Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Peran Guru Sekolah Minggu dalam Menghadapi Anak Nakal pada Usia 12-14 Tahun Jefri Jikwa; Junio Richson Sirait; Rosneli Zalukhu; Rahman Rionaldo Sinaga; Thonaria Liffani Anggelica
Missio Ecclesiae Vol. 13 No. 1 (2024): April
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v13i1.244

Abstract

Guru Sekolah Minggu memiliki peran penting dalam membentuk generasi pada keluarga, gereja, dan negara. Anak Sekolah Minggu seringkali diabaikan oleh Gereja. Gereja banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan jemaat-jemaat yang sudah dewasa. Tujuan penelitian ini hendak menemukan peran guru Sekolah Minggu dalam menghadapi anak nakal pada usia 12-14 Tahun. Metode yang digunakan adalah studi pustaka. Hasil temuan bahwa peran guru Sekolah Minggu adalah: Pertama, dalam praktek mengajar dan membina, guru Sekolah Minggu harus menciptakan suasana yang baru dengan memunculkan kreativitas dalam kegiatan Sekolah Minggu. Kedua, guru Sekolah Minggu harus lebih memahami setiap kepribadian anak yang berbeda-beda dan ada baiknya untuk mengadakan pembinaan atau konseling di luar kegiatan Sekolah Minggu jika mereka memiliki permasalahan. Ketiga, guru Sekolah Minggu harus mengajar dengan penuh kasih dan kesabaran serta tidak membeda-bedakan.
Perintisan Gereja Melalui Kontektualisasi Pemberitaan Injil Pada Suku Nias Junio Richson Sirait; Kristin Harefa; Astria Gempita Fau
APOSTOLOS Vol 4 No 1 (2024): May
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v4i1.218

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perintisan Gereja melalui kontektualisasi pemberitaan Injil pada suku Nias. Suku Nias adalah kelompok etnis yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang unik di Indonesia. Pada konteks ini, Gereja dan misionaris dalam menghadapi tantangan pemberitaan Injil secara relevan dan efektif kepada suku Nias. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan observasi partisipatif, dan analisis konten pemberitaan Injil yang telah diadopsi dalam konteks suku Nias. Hasil penelitian menemukan bahwa Kontektualisasi dilakukan dengan menggabungkan elemen-elemen kebudayaan suku Nias dalam pemberitaan Injil, seperti menggunakan simbol-simbol lokal, bahasa yang akrab, dan memperhatikan konteks adat istiadat. Hal ini memungkinkan pesan Injil untuk diterima secara lebih baik oleh suku Nias dan meningkatkan efektivitas komunikasi antara gereja dan masyarakat. Penelitian ini memberikan kontribusi besar dalam pemahaman tentang perintisan Gereja melalui kontektualisasi pemberitaan Injil pada suku Nias. Temuan ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi Gereja dan misionaris yang bekerja di suku Nias untuk mengembangkan strategi pemberitaan yang lebih kontekstual dan relevan.
Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Anak Sekolah Minggu pada Usia 7-9 Tahun Sirait, Junio Richson; Riwanti, Riwanti; Rosila, Sheila
MANTHANO: Jurnal Pendidikan Kristen Vol. 3 No. 2 (2024): September 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55967/manthano.v3i2.65

Abstract

Abstract: Character education is an important part that is required to be implemented in all subjects in Indonesia. This is because many highly educated people still have bad character. The purpose of this study is to find the important parts of character education in Sunday School children aged 7-9 years. The method used was a literature review. The finding is that exemplary is an important part of shaping character such as in words, behavior, loyalty, and holiness. The benefit of this study is to make God's servants such as teachers, pastors, and other ministries effective in shaping children's character. Abstrak: Pendidikan karakter menjadi bagian penting yang diwajibkan untuk diterapkan dalam semua mata pelajaran di Indonesia. Hal ini dikarenakan bayaknya orang yang berpendidikan tinggi masih memiliki karakter yang tidak baik. Tujuan penelitian ini untuk menemukan bagian-bagian penting dalam pendidikan karakter pada anak Sekolah Minggu usia 7-9 tahun. Metode yang digunakan adalah kajian literatur. Hasil temuan adalah keteladanan merupakan bagian penting dalam membentuk karakter seperti dalam perkataan, tingkah laku, kesetiaan, dan kesucian. Manfaat dalam penelitian ini adalah untuk membuat para hamba Tuhan seperti guru, pendeta, dan pelayanan Tuhan lainnya efektif dalam membentuk karakter anak.
Membangun Perdamaian Antar Umat Beragama Melalui Pengajaran Pendidikan Agama Kristen di Indonesia Hestyn Natal Istinatun; Junio Richson Sirait
Basileus Eirene: Jurnal Agama dan Pendidikan Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Basilius Eirene Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63436/bejap.v1i1.5

Abstract

Peace between religious communities is the ultimate goal of every tolerant attitude that leaders in Indonesia continuously pursue. However, the government only uses Pancasila and Citizenship Education subjects to form a society that has an attitude of respect for other beliefs. In fact, religious subjects can also be an essential lesson in building an attitude of respect. This study aims to find the teaching of Christian Religious Education that can contribute greatly to the advancement of inter-religious peace in Indonesia. Therefore, the researcher uses a qualitative descriptive research approach with a literature review technique to find the teaching of Christian Religious Education which has a major contribution to building reconciliation. The results found in this study are that Christian Religious Education teaching can increase awareness, and tolerance among religious people and fortify them from radical understanding.
Peran Guru Sekolah Minggu dalam Mengembangkan Talenta Anak Usia13-14 Tahun Melalui Tindakan Membangkitkan Semangat Junio Richson Sirait; Jefri Jikwa; Andre Setyo Nugroho; Modify Jeli Sihotang; Citra Era Vazira
Makarios: Jurnal Teologi Kontekstual Vol 3 No 1 (2024): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/mak.v3i1.251

Abstract

Bakat anak sering kali terabaikan oleh orang tua dan guru. Hal ini dikarenakan kesibukan pekerjaan dan kurangnya perhatian terhadap pertumbuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan peran guru Sekolah Minggu dalam mengembangkan talenta melalui membangkitkan semangat. Usia objek penelitian adalah 13-14 tahun. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membangkitkan semangat anak sekolah minggu dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, peran guru sekolah minggu yang maksimal. Kedua, memahami psikologi anak usia 13-14 tahun. Ketiga, memfokuskan anak pada talenta yang dimiliki dengan melibatkan mereka dalam pelayanan di gereja. Manfaat dari penelitian ini adalah mengefektifkan anak-anak sekolah minggu dalam melayani di gereja dengan mengembangkan talenta. Talenta akan berfungsi secara efektif jika semangat anak Sekolah Minggu dibangkitkan dalam kegiatan sehari-hari.
Contextualizing the preaching of the Gospels through culture in the Dayak Keninjal tribe of West Kalimantan Sirait, Junio Richson; Desi, Desi; Marsalina, Tania; Nortania, Nortania
KAMASEAN: Jurnal Teologi Kristen Vol. 6 No. 1 (2025): June
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kamasean.v6i1.270

Abstract

The aims of this paper are to analyze the Betangkant Children’s culture of the Dayak Keninjal tribe in an effort to contextualize God’s love. The study of the meaning and cultural aspects of raising children to apply the Gospels, or good news, in the context of the life of the Dayak Keninjal community. This research uses a literature review. The results of this study are as follows: Through the Betangkant Children’s culture of the Dayak Keninjal tribe, the village of Madyaraya will provide a meaningful context and an entry point for Dayak Keninjal to encounter Jesus Christ as Lord and Savior within the Keninjal tribe, thereby representing the relationship between the Father and the believers. Trusting children can make it easier to communicate God’s relationship with His people, like the relationship between a father and a child who has been raised in a culture of tension. The affirmation of the relationship between the Father and His children has been manifested in the love of God the Father through the sacrifice of the Lord Jesus Christ, which redeems and elevates believers into His beloved children.