasuk metabolisme lipidseperti perubahan kolesterol total. Dalam diagnosis pasien hipertiroid, pemeriksaan kadar T4, T3 dan TSH serum menjadites fungsi tiroid yang tepat. Penelitian ini dengan cara menggambil darah pasien hipertiroid untuk pemeriksaan kadar T4,T3,TSH serum dan kadar kolesterol total di Laboratorium Patologi Klinik RSUD Dr. H.Abdul Moeloek pada BulanFebruari-Maret Tahun 2015.Tujuan : Untuk mengetahui adakah korelasi kadar T4, T3 dan TSH serum dengan kadar kolesterol totral padapasien hipertiroid.Metode : Penelitian ini menggunakan metode korelatif analitik dengan rancangan penelitian secara cross sectional.Analisis data dengan Pearson Product Moment. Data yang dikumpulkan berjumlah 25 responden dengan memenuhi kriteriainklusi. Pemeriksaan kada T4, T3 dan TSH serum menggunakan metode ELFA atau ECLIA dan pemeriksaan kadarkolesterol total menggunakan metode CHOD-PAP.Hasil Penelitian : Berdasarkan uji korelasi terdapat korelasi negatif yang cukup kuat (r = -0,420) antara kadar T4serum dengan kadar kolesterol total, terdapat korelasi negatif yang rendah (r = -0,399) antara kadar T3 serum dengankadar kolesterol total, dan terdapatkorelasi positif yang sangat rendah (r = 0,100) antara kadar TSH serum dengan kadar kolesterol total.
KORELASI ANTARA KADAR CREATINE KINASE MUSCLE BRAIN DENGAN POSITIVITAS HASIL PEMERIKSAAN HEART FATTY ACID BINDING PROTEIN PADA PASIEN TERDIAGNOSIS SINDROM KORONER AKUT DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Alvyandani Alvyandani; Hidayat Hidayat; Rakhmi Rafie
Jurnal Medika Malahayati Vol 1, No 1 (2014): Volume 1 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.848 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v1i1.1065

Abstract

Creatine Kinase Muscle Brain (CKMB) adalah penanda biokimia yang digunakan untuk mendiagnosis sindromkoroner akut, namun penanda ini masih kurang sensitif dan spesifik dikarenakan peningkatan kadar CKMB masihdipengaruhi oleh adanya produksi dari organ lain. Oleh karena itu, diperlukan adanya penanda biokimia yang lebih sensitifdan spesifik seperti Heart Fatty Acid Binding Protein (HFABP) yang dapat menjadi penanda dini Sindrom Koroner Akut(SKA) sehingga diagnosis dan penatalaksanaan SKA dapat lebih cepat diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui korelasi antara kadar Creatine Kinase Muscle Brain dengan positivitas hasil pemeriksaan Heart Fatty AcidBinding Protein pada pasien terdiagnosis sindrom koroner akut di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 35 pasien sindromkoroner akut yang melakukan pemeriksaan CKMB dan HFABP di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung,Penelitian ini dilakukan pada bulan November – Desember 2013. Analisis pada penelitian ini menggunakan uji korelasiPearson dengan uji alternatif menggunakan uji korelasi Spearman yang dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 21.Rerata kadar CKMB pada 35 pasien sindrom koroner akut didapatkan 170 ± 268 U/L dengan 26 pasien didapatkanhasil HFABP positif. Hasil Uji korelasi Spearman didapatkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara kadar CKMBdengan positivitas hasil pemeriksaan HFABP yang dibuktikan dengan nilai p value = 0,000 (p < 0,05) dan nilai r = 0,630.Kesimpulan : Terdapat korelasi yang kuat antara kadar CKMB dengan positivitas hasil pemeriksaan HFABP pada pasienterdiagnosis sindrom koroner akut di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Tingkat Kontrol Asma Di Klinik Harum Melati Pringsewu Retno Ariza S Soemarwoto; Rakhmi Rafie; Eka Silvia; Woro Pramesti; Fenta Loka Tata; Gigih Setiawan
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 4, No 2 (2020): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v4i2.2872

