Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemanfaatan Lubang Biopori sebagai Sistem Drainase dan Kompos Alami di SD 2 Kota Bengkulu Andriana Marwanto; Jubaidi Jubaidi; Mualim Mualim; Aplina Kartika Sari; Arie Ikhwan Saputra
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 9 (2023): Volume 6 No 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i9.11164

Abstract

ABSTRAK Program Adiwiyata merupakan program untuk mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan. Guna mencapai Sekolah Adiwiyata, setiap sekolah wajib mengelola sarana pendukung yang ramah lingkungan anatara lain menyediakan ruang terbuka hijau (RTH), pengolahan air limbah, drainase yang baik, pengolahan air bersih, dan penyediaan tempat sampah terpisah (pengomposan). Tujuan dari Pengabdian Masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan aplikasi pembuatan lubang biopori sebagai resapan air hujan dan kompos alami di SDN 02 Kota Bengkulu. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan memberikan sosialisasi, demostrasi dan praktek pembuatan lubang biopori. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatnya pengetahuan dan pemahaman terkait pemanfaatan lubang biopori serta mampu membuat lubang biopori. Kesimpulan: sebanyak 20 lubang biopori telah terbentuk di halaman sekolah. Saran: untuk keberlanjutan kegiatan ini diharapkan guru dan siswa SD memanfaatkan lubang biopori sebagai sarana pengelolaan sampah organik sebagai kompos.  Kata Kunci : Lubang Biopori, Kompos, Resapan Air Hujan  ABSTRACT The Adiwiyata program is a program to create an environmentally cultured school. In order to achieve Adiwiyata Schools, each school is required to manage environmentally friendly supporting facilities, including providing green open spaces (RTH), waste water treatment, good drainage, clean water treatment, and provision of separate trash bins (composting). The purpose of this Community Service is to increase knowledge and application of making biopore holes as rainwater infiltration and natural compost at SDN 02 Bengkulu City. The method used in this community service activity is to provide socialization, demonstrations and practice of making biopore holes. The results of this community service activity are increasing knowledge and understanding regarding the use of biopore holes and being able to make biopore holes. Conclusion: as many as 20 biopore holes have formed in the school yard. Suggestion: for the continuation of this activity it is hoped that elementary school teachers and students will utilize biopore holes as a means of managing organic waste as compost. Keywords: Biopore holes, compost, rainwater infiltration
PENDAMPINGAN PEMENUHAN AKSES JAMBAN SEHAT BERBASIS MASYARAKAT DI DESA PASAR PEDATI DAN DESA PONDOK KELAPA WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKIK NYARING KABUPATEN BENGKULU TENGAH Agus Widada; Jubaidi Jubaidi; Mualim Mualim; Yusmidiarti Yusmidiarti; Dino Sumaryono
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 12: Desember 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya peningkatan perilaku higiene dan peningkatan akses sanitasi terus di kembangkan. Penerapan konsep Community Led Total Sanitation (CLTS) salah satunya, CLTS adalah sebuah konsep dengan pendekatan promosi dengan memfasilitasi masyarakat untuk menerapkan sanitasi lingkungan yang baik dengan fokusnya tidak buang air besar sembarangan. Tingginya prevalensi diare diantaranya disebabkan karena akses jamban sehat. Di Wilayah Kerja Puskesmas Pekik Nyaring masih ada dua desa yang mempunyai akses jamban sehat yang masih kurang. Di Desa pasar Pedati masih sebanyak 46 KK dan di Desa Pondok Kelapa masih ada 8 KK yang belum memiliki jamban sehat. Proses pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka menuju desa bebas buang air besar sembarang di Wilayah Kerja Puskesmas Pekik Nyaring yaitu dengan cara kombinasi pemicuan dan pemberian stimulant untuk pembangunan jamban Keluarga yang dilaksanakan oleh Tim Pengabmas dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Puskesmas Pekik Nyaring, Perangkat Desa Pasar Pedati dan Desa Pondok Kelapa, dan masyarakat desa Pasar Pedati dan Pondok Kelapa yang belum mempunyai atau yang memiliki jamban yang belum memenuhi syarat kesehatan. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Di Desa Pondok Kelapa telah terbangun WC komunal dan WC keluarga dengan 100% dana desa. Sedangkan untuk Desa Pasar Pedati telah terbangun 25 WC yang terdiri dari perbaikan WC keluarga 17 titik dan WC umum 1 pintu enam buah, dan 1 WC dua pintu 1 buah. Dengan terbangunya sarana jamban ini maka akses jamban sehat sudah tercapai 100%