Darmansyah Darmansyah
Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengemasan Seni Pertunjukan Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata di Istana Basa Pagaruyung Misda Elina; Murniati Murniati; Darmansyah Darmansyah
PANGGUNG Vol 28, No 3 (2018): Identitas Kelokalan dalam Keragaman Seni Budaya Nusantara
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.11 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v28i3.475

Abstract

 Abstract This research aims to describe the traditional performing arts of Minangkabau performed in the tourist attraction of Basa Pagaruyung palace. This research uses the descriptive-analysis method by registering the traditional performing arts of Minangkabau in the surrounding environment of the palace, both in textual and contextual approach. The theory used in this research is the packaging theory of performing arts. The research results show that the tourist attraction of Basa Pagaruyung palace has various attractions visited by many tourists in holidays namely its natural landscape, culinary, and museum, but it is lack of the traditional performing arts included. The performances are only performed in 25% of the total amount of holidays in one year. Around this tourist attraction, there are approximately 200 art studios that have the performing arts packages, namely music performances, dance performances; and Minangkabau traditional theatre. The packages consist of traditional arts and newly choreographed or composed arts, both in their materials and costumes.Keywords: The package of performing arts, traditional, tourist attraction  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seni pertunjukan tradisional Minangkabau yang ditampilkan pada obyek wisata Istana Basa Pagaruyung. Penelitian ini menggunakan metode deskritif analisis, dengan mendata secara tekstual dan kontekstual seni pertunjukan tradisional di sekitar kawasan obyek wisata Istana Basa Pagaruyung. Teori yang digunakan adalah teori kemasan seni pertunjukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obyek wisata Istana Basa Pagaruyung memiliki berbagai daya tarik wisata alam, kuliner, dan museum yang ramai dikunjungi wisatawan pada hari libur. Namun demikian, obyek wisata ini belum memanfaatkan seni pertunjukan tradisional secara optimal. Pementasan ini dilakukan hanya 25 % dari jumlah hari libur yang ada dalam satu tahun. Di sekitar obyek wisata terdapat lebih kurang 200 sanggar seni pertunjukan tradisional yang memiliki paket seni pertunjukan musik, pertunjukan tari, dan teater tradisional. Paket seni pertunjukan terdiri dari seni tradisional dan paket seni yang telah dikreasikan, baik dari segi garapan materi dan kostum.Kata kunci: kemasan seni pertunjukan, tradisional,  daya tarik  wisata  
TEKNIK BABIOLA PADA MASYARAKAT ETNIK MINANGKABAU DI KECAMATAN BATANGKAPAS KAB.PESISIR SELATAN PROV. SUMATERA BARAT DARMANSYAH DARMANSYAH
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 6, No 2 (2020): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v6i2.1059

Abstract

Babiola dalam  pengertian  masyarakat Batangkapas  Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat adalah suatu pertunjukan musik dengan menggunakan instrumen musik biola produk budaya setempat, yang menyerupai konstruksi biola pada musik Barat (Eropa).  Mendapat awalan ba sebagai bentuk aktivitas pertunjukan. Biola adalah  alat musik gesek  memiliki empat tali yang terbuat dari dawai. Masing-masing tali diberi nama; tali satu (tali aluih), tali duo, tali tigo tali danguang  dan tali empat tali  panimbang yang berfungsi untuk menghasilkan melodi dan mengiringi lagu. Dari  keempat tali  tersebut yang paling dominan dimainkan adalah  tali aluih, tali duo, dan tali danguang yang ketika digesek dilakukan dengan gesekan panjang bolak- balik    ( droon) yang bersamaan dengan tali duo (senar dua) bukan dalam posisi melodi. Terdapat 3 teknik utama yang harus dikuasai oleh seorang musisi (tukang) biola. Teknik yang pertama adalah terkait dengan cara mememgang biola, teknik memegang biola, kepala biola, leher biola, badan biola dan teknik men stem ( tuning system) senar biola. Teknik yang kedua adalah teknik mememgang tali penggesek, teknik memegang gagang penggesek(pangka penggesek), atau pendabiah, penggoso, teknik meletakkan lidah biola, kuda-kuda biola (penopang). Selanjutnya teknik yang ke tiga yaitu teknik dalam posisi memainkan biola, terkait dengan posisi duduk, posisi menempatkan badan biola, teknik memegang penggesek (pendabiah), teknik menggesek biola, teknik penggunaan tangan kiri, dan kombinasi keseimbangan dalam memainkan biola. Merupakan teknik-teknik yang harus dikuasai oleh seorang tukang biola dalam memainkan alat musik gesek dalam kebudayaan etnik Minangkabau di Kabupaten Pesisir Selatan pada umumnya dan kecamatan batang kapas pada khusussnya
Musik Tari Adok di Nagari Koto Sani Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok Syerli Marta Lina; Darmansyah Darmansyah; Arnailis Arnailis
Jurnal Musik Nusantara Vol 1, No 1 (2021): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.096 KB) | DOI: 10.26887/musik nusantara.v1i1.2013

