Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

KAJIAN EROSI TANAH DENGAN PENDEKATAN WISCHMEIER PADA DAS KALIMEJA SUBAIM KECAMATAN WASILE TIMUR KABUPATEN HALMAHERA TIMUR Sofyan, Adnan; Hartono*), Gunawan
Pendidikan Geografi Vol 11, No 22 (2013): Volume 11 Nomor 22 Desember 2013
Publisher : Pendidikan Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Erosi yang terjadi di Sub Das Kalimeja telah menimbulkan kerugian termasuk menyebabkan terjadinya pendangkalan. Akibat dari pembukaan hutan yang tidak terkendali, dan pengelolaan lahan yang keliru dengan intensitas tinggi. Oleh karena itu penting untuk mengetahui faktor-faktor penyebab erosi pada DAS Kalimeja, menentukan tingkat bahaya erosi tanah dan indeks bahaya erosi pada DAS Kalimeja, dan menentukan alternatif teknik konservasi tanah yang dapat dilakukan pada DAS Kalimeja. Prediksi erosi meliputi tingkat bahaya erosi dengan metode  Universal Soil Loss Equation (USLE) yang dikembangkan oleh (Wischmeier dan Smith, 1978 dalam Hardjowigeno dkk., 2001). Tingkat bahaya erosi yang terjadi pada DAS Kalimeja antara sangat rigan 0,05 – 1,66 ton/ha/thn dan tingkat ringan 22,67 – 25,44 ton/ha/thn. Erosi sangat ringan pada SPL I5Aa, III1Cb, III2Cb, V2Cb, dan VI2Bb,  seluas 3.675,38 ha (91,1 %), erosi ringan pada SPL II3Bb dan IV2Bb seluas 360,53 ha (8,9 %) dari luas DAS Kalimeja. Upaya konservasi tanah meliputi tumpang gilir jagung + ubikayu dan kacang tanah pada SPL II 3Bb, kemudian tanpa alternatif konservasi pada SPL I5Aa, III1Cb, III2Cb, IV2Bb, V1Cb, dan VI2Bb.   Kata kunci: erosi tanah, DAS, konservasi, entisol, inseptisol.
KAJIAN KERUSAKAN PANTAI AKIBAT EROSI MARIN DI WILAYAH PESISIR KELURAHAN KASTELA KECAMATAN PULAU TERNATE Sofyan, Adnan
Pendidikan Geografi Vol 12, No 1 (2014): Volume 12 Nomor 1 Juni 2014
Publisher : Pendidikan Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Tingkat kerusakan di wilayah pesisir Kelurahan Kastela yaitu  sesuai panjang garis pantai dengan panjang 1.652 meter dan lebar yang tererosi marin  pertahunnya mencapai 1,5 meter. Kerusakan oleh erosi marin di wilayah pesisir Kelurahan Kastela disebabkan oleh faktor alam dan faktor buatan/manusia. Faktor alam yang disebabkan oleh erosi marin adalah arus, pasang surut, gelombang, dan angin. Sedangkan penyebab erosi marin oleh faktor buatan atau manusia yang berupa aktifitas penambangan pasir oleh masyarakat di sepanjang wilayah pesisir Kelurahan Kastela. Dampak yang ditimbulkan erosi marin di wilayah pesisir Kelurahan Kastela secara fisik yang berupa rusaknya fasilitas rekreasi, berubahnya daratan menjadi laut, pergeseran garis pantai, terancamnya permukiman dari terjangan ombak karena jarak permukiman 3 sampai 30 meter dari pasang tertinggi. Kerusakan biotik berupa rusaknya lahan perkebunan, seperti kebun kelapa, rusaknya salah satu tanaman endemik pulau Ternate yaitu pohon capilong/nyamplung (Calophyllum inophyllum)   di sepanjang pesisir Kelurahan Kastela yang disebabkan oleh gelombang yang menghantam wilayah pesisir secara terus menerus, dengan demikian perlu adanya penangan dan pengelolaan untuk mengurangi ancaman erosi marin tersebut.   Kata Kunci : Kerusakan, Pantai, Pesisir, Erosi marin
KAJIAN EVALUASI RONA FISIK LINGKUNGAN TERHADAP PEMBANGUNAN GARDU INDUK (GI) SOFIFI 30 MVA DI DESA SOMAHODEKOTA TIDORE KEPULAUAN Sofyan, Adnan; Hadun, Ramli; Rasyid, Rusman
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Vol 5, No 4 (2020): Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi (Oktober 2020)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jppg.v5i4.15391

Abstract

Komponen-komponen fisik lingkungan merupakan salah satu komponen yang penting dalam melihat perubahan yang terjadi pada suatu kegiatan pembangunan. Demikian halnya dengan pembangunan gardu induk (GI) Sofifi 30 MVA dan prasarana penunjang lainnya dalam rangka memenuhi pasokan listrik di wilayah Provinsi Maluku Utara khususnya Sofifi dan sekitarnya. Kegiatan pembangunan tersebut tentu juga menimbulkan perubahan terhadap lingkungan, yang dapat berdampak positif terhadap peningkan dan kesetaraan hidup masyarakat sekitar dan sebaliknya berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar seperti:  terganggu kesehatan manusia, penurunan pendapat masyarakat akibat dari kehilangan lahan-lahan yang potensial, gejolak sosial dalam masyarakat, banjir atau kerusakan lahan, pencemaran air, pencemaran udara serta pencemaran tanah yang ditimbulkan oleh proses pembangunan tersebut. Oleh karena itu penting untuk mengetahuii pengaruh perubahan fisik lingkungan yang ditimbulkan dalam proses pembangunan gardu induk (GI) Sofifi 30 MVA. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi rona fisik lingkungan terhadap pembangunan gardu induk (GI) Sofifi 30 MVA menunjukkan komponen  kualitas udara ambien, intensitas kebisingan, kualitas air sumur dan badan air masih dalam kondisi yang cukup baik dan belum melampaui baku mutu yang dipersyaratkan. Demikian halnya jika dilihat dari trend kenaikan yang dibandingkan dengan rona awal Tahun 2018 dan periode semester I Tahun 2019 pada tahap pra konstruksi ke tahap konstruksi belum terjadi kenaikan yang sangat signifikan. Hal ini dapat dimaklumi karena kajian ini dilakukan saat proses pembagunan masih pada tahap konstruksi.
PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK DAN LUAS LAHAN PERTANIAN Kasibit, Abdul Rifki Rusin Thaib; Sofyan, Adnan; Salam, Ramdani
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Vol 6, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jppg.v6i2.17262

Abstract

Pertambahan jumlah penduduk pada suatu wilayah akan berkorelasi positif terhadap perubahan fisik wilayah, sosial dan budaya, salah satunya luas lahan pertanian. Perubahan tersebut terjadi karena adanya alih fungsi lahan pertanian ke lahan permukiman. Kondisi ini tidak berbeda dengan Desa Togawa Besi yang secara geografis berada di Kecamatan Galela Selatan Kabupaten Halmahera Utara, dimana perkembangan jumlah penduduk yang terjadi mempengaruhi luas wilayah termasuk lahan pertanian masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) laju pertumbuhan penduduk terhadap luas lahan pertanian; dan 2) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penduduk terhadap luas lahan pertanian di Desa Togawa Besi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen penelitian meliputi kuesioner, wawancara, lembar observasi dan dokumentasi. Teknik wawancara dilakukan dengan mengadakan wawancara bebas dengan jumlah sampel 69 KK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) luas lahan pertanian masyarakat dengan ukuran < 2 Ha ada 60 0rang (86,9%) dan luas lahan > 2 Ha ada 9 orang (13,1%) dimana perkembangan jumlah penduduk sangat mempengaruhi luas lahan pertanian masyarakat; dan 2) faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan luas lahan pertanian, yaitu perluasan daerah pemukiman, dan penambahan fasilitas umum. 
EVALUASI KELAS KEMAMPUAN LAHAN MENGGUNAKAN METODE SOFTWARE LCLP (LAND CLASSIFICATION AND LAND USE) Manui, Risma; Sofyan, Adnan; Rachman, Idris Abd.
Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Vol 6, No 4 (2021): Jurnal Penelitian Pendidikan Geografi Volume 6 No. 4 Oktober 2021
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jppg.v6i4.20833

Abstract

DAS Oba merupakan salah satu DAS yang sangat potensial terutama bagaian tengah-hilir karena ketergantungan penduduknya terhadap sumberdaya alam berupa hutan sekunder, permukiman, perkebunan maupun pertanian. Ketergantungan tersebut belum disertai dengan pengelolaan yang optimal terhadap peningkatan produksi pertanian serta upaya-upaya konservasi dalam menjaga dan melindungi DAS Oba dari kerusakan. Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengevaluasi kemampuan lahan sampai pada tingkat sub kelas kemampuan lahan di bagian tengah-hilir DAS Oba; dan 2) mengetahui penggunaan lahan yang sesuai dengan kelas kamampuan lahan di bagian tengah-hilir DAS Oba. Metode yang digunakan yaitu pendekatan analitik dimana wilayah penelitian dibagi ke dalam satuansatuan lahan. Evaluasi kelas kemampuan lahan menggunakan software LCLP (Land Classification and Landuse Planning). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kelas kemampuan lahan di bagian tengah terdapat lima kelas kemampuan lahan, yaitu: kelas III seluas 408,2 ha (9,9%), kelas IV seluas 608,3 ha (14,7%), kelas VI seluas 168,4 ha (40,5%), kelas VII seluas 634,9 ha (15,3%) dan kelas VIII seluas818,7 ha (19,7%) dan 2) Lahan yang sesuai untuk pengembangan pertanian berada pada kelas III seluas 408,2 ha (9,9%) dan kelas IV seluas 608,3 ha (14,7%).
KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR LAHAR DINGIN DI KELURAHAN TUBO KECAMATAN TERNATE UTARA KOTA TERNATE Nawir Anwar; Adnan Sofyan; Jumaris Jumaris
Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi Vol 3, No 1 (2021): Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi
Publisher : Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/pangea.v1i1.4608

Abstract

Maluku Utara sebagai salah satu daerah dengan tingkat kerawanan terhadap bencana geologi yang tinggi. Salah satu kerawanan bencana geologi di Maluku Utara khususnya Kota Ternate yaitu letusan gunung Gamalama yang disertai dengan bencana banjir lahar dingin. Pada tanggal 27 Desember 2011 terjadinya banjir lahar dingin akibat bencana sekunder dari sisa material letusan gunung Gamalama yang terbawa aliran air melalui sungai kemudian meluap menerjang pemukiman masyarakat yang berada disekitar aliran sungai, sehingga menimbulkan dampak yang cukup besar.Tujuan penelitian ini ialah mengetahui mengetahui kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir lahar dingin di Kelurahan Tubo Kecamatan Ternate Utara Kota Ternate. Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan pada penelitian ini. Populasi penelitian meliputi masyarakat korban banjir lahar dingin di Kelurahan Tubo, pegawai Kelurahan Tubo dan juga pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini ialah kuisioner dan teknik analisis data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan juga verifikasi dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan Tubo yang siap dalam menghadapi bencana banjir lahar dingin sebanyak 11 kepala keluarga (18,33%), sedangkan yang tidak siap sebanyak 37 kepala keluarga (61,67%) hal ini yang menjadi penghambat karena salah satunya masyarakat belum memahami langkah-langkah yang perlu disiapkan dalam mengurangi resiko bencana.
Kajian Intrusi Air Laut Terhadap Kualitas Air Tanah Di Kelurahan Gambesi Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate Tamrin Robo; Adnan Sofyan; Juanda Banapon
Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi Vol 1, No 1 (2019): Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi
Publisher : Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.698 KB) | DOI: 10.33387/pangea.v1i01.1185

Abstract

Pengambilan air tanah dangkal yang berlebihan menyebabkan ruang kosong dalam lapisan tanah dan mengakibatkan tinggi muka air tanah lebih rendah dari pada permukaan air laut, dan menyebabkan proses intrusi air laut. Kelurahan Gambesi merupakan wilayah pesisir dengan perkembangan wilayah permukiman tinggi  sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan akan air tanah semakin meningkat dan beresiko mengalami intrusi air laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intrusi air laut terhadap kualitas air tanah di Kelurahan Gambesi, Kecamatan Ternate Selatan, dan pengaruh jarak dan kedalaman air tanah terhadap intrusi air laut. Penelitian ini dapat memberikan informasi kualitas air tanah kepada masyarakat dan membantu instansi terkait untuk pertimbangan sarana prasarana penyedia baku air minum warga.  Metode penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data sampel diambil dari 4 sumur warga secara purposive berdasarkan jarak dari tepi pantai. Sampel air dimasukkan ke dalam jerigen sebanyak 2 liter dan diuji di laboratorium pada variabel warna, kekeruhan, TDS, suhu, pH, dan salinitas.. Hasil dibandingkan dengan Menteri Kesehatan No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Hasil penelitian menunjukan bahwa belum terjadi intrusi air laut pada air tanah daerah penelitian, dimana  air tergolong air payau, dengan nilai salinitas 1,3317 ppt di sumur 1, sumur II 1,3316 ppt, sumur III 1,3316 ppt, dan sumur IV 1,3316 ppt, dimana jarak dan kedalaman mempengaruhi kualitas air tanah. Untuk itu pemerintah Kecamatan Ternate Selatan harus memberi pengarahan dan mengingatkan pada warga agar kualitas air bersih dapat ditingkatkan  dan perlu adanya pengawasan serta konservasi di daerah pesisir supaya terhindar dari intrusi.
Persepsi Masyarakat terhadap Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLMTG) di Kelurahan Kastela Kecamatan Ternate Pulau Sri Suryatul Amarul; Hernita Pasongli; Adnan Sofyan
Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi Vol 1, No 2 (2019): Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi
Publisher : Pangea : Wahana Informasi Pengembangan Profesi dan Ilmu Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.48 KB) | DOI: 10.33387/pangea.v1i02.1484

Abstract

        Pembangunan PLTMG di Kelurahan Kastela Kota Ternate menyebabkan perubahan sosial khususnya perubahan mata pencaharian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Masyarakat Terhadap Perusahan PLTMG di Kelurahan Kastela Kecamatan Ternate Pulau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data secara primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden yang berjumlah 32 KK menggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan resmi BPS 2018. Analisis data penelitian menggunakan teknik persentase, dimana jawaban responden dikategorisasi dan diberi skor, kemudian dilakukan perhitungan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat Kastela terhadap PLTMG cukup baik dari aspek ekonomi, namun buruk dalam aspek sosial. Dalam aspek ekonomi bahwa masyarakat Kastela memandang positif keberadaan PLTMG karena sangat berkontribusi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat terutama dalam dunia industry dan pembukaan lapangan usaha baru. Dari aspek sosial adalah persepsi negatif dimana masyarakat merasakan kurangnya transparansi pengelolaan PLTMG, kurangnya sosialisasi, dan penanganan konflik yang tidak memuaskan masyarakat. Hal lain yang dianggap masalah adalah kurang efektifnya komunikasi karena minimnya fasilitas penyalur aspirasi masyarakat untuk memberikan kritik kepada pengelola PLTMG.            Kata Kunci: Persepsi Masyarakat, PLTMG.
Kajian Permeabilitas Dan Kadar Air Tanah Pada Tiga Tipe Penggunaan Lahan Di Gambesi Kota Ternate Karlina Ali; Adnan Sofyan; Idris Abd Rachman; Asrul Dedy Ali Hasan
Cannarium Vol 20, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.804 KB) | DOI: 10.33387/cannarium.v20i1.4858

Abstract

Village in Ternate City has the potential to be developed as an agricultural area because the soil type is Inceptisol which is suitable for agriculture. The ability of the soil to pass water, or what is commonly called soil permeability, is one of the important components for agricultural land management. Soil structure and texture as well as other organic elements play a role in increasing the rate of soil permeability. This study aims to understand soil permeability and soil water content in Gambesi. Samples were taken at a depth of 0-20 cm (Layer I) and 20-40 cm (Layer II) on three types of land use: residential areas, mixed dry land, and clove and nutmeg plantations. Soil sampling technique used purposive random sampling method. Identification of soil properties in the field is carried out using drill identification techniques, sample rings and profiling. Parameters observed were permeability, percent soil moisture content, specific gravity, particle density and soil texture. The results showed that the soil in each layer and type of land use had a variable permeability rate of 0.63-1.91 cm/hour, with a soil moisture content of 21.6-30.43%, a density of 1.01-1.91 cm. 1.23 gram/cm3, particle density of 2.0-2.27 gram/cm3, and porosity of 39.40-55.41%. The soil texture is sandy loam and sandy clay loam. The rate of soil permeability based on land use type has a rather slow permeability class, while the soil water content is at a permanent wilting point condition.Keywords: Bulk density, particle density, porosity, soil permeability, and soil water content
KAJIAN EROSI MARIN SEBAGAI PENYEBAB DEGRADASI KEPESISIRAN KOTA TERNATE (The Study of Marine Erosion as A Coastal Degradation in Ternate City) Adnan Sofyan; Sunarto Sunarto; Sudibiyakto Sudibiyakto; Latif Sahubawa
Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol 17, No 2 (2010): Juli
Publisher : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jml.18707

Abstract

ABSTRAKErosi marin yang terjadi di Kota Ternate telah banyak menimbulkan kerugian terhadap masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di wilayah kepesisiran. Erosi marin juga menyebabkan luas hutan mangrove di beberapa desa yang terletak di pantai menjadi berkurang bahkan hilang. Perubahan garis pantai berupa pengurangan pantai karena erosi pantai yang bervariasi terutama pada hampir sebagian besar di sepanjang pantai bagian Barat dari Kota Ternate, seperti di pantai Gambesi, pantai Sasa, pantai Castela, pantai Rua, pantai Taduma, pantai Togafo, pantai Takome. Erosi marin yang terjadi di Kola Ternate dominan dipengaruhi oleh faktor angin, pasang surut, arus, dan gelombang. Gelombang yang bersifat destruktif umumnya memiliki sifat yang merusak, hal ini dapat terjadi karena sifat gelombang yang destruktif mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat yang sangat tinggi. Ini terutama terjadi pada musim Utara. ABSTRACT Marine erosion that occurred in Ternate City has a lot of harm to society, especially people who live in the coastal area. Marine erosion also causes extensive mangrove forests in some villages which are located on the shore is reduced and even disappeared. Shoreline changes was reduced due to marine erosion that vary primarily in most of the shore along the western part of  Ternate City, as Gambesi on the shore, shore Sasa,  shore Kastela, shore Rua, shore Taduma, shore Togafo, shore Takome.  Dominantfactor of marine erosion that occurred in Ternate City is influenced by wind, tide, current, and waves. Destructive waves generally have a destructive nature, this could happen because of the destructive nature of the wave height and velocity has a very high. This was especially true in northern season.