Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

CHRISTIAN RELIGIOUS EDUCATION MANAGEMENT, GOVERNMENT SERVICE, IN CELL GROUPS ON THE QUALITY OF THE FAITH OF CHURCH MEMBERS IN INDONESIA BETHEL CHURCH OF GRAHA PENA Imron Widjaja; Lasmaria Nami Simanungkalit
MAHABBAH: Journal of Religion and Education Vol 1, No 2 (2020): MAHABBAH: Journal of Religion and Education, Vol.1, No.1/2 (July 2020)
Publisher : Scriptura Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47135/mahabbah.v1i1.8

Abstract

This study examines the management of christian religious education as one form of shepherding service formation in cell groups in maturing, guiding and directing to apply the word of God. Christian religious education management as a model and example in the formation of church pastors in reaching sinners for Christ. This research was conducted at GBI Graha Pena with a total sample of 88 people who were active in participating in cell groups. The results of this study indicate that educational services are good that have led to pastoral care in realizing the Quality of Faith of GBI Graha Pena congregation members to reach people who do not yet believe in Christ. The effectiveness of the implementation of pastoral services that lead to the tasks and objectives of the church's mission through cell groups seen from members of cell groups who see the effectiveness of the service is supported by effectiveness: 58 respondents visitation (65.9%), help of sick people 88 respondents (100%), prayer of release 88 respondents (100%), service grief 88 respondents (100%).
Fenomena dan Kontribusi Teologi Kontemporer Terhadap Pertumbuhan Iman Kristen Imron Widjaja; Togu S. Hutagaol
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol 1 No 2 (2020): Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.1 No.2 (October 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape dan Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1013.741 KB) | DOI: 10.46362/jrsc.v1i2.88

Abstract

Theology in the Indonesian Dictionary is: Divine Knowledge, regarding the nature of God, especially based on the scriptures used. In theology, Christian scholars think and seek answers about what is good for them according to the teachings found in the Bible. Since ancient times, humans have made various efforts to interpret their lives, philosophy and science have been the basis for these attainments until the enlightenment in 1715. In seeking these answers, Contemporary Theology emerged as part of an effort to answer the challenges of human life in accordance with the promised in the Bible. The trigger on the birth and development of Contemporary Theology is the occurrence of major world events; including World War I and World War II which resulted in so much suffering and problems in human life. As a result, people are looking for answers as to why this loving God allows people to suffer. The war that occurred resulted in poverty, starvation, colonialism and slavery. All of these things are deemed not in accordance with the characteristics or description of a loving God that is contained in the Bible. In seeking answers to these human needs, contemporary theology develops. Among those; Liberation Theology, Feminist Theology, Prosperity Theology to Evangelical Theology to interpret human life according to the Bible. The development of Contemporary Theology later became a dialectic, as Karl Barth said, which produced various views of theology. In examining the growing variety of Contemporary Theology, this Journal presents what the church needs to think about and do, so that the presence of the Kingdom of God is truly real in human life. This premise is based on the command of Jesus who said, but seek ye first the Kingdom of God and His righteousness; and all these things shall be added unto you. Teologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : Pengetahuan Ketuhanan, mengenai sifat Allah, terutama berdasarkan kitab suci yang dipakai. Dalam berteologi, para pakar Kristen berpikir dan mencari jawaban tentang apa yang baik bagi dirinya sesuai dengan pengajaran yang terdapat pada Alkitab. Sejak zaman kuno manusia melakukan berbagai upaya untuk memaknai kehidupannya, falsafah dan ilmu pengetahuan menjadi dasar dari upaya pencapaian tersebut sampai pada masa pencerahan pada tahun 1715. Dalam mencari jawaban tersebut, timbul Teologi Kontemporer berkembang menjadi bagian dari upaya untuk menjawab tantangan kehidupan manusia sesuai dengan janji pada Alkitab. Pemicu lahir dan berkembangnya Teologi Kontemporer adalah terjadinya peristiwa-peristiwa besar dunia; diantaranya Perang Dunia I dan Perang Dunia ke II yang mengakibatkan begitu banyak penderitaan serta permasalahan hidup manusia. Akibatnya orang-orang mencari jawaban mengapa Tuhan yang Maha Kasih tersebut membiarkan manusia menderita. Perang yang terjadi mengakibatkan kemiskinan, kelaparan, penjajahan serta perbudakan. Semua hal itu dipandang tidak sesuai dengan ciri atau gambaran tentang Tuhan yang mengasihi yang terdapat didalam Alkitab. Dalam mencari jawaban atas kebutuhan manusia tersebut, berkembanglah Teologi Kontemporer, antar lain; Teologi Pembebasan, Teologi Feminis, Teologi Kemakmuran sampai ke Teologi Injili untuk memaknai kehidupan tersebut. Perkembangan Teologi Kontemporer kemudian menjadi suatu dialektika seperti kata Karl Barth yang menghasilkan beragam pandangan Teologi. Dalam mencermati ragam Teologi Kontemporer yang berkembang tersebut, Journal ini menyajikan tentang apa yang gereja perlu pikirkan dan lakukan sehingga kehadiran Kerajaan Allah betul-betul nyata dalam kehidupan manusia. Pokok pemikiran ini didasarkan pada perintah Yesus yang mengatakan, carilah dahulu Kerajaaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
KARAKTER MANUSIA DILIHAT DARI ETIKA TERAPAN TERHADAP PERUBAHAN DIRI SESEORANG Imron Widjaja; Iin Nur Indrayani Sihombing
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 1 (2020): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.1, No.2, December 2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v2i1.42

Abstract

Christian character forming may sound ordinary because all parents must teach the best thing to their children. The child’s character is n accordance with the parent’s identity. Character is useful in all aspects of life because it makes people of integrity, influences and becomes effective withnesses of Christ. Howecer, in reality there are also many Christian individuals who have bad characters. According to the large Indonesian dictionary, character is defined as character, mental, moral or ethical characteristics that differentiate a person from another, character. The word character in the Bible comes from a Greek word which means a carving or sculpting tool. In Latin, the character means: ”Tools for marking, to engrave.” Webster Dictionary means, ”Engrave, inscribe.” With the above understanding it can be said that character is ”The process of sculpting the soul, marking oneself or carving oneself in such a way that it is unique, interesting and different.” Character according to the Bible is living our lives before God, fearing only God, and trying to please God only, no matter how we feel, or what other people might say or do. In simple terms character is doing what is right because it is right. Membentuk karakter kristen kedengarannya mungkin biasa saja karena semua orang tua pasti mengajarkan yang terbaik kepada anak-anaknya. Karakter anak yang sesuai dengan identitas orang tua. Karakter berguna dalam segala aspek kehidupan karena menjadikan orang berintegritas, berpengaruh dan menjadi saksi Kristus yang efektif. Namun kenyataannya banyak juga individu kristen yang memiliki karakter tidak baik. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karakter didefinisikan sebagai tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yg membedakan seseorang dengan yang lain; watak. Kata karakter dalam Alkitab berasal dari kata Yunani yang berarti alat ukir atau alat pemahat. Dalam bahasa latin, karakter bermakna ”tools for marking, to engrave.” Webster Dictionary memberi arti, “engrave, inscribe.” Dengan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa karakter adalah “proses memahat jiwa, menandai diri atau mengukir diri sedemikian rupa, sehingga berbentuk unik, menarik dan berbeda.” Karakter menurut Alkitab adalah menjalani hidup kita dihadapan Allah, takut hanya kepada Allah, dan berusaha hanya menyenangkan Tuhan, tidak peduli bagaimana perasaaan kita, atau apa yang mungkin akan dikatakan atau dilakukan orang lain. Secara sederhana karakter adalah melakukan apa yang benar karena hal itu benar.
PERKEMBANGAN KOMSEL PELAJAR DALAM PERTUMBUHAN ROHANI JEMAAT GBI GRAHA PENA JAKARTA Imron Widjaja
The Way Jurnal Teologi dan Kependidikan Vol. 5 No. 2 (2019): The Way Jurnal Teologi dan Kependidikan
Publisher : STT Bethel The Way

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.885 KB) | DOI: 10.54793/teologi-dan-kependidikan.v5i2.6

Abstract

This study aims to explore the influence of student cell groups in church growth in GBI Graha Pena. Cell groups as a small group community that is a means of fostering, guiding and guiding and disciplining students specifically teaching. In accordance with the stage of growth and development, where the age of the student is very wrong range in association and makes himself not grow in spiritual life. This student cell group becomes a tool and means of realizing God's will for the spiritual growth of the GBI Graha Pena congregation. The method in this study uses qualitative and is carried out for GBI Graha Pena Sunday School children. The results showed that students have enthusiasm and high willingness. to participate in student cell groups and influence growth in their spiritual lives.
Perilaku Manusia dalam Menghadapi Covid-19: Suatu Tinjauan Etis Teologis Imron Widjaja; Iin Nur Indrayani Sihombing
PNEUMATIKOS: Jurnal Teologi Kependetaan Vol. 12 No. 2 (2022): Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Penyebaran Injil Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56438/pneuma.v12i2.62

Abstract

Abstract: March 2020, the world was shaken by the outbreak of the Corona Virus (Covid-19) pandemic which caused panic everywhere. This virus is very easy to transmit, hundreds of thousands of people are infected and even die. In Indonesia, the government has given appeals to the public on how to deal with this epidemic. But in reality, there are still many Indonesian people who do not heed the appeal. Therefore, this study aims to analyze human behavior in overcoming the spread of the covid-19 virus. The research method used in this research is descriptive analysis approach. The results show that human behavior displayed by people who do not comply with government advice is mostly based on cognitive bias. In addition to analyzing the behavior of the Indonesian people and how to overcome them, this article also provides suggestions on how to maintain the safety of the human soul with the application of ethics approach. Abstrak: Maret 2020, dunia digoncang dengan wabah pandemic Virus Corona (Covid-19) yang membuat kepanikan dimana-mana. Virus ini mudah sekali penularannya, ratusan ribu manusia terinfeksi bahkan sampai kepada kematian. Di Indonesia, pemerintah telah memberikan himbauan-himbauan kepada masyarakat bagaimana cara mengatasi wabah ini. Tetapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yangtidak mengindahkan himbauan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perilaku manusia dalam mengatasi penyebaran virus covid-19 ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan deskriptif analisis. Hasil menunjukkan bahwa perilaku manusia yang ditampilkan oleh orang yang tidak mematuhi himbauan pemerintah kebanyakan didasari oleh bias kognitif. Selain menganalisa perilaku masyarakat Indonesia dan cara menanggulanginya, artikel ini juga memaparkan saran-saran bagaimana menjaga keselamatan jiwa manusia dengan pendekatan Penerapan Etika.
Pendampingan Industri Perumahan Lumpia Sebagai Oleh-Oleh Khas Semarang Imron Widjaja; Tan Winda; Iswahyudi Iswahyudi
SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (April 2022)
Publisher : Indonesia Christian Religion Theologians Association and Widya Agape School of Theology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.993 KB) | DOI: 10.46362/servire.v3i1.129

Abstract

The food souvenir industry in Semarang is currently dominated by several well-known celebrity brands. This large capital business hampers the competitiveness of the local souvenir home food industry. This community partnership program works with home industry partners "Yudi Lumpia" to gain their competitiveness. The problems experienced by partners are: (1) production is not efficient, (2) packaging is not up to standard, (3) business management, finance and marketing are not good, and (4) do not have PIRT and Halal permits. To overcome these problems assistance has been carried out, including: (1) procurement of production equipment that has been upgraded to overcome production inefficiencies; (2) repackaging the product using a sealer and redesigning the packaging box; (3) mentoring and workshops on market research topics, product diversification, financial management, stock management, and e-commerce; and (4) assistance in obtaining PIRT and Halal permits. After the mentoring efforts, the following results were obtained: (1) increased production efficiency and safety; (2) better product shelf life; (3) increasing understanding and changing behavior related to business management, finance, and marketing; (4) expansion of marketing and (5) issuance of PIRT licenses. Industri oleh-oleh makanan di Semarang saat ini didominasi oleh beberapa merek selebriti ternama. Bisnis modal besar ini menghambat daya saing industri makanan rumahan oleh-oleh lokal. Program kemitraan masyarakat ini bekerja sama dengan mitra industri rumah tangga “Yudi Lumpia” untuk mendapatkan daya saing mereka. Permasalahan yang dialami mitra adalah: (1) produksi tidak efisien, (2) pengemasan tidak sesuai standar, (3) pengelolaan usaha, keuangan, dan pemasaran kurang baik, dan (4) tidak memiliki PIRT dan izin Halal . Untuk mengatasi permasalahan tersebut telah dilakukan pendampingan antara lain: (1) pengadaan alat produksi yang telah diupgrade untuk mengatasi inefisiensi produksi; (2) pengemasan ulang produk menggunakan sealer dan desain ulang kotak kemasan; (3) pendampingan dan workshop dengan topik riset pasar, diversifikasi produk, manajemen keuangan, manajemen stok, dan e-commerce; dan (4) pendampingan untuk memperoleh PIRT dan izin Halal. Setelah upaya pendampingan diperoleh hasil: (1) peningkatan efisiensi dan keamanan produksi; (2) umur simpan produk yang lebih baik; (3) peningkatan pemahaman dan perubahan perilaku terkait manajemen usaha, keuangan, dan pemasaran; (4) perluasan pemasaran dan (5) penerbitan izin PIRT.
Manajemen Pendidikan Agama Kristen Melalui Pelayanan Penggembalaan Dalam Kelompok Sel Imron Widjaja; Bobby Kurnia Putrawan; Hengki Wijaya
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 2 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v18i2.689

Abstract

AbstractChristian Religious Education Management is carried out in smaller groups. The church is a broader community. Through pastoral care, the implementation of Christian Religious Education is expected to have a real impact on church members. Cell groups are small groups that can be optimized to achieve the goals of Christian Religious Education. This research uses quantitative research methodology with data analysis using the Rating Scale using 87 respondents of GBI Graha Pena members who responded to the statement given. The results showed the respondents understood the management of Christian Religious Education in pastoral care. Still, it needed the encouragement of leaders to make disciples so that they could carry out pastoral care—they need for members for pastoral care and Cell Group members to be more involved in ministry. Students learn to become cell group leaders by doing what they already understand to serve others. AbstrakManajemen Pendidikan Agama Kristen dilaksanakan dalam kelompok yang lebih kecil. Gereja adalah komunitas yang lebih besar. Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen melalui pelayanan pastoral diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi anggota gereja. Kelompok sel adalah kelompok kecil yang dapat dioptimalkan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Kristen. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif dengan analisis data menggunakan Rating Scale dengan menggunakan 87 responden anggota GBI Graha Pena yang memberikan respons atas pernyataan yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan responden memahami manajemen Pendidikan Agama Kristen dalam pelayanan pastoral, namun perlu dorongan pemimpin untuk memuridkan anggota supaya mampu melaksanakan pelayanan pastoral. Kebutuhan anggota akan pelayanan pastoral dan anggota kelompok sel untuk lebih banyak terlibat dalam pelayanan. Murid belajar untuk menjadi pemimpin kelompok sel dengan melakukan apa yang mereka sudah mengerti untuk melayani orang lain.
Kepemimpinan Karismatik Menuju Kepemimpinan Transformatif sebagai Misi Gereja di Indonesia: Charismatic Leadership Toward Transformative Leadership as the Mission of the Church in Indonesia Widjaja, Imron
Indonesian Journal of Religious Vol. 6 No. 2 (2023): Indonesian Journal of Religious, Vol.6, No.2 (October 2023)
Publisher : LPPM - Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ijr.v7i2.38

Abstract

Charismatic leadership and transformative leadership are two contrasting concepts in the context of church leadership. This article aims to explore how charismatic leadership can lead to and alongside transformative leadership as the mission of the Church in Indonesia. The method used is a practical theological study with a literature approach. The results show that biblically-based charismatic leadership can be the basis for transformative leadership that can bring significant renewal and change to the Church and Indonesian society. The contribution of this research is to provide a dynamic, effective, and impactful model of Church leadership for the development of the Kingdom of God in Indonesia. Kepemimpinan karismatik dan kepemimpinan transformatif merupakan dua konsep yang saling dipertentangkan dalam konteks kepemimpinan gereja. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana kepemimpinan karismatik dapat mengarah pada dan bersama kepemimpinan transformatif sebagai misi Gereja di Indonesia. Metode yang digunakan adalah kajian teologis praktis dengan pendekatan literatur. Hasil menunjukkan bahwa kepemimpinan karismatik yang didasarkan padaAlkitabiah dapat menjadi dasar bagi kepemimpinan transformatif yang dapat membawa pembaruan dan perubahan yang signifikan bagi Gereja dan masyarakat Indonesia. Kontribusi penelitian ini adalah menyediakan model kepemimpinan Gereja yang dinamis, efektif, dan berdampak luas bagi pengembangan Kerajaan Allah di Indonesia.
PERAN KONSELOR KRISTEN TERHADAP EMOSI DAN PERILAKU MAKAN DALAM MENGHADAPI OBESITAS ANAK Rusli , Christian; Sutrisno; Soukotta, Dunant F.; Widjaja, Imron
Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 5 No. 2 (2024): Didache: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen (Vol.5, No.2, June 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55076/didache.v5i2.239

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran konselor Kristen dalam membimbing anak-anak yang menghadapi obesitas, dengan fokus pada pengelolaan aspek emosional dan perilaku makan. Kondisi obesitas pada anak-anak menjadi masalah kesehatan yang semakin mendesak, dan peran konselor Kristen dapat menjadi kunci dalam membantu anak-anak mengatasi tantangan ini. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan pustaka terhadap peran konselor Kristen yang memiliki pengalaman dalam membimbing anak-anak dengan obesitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran konselor Kristen melibatkan pendekatan holistik yang memahami aspek spiritual, emosional, dan perilaku anak-anak. Konselor membantu anak-anak mengidentifikasi faktor-faktor emosional yang mungkin berkontribusi pada perilaku makan tidak sehat. Selain itu, peran konselor mencakup memberikan dukungan moral, memotivasi anak-anak untuk mengembangkan kebiasaan makan yang sehat, dan memfasilitasi pemahaman spiritual untuk meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman tentang bagaimana peran konselor Kristen dapat membantu anak-anak menghadapi obesitas dengan memandang aspek spiritual dan emosional sebagai bagian integral dari proses penyembuhan.
Examining the Militancy of the Apostle Paul in Fulfilling God's Calling as a Preacher of the Gospel Widjaja, Imron; Park, Hye Kyung
Journal of Religious and Socio-Cultural Vol 6 No 1 (2025): Journal of Religious and Socio-Cultural Vol.6 No.1 (April 2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape dan Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/jrsc.v6i1.297

Abstract

This article explores the Apostle Paul’s commitment to fulfilling God’s calling as a preacher of the gospel. It emphasizes his loyalty to God and examines how his understanding of God’s call shaped his militant approach to evangelism. This study also seeks to understand how Paul’s model of mission work may still be relevant today. The article aims to examine the meaning of God’s call to the Apostle Paul, how he interpreted it, and how this impacted his militancy in preaching the gospel. Additionally, it evaluates whether Paul’s approach to evangelism can be applied in current missionary work. The study uses a descriptive-qualitative research method, with a hermeneutical approach to interpret Paul's experiences and mission as recorded in the New Testament. The study concludes that the Apostle Paul’s commitment and interpretation of God’s call led him to carry out his ministry with exceptional militancy. His personal sacrifices and his ability to face hardships in preaching the gospel exemplify his dedication. Furthermore, Paul’s model of evangelism, based on humility, love, and sacrifice, is still relevant today. This article contributes by offering a deeper understanding of Paul’s evangelistic zeal and providing a model of commitment and perseverance that modern evangelists can adopt. It demonstrates how Paul’s ministry continues to inspire and guide contemporary Christian mission work.