Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT  (STBM)  TERHADAP  KEJADIAN  INFEKSI KECACINGAN PADA PEKERJA PENYADAP KARET Gazali, M; Marwanto, Andriana; Rahmawati, Ullya
Journal of Nursing and Public Health Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.751 KB) | DOI: 10.37676/jnph.v6i2.639

Abstract

Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan khususnya infeksi kecacingan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan mengeluarkan program unggulan yang patut diuji coba yaitu Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan STBM 5 pilar dengan kejadian penyakit kecacingan pada tenaga penyadap karet di wilayah Pustu Bukit Gadis Puskesmas Cahaya Negeri Kabupaten Seluma. Metode penelitian adalah cross sectional dan dilanjutkan dengan uji statistik. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan 5 variabel STBM dengan kejadian penyakit kecacingan pada tenaga penyadap karet di wilayah Pustu Bukit Gadis. Variabel dominan penyebab penyakit kecacingan yaitu pilar 1 buang air besar sembarangan, pilar 2 cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan pilar 4 tentang pengelolaan sampah rumah tanggga yang kurang baik. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi petugas kesehatan dalam melakukan pembinaan STBM di masyarakat sehingga bisa mendeklarasikan pilar 1 yaitu desa bebas dari buang air besar sembarangan.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PERAWATAN RATU AGUNG KELURAHAN PEMATANG GUBERNUR KOTA BENGKULU Marwanto, Andriana; ., Netrianis; ., Mualim
Journal of Nursing and Public Health Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.594 KB) | DOI: 10.37676/jnph.v7i1.754

Abstract

Latar belakang: Pelaksanaan program STBM dimulai dari pilar pertama yaitu Stop BABs yang merupakan pintu masuk sanitasi total dan merupakan upaya memutuskan rantai kontaminasi kotoran manusia terhadap air baku minum, makan dan lainnya. STBM diharapkan dapat merubah perilaku kelompok masyarakat dalam upaya memperbaiki keadaan sanitasi lingkungan mereka, sehingga tercapai kondisi Open Defecation Free (ODF). faktor penentu perilaku terdiri dari faktor predisposisi (pengetahuan, tindakan), faktor pemungkin (sosialisasi, sarana-prasarana), faktor penguat (dukungan keluarga dan petugas kesehatan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dengan pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu Agung. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 96 responden. Data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi tentang pengetahuan dan sikap terhadap pelaksanaan STBM. Hasil: sebanyak 66,7% masyarakat memiliki pengetahuan baik dan 51,1% memiliki sikap mendukung dalam pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pilar pertama. dalam pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pilar pertama. sebanyak 60 % respondenpada kelompok kasus mempunyai riwayat pajanan pestisida dan kadar. Tingkat pengetahuan dan sikap secara signifikan berhubungan tindakan STBM pilar pertama. (p-value 0,006; 0,025). Simpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap berhubungan dengan tindakan STBM pilar pertama.
Hubungan Pajanan Pestisida dengan Kejadian Goiter pada Anak Usia Sekolah Dasar di Area Pertanian Hortikultura Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Marwanto, Andriana; Setiani, Onny; Suhartono, Suhartono
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.17.2.104-111

