Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

MEMBANGUN KEPEMIMPINAN KRISTEN ENTREPRENEURIAL SEBAGAI LANDASAN KEBERHASILAN UPAYA MEMIMPIN (BUILDING ENTREPRENEURIAL CHRISTIAN LEADERSHIP AS A FUNDAMENTAL OF SUCCESSFUL LEADING EFFORTS) Yusak Tanasyah; Iswahyudi Iswahyudi; Steven Phang
QUAERENS: Journal of Theology and Christianity Studies Vol 2 No 2 (2020): QUAERENS: Journal of Theology and Christianity Studies
Publisher : Widya Agape School of Theology and Indonesia Christian Theologians Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/quaerens.v2i2.19

Abstract

Why are some leaders successful, while others fail? The truth is that there is no "magic combination" of characteristics that make a leader successful, and different characteristics matter in different situations. This does not mean, however, that we cannot learn to be effective leaders. We just need to understand the different approaches to leadership, so that we can use the right approach for our own situation. This paper offers how to build entrepreneurial Christian leadership in achieving the success of a leader. The conclusion is that entrepreneurial leadership is a personal strength of a leader. It is very necessary that the soul of leadership in every human person. Mengapa beberapa pemimpin yang sukses, sementara yang lain gagal? Yang benar adalah bahwa tidak ada "kombinasi ajaib" dari karakteristik yang membuat seorang pemimpin yang sukses, dan karakteristik yang berbeda penting dalam situasi yang berbeda. Ini tidak berarti, bagaimanapun, bahwa kita tidak bisa belajar untuk menjadi pemimpin yang efektif. Kita hanya perlu memahami berbagai pendekatan kepemimpinan, sehingga kita dapat menggunakan pendekatan yang tepat untuk situasi sendiri. Tulisan ini menawarkan bagaimana membangun kepemimpinan Kristen entrepreneurial dalam mencapai keberhasilan seorang pemimpin. Kesimpulannya bahwa kepemimpinan entrepreneurial adalah suatu kekuatan pribadi dari seorang pemimpin. Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia.
Alkitab Diilhamkan Allah: Perspektif Bibliologi Yuliana Kasmawardi; Iswahyudi Iswahyudi; Alisaid Prawironegoro
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol 2 No 1 (2021): Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.2 No.1 (April 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape dan Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.964 KB) | DOI: 10.46362/jrsc.v2i1.87

Abstract

Abstract God is true, it is God who blew out or inspired the Bible, so the Bible is true. Along with the history of attacks on the inaccuracy of the Bible also occurred. Errantics and Inerrantists emerged, both of whom were able to deal with the facts of some of the passages of the Bible in question and both read the conclusions of their opponents. Then it is very important to remember that the Bible justifies itself because the books are blown by the breath of God (2 Timothy 3:16). In other words, its canonicity has been embedded in the books, because it comes from God. Similarly, the interpretation of the Bible by the light of the Holy Spirit enables us to believe the truth of the Bible. Allah adalah benar, Allahlah yang meniupkan keluar atau mengilhami Alkitab, maka Alkitab adalah benar. Seiring dengan sejarah serangan-serangan terhadap ketidakkeliruan Alkitab pun terjadi. Muncul kaum errantis dan kaum Inerrantis, keduanya mempunyai pemikir-pemikir yang cakap menghadapi fakta-fakta beberapa bagian-bagian Alkitab yang dipermasalahkan dan kedua pihak membaca kesimpulan-kesimpulan dari lawannya. Kemudian amat penting diingat bahwa Alkitab mengesahkan dirinya sendiri karena kitab-kitab ditiupkan oleh napas Allah (2 Timotius 3:16). Dengan kata lain, kekanonannya telah melekat di dalam kitab-kitab itu, karena berasal dari Allah. Demikian pula penafsiran Alkitab oleh terang Roh Kudus memampukan kita mempercayai kebenaran Alkitab.
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SEKOLAH Carinamis Halawa; Peni Nurdiana Hestiningrum; Iswahyudi Iswahyudi
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 2 (2021): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.2, No.2, June 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v2i2.44

Abstract

The formation of the character of these students in an education will affect the development without paying attention to the ethics, character and morals of a student's behavior. So in this case it is very necessary or needed attention from various parties, especially in learning and teaching with the aim of helping students to get to know the world of education from those who don't know to know, especially in knowing the truth of God. As a teacher of Christian religious education, this must be influential in shaping the character in the ethical and moral supervision of students. These students are partially affected by the problem of character crises, because where they are not controlled or uncontrolled in the influence of the development of science and technology, in this case the environmental conditions will be able to affect the character of students. However, in this situation it will be very worrying in shaping that character, not only as parents, teachers, but also as churches in educational institutions. Therefore, as a Christian religious education teacher will be expected to shape the character and morals of students. Therefore, as a teacher, he will be able to carry out his duties with a sense of responsibility in accordance with the objectives of education in learning, namely forming and creating a generation that has noble character, competence, and responsibility in having Christ. As a teacher, he will bring these students to know how an environment is not affected in the formation of character in an education. Christian teachers will play an important role in shaping the character of students who are right and direct in a goal. Pembentukan karakter peserta didik ini dalam suatu pendidikan akan berpengaruh pada perkembangan tanpa memperhatikan etika, karakter serta moral dari suatu perilaku peserta didik. Maka dalam hal ini sangat dibutuhkan atau diperlukan perhatian dari berbagai pihak terkhususnya dalam belajar dan mengajar dengan tujuan supaya menolong siswa untuk mengenal dunia pendidikan dari yang tidak tahu menjadi tahu, terlebih dalam mengenal kebenaran Allah. Sebagai guru pendidikan agama Kristen ini harus berpengaruh dalam membentuk karakter dalam pengawasan etika, dan moral dari peserta didik. Peserta didik ini sebagian mengalami pengaruh dalam masalah krisis karakter, karena dimana mereka tidak terkontrol atau tidak terkendalikan dalam pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam hal ini keadaan lingkungan akan dapat mempengaruhi karakter peserta didik. Akan tetapi, dalam keadaan ini akan sangat mengkuatirkan dalam membentuk karakter tersebut, bukan hanya saja sebagai orang tua, guru, juga sebagai gereja dalam lembaga pendidikan. Oleh karena itu, sebagai guru pendidikan agama Kristen akan diharapkan dalam membentuk karakter dan moral siswa. Maka dari pada itu sebagai guru, akan mampu melaksanakan tugasnya dengan rasa tanggung jawab sesuai dengan tujuan pendidikan dalam pembelajaran yakni membentuk dan menciptakan generasi yang berakhlak mulia, berkompetensi, serta bertanggung jawab dalam memiliki kristus. Sebagai guru akan membawa peserta didik tersebut dalam mengenal bagaimana suatu lingkungan tersebut tidak terpengaruh dalam pembentukan karakter dalam suatu pendidikan. Guru Kristen akan berperan penting dalam membentuk karakter peserta didik yang benar dan mengarahkan dalam suatu tujuan.
Haššātān and Court Traditions in the Book of Job: Court Tradition History Perspective Agus Santoso; Bobby Kurnia Putrawan; Yusak Tanasyah; Iswahyudi Iswahyudi
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 7, No 1 (2022): Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v7i1.611

Abstract

The book of Job contains about suffering and feelings of injustice. Job felt and asked why he as a godly person experienced suffering, so he sought justice to God. The word justice is related to haššātān and court. The authors want to find and describe the context of the word haššātān by the judicial or court tradition history perspective in the book of Job. The result of this research is that the dialogue and the setting of the dialogue in the sky is the atmosphere of the court which was attended by the Judge (God) and the prosecutor (haššātān), that the prosecutor stated that there was an act of injustice that occurred in the life of the defendant (Job) which was committed by God (as well as the accused), which is also as a discussion of theodicy and Judgment Traditions in the book of Job.
The Role of Women in the Work of Salvation Through the Figures of Mary and Elisabeth According to Luke Chapters 1–2 Arif Wicaksono; Adelina Ayu Wangi Kurniawan; Iswahyudi Iswahyudi
RERUM: Journal of Biblical Practice Vol. 1 No. 1 (2021): RERUM: The Journal of Biblical Practice
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.733 KB) | DOI: 10.55076/rerum.v1i1.13

Abstract

In this day and age, the discussion about women is never-ending and is still a polemic for some people. The position of women who sit lower than men is still a matter in society. There are even some parts of society that restrict women from carrying out their roles only in the domestic sphere, namely only carrying out their roles as a wife and mother in the household. Not only in the community but also in the church environment where women are still weak and do not have a position in the church so that women do not have the same rights and obligations as men. Therefore, women do not have the space to appear in public and are very basic and even not allowed at all. The author conducted this research intending to take the text about women in the Gospel of Luke chapters 1 - 2 through the figures of Mary and Elizabeth. The author uses the narrative critical method by focusing his attention on the characters, plot, setting, and point of view. By using this method, it is hoped that we will get an understanding – both theory and implication in practical living that women also have a very important role in the work of mankind's salvation. God can use women to take part in the declaration of his plan in the world, the effort to save mankind. Therefore, women do not need to think of themselves as inferior to men.
Relasi Gereja, Negara, dan Masyarakat Oey Natanael Winanto; Johnnie Manopo; Iswahyudi Iswahyudi
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol 4 No 1 (2023): Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.4 No.1 (April 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape dan Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/jrsc.v4i1.108

Abstract

Christian ethics in the nation, state and society, the political attitude of the Christian faith adheres to the principle of theocracy, namely the call of Christians to declare and realize God's will in the life of the nation, state, and society. The purpose of this writing is to find out how the role of the church is in politics and to apply the Christian faith in the development of politics, nation, and state. The writing method used is a literature review with a Christian ethics study approach. The result of the discussion is that one of the responsibilities and roles of Christians in the life of the nation and state is related to their political awareness in the form of forming organizations or parties that take part in politics. Christian ethics is ethics that stems from the acknowledgment that Jesus Christ is God. It means that He is God who controls, regulates all movements, steps, and goals of Christian life, according to the tasks given to His people. Etika Kristen dalam berbangsa, bernegaradan bermasyarakat, maka sikap politik iman Kristen berpegang pada asas teokrasi, yaitu panggilan umat Kristen untuk menyatakan dan mewujudkan kehendak Tuhan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Tujuan penulisan ini adalah menemukan bagaimana peran gereja dalam politik dan mengaplikasikan iman Kristen dalam pembangunan politik, berbangsa, dan bernegara. Metode penulisan yang digunakan adalah kajian literatur dengan pendekatan studi etika Kristen. Hasil pembahasan adalah salah satu tanggungjawab dan peranan umat Kristen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah menyangkut kesadaran politiknya dalam wujud pembentukan organisasi atau partai yang berkiprah di dalam politik. Etika Kristen adalah etika yang berpangkal pada pengakuan, bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Artinya, bahwa Ia adalah Tuhan yang menguasai, mengatur seluruh gerak, langkah dan tujuan hidup umat Kristen, sesuai dengan tugas yang diberikan kepada umat-Nya.
Pendampingan Industri Perumahan Lumpia Sebagai Oleh-Oleh Khas Semarang Imron Widjaja; Tan Winda; Iswahyudi Iswahyudi
SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (April 2022)
Publisher : Indonesia Christian Religion Theologians Association and Widya Agape School of Theology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.993 KB) | DOI: 10.46362/servire.v3i1.129

Abstract

The food souvenir industry in Semarang is currently dominated by several well-known celebrity brands. This large capital business hampers the competitiveness of the local souvenir home food industry. This community partnership program works with home industry partners "Yudi Lumpia" to gain their competitiveness. The problems experienced by partners are: (1) production is not efficient, (2) packaging is not up to standard, (3) business management, finance and marketing are not good, and (4) do not have PIRT and Halal permits. To overcome these problems assistance has been carried out, including: (1) procurement of production equipment that has been upgraded to overcome production inefficiencies; (2) repackaging the product using a sealer and redesigning the packaging box; (3) mentoring and workshops on market research topics, product diversification, financial management, stock management, and e-commerce; and (4) assistance in obtaining PIRT and Halal permits. After the mentoring efforts, the following results were obtained: (1) increased production efficiency and safety; (2) better product shelf life; (3) increasing understanding and changing behavior related to business management, finance, and marketing; (4) expansion of marketing and (5) issuance of PIRT licenses. Industri oleh-oleh makanan di Semarang saat ini didominasi oleh beberapa merek selebriti ternama. Bisnis modal besar ini menghambat daya saing industri makanan rumahan oleh-oleh lokal. Program kemitraan masyarakat ini bekerja sama dengan mitra industri rumah tangga “Yudi Lumpia” untuk mendapatkan daya saing mereka. Permasalahan yang dialami mitra adalah: (1) produksi tidak efisien, (2) pengemasan tidak sesuai standar, (3) pengelolaan usaha, keuangan, dan pemasaran kurang baik, dan (4) tidak memiliki PIRT dan izin Halal . Untuk mengatasi permasalahan tersebut telah dilakukan pendampingan antara lain: (1) pengadaan alat produksi yang telah diupgrade untuk mengatasi inefisiensi produksi; (2) pengemasan ulang produk menggunakan sealer dan desain ulang kotak kemasan; (3) pendampingan dan workshop dengan topik riset pasar, diversifikasi produk, manajemen keuangan, manajemen stok, dan e-commerce; dan (4) pendampingan untuk memperoleh PIRT dan izin Halal. Setelah upaya pendampingan diperoleh hasil: (1) peningkatan efisiensi dan keamanan produksi; (2) umur simpan produk yang lebih baik; (3) peningkatan pemahaman dan perubahan perilaku terkait manajemen usaha, keuangan, dan pemasaran; (4) perluasan pemasaran dan (5) penerbitan izin PIRT.
Implementasi Pemimpin Sejati Yang Berintegritas Di Era Globalisasi Melalui Keteladanan Kepemimpinan Yesus Ritha Lepong; Pratiwi Eunike; Iswahyudi Iswahyudi
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol 4 No 2 (2023): Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.4 No.2 (October 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape dan Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/jrsc.v4i2.175

Abstract

The era of globalization demands leaders who not only have strong managerial skills, but also high moral integrity. Leadership based on ethical and moral values is the key to guiding organizations and societies towards sustainable development. In this context, the exemplary leadership of Jesus Christ in His teachings and actions becomes relevant and can be implemented effectively in the era of globalization. This study discusses the implementation of true leaders with integrity through the leadership example of Jesus. First, it explores the teachings of Jesus that are relevant for today's leadership, such as love, justice, humility, and wisdom. Secondly, it highlights Jesus' actions in serving and leading by example that inspire others to follow in His footsteps. By analyzing Jesus' teachings and actions, today's leaders can take inspiration in building leadership with integrity. They can develop qualities such as honesty, fairness, empathy, and the ability to serve sincerely. In addition, leaders can also understand the importance of prioritizing common interests over personal interests. The implementation of Jesus' exemplary leadership can have a positive impact on organizations and society in the era of globalization. Leadership based on moral values will increase trust, collaboration, and sustainability. Therefore, this study illustrates how leaders who follow the footsteps of Jesus can be agents of positive change in the face of complex challenges and the dynamics of globalization. Era globalisasi menuntut pemimpin yang tidak hanya memiliki keterampilan manajerial yang kuat, tetapi juga integritas moral yang tinggi. Kepemimpinan yang berdasarkan nilai-nilai etis dan moral adalah kunci untuk memandu organisasi dan masyarakat menuju perkembangan berkelanjutan. Dalam konteks ini, keteladanan kepemimpinan Yesus Kristus dalam ajaran dan tindakan-Nya menjadi relevan dan dapat diimplementasikan secara efektif di era globalisasi. Studi ini membahas implementasi pemimpin sejati yang berintegritas melalui keteladanan kepemimpinan Yesus. Pertama, studi ini menggali ajaran-ajaran Yesus yang relevan untuk kepemimpinan masa kini, seperti kasih, keadilan, kerendahan hati, dan kebijaksanaan. Kedua, studi ini menyoroti tindakan Yesus dalam melayani dan memimpin dengan teladan yang menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak-Nya. Dengan menganalisis ajaran dan tindakan Yesus, pemimpin masa kini dapat mengambil inspirasi dalam membangun kepemimpinan yang berintegritas. Mereka dapat mengembangkan kualitas seperti kejujuran, keadilan, empati, dan kemampuan untuk melayani dengan tulus. Selain itu, pemimpin juga dapat memahami pentingnya memprioritaskan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Implementasi keteladanan kepemimpinan Yesus dapat membawa dampak positif pada organisasi dan masyarakat dalam era globalisasi. Kepemimpinan yang berlandaskan pada nilai-nilai moral akan meningkatkan kepercayaan, kolaborasi, dan keberlanjutan. Oleh karena itu, studi ini mengilustrasikan bagaimana pemimpin yang mengikuti jejak Yesus dapat menjadi agen perubahan positif dalam menghadapi tantangan kompleks dan dinamika globalisasi.
Mempersiapkan Remaja dan Pemuda Kristen untuk Memahami Arti Cinta secara Alkitabiah dengan Seminar “Bicara Cinta” Sri Mulyani; Nonida Dwici Y Manik; Iswahyudi Iswahyudi; Harold Pardede; Samuel Sabad Nugroho
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i2.3186

Abstract

Berbicara soal Cinta merupakan hal yang sangat menyenangkan, namun kata “cinta” sendiri memiliki makna yang sangat luas. Dalam menjalankan sebuah hubungan cinta harus memiliki aspek-aspek yang utama seperti, keintiman (Intimacy), gairah (passion) dan komitmen (commitment). Jika dikaitkan dengan perspektif Alkitab maka cinta juga sangat identik dengan pengorbanan. Seperti teladan Yesus yang berkorban memberikan hidupNya sebagai bukti cinta kepada umatNya. Oleh karena itu melalui seminar pengabdian ini, membahas soal cinta yang benar, penuh pengorbanan dan komitmen maka harus identik dengan sebuah pernikahan. Cinta sejati hanya ada di dalam sebuah pernikahan. Karena pengorbanan tanpa batas dan komitmen tidak mungkin dilakukan di masa masa sebelum pernikahan. Artikel ini menggunakan metode pengabdian yaitu dengan melakukan sebuah Seminar yang membahas memgenai makna cinta dan untuk mengedukasi remaja dan pemuda Kristen agar bisa memahami makna dan perbedaan cinta di dalam pernikahan dengan masa masa sebelum pernikahan atau yang disebut pacaran. Melalui artikel ini para muda-mudi diharapkan bisa memahami bahwa cinta itu harus memiliki komitmen, pengorbanan dan itu semua hanya bisa dilakukan di dalam sebuah pernikahan yang sakral.
Program Pemulihan Kaum Perempuan Dari Luka Batin Di Gereja Bethel Indonesia Jemaat CBM Ganggeng Raya Tanjung Priok Jakarta Utara Rima Patintingan; Iswahyudi Iswahyudi
SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (April 2024)
Publisher : Indonesia Christian Religion Theologians Association and Widya Agape School of Theology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/servire.v4i1.193

Abstract

Women are special creatures in God's eyes. At GBI CBM Ganggeng, women besides giving birth and raising children, serve their husbands and take care of housework, and some have to work to supplement the family's income, some even become the backbone of the family. becomes special because it contains and gives birth to children, who become the forerunners of the church in the future. With so many roles, sometimes there is no time for yourself. What's more, what they do doesn't get the respect it should, women often experience violence in the family, both physically and mentally. Emotional wounds need to be a concern for the church. For this reason, GBI CBM Ganggeng Raya, Tanjung Priok, North Jakarta is holding a recovery program for women from emotional wounds, including personal counseling services, WBI fellowship worship, group prayer (corporate), and MSMEs. Women must continue to be empowered. It is hoped that this journal can inspire Christian women to seek the right help in overcoming their life problems and struggle with God's help to recover from emotional wounds, as well as women and people who interact with individual women to appreciate the roles and functions in their lives. In the end, women can live healthier lives physically and mentally. Wanita adalah makhluk yang istimewa di mata Tuhan. Di GBI CBM Ganggeng, wanita selain melahirkan dan mengasuh anak, melayani suami, mengurus pekerjaan rumah, dan ada yang harus bekerja untuk menambah penghasilan keluarga, bahkan ada yang menjadi tulang punggung keluarga. menjadi istimewa karena mengandung dan melahirkan anak, yang menjadi cikal bakal gereja di masa depan. Dengan begitu banyak peran, kadang tidak ada waktu untuk diri sendiri. Lebih lagi, apa yang dilakukan kurang mendapat penghargaan yang seharusnya. Sering kali wanita mengalami kekerasan dalam keluarga, baik lahir maupun batin. Harga diri perempuan jadi rendah, perempuan merasa tidak berharga. Oleh sebab itu, GBI CBM Ganggeng Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara mengadakan program pemulihan kaum perempuan dari luka batin, mencakup pelayanan konseling pribadi, ibadah persekutuan WBI, doa bersama (korporat), dan UMKM. Berharap melalui jurnal ini dapat menginspirasi perempuan Kristen mau mencari pertolongan yang tepat dalam mengatasi masalah – masalah hidupnya dan berjuang dengan pertolongan Tuhan supaya dipulihkan dari luka batin, serta perempuan dan orang – orang yang berinteraksi dengan individu perempuan untuk menghargai peran - fungsi dalam hidupnya. Pada akhirnya perempuan dapat hidup lebih sehat lahir dan batin.