Abstract

Musik tari adok merupakan patner sejati yang selalu mengiringi tari adok dalam pertujukannya.  Untuk mengatur tempo kesenian ini mengunakan alat musik gendang bermuka satu yang disebut dengan adok,yang dimainkan oleh satu orang pemusik yang sekaligus sebagai pendendangnya. Dendang yang didendangkan secara terstruktur terdiri dari   lima tanggak  yaitu: 1.Dendang Padah-padah atau disebut juga dengan dendang Buai-buai 2. Dendang  Dendang-dendang  3. Dendang Adau-adau 4. Dendang Dindin-dindin  4. Dendang Sijundai. Dendang ini akan dimainkan sesuai dengan struktur tarinya, dengan sair yang digunakan  biasanya sair yang berbentuk pantun.  kesenian ini biasa ditampilkan pada upacara-upacara adat di Nagari Koto Sani pada waktu malam hari pukul 01.00 wib. Saat ini Tari Adok sudah boleh ditampilkan pada waktu siang hari  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pengumpulan data secara observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian menjelaskan tentang bentuk musik tari adok, tari adok, serta keterkaitan antara musik dengan tari adok. Kata kunci: Musik; tari; adok; dendang; pertunjukan ABSTRACT            The adok dance music is a true partner who always accompanies the adok dance in its performances. To set the tempo of this art using a one-faced drum instrument called the adok, which is played by one musician who is also the singer. The song that is sung in a structured manner consists of five steps, namely: 1. Dendang Padah-padah or also called Dendang Buai-buai 2. Dendang Dendang-dendang 3. Dendang Adau-adau 4. Dendang Dindin-dindin 4. Dendang Sijundai. This dendang will be played according to the dance structure, with the rhymes used usually in the form of poem. This art is usually shown at traditional ceremonies in Nagari Koto Sani at night at 01.00 WIB. Currently, Adok Dance is allowed to be performed during the day. This research uses descriptive analysis method with data collection by observation, documentation, and interviews. The results of the study explain the forms of music for the adok dance, the adok dance, and the relationship between music and the adok dance. Keyword: Music; dance; adok; traditional song; performance 
Pengemasan Seni Pertunjukan Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata di Istana Basa Pagaruyung Misda Elina; Murniati Murniati; Darmansyah Darmansyah
PANGGUNG Vol 28 No 3 (2018): Identitas Kelokalan dalam Keragaman Seni Budaya Nusantara
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v28i3.475

Abstract

 Abstract This research aims to describe the traditional performing arts of Minangkabau performed in the tourist attraction of Basa Pagaruyung palace. This research uses the descriptive-analysis method by registering the traditional performing arts of Minangkabau in the surrounding environment of the palace, both in textual and contextual approach. The theory used in this research is the packaging theory of performing arts. The research results show that the tourist attraction of Basa Pagaruyung palace has various attractions visited by many tourists in holidays namely its natural landscape, culinary, and museum, but it is lack of the traditional performing arts included. The performances are only performed in 25% of the total amount of holidays in one year. Around this tourist attraction, there are approximately 200 art studios that have the performing arts packages, namely music performances, dance performances; and Minangkabau traditional theatre. The packages consist of traditional arts and newly choreographed or composed arts, both in their materials and costumes.Keywords: The package of performing arts, traditional, tourist attraction  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seni pertunjukan tradisional Minangkabau yang ditampilkan pada obyek wisata Istana Basa Pagaruyung. Penelitian ini menggunakan metode deskritif analisis, dengan mendata secara tekstual dan kontekstual seni pertunjukan tradisional di sekitar kawasan obyek wisata Istana Basa Pagaruyung. Teori yang digunakan adalah teori kemasan seni pertunjukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obyek wisata Istana Basa Pagaruyung memiliki berbagai daya tarik wisata alam, kuliner, dan museum yang ramai dikunjungi wisatawan pada hari libur. Namun demikian, obyek wisata ini belum memanfaatkan seni pertunjukan tradisional secara optimal. Pementasan ini dilakukan hanya 25 % dari jumlah hari libur yang ada dalam satu tahun. Di sekitar obyek wisata terdapat lebih kurang 200 sanggar seni pertunjukan tradisional yang memiliki paket seni pertunjukan musik, pertunjukan tari, dan teater tradisional. Paket seni pertunjukan terdiri dari seni tradisional dan paket seni yang telah dikreasikan, baik dari segi garapan materi dan kostum.Kata kunci: kemasan seni pertunjukan, tradisional,  daya tarik  wisata