Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SINTESIS KEMOSENSOR ION CN- BERBASIS TURUNAN PIRAZOLIN DENGAN LOGAM Cu Yulian Syahputri; Diah Indah Purwati; Sutanto Sutanto; Agus Taufiq
EKOLOGIA Vol 21, No 2 (2021): EKOLOGIA : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/ekologia.v21i2.4208

Abstract

One of the toxic anions such as cyanide (CN-) has a negative impact on living things. Pyrazoline derivatives can be complexed with transition metals and used as CN- ion fluorosensor, because pyrazoline derivatives have fluorescence properties. This study aims to synthesize of CN- ion chemosensors based on pyrazoline derivative namely para-di-2-(1-phenyl-3-pyridyl-4,5-dihydro-1H-pyrazole-5-yl)benzene with Cu metal. The resulting complex compounds were characterized using Spectrophotometer Infra Red (FTIR), Spectrophotometer UV-Visible, and Spectrofluorometer. Then, a complex compound chemosensor (fluorosensor) study of Cu2+ was carried out with the addition of CN- ions using a spectrofluorometer. The results showed that the synthesis of complex compound Cu2+ was successfully carried out and a brown precipitate was obtained with a yield of 43% with a melting point of 243.3°C. Based on the results of characterization by FTIR (cm-1) generates 3400 (Amine), 2920.88-2852.42 (C-H pyridine), 2360.38 (C=N), 1594.50-1490.39 (C=C aromatic), 1233.67-1021.17 (C-N),  982.66 (Cu-O), 348.00 (Cu-N), and 320-280 (Cu-Cl). The results of the spectroscopy UV-Visible analysis Cu2+ complex compounds at a concentration of 5x10-5 M obtained two absorption peaks, 242 nm and 306 nm. The result of the spectrofluorometer analysis of Cu2+ complex compound were 1516 a.u at a wavelength of 502 nm. The results of the chemosensor (fluorosensor) studies of the Cu2+ complex compound with the addition of CN- ions can be used as a turn on-off  type fluorosensor.
SINTESIS KEMOSENSOR ION CN- BERBASIS TURUNAN PIRAZOLIN DENGAN LOGAM Cu Yulian Syahputri; Diah Indah Purwati; Sutanto Sutanto; Agus Taufiq
Ekologia: Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Vol 21, No 2 (2021): Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/ekologia.v21i2.4208

Abstract

One of the toxic anions such as cyanide (CN-) has a negative impact on living things. Pyrazoline derivatives can be complexed with transition metals and used as CN- ion fluorosensor, because pyrazoline derivatives have fluorescence properties. This study aims to synthesize of CN- ion chemosensors based on pyrazoline derivative namely para-di-2-(1-phenyl-3-pyridyl-4,5-dihydro-1H-pyrazole-5-yl)benzene with Cu metal. The resulting complex compounds were characterized using Spectrophotometer Infra Red (FTIR), Spectrophotometer UV-Visible, and Spectrofluorometer. Then, a complex compound chemosensor (fluorosensor) study of Cu2+ was carried out with the addition of CN- ions using a spectrofluorometer. The results showed that the synthesis of complex compound Cu2+ was successfully carried out and a brown precipitate was obtained with a yield of 43% with a melting point of 243.3°C. Based on the results of characterization by FTIR (cm-1) generates 3400 (Amine), 2920.88-2852.42 (C-H pyridine), 2360.38 (C=N), 1594.50-1490.39 (C=C aromatic), 1233.67-1021.17 (C-N),  982.66 (Cu-O), 348.00 (Cu-N), and 320-280 (Cu-Cl). The results of the spectroscopy UV-Visible analysis Cu2+ complex compounds at a concentration of 5x10-5 M obtained two absorption peaks, 242 nm and 306 nm. The result of the spectrofluorometer analysis of Cu2+ complex compound were 1516 a.u at a wavelength of 502 nm. The results of the chemosensor (fluorosensor) studies of the Cu2+ complex compound with the addition of CN- ions can be used as a turn on-off  type fluorosensor.
Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Sebagai Alternatif Produksi Pupuk Cair Dengan Teknik Fermentasi Anaerob Saskia Eka Dian; Rasya Septinania Az Zahra; Agus Taufiq; Mutiara Dewi Rukmana; Silvia Devi Eka Putri
Gunung Djati Conference Series Vol. 44 (2024): Seminar Nasional (SEMNAS) Kimia Tahun 2024
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembuatan tahu menghasilkan limbah dalam jumlah yang signifikan, terutama limbah cair. Limbah cair tahu ini terurai dengan cepat dan memiliki kandungan protein yang tinggi. Cairan ini dapat mencemari lingkungan jika dibuang ke lingkungan tanpa terlebih dahulu diolah. Limbah cair tahu juga mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi, dengan melihat potensi dari kandungan tersebut maka dilakukan pengolahan limbah cair tahu dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku pupuk organik cair (POC) secara fermentasi anaerob. Dengan memanfaatkan limbah cair tahu sebagai pupuk organik cair, terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh. Pertama, mengurangi kemungkinan polusi yang disebabkan oleh pembuangan limbah cair tahu secara langsung ke lingkungan. Kedua, mendukung gagasan keberlanjutan dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber daya yang berharga. Terakhir, hal ini menciptakan nilai ekonomi bagi industri tahu dan komunitas di sekitarnya. Dengan menambahkan EM4, air kelapa, larutan gula, dan air secukupnya, semua bahan tersebut dicampur dan dilakukan proses fermentasi secara anaerob selama 14 hari. Setelah proses fermentasi, pengukuran dilakukan dari karakteristik fisikokimia pupuk organik cair yang dihasilkan. Hasil pengukuran diperoleh pupuk organik cair berwarna coklat kekuningan dengan terdapat buih dan jamur, bau fermentik serta Total Dissolved Solids (TDS) sebesar 1,82 ppt, kadar garam sebesar 1,87 ppt, konduktivitas listrik sebesar 3,68 mS dan pH sebesar 4. Hasil ini menunjukkan bahwa pupuk organik cair dari limbah cair tahu memiliki potensi untuk digunakan sebagai pupuk alternatif yang ramah lingkungan.
Peningkatan Kualitas Air Limbah Tahu dengan Penggunaan Arang Aktif dan Zeolit Alam dalam Sistem Filtrasi Mahdanisa Aulia; Muhammad Dzaky Arifin; Agus Taufiq; Mutiara Dewi Rukmana; Silvia Devi Eka Putri
Gunung Djati Conference Series Vol. 44 (2024): Seminar Nasional (SEMNAS) Kimia Tahun 2024
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tahu adalah makanan yang sangat populer di Indonesia karena harga yang terjangkau dan kandungan gizi yang tinggi. Namun, dalam memproduksi tahu menghasilkan limbah padat dan cair. Limbah cair tahu mengandung karbohidrat, protein, dan lemak yang dapat terurai oleh bakteri, menyebabkan penurunan oksigen terlarut dan kondisi anaerobik yang merusak kualitas air. Limbah cair tahu yang dibuang langsung ke badan air tanpa pengolahan dapat menghasilkan senyawa asam yang menurunkan pH air, mengurangi penetrasi cahaya matahari, dan menghambat fotosintesis tanaman air, sehingga mengurangi oksigen dalam air. Salah satu metode untuk mengolah limbah tahu agar dapat dibuang dengan aman adalah metode filtrasi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air limbah tahu menggunakan metode filtrasi dengan media berupa arang aktif dan zeolit. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan media berupa arang aktif, zeolit, bioball, dan bioring selama tujuh hari, dengan pengukuran pH pada hari ke-1, ke-3, ke-5, dan ke-7. Hasil menunjukkan bahwa pada hari pertama, pH limbah cair tahu meningkat dari 4 menjadi 8, dan stabil pada pH 7 pada hari-hari berikutnya. Ini menunjukkan efektivitas arang aktif dan zeolit dalam menetralkan keasaman melalui penyerapan dan pertukaran ion, sementara bioball dan bioring menyediakan permukaan bagi mikroorganisme yang membantu menguraikan bahan organik dan menjaga keseimbangan pH. Sistem filtrasi yang menggabungkan arang aktif, zeolit, bioball, dan bioring terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas air limbah tahu. Metode ini menawarkan solusi yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak pencemaran limbah cair dan mendukung keberlanjutan ekosistem akuatik. Implementasi sistem filtrasi ini berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap perlindungan lingkungan serta pemeliharaan kualitas air.