Abstract

Asma adalah penyakit heterogen yang biasanya ditandai dengan inflamasi kronik saluran napas, disertai adanya riwayat gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk yang berbeda dari waktu dan intensitasnya bersamaan dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi yang bervariasi. Tingkat kontrol asma adalah sejauh manakarakteristik asma dapat diamati pada pasien asma dan telah berkurang atau hilang dengan pengobatan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, angka kekambuhan asma di Provinsi Lampung menduduki peringkat lima besar di Indonesia.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kontrol asma pada pasien asma bronkial diKlinik Harum Melati Pringsewu periode Agustus 2018-Agustus 2019. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif menggunakan data sekunder. Populasi penelitian adalah seluruh data rekam medik pasien asma bronkial di Klinik Harum Melati Pringsewu periode Agustus 2018-Agustus 2019 yang berjumlah 449, pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 84 data rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat. Hasil didapatkan yaitu 54 subjek (64,3%) memiliki asma yang terkontrol, 25 subjek (29,8%) memiliki asma yang terkontrol sebagian, dan 5 subjek (6,0%) memiliki asma tidak terkontrol.  Kata kunci: asma, asma bronkial, tingkat kontrol asma
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID PADA ANAK YANG DIRAWAT DI BANGSAL ANAK RSUD DR H ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2013 Zulfian Zulfian; Rakhmi Rafie
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 4 (2014): Volume 1 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.82 KB) | DOI: 10.33024/.v1i4.680

Abstract

Latar Belakang: Demam tifoid masihmerupakan masalah kesehatan yang penting diberbagai negara sedang berkembang padamasyarakat dengan standar hidup dankebersihan rendah, cenderung meningkat danterjadi secara endemis. Kematian umumnyadisebabkan oleh komplikasi demam tifoidantara lain radang paru- paru, perdarahan usus,dan kebocoran usus.Tujuan penelitian: Untuk mengetahuihubungan personal hygiene dengan kejadiandemam tifoid pada anak yang dirawat diBangsal Anak RSUD dr. H. Abdul MoeloekProvinsi Lampung Tahun 2013.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalahobservasional analitik dengan menggunakanpendekatan perspective. Analisis data bivariatyang digunakan dalam penelitian ini adalahchi Square dengan uji kemaknaan 95%Hasil Penelitian: Personal hygiene pada anakyang dirawat di Bangsal Anak RSUD dr. H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2013termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak128 orang (64%), sedangkan selebihnyakurang baik yaitu sebanyak 72 orang (36%).Anak yang dirawat di Bangsal Anak RSUD dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun2013 yang mengalami demam tifoid sebanyak100 orang (50%).Kesimpulan: Ada hubungan personal hygienedengan kejadian demam tifoid pada anak yangdirawat di Bangsal anak RSUD dr. H. AbdulMoeloek Provinsi Lampung Tahun 2013
THE RELATIONSHIP OF AGE AND OCCUPATION ON THE INCIDENCE OF KERATITIS AND CORNEAL ULCERS IN PATIENTS VISITING AT HOSPITAL DR.H.ABDOEL MOELOEK LAMPUNG PROVINCE IN 2013-2014 Rahmat Syuhada; Rakhmi Rafie
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 3 (2015): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.75 KB) | DOI: 10.33024/.v2i3.714

Abstract

Keratitis is an inflammation of one of the five layers of the corneadue to the infiltration of inflammatory cells in the cornea which will result in the corneato become cloudy. many factors that influence the occurrence of keratitis, one of thefactors of age and occupation. Keratitis may affect all ages but more frequently inadulthood because that is of productive age, so at that age more at risk of trauma. One ofthe complications arising from keratitis is corneal ulcers.Objective: Determining the relationship of age and occupation on the incidenceof keratitis and corneal ulcers in patients at hospitals Dr.H.Abdoel Moeloek LampungProvince in 2013-2014.Methods: Thisstudyis aretrospectiveanalytical researchwith cross sectionalapproach. Thestudypopulationwasallpatients withkeratitisandcorneal ulcersinhospitalsDr.H.AbdoelMoeloekLampung Provincein2013-2014.sampleswereobtainedbased on the formulaSlovinandinclusion and exclusion criteriainthisstudy amounted to64 keratitis patientsand97 corneal ulcers patientswith a totalof161patientsandtaken usingPurposive Sampling.Results:Theresearch usingChi-square testshowed thatthe relationship ofagetooccupationin patients withkeratitis(p =0.009) withOddsRatio=5.000andtherelationship of agetoemploymentin patients withcorneal ulcers(p =0.021)withOddsRatio=3.250.Conclusion:The results of this study can be concluded that there is a relationshipbetween age and occupation on the incidence of keratitis and corneal ulcers in patientsvisiting at hospitals Dr.H.Abdoel Moeloek Lampung Province in 2013-2014 and the ageand occupation is a risk factor for keratitis and corneal ulcers.
PERBANDINGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT PADA KELOMPOK APPENDISITIS AKUT TIDAK PERFORASI DAN APPENDISITIS AKUT PERFORASI DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Rakhmi Rafie; Yusmaidi Yusmaidi; Eta Fitri Yulandari
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 2 (2015): Volume 2 Nomor 2
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.897 KB) | DOI: 10.33024/.v2i2.705

Abstract

Appendisitis akut merupakan nyeri akut abdomen yang seringterjadi saat ini. Pemeriksaan dan diagnosis yang terlambat dapat mengakibatkanresiko terjadinya appendisitis perforasi. Pemeriksaan leukosit darah merupakanpemeriksaan laboratorium yang cepat dan murah untuk mendiagnosis danmembedakan appendisitis akut dan appendisitis perforasi.Tujuan : Mengetahui adanya perbandingan antara jumlah leukosit pada kelompokappendisitis akut tidak perforasi dan appendisitis akut perforasi di Rumah SakitPertamina Bintang Amin Bandar Lampung.Metode: penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatancross sectional. Penelitian ini dilakukan di rumah sakit pertamina bintang amionBandar lampung periode Januari-Desember 2014.Data yang diperoleh melaluirekam medik pasien appendisitis.Hasil : 68 rekam medik pasien appendisitis terbagi menjadi 34 pasien kelompokappendisitis tidak perforasi dan 34 pasien, penderita appendisitis yang palingbanyak ditemukan adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 37 orang (54,4%)dan perempuan 31 orang (46,6%), rerata jumlah leukosit penderita appendisitisakut tidak perforasi 12.711.76 sel/mm3 dan penderita appendisitis akut perforasi21.391.18 sel/mm3. Hasil uji T-tes independen diperoleh p-value =0,000 denganconfidence interval 95%.Kesimpulan :Bahwa terdapat perbandingan yang bermakna antara jumlahleukosit pada kelompok appendisitis akut tidak perforasi dan appendisitis akutperforasi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung.
PENGARUH PEMBERIAN RHODAMIN B PERORAL DENGAN DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI MUKOSA ILEUM MENCIT (Mus musculus) JANTAN Wien Wiratmoko; Rakhmi Rafie
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2014): Vol 1 No 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.768 KB) | DOI: 10.33024/.v1i1.299

Abstract

Rhodamin B adalah zat pewarna yang biasa digunakan pada industry tekstil, ketas, dan cat. Rhodamin B merupakan zat kimia yang dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa ileum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian rhodamin B peroral dengan dosis bertingkat terhadap gambaran histopatologi mukosa ileum mencit (Mus musculus) jantan.Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan Post Test Only Design with control. Sampel berupa 30 ekor mencit (Mus musculus) jantan yang dibagi menjadi 1 kelompok kontrol dan 2 kelompok perlakuan. Pemberian rhodamin B dilakukan secara per oral. Kelompok kontrol diberi aquadest, Perlakuan 1 diberi rhodamin b 0.034 mg/grBB, Perlakuan 2 diberi 0.068 mg/grBB, Pada hari ke 22 dilakukan terminasi, ileum diambil dan dibuat preparat histopatologi.Data hasil penelitian dianalisa menggunakan uji Kruskal-Wallis didapatkan p=0,000. Dilanjutkan analisis Mann-Whitney test, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna antara K-P2 (p=0,000), P1-P2 (p=0,002), dan perbedaan tidak bermakna antara K-P1 (p=0,317). Rhodamin B terbukti memberikan pengaruh terhadap gambaran histopatologi ileum mencit (Mus musculus) jantan pada dosis 0.034mg/grbb dan 0.068 mg/grbb berupa erosi < setengah ketebalan. 
PENGARUH BERAT BADAN LAHIR RENDAH TERHADAP IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG PERINATOLOGI RSUD KARAWANG PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016 Rakhmi Rafie; Ambar Nopiyanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 1 (2017): Volume 4 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.274 KB) | DOI: 10.33024/.v4i1.766

Abstract

Latar Belakang: Ikterus neonatorum merupakan penyakit yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin dalam jaringan tubuh sehingga kulit,mukosa,dan sklera berubah  warna  menjadi  kuning.  Ikterus  ini  banyak  terjadi  pada  bayi  baru  lahir terutama pada bayi prematur dan BBLR. Hal ini disebabkan karena organ hati yang berfungsi sebagai pemecah bilirubin belum terbentuk sempurna atau belum berfungsi sempurna layaknya bayi cukup bulan.Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh berat badan lahir rendah terhadap ikterus neonatorum pada neonatus.Metode  Penelitian:  Penelitian  ini  merupakan  penelitian  analitik  retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah neonatus yang dirawat di RSUD Karawang Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sampel 366 neoantus. Data dianalisis dengan uji Chi-Square.Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian yang dilakukan di dapatkan nilai p-value =0,011 (p-value <0,05).Kesimpulan : Ada pengaruh berat badan lahir rendah terhadap ikterus neonatorum pada neonatus diruang Perinatologi RSUD Karawang Provinsi Jawa Barat Tahun 2016.