Abstract

Latarbelakang:Intensitas penggunaan pestisida yang berlebihan dan pelaksanaan penyemprotan yang tidak sesuai aturan dapat mengakibatkan masalah kesehatan bagi anak-anak, yang secara langsung maupun tidak langsung terpajan oleh pestisida. Pestisida dapat mengganggu proses sintesis dan metabolisme hormon tiroid dengan mengganggu reseptor TSH (TSH-r) di kelenjar tiroid. Kelenjar tersebut membesar sebagai kompensasi untuk meningkatkan output hormon tiroid. Pembengkakan leher akibat pembesaran kelenjar tiroiddisebutgoiter. Kelainan kelenjar tiroid pada anak-anak dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat pajanan pestisida dengan kejadian goiter pada siswa-siswa SD di wilayah pertanian hortikultura wilayah kerja Puskesmas Ngablak Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.Metode:Penelitian ini menggunakan desain Case control (kasus control). Sampel pada penelitian ini adalah 60 siswa kelas 4-6 yang terdiri dari 20 siswa yang mengalami goiter sebagai kasus dan 40 siswa sebagai kontrol. Data diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar UEI dalam urine dan wawancara.Hasil:sebanyak 60 % respondenpada kelompok kasus mempunyai riwayat pajanan pestisida dan kadar Ekskresi Iodium Urin (EIU)pada anak mempunyai nilai rata rata (Mean) 176,183µg/L dengan kisaran 30 µg/L - 291µg/L, nilai median 182µg/L. Riwayat pajanan pestisida secara signifikan berhubungan dengan kejadian goiter dengannilai p-value: 0,013 (p<0,05), OR; 5,41 95% CI; 1,53-19,12 Simpulan:Kesimpulan penelitian ini adalah riwayat pajanan pestisida dalam hal keterlibatan anak pada kegiatan pertanian merupakan faktor resiko terhadap kejadian goiter. ABSTRACTTitle: Exposure Pesticide Associated with Incidence of Goiter in Elementary School Students in the Areas of Agriculture  in Sub District Ngablak District MagelangBackground:The intensity and excessive use of pesticides and spraying methods which not appropriate may cause health problems to farmers exposed directly as well as children who are indirectly exposed to pesticide. Pesticides can disrupt the synthesis process and thyroid hormone metabolism by disturbing the TSH receptor (TSH-r) in thyroid gland. The gland is enlarged as a compensation to increase thyroid hormone output. swelling of the neck from an enlarged thyroid gland is called Goiter. Thyroid unloyment caused by inhibition of thyroid hormone synthesis may cause growth disorders. The purpose of this study was to determine the exposure pesticide associated to the incidence of Goiter in elementary school students in agriculture areas at the Sub District NgablakMagelang.Method:This study was observational study with case control design. The sample in this study were 60 students of grade 4-6 consisting of 20 students who incidence goiter as the case and 40 students as control. The data Data was taken  from UEI examination results in urine and interview. Result:That 60% of respondents in the case group had a history of pesticide exposure and iodine excretion level of Urine (EIU) in children had mean of 176,183 μg / L with a range of 30 μg / L - 291 μg / L, median value 182 μg/L. The history of pesticide exposure was significantly related to goiter events with p-value values: 0.013 (p <0.05), OR; 5.41 95% CI; 1.53-19.12.Conclusion:This study concluded thathistory of pesticide exposure in terms of children's involvement in agricultural activities is a risk factor to g incidence of Goiter
PERBEDAAN PENURUNAN KANDUNG FE (BESI) DI SUMUR GALI MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BIJI KAPUK (CEIBA PENTANDRA) SEBAGAI ADSORBEN ADEKO, RIANG; MARWANTO, ANDRIANA
Journal of Nursing and Public Health Vol 8 No 2 (2020)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v8i2.1196

Abstract

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satu pencemar kimia yang paling banyak ditemukan dalam air adalah Fe. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar Fe adalah dengan proses adsorbsi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketebalan arang aktif biji kapuk (ceiba pentandra) paling efektif dalam menurunkan Fe pada air sumur gali. Jenis penelitian yang dilakukan adalah quasi experiment, subjek penelitian ini adalah air sumur gali dan biji kapuk, dan objek adalah kadar Fe. Analisis data menggunakan uji One Way Anova dan uji Benferroni. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya penurunan kadar Fe pada Air Sumur Gali setelah dilakukan adsorbsi, yaitu sebesar 44,54% - 74,09% pada setiap ketebalan. Dari hasil analisis data maka didapatkan ketebalan arang aktif biji kapuk paling efektif untuk menurunkan kadar Fe adalah 50 cm. Diharapkan peneliti lain juga memeriksa dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses adsorbsi.
Pemanfaatan lubang biopori sebagai resapan air hujan dan kompos alami di wilayah Kelurahan Penurunan Kota Bengkulu Marwanto, Andriana; Mualim, Mualim
Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI) Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/jphi.v3i1.511

Abstract

Most of the rainwater that falls to the earth cannot seep directly into the ground and eventually becomes runoff or what is often called surface water. Rainwater runoff that is not handled properly will cause various problems for the community, especially flooding. The negative impact of changing or losing catchment areas is that they cannot withstand the flow rate of water due to rainfall, causing stagnation of water or even flooding. Flood hazard in residential areas often occurs due to changes in land use from infiltration areas to watertight areas. Solutions that can be used to overcome flood problems, especially for dense residential areas or those with minimal rainwater infiltration, can be done by using biopore technology. The method used in this community service activity is to provide community empowerment regarding the use of biopore holes as rainwater infiltration and natural compost with demonstrations and practice of making biopore holes. The result of this community service activity is that the activity participants are able to make biopore holes as rainwater infiltration and natural compost which can then make biopore holes around the home page and share information and skills with other communities so that they can reduce standing water when it rains and can take advantage of compost management. Key words: biopore holes, infiltration water and compost
Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Pendengaran Pekerja di Industri Pengolahan Karet PT. X Kabupaten Seluma Bengkulu Andriana Marwanto; Mualim Mualim
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v12i2.33

