Murniati Murniati
Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Dekonstruksi Estetika dan Makna Musik Gamat di Sawahlunto, Sumatera Barat Murniati Murniati
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts) Vol 16, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.555 KB) | DOI: 10.24821/resital.v16i1.1272

Abstract

Keberagaman budaya masyarakat lokal terlihat dari kekayaan ekspresi seni budaya masyarakat,di antaranya terdapat pada musik gamat. Tulisan ini melihat dekonstruksi estetika dan makna darifenomena perubahan bentuk dan struktur sajian musik gamat di masyarakat. Untuk membahasnyadigunakan teori dekonstruksi dan estetika dengan metode kualitatif. Dekonstruksi estetika musikgamat merupakan bentuk baru dari unsur tradisi dan modern, terdiri atas struktur yang saling terkaitdan membentuk sebuah sistem. Berdasarkan bentuknya, struktur ketradisian musik gamat mengalamipercampuran pada idiom instrumen, tangga nada, struktur permainan dan peran musisi, strukturlagu-lagu, serta konteks dan waktu pertunjukan. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa estetikakeberagaman terwujud dari rasa saling menerima antarbudaya yang berbeda dalam pertunjukanmusik gamat. Dekonstruksi estetika musik gamat mengandung makna makna pembauran, kreativitasdan ekspresi serta estetika multikultural.Deconstruction of Aesthetics and Meaning of Gamat Music in Sawahlunto, West Sumatra.The variety of local social culture can be seen in the richness of cultural artistic expression, among others is inGamat music. This study deconstructs the aesthetics and meaning of the phenomena of the changes in formand structure toward the presentation of Gamat music in that society. For this purpose the deconstructionaland aesthetic theory are used with qualitative method. The deconstruction of the aesthetics of Gamat musicrepresents a new form from the traditional and modern element. It consists of interrelated structure andforms a system. Seen from its form, the structure of the tradition of Gamat music  undergoes the mixture ofinstrumental idiom, the scale, the structure of performance and the role of musicians, the structure of thepieces as well as the context and time of performance.  From the research results, it may be concluded thatthe aesthetics of diversity is formed from the sense of mutual acceptance towards different cultures in theperformance of Gamat music. The deconstruction of the aesthetics of Gamat music embodies the meanings of social integration, creativity and expresssion, and multicultural aesthetics as well.
Pengemasan Seni Pertunjukan Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata di Istana Basa Pagaruyung Misda Elina; Murniati Murniati; Darmansyah Darmansyah
PANGGUNG Vol 28, No 3 (2018): Identitas Kelokalan dalam Keragaman Seni Budaya Nusantara
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.11 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v28i3.475

Abstract

 Abstract This research aims to describe the traditional performing arts of Minangkabau performed in the tourist attraction of Basa Pagaruyung palace. This research uses the descriptive-analysis method by registering the traditional performing arts of Minangkabau in the surrounding environment of the palace, both in textual and contextual approach. The theory used in this research is the packaging theory of performing arts. The research results show that the tourist attraction of Basa Pagaruyung palace has various attractions visited by many tourists in holidays namely its natural landscape, culinary, and museum, but it is lack of the traditional performing arts included. The performances are only performed in 25% of the total amount of holidays in one year. Around this tourist attraction, there are approximately 200 art studios that have the performing arts packages, namely music performances, dance performances; and Minangkabau traditional theatre. The packages consist of traditional arts and newly choreographed or composed arts, both in their materials and costumes.Keywords: The package of performing arts, traditional, tourist attraction  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seni pertunjukan tradisional Minangkabau yang ditampilkan pada obyek wisata Istana Basa Pagaruyung. Penelitian ini menggunakan metode deskritif analisis, dengan mendata secara tekstual dan kontekstual seni pertunjukan tradisional di sekitar kawasan obyek wisata Istana Basa Pagaruyung. Teori yang digunakan adalah teori kemasan seni pertunjukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obyek wisata Istana Basa Pagaruyung memiliki berbagai daya tarik wisata alam, kuliner, dan museum yang ramai dikunjungi wisatawan pada hari libur. Namun demikian, obyek wisata ini belum memanfaatkan seni pertunjukan tradisional secara optimal. Pementasan ini dilakukan hanya 25 % dari jumlah hari libur yang ada dalam satu tahun. Di sekitar obyek wisata terdapat lebih kurang 200 sanggar seni pertunjukan tradisional yang memiliki paket seni pertunjukan musik, pertunjukan tari, dan teater tradisional. Paket seni pertunjukan terdiri dari seni tradisional dan paket seni yang telah dikreasikan, baik dari segi garapan materi dan kostum.Kata kunci: kemasan seni pertunjukan, tradisional,  daya tarik  wisata  
KONTAKT LIBRARY KUCAPI PAYOKUMBUAH Frenki Frenki; Rozalvino Rozalvino; Murniati Murniati
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 4, No 2 (2018): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v4i2.509

Abstract

Berangkat dari instrument Kucapi Payokumbuah, karya Kontakt Library Kucapi Payokumbuah adalah sebuah karya berbentuk sample library yang mentransformasikan karakter bunyi asli instrument Kucapi Payokumbuah yang diolah untuk software atau VST Kontakt yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian keys dan loop. Kedua bagian tersebut dibuat dari hasil pengolahan sampling dari Kucapi Payokumbuah. Dalam karya ini pengkarya menggunakan sampling yang berasal dari Kucapi Payokumbuah yang direkam dan diolah dengan berbagai proses editing sehingga menjadi Kontakt Library. Kontak Library Kucapi Payokumbuah dapat digunakan sebagai sample library alternatif untuk para musisi dalam membuat musik dengan menggunakan VST atau software Kontakt, karya ini juga dibuat sebagai alat alternatif untuk menciptakan sebuah musik yang instan dan mudah
PENCIPTAAN KOMPOSISI MUSIK ANTAN DELAPAN OF VARIATION FORM SARI PERTIWI; FERRY HERDIANTO; MURNIATI MURNIATI
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 6, No 1 (2020): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v6i1.1045

Abstract

Komposisi ini terinspirasi dari kesenian Antan Delapan yang merupakan kesenian tradisional Melayu yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Kesenian ini merupakan kesenian tradisional yang berawal dari kegiatan berbalas pantun yang sering dilakukan masyarakat Kabupaten Muara Enim pada saat menumbuk padi. Alat penumbuk padi yang digunakan adalah sebuah Lesung dan delapan buah Antan. Komposisi Antan Delapan Of Variation Form berangkat dari unsur musikalitas kesenian Antan Delapan, yaitu melodi tembang, pola ritme gendang, dan tembang. Metode yang digunakan dalam penggarapan komposisi ini yaitu metode eksperimen. Dalam penggarapannya, komposisi Antan Delapan of Variation Form digarap dalam 8 variasi atas tema. Masing-masing variasi menggunakan beberapa teknik memvariasikan tema yang bersumber dari melodi, ritme, dan harmoni tanpa menghilangkan identitas kesenian Antan Delapan.Tujuan yang ingin dicapai dalam komposisi Antan Delapan of Variation Form adalah membuat sebuah komposisi yang berangkat dari lagu Antan Delapan ke dalam bentuk garap tema dan variasi, dengan format solo vokal yang diiringi oleh orchestra, tanpa menghilangkan identitas kesenian tersebut.
Interpretasi Penyaji Solis Violin pada Pertunjukan Concerto No 1 In A Minor, Liebesleid dan Batanghari Seprizal Seprizal; Nora Anggaraini; Murniati Murniati
MUSICA : Journal of Music Vol 1, No 1 (2021): MUSICA: JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.999 KB) | DOI: 10.26887/musica.v1i1.1721

Abstract

This article is an article that describes how a violin soloist performs a musical performance and interprets the karaya that is played. The repertoire played in the show is Concerto No. 1 in A minor, Liebesleid, and Batanghari. The presenter dissects the interpretative aspects of playing the work so that a good musical performance is realized. This journal aims to provide an overview of the application of techniques and interpretations of violin solo play in the repertoire of Concerto No. 1 in A minor, Liebesleid, and Batanghari. The techniques used are; rubato, arpeggio, staccato, rhythm variation, vibrato, staccato, legato, and shifting. Execution of expression marks in notations such as; Ritardando, Con Espresso, Con Sentiment, and Poco Meno Mosso are studied to find the right way to play them. Each work has different characteristics and levels of difficulty, so it is very important to do interpretive research on the work before performing. The method used in the performance is related to how the music presenter designs the performance, the rehearsal process, and the techniques used to carry out the execution of the work..Keywords: Violin Solist; Aplication of Techniques; InterpretationABSTRAKArtikel ini merupakan tulisan yang menggambarkan bagaimana seorang solis violin melakukan pertunjukan musik dan interpretasi terhadap karaya yang dimainkan. Adapaun repertoar yang dimainkan dalam pertunjukan adalah Concerto No. 1 in A minor, Liebesleid, dan Batanghari. Penyaji membedah aspek-aspek insterpretatif dalam memainkan karya sehingga terwujud sebuah pertunjunkan musik yang baik. Jurnal ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang penerapkan teknik dan interpetasi permainan solis violin pada pertunjukan repertoar Concerto No. 1 in A minor, Liebesleid, dan Batanghari. Adapun teknik-teknik yang digunakan adalah; rubato, arpeggio, staccato, rhythm variation,vibrato, staccato, legato, dan shifting. Eksekusi terhadap tanda ekspresi dalam notasi seperti; ritardando, con espresso, con sentiment, dan poco meno mosso dikaji untuk ditemukan cara yang tepat dalam memainkannya. Setiap karya memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda sehingga sangat penting untuk melakukan research interpretatif terhadap karya sebelum melakukan pertunjukan. Metode yang digunakan dalam pertunjukan adalah terkait bagaimana pernyaji musik merancang pertunjukan, proses latihan, dan teknik-teknik yang digunakan untuk melakukan eksekusi terhadap karya.Kata Kunci: Solis Violin; Penerapan Teknik; Interprestasi
Interpretasi Penyaji Solis Violin pada Pertunjukan Concerto in F Minor, Hang Tuah, dan Know You by Heart (Interpretation of the Violin Soloist at the Concerto in F Minor, Hang Tuah, and Know You by Heart Performances) Anugrah Febrian; Murniati Murniati; Hadaci Sidik
MUSICA : Journal of Music Vol 2, No 1 (2022): MUSICA : JOURNAL OF MUSIC
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/musica.v2i1.2319

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai interpretasi penyaji dalam memainkan karya musik, pertunjukan, dan penerapan teknik-teknik permainan violin sebagai seorang solis pada repertoar Concerto in F Minor (Winter) Antonio Vivaldi, Hang Tuah karya Husni Thamrin, dan Know You by Heart oleh Dave Koz. Adapun teknik-teknik yang dipakai dalam penyajian karya-karya tersebut antara lain; arpeggio, staccato, legato, acciaccatura, appoggiatura, dan expression. Setiap karya memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda baik dari aspek gaya, zaman, dan komposer. Selain itu, eksplorasi penerapan teknik yang diperoleh dari proses latihan individu menggunakan etude juga sangat dibutuhkan untuk pencapaian interpretasi dalam penerapan ekspresi terhadap karya. Interpretasi terhadap karya yang dimainkan menjadi penting agar tercipta sebuah pertunjukan yang baik. Metode yang gunakan dalam artikel ini adalah metode deskriftif interpretatif, yaitu menjabarkan secara nartif, bagaimana seorang pemain musik melakukan interpretasi terhadap karya musik yang dimainkan. Hasil yang diperoleh dalam artikel ini adalah interpretasi penyaji dalam memainkan repertoar Concerto in F Minor (Winter), Hang Tuah, dan Know You by Heart.ABSTRACTThis article aims to provide an overview of the interpretation of the presenter in playing musical works, performances, and the application of violin playing techniques as a soloist in Antonio Vivaldi's repertoire of Concerto in F Minor (Winter), Hang Tuah by Husni Thamrin, and Know You by Heart by Dave Koz. The techniques used in the presentation of these works include; arpeggio, staccato, legato, acciaccatura, appoggiatura, dan expression. Each work has different characteristics and levels of difficulty, both in terms of style, age, and composer. In addition, exploration of the application of techniques obtained from the process of individual practice using etude is also very much needed for the achievement of interpretation in the application of expression to the work. Interpretation of the work played is important in order to create a good show. The method used in this article is an interpretive descriptive method, which describes in a narrative way how a musician interprets the piece of music being played. The results obtained in this article are the interpretation of the presenters in playing the repertoire of Concerto in F Minor (Winter), Hang Tuah, and Know You by Heart.
Promotion of West Sumatra Tourism in the Creative Industry and Its Strategic Value in the Language of Promotion Adjuoktoza Rovylendes; Arnailis Arnailis; Yusnelli Yusnelli; Murniati Murniati; Ferry Herdianto; Nofridayati Nofridayati
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 12, No 1 (2023): Ranah: jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/rnh.v12i1.5839

Abstract

The advancement of tourism in Indonesia has been facilitated through various implicit and nuanced approaches, such as language-based activities and innovative sectors. The availability of promotional texts in the form of language games can be considered a strategic asset, as it can capture the reader's attention and sustain their interest throughout the text, particularly in the context of tourism. The study employed various methodologies such as data acquisition and gathering, data classification and evaluation, and recording the results. A comprehension strategy is a familiar approach wherein we focus on the textual representation of information. The data analysis findings indicate that the utilization of promotional texts in the form of language games possesses a certain degree of strategic significance. This value is exemplified notably through the existence of syntactic deviation, equivocal forms, phonetic wordplay, and the accuracy of vocabulary.  AbstrakKemajuan pariwisata di Indonesia telah difasilitasi melalui berbagai pendekatan implisit dan bernuansa, seperti kegiatan berbasis bahasa dan sektor inovatif. Ketersediaan teks promosi dalam bentuk permainan bahasa dapat dianggap sebagai aset strategis, karena memiliki potensi untuk menarik perhatian pembaca dan mempertahankan minat mereka sepanjang teks, khususnya dalam konteks pariwisata. Studi ini menggunakan berbagai metodologi seperti perolehan dan pengumpulan data, klasifikasi dan evaluasi data, dan pencatatan hasil. Strategi pemahaman adalah pendekatan yang akrab bagi kami, di mana kami memusatkan perhatian kami pada representasi informasi secara tekstual. Temuan analisis data menunjukkan bahwa pemanfaatan teks promosi dalam bentuk permainan bahasa memiliki tingkat signifikansi strategis tertentu. Nilai ini dicontohkan terutama melalui adanya penyimpangan sintaksis, bentuk samar-samar, permainan kata fonetik, dan keakuratan kosa kata.
Pengemasan Seni Pertunjukan Tradisional Sebagai Daya Tarik Wisata di Istana Basa Pagaruyung Misda Elina; Murniati Murniati; Darmansyah Darmansyah
PANGGUNG Vol 28 No 3 (2018): Identitas Kelokalan dalam Keragaman Seni Budaya Nusantara
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v28i3.475

Abstract

 Abstract This research aims to describe the traditional performing arts of Minangkabau performed in the tourist attraction of Basa Pagaruyung palace. This research uses the descriptive-analysis method by registering the traditional performing arts of Minangkabau in the surrounding environment of the palace, both in textual and contextual approach. The theory used in this research is the packaging theory of performing arts. The research results show that the tourist attraction of Basa Pagaruyung palace has various attractions visited by many tourists in holidays namely its natural landscape, culinary, and museum, but it is lack of the traditional performing arts included. The performances are only performed in 25% of the total amount of holidays in one year. Around this tourist attraction, there are approximately 200 art studios that have the performing arts packages, namely music performances, dance performances; and Minangkabau traditional theatre. The packages consist of traditional arts and newly choreographed or composed arts, both in their materials and costumes.Keywords: The package of performing arts, traditional, tourist attraction  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seni pertunjukan tradisional Minangkabau yang ditampilkan pada obyek wisata Istana Basa Pagaruyung. Penelitian ini menggunakan metode deskritif analisis, dengan mendata secara tekstual dan kontekstual seni pertunjukan tradisional di sekitar kawasan obyek wisata Istana Basa Pagaruyung. Teori yang digunakan adalah teori kemasan seni pertunjukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obyek wisata Istana Basa Pagaruyung memiliki berbagai daya tarik wisata alam, kuliner, dan museum yang ramai dikunjungi wisatawan pada hari libur. Namun demikian, obyek wisata ini belum memanfaatkan seni pertunjukan tradisional secara optimal. Pementasan ini dilakukan hanya 25 % dari jumlah hari libur yang ada dalam satu tahun. Di sekitar obyek wisata terdapat lebih kurang 200 sanggar seni pertunjukan tradisional yang memiliki paket seni pertunjukan musik, pertunjukan tari, dan teater tradisional. Paket seni pertunjukan terdiri dari seni tradisional dan paket seni yang telah dikreasikan, baik dari segi garapan materi dan kostum.Kata kunci: kemasan seni pertunjukan, tradisional,  daya tarik  wisata