Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Supervisi Infection Prevention Control Nurse (IPCN) terhadap Kepatuhan dalam Pencegahan Healthcare Associated Infections (HAIS) di Rumah Sakit Kota Jayapura Mendrofa, Hendry Kiswanto; Astuti, Dwi; Rahayu, Agnes Supraptiwi; Paliling, Irwin
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 10 (2024): Volume 4 Nomor 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i10.15313

Abstract

ABSTRACT The high prevalence of HAIs in developing countries like Indonesia indicates the need to strengthen infection prevention and control programs in healthcare facilities. A crucial factor in preventing HAIs is effective supervision by Infection Prevention Control Nurses (IPCNs). Good supervision can increase nurses' adherence to infection prevention protocols, thereby reducing the incidence of HAIs.This study aims to analyze the effect of supervision by IPCNs on nurses' compliance in preventing HAIs. This research is an explanatory type. The sampling technique used was purposive sampling. The sample size of this study consisted of 100 nurses at a hospital in Jayapura City. The results showed that the majority of the supervision implementation was in the poor category with a percentage of 53%, while the majority of nurse compliance was in the compliant category with a percentage of 98%. There is an effect of IPCN supervision on nurse compliance in preventing HAIs with a p-value < 0.05. The coefficient of determination of the two variables is 0.5, which means that IPCN supervision contributes 0.5% to nurse compliance in preventing HAIs. Enhancing IPCN supervision performance in hospitals is very important by providing training, offering rewards, and creating a supportive work environment to motivate IPCNs in implementing infection control programs. Keywords: IPCN, HAIs, Nurses, Compliance, Patient Safety  ABSTRAK Tingginya prevalensi HAIs di negara berkembang seperti Indonesia menunjukkan perlunya penguatan program pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas kesehatan. Faktor krusial dalam pencegahan HAIs adalah supervisi yang efektif dari IPCN. Pengawasan yang baik dapat meningkatkan kepatuhan perawat terhadap protokol pencegahan infeksi, sehingga dapat mengurangi insiden HAIs. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh supervisi oleh infection prevention control nurse (IPCN) terhadap kepatuhan perawat dalam pencegahan HAIs. Penelitian ini merupakan jenis explanatory research. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Jumlah sampel yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 100 perawat di Rumah Sakit Wilayah Kota Jayapura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pelaksanaan supervisi berada dalam kategori kurang dengan persentase 53%, sementara kepatuhan perawat mayoritas berada dalam kategori patuh dengan persentase 98%. Terdapat pengaruh supervisi oleh IPCN terhadap kepatuhan perawat dalam pencegahan HAIs dengan nilai p < 0,05. Nilai koefisien determinasi kedua variabel adalah 0,5, yang berarti bahwa supervisi IPCN memberikan kontribusi sebesar 0,5% terhadap kepatuhan perawat dalam pencegahan HAIs. Meningkatkan kinerja supervisi IPCN di rumah sakit sangat penting dengan menyediakan pelatihan, pemberian penghargaan, serta menciptakan lingkungan kerja yang mendukung agar IPCN termotivasi dalam menjalankan program pengendalian infeksi.   Kata Kunci: IPCN, HAIs, Perawat, Kepatuhan, Keselamatan Pasien
Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kejadian Burnout Pada Petugas Kesehatan di Rumah Sakit Kota Jayapura Provinsi Papua Mendrofa, Hendry Kiswanto; Jober, Naomi Florinda; Rahayu, Agnes Supraptiwi; Sarongallo, Yulius Sairi
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 9 (2024): Volume 4 Nomor 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i9.14876

Abstract

ABSTRACT Burnout is a common psychological issue among nurses working in hospitals. Nurses, being healthcare professionals, often grapple with fatigue symptoms, which can significantly impact patients. Research indicates a notable prevalence of burnout symptoms among nurses globally, with a survey of 45,539 nurses across 49 countries revealing an 11.23% overall prevalence. This study's objective is to explore how dimensions of work culture affect nurse burnout incidence. The methodology employed is analytical survey research with a cross-sectional design, conducted at Jayapura City Regional Hospital over six months from April to September 2023. Findings suggest that 84% of nurses have a favorable work culture. The analysis of nurse burnout reveals 39% experiencing burnout, with the highest dimension being self-awareness at 77%. Logistic regression analysis indicates work culture's significant influence on nurse burnout, with a 24.4% impact. Furthermore, the partial influence test demonstrates that team collaboration dimension specifically impacts burnout. Hospital management must prioritize addressing burnout due to its potential risk to patient safety. Recommendations include fostering a supportive work culture and organizational climate to mitigate nurse burnout. Keywords: Work Culture, Burnout, Nurses, Jayapura City, Papua  ABSTRAK Burnout adalah salah satu masalah psikologis yang sering dialami oleh perawat di rumah sakit. Perawat sering menghadapi gejala kelelahan, yang dapat berdampak serius pada pasien. Bukti menunjukkan bahwa gejala burnout pada perawat tinggi di beberapa Negara. Survei pada 45.539 perawat di 49 negara menunjukkan bahwa prevalensi gejala burnout secara keseluruhan di antara perawat global adalah 11,23%. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dampak dimensi budaya kerja terhadap kejadian burnout pada perawat. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit wilayah kota Jayapura. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan dari yaitu April- September 2023. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan budaya kerja perawat dalam kategori baik sebesar 84%. Gambaran kejadian burnout perawat menunjukkan bahwa terdapat 39% perawat mengalami kejadian burnout dimana dimensi penghargaan diri merupakan dimensi yang paling tinggi yaitu sebesar 77%. Analisi regresi logistik menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh budaya kerja terhadap kejadian burnout pada perawat, kemampuan budaya kerja memberikan pengaruh terhadap kejadian burnout sebesar 24,4%. Hasil uji pengaruh secara parsial menunjukkan bahwa dimensi kerjasama tim yang hanya memiliki pengaruh terhadap kejadian burnout. Kejadian burnout merupakan aspek yang harus menjadi perhatian manajemen rumah sakit karena akan menciptakan resiko insiden keselamatan pasien. peneliti menyarankan untuk menciptakan budaya kerja dan iklim organisasi yang mendukung untuk mencegah terjadinya kelelahan pada perawat.   Kata Kunci: Budaya Kerja, Burnout, Perawat, Kota Jayapura, Papua
Hubungan Intensitas Nyeri dengan Disabilitas Aktivitas Pasien Low Back Pain di Puskesmas Abepantai Kota Jayapura, Papua Setyarini, Kaida Irma; Sitanggang, Prysta Aderlia; Haryanto, Yogi; Labobar, Maryam Kathrien; Rahayu, Agnes Supraptiwi
Jurnal Penelitian Inovatif Vol 5 No 4 (2025): JUPIN November 2025
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jupin.1829

Abstract

Nyeri Punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu keluhan muskuloskeletal yang paling sering dijumpai di layanan primer, termasuk di Puskesmas. LBP tidak hanya menimbulkan nyeri tetapi juga berdampak terhadap penurunan fungsi fisik dan kualitas hidup akibat disabilitas. Identifikasi hubungan antara intensitas nyeri dan derajat disabilitas penting untuk penanganan yang lebih holistik dan tepat sasaran. Angka kejadian Low Back Pain (LBP) di Papua, khususnya kota Jayapura belum banyak diteliti dan dilaporkan dalam publikasi ilmiah, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui jumlah kasus, karakteristik responden serta hubungan antara intensitas nyeri dengan tingkat disabilitas pada pasien yang datang ke Puskesmas Abepantai. Peneltian ini menggunakan desain cross sectional di puskesmas Abepantai kota Jayapura melalui pengambilan data sekunder berdasarkan rekam medis elektronik (RME). Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi dinas kesehatan kota Jayapura dan Puskesmas Abepantai dalam mencegah derajat disabilitas pada pasien dengan nyeri punggung bawah. Responden dalam penelitian adalah pasien dewasa dengan LBP non-spesifik. Pengambilan data dilakukan secara consecutive sampling. Uji statistik menggunakan uji korelasional Spearmen. Hasil penunjukkan adanya hubungan antara intensitas nyeri dengan Tingkat disabilitas aktivitas pasien Low Back Pain (LBP) dengan nilai p = 0,00 (p<0,05) dan nilai rho = 0,789 bermakna terdapat hubungan kuat dengan arah hubungan Positif.
Skrining Dan Intervensi Gizi Buruk Pada Anak di Kampung Waena Indah, Astrina Rosari; Sumolang, Inneke Viviane; Rahayu, Agnes Supraptiwi; Rusman, Nuraliah
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 3 (2025): Edisi Juli - September
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i3.7044

Abstract

Permasalahan gizi buruk pada anak masih menjadi tantangan di berbagai wilayah, termasuk di Kampung Waena. Berdasarkan observasi awal, banyak anak mengalami kurang gizi akibat keterbatasan akses terhadap makanan bergizi dan rendahnya kesadaran orang tua mengenai pola makan sehat. Skrining dan intervensi gizi menjadi langkah penting untuk mendeteksi secara dini status gizi anak dan mencegah dampak jangka panjang seperti gangguan tumbuh kembang dan risiko penyakit kronis di masa depan. Program pengabdian ini bertujuan untuk mengidentifikasi anak-anak dengan risiko gizi buruk, memberikan intervensi berupa edukasi dan pemberian makanan tambahan (PMT). Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan pada 26 Mei 2025 di Kampung waena dengan melibatkan berbagai pihak seperti akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat setempat. Metode yang diterapkan meliputi pengukuran antropometri, edukasi gizi berbasis bahan pangan lokal, serta intervensi terhadap anak yang mempunyai status gizi buruk dan stunting. Pemeriksaan antropometri dilakukan terhadap 36 peserta. Peserta terdiri atas 20 perempuan dan 16 laki-laki.  Status gizi Indeks Masa Tubuh berdasarkan umur didapatkan 6 %  gizi buruk. Status gizi tinggi badan berdasarkan umur didapatkan 25 % memiliki tinggi badan dibawah normal (stunting). Hasil kegiatan pengabdian adalah skrining gizi buruk di Kampung Waena dan tindak lanjut  intervensi  pemberian makanan tambahan berupa tinggi protein hewani dan tinggi kalsium.