Abstract

Kesehatan kerja bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan kerja, khususnya terhadap fungsi pendengaran. Gangguan pendengaran akibat bising dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti intensitas kebisingan, durasi paparan, area tempat kerja dan penggunaan alat pelindung diri. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan gangguan pendengaran Pekerja di Industri Pengolahan Karet PT. X Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Jenis penelitian ini merupakan diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian adalah pekerja di bagian produksi dengan Jumlah 56 pekerja. Data diperoleh dengan cara pengukuran intensitas kebisingan, pemeriksaan gangguan pendengaran dengan alat audiometri serta wawancara dengan kuesioner tentang karakteristik responden dan pemakaian Alat Pelindung Diri. Analisis data dilakukan dengan cara uji Che-Square untuk menentukan hubungan antara variabel dan uji regresi logistik untuk menetukan faktor yang paling beresiko terhadap terjadinya gangguan pendengaran. Hasil penelitian diketahui bahwa 73,20% responden sudah berumur lebih dari 40 tahun, masa kerja responden lebih dari 20 tahun sebesar 51,80% sudah bekerja di PT X selama lebih dari 20 tahun; 50 % responden memakai APD pada saat bekerja; dan 64,30 % intensitas kebisingan pada ruang produksi masih dibawah nilai NAB 85 dB. Ada hubungan antara umur, pemakaian APD dan Intensitas Kebisingan terhadap gangguan pendengaran, dengan nilai p-value (0,050; 0,006; 0,021). Kata Kunci      : Kebisingan, APD, Gangguan Pendengaran
Household Food Industry Hygiene and Sanitation In The Work Area Of Padang Serai Public health center In 2021 Andriana Marwanto; Mualim Mualim; Jubaidi Jubaidi
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v13i2.77

Abstract

Background: Food that is safe for consumption is food that is not contaminated, does not contain microorganisms or bacteria and harmful chemicals, has been processed in the right way so that its properties and nutrients are not damaged and do not conflict with human health. In the survey conducted, there were several home industries in the Padang Serai Health Center Work Area that did not pay attention to the cleanliness of the environment around the Household Food Industry (IPRT) area so that it has the potential to cause food pollution. This study aims to determine the description of the household food industry sanitation hygiene in the working area of the Padang Serai Public Health Center in 2021 Methods: This type of research is a qualitative descriptive with an observational approach which will be carried out in March - June 2021. The subjects in this study amounted to 9 IPRTs in the Padang Serai Health Center Work area. The IPRT hygiene and sanitation data was obtained using the IPRT inspection form through interviews with the IPRT person in charge and direct observation of the IPRT condition. Results: The results showed that from 9 household food industries on the variable sanitation of buildings and production equipment 5 IPRT 55.60% was in the poor category and 4 IPRT was in good category (44.40%); variable category Hygiene facilities and activities 6 IPRT (66.70%) in poor category and good category by 3 IPRT (33.30%); Variable Health and Hygiene of employees 4 IPRT (55.60%) in poor category and good category as many as 4 IPRT (44.40%). Conclusion: the sanitation hygiene of IPRT on the variable Sanitation of buildings and production equipment is mostly 55.60% in the poor category; on the variable category of Facilities and Hygiene activities mostly 66.70% categorized as unfavorable and the variable Health and Hygiene of large employees 55.60% categorized as not good
Faktor yang berhubungan dengan Keluhan Low Back Pain (LBP) pada Pekerja Perajin Batu Bata di Kabupaten Seluma Andriana Marwanto; Agus Widada; Riang Adeko; Prasetyawati Prasetyawati
Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal) Vol 12 No 2 (2021): Jurnal Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal) November 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32695/jkt.v12i2.156

Abstract

Occupational health absolutely must be implemented in work, both informal and formal industries. Activities that can cause health problems are improper work attitudes such as sitting, standing, bending, squatting, walking, and others. Health problems related to work attitudes are complaints of low back pain (LBP). This type of research is a descriptive-analytic study with a cross-sectional approach. Research respondents are brick workers in Babatan Seluma Village with 60 workers. Data were obtained by interviewing the respondents' characteristics, years of service, work attitudes, and complaints of LBP. