Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Membaca Jejak Proses Kreatif Penyair Nusa Tenggara Timur, John Dami Mukese Yohanes Sehandi; Alexander Bala
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.954 KB) | DOI: 10.30872/diglosia.v4i1.88

Abstract

This article explores the poet John Dami Mukese's creative process in creating his poetry. John Dami Mukese is an Indonesian poet born in Flores, a Catholic priest who wrote about 250 poems. This study uses an expressive approach, which is an approach that emphasizes the study of literary authors. The method used is the codification method, which is the observation method by tracing the colophon in each poem. Colophons are notes at the end of a text that informs the author's place, time, and name. The analysis used is a qualitative analysis by describing the poet's creative process in creating his poetic works. The study results show that the creative process of poet John Dami Mukese began at the age of 27 years, namely, in 1977. The first three years (1977-1979) were the beginning of his creative process by finding the correct pronunciation by his personality, educational background, and profession. Over the next four years (1980-1984) was the peak period of creativity and productivity of poet John Dami Mukese in creating his poetry. From 1985 until the end of 2017, it was an anticlimax in the creative process. The poems of John Dami Mukese with religious themes based on social problems show a very deep sensitivity to the social reality that is taking place in Flores society.
Feodalisme Kasta Tinggi pada Masyarakat Ngada di Flores dalam Novel Kemelut Kasta Karya Aris Woghe Yohanes Sehandi; Zaenab Jamaludin
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 8 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v8i1.1704

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan feodalisme kasta tinggi pada masyarakat Ngada di Flores dalam novel Kemelut Kasta karya Aris Woghe.Feodalisme dimaksudkan di sini adalah stratifikasi sosial yang memberikan kekuasaan besar kepada kasta tinggi atau golongan bangsawan dibandingkan dengan golongan masyarakat lain. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan mimetik menurut teoretisi Abrams. Menurut Abrams, pendekatan mimetik adalah pendekatan terhadap karya sastra yang menitikberatkan perhatian pada kesemestaan masyarakat dan lingkungan sastra.Sedangkan teori kritik sastra yang digunakan adalah teori strukturalisme genetik menurut Lucien Goldmann.Menurut Goldmann, teori strukturalisme genetik menganalisis karya sastra dalam hubungannya dengan lingkungan masyarakat tempat asal-usul karya sastra tersebut. Karya sastra hanya dapat dipahami semata-mata dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungannya.Sastrawan adalah wakil masyarakatnya, tetapi bukan sebagai subjek individual, melainkan sebagai subjek kolektif, subjek transindividual.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Kemelut Kasta karya Aris Woghe terdapat praktik feodalisme yang dilakukan kasta tinggi atau golongan bangsawan terhadap masyarakat dari kasta rendah atau rakyat jelata.Praktik feodalisme itu mengekang kebebasan individu dan menghambat terbentuknya masyarakat yang terbuka, egaliter, dan demokratis.Tokoh Pak Lambert dan para tetua adat di Desa Manusolu yang mewakili kasta tinggi dalam novel ini memaksa dengan kekerasan agar anaknya Maria tidak boleh menikahi pemuda Simon yang berasal dari kasta rendah, padahal Maria dan Simon sudah menjalin percintaan yang tak dapat dipisahkan dan sudah mempunyai anak pula.Permasalahan dan kemelut antara kasta tinggi dan kasta rendah mewarnai keseluruhan cerita novel Kemelut Kasta ini.Hanya sayangnya, Simon yang mewakili kasta rendah dan dibantu Maria anak dari kasta tinggi, gagal mengikis arogansi praktik feodalisme dalam masyarakat Ngada di Flores karena para tokoh kasta rendah menerima begitu saja kenyataan pahit yang mereka alami bahkan terkesan pasrah.Novel ini berhasil baru pada tataran deskripsi praktik feodalisme kasta tinggi yang kejam terhadap kasta rendah, belum sampai pada tataran reformasiguna mengikis praktik feodalismeyang mengekang kebebasan individu dan menghambat terbentuknya masyarakat terbuka, egaliter, dan demokratis dalam masyarakat Ngada di Flores.
Character Identification in a Breastless Novel by Betty Sitorus Yosef Demon; Sehandi Yohanes
Randwick International of Education and Linguistics Science Journal Vol. 4 No. 1 (2023): RIELS Journal, March
Publisher : RIRAI Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47175/rielsj.v4i1.619

Abstract

Factual social phenomena related to life and human life are a source of inspiration that never runs dry for a writer of literary works. The Novel Breastless by Betty Sitorus is a work of fiction based on the fact that cancer sufferers are suffering. This study seeks to reveal how the main character in the novel Breastless by Betty Sitorus fights cancer? Thus the purpose of this study is to identify the main character in the novel Breastless Betty Sitorus' work against cancer. The approach used is a qualitative approach the research method used is the library method and is enhanced by reading, note-taking and underlining techniques. The theory used is the theory of Literary Psychology. The results of this study prove that the main character in the novel Breastless Betty Sitorus' works include a number of characters such as shock, anxiety, fear, compassion, patience, optimism, alertness, belief in traditional medicine, confidence, and positive thinking.
Jejak Penerbitan Buku Puisi, Cerpen, Dan Novel Dalam Sastra Ntt Sampai Desember 2022 Yohanes Sehandi; Rosa Dalima Bunga
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 2 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research (Special Issue)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i2.1909

Abstract

Penelitian tentang jejak atau sejarah penerbitan buku-buku sastra Indonesia di berbagai daerah provinsi di Indonesia sampai kini jarang dilakukan para peneliti sastra. Hal itu terjadi pula dalam sastra Indonesia yang bertumbuh dan berkembang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang kini dikenal dengan nama sastra NTT. Artikel ini bertujuan meneliti jejak atau sejarah penerbitan buku-buku sastra yang meliputi buku puisi, buku cerpen, dan buku novel dalam sastra NTT. Akan ditelusuri siapa dan kapan orang NTT pertama yang menerbitkan buku puisi, cerpen, dan novel dalam sastra NTT. Akan ditelusuri pula berapa jumlah penerbitan buku puisi, cerpen, dan novel dalam sastra NTT sampai dengan Desember 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian historis deskriptif. Metode penelitian historis deskriptif adalah metode penelitian yang dengan kritis menelusuri sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan pengalaman masa lampau dengan menimbang dengan cermat tentang bukti validitas dari sumber-sumber sejarah yang ada kemudian diinterpretasi dan dideskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah penerbitan buku sastra NTT sejak penerbitan pertama sampai dengan Desember 2022 sebanyak 274 judul. Adapun perinciannya, penerbitan buku puisi sebanyak 123 judul, buku cerpen sebanyak 65 judul, dan buku novel sebanyak 86 judul. Sastrawan NTT pertama yang menerbitkan buku antologi puisi adalah Dami N. Toda (1942-2006) pada 1976 dengan judul Penyair Muda di Depan Forum diterbitkan Penerbit Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Jakarta. Sastrawan NTT pertama yang menerbitkan buku antologi cerpen adalah Gerson Poyk (1931-2017) pada 1975 dengan tiga buku cerpen yang diterbitkan serentak, yakni Nostalgia Nusa Tenggara, Oleng-Kemoleng & Surat-Surat Cinta Aleksander Rajagukguk, dan Matias Akankari. Ketiga buku cerpen Gerson ini diterbitkan oleh Penerbit Nusa Indah, Ende, Flores. Sastrawan NTT pertama yang menerbitkan buku novel adalah Gerson Poyk pada 1964 dengan judul Hari-Hari Pertama yang diterbitkan Penerbit BPK Gunung Mulia, Jakarta.
Kritik Sastra Indonesia Mutakhir Gaya Narudin Sehandi, Yohanes; Jamaludin, Zaenab
Jurnal Ilmiah Telaah Vol 9, No 2: July 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/telaah.v9i2.25069

Abstract

Abstrak: Penelitian ini berusaha menelaah secara kritis buku kritik sastra karya kritikus Narudin berjudul Sastra Indonesia dalam Sastra Dunia, Kumpulan Esai dan Kritik Sastra (2023). Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Mahara Publising, Tangerang. Tebal buku 418 halaman. Nomor ISBN 978-602-466-241-7. Narudin adalah salah satu kritikus sastra Indonesia mutakhir yang cukup produktif dan menonjol pada era Pascareformasi ini.  Dia berusaha untuk tidak mengikuti gaya para kritikus sastra Indonesia pada era-era sebelum Pascareformasi. Narudin memiliki gaya kritik yang khas Narudin. Dalam menelaah secara kritikis buku ini, penulis menggunakan metode penelitian historis deskriptif. Metode historis deskriptif adalah metode penelitian yang dengan kritis menelusuri sejarah pertumbuhan dan perkembangan masa lampau objek penelitian dengan menimbang dengan cermat validitas objek tersebut kemudian diinterpretasi dan dideskripsikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan. Buku yang ditelaah sebagai objek penelitian dibaca dengan cermat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kritik sastra Narudin menunjukkan kekhasan tersendiri yang berbeda dengan gaya kritik para kritikus pada era-era sebelumnya, seperti gaya kritik Sutan Takdir Alisjahbana (STA) tahun 1930-an, gaya kritik H.B. Jassin tahun 1940-an sampai 1960-an, gaya kritik Aliran Rawamangun tahun 1970-an sampai 1980-an, dan gaya kritik para kritikus sastra sebelum era Pascareformasi tahun 2000-an. Narudin secara konsisten berpegang teguh pada konvensi bahasa dan konvensi sastra dalam mengkaji karya-karya sastra yang dikritiknya.Abstract:  This study aims to critically examine the literary criticism book by critic Narudin titled Sastra Indonesia dalam Sastra Dunia, Kumpulan Esai dan Kritik Sastra (2023). This book was published by Mahara Publishing, Tangerang. The book has 418 pages and the ISBN number is 978-602-466-241-7. Narudin is one of the prominent and productive contemporary Indonesian literary critics in the post-reform era. He strives to avoid following the styles of Indonesian literary critics from pre-reform periods. Narudin has a distinctive style of criticism. In critically examining this book, the author uses the descriptive historical research method. The descriptive historical method is a research method that critically traces the history of growth and development of the research object from the past, carefully considering the validity of the object, then interpreting and describing it. The data collection technique used is literature study. The book, examined as the research object, is read thoroughly. The research results show that Narudin's style of literary criticism exhibits its own uniqueness, different from the styles of critics in previous eras, such as the style of Sutan Takdir Alisjahbana (STA) in the 1930s, the style of H.B. Jassin from the 1940s to the 1960s, the Rawamangun School style from the 1970s to the 1980s, and the style of literary critics before the post-reform era of the 2000s. Narudin consistently adheres to language and literary conventions in his critiques of literary works. 
Nilai-Nilai Religius dalam Upacara Adat Rowa Pada Masyarakat Manggarai Di Flores Sehandi, Yohanes
Retorika: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 2 (2022): Volume 3 Nomor 2 Tahun 2022 (Desember 2022)
Publisher : Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.661 KB) | DOI: 10.37478/rjpbsi.v3i2.2366

Abstract

Penelitian ini berjudul “Menelisik Nilai-Nilai Religius dalam Upacara Adat Rowa pada Masyarakat Manggarai di Flores.” Tujuan penelitian untuk menelisik nilai-nilai religius yang terdapat dalam upacara adat Rowa atau upacara kematian pada masyarakat Manggarai di Flores. Upacara adat Rowa adalah seluruh rangkaian upacara kematian seseorang yang dimulai dari upacara pelepasan jenazah, pemandian jenazah, pemakuan peti jenazah, dan penguburan jenazah. Tuturan adat pada upacara adat Rowa merupakan sarana penghadiran diri masyarakat Manggarai di hadapan Tuhan, sesama, dan para leluhur. Upacara adat Rowa dilakukan melalui tuturan adat berbentuk syair yang disebut torok tae. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung, wawancara, dan rekaman seluruh rangkaian upacara adat Rowa yang terjadi pada masyarakat Manggarai di Flores. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara adat Rowa menghadirkan beberapa nilai religius, yakni nilai kepercayaan, nilai rekonsiliasi, dan nilai keselamatan.