Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EVALUASI KELAS KEMAMPUAN LAHAN MENGGUNAKAN METODE SOFTWARE LCLP (LAND CLASSIFICATION AND LAND USE) Manui, Risma; Sofyan, Adnan; Rachman, Idris Abd.
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Vol 6, No 4 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 6 No. 4 Oktober 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jppg.v6i4.20833

Abstract

DAS Oba merupakan salah satu DAS yang sangat potensial terutama bagaian tengah-hilir karena ketergantungan penduduknya terhadap sumberdaya alam berupa hutan sekunder, permukiman, perkebunan maupun pertanian. Ketergantungan tersebut belum disertai dengan pengelolaan yang optimal terhadap peningkatan produksi pertanian serta upaya-upaya konservasi dalam menjaga dan melindungi DAS Oba dari kerusakan. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengevaluasi kemampuan lahan sampai pada tingkat sub kelas kemampuan lahan di bagian tengah-hilir DAS Oba; dan 2) mengetahui penggunaan lahan yang sesuai dengan kelas kamampuan lahan di bagian tengah-hilir DAS Oba. Metode yang digunakan yaitu pendekatan analitik dimana wilayah penelitian dibagi ke dalam satuansatuan lahan. Evaluasi kelas kemampuan lahan menggunakan software LCLP (Land Classification and Landuse Planning). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kelas kemampuan lahan di bagian tengah terdapat lima kelas kemampuan lahan, yaitu: kelas III seluas 408,2 ha (9,9%), kelas IV seluas 608,3 ha (14,7%), kelas VI seluas 168,4 ha (40,5%), kelas VII seluas 634,9 ha (15,3%) dan kelas VIII seluas818,7 ha (19,7%) dan 2) Lahan yang sesuai untuk pengembangan pertanian berada pada kelas III seluas 408,2 ha (9,9%) dan kelas IV seluas 608,3 ha (14,7%).
Variasi Tingkat Perkembangan Tanah Berdasarkan Ordo Tanah di Kelurahan Moti Kota, Kota Ternate, Indonesia Ladjinga, Erwin; Rachman, Idris Abd.; Ishak, Lily; Robo, Sarif; Fataha, Farid
Cannarium Vol 23, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cannarium.v23i1.9739

Abstract

Kompleksitas proses pedogenesis pada pulau vulkanik kecil yang berpengaruh terhadap tingkat perkembangan tanah, khususnya ordo Entisol dan Inceptisol di Kelurahan Moti Kota, Kota Ternate. Kondisi iklim tropis basah, bahan induk piroklastik Kuarter–Holosen, serta variability topografi memunculkan perbedaan morfologi dan sifat fisik-kimia tanah yang signifikan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan membandingkan variasi tingkat perkembangan profil tanah berdasarkan indikator pedogenik termasuk nisbah debu/liat, KTK/liat, rasio C/N, dan rasio Fe-oksalat/Fe-dithionit serta mendeskripsikan karakteristik morfologi, fisik, dan kimia tanah pada dua profil representatif, yakni Entisol (profil II) dan Inceptisol (profil I). Metode yang digunakan meliputi survei toposekuens dengan penggalian profil pada setiap posisi elevasi, deskripsi morfologi lapangan sesuai prosedur USDA, analisis tekstur (metode pipet), pH H₂O, kapasitas tukar kation (NH₄OAc pH 7,0), Saturasi Basa, karbon organik (Walkley–Black), total N (Kjeldahl), serta ekstraksi besi oksalat dan dithionit. Data kuantitatif dianalisis untuk menghitung nisbah indikator pedogenesis dan diklasifikasikan menurut Soil Taxonomy USDA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil I (Inceptisol) membentuk horizon cambic dengan struktur gumpal menyudut, peningkatan fraksi liat dari 20 % hingga 35 %, nilai KTK 19,95–23,25 cmol(+)/kg, dan decreas­ing basa saturation dari 60 % ke 33 %. Indikator nisbah debu/liat menurun dari 1,25 pada horizon Ap ke 0,15 pada horizon Bb/C, sedangkan rasio Feₒ/Fe_d berfluktuasi menandakan proses transformasi oksida besi lanjutan. Sebaliknya, profil II (Entisol) hanya memiliki horizon A dengan tekstur lempung berpasir, KTK 20,95 cmol(+)/kg, saturasi basa 62 %, nisbah debu/liat 0,85, dan rasio Feₒ/Fe_d 1,10, menggambarkan tanah muda dengan sedikit perkembangan horizon. Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa interaksi bahan induk vulkanik, iklim lembap tropis, organisme, topografi, dan waktu menghasilkan gradiens perkembangan tanah dari Entisol ke Inceptisol di Kelurahan Moti Kota. Pemahaman mendalam terhadap variasi ini penting untuk perencanaan penggunaan lahan berkelanjutan, di mana Inceptisol cocok untuk hortikultura intensif dan Entisol memerlukan tutupan vegetatif untuk mencegah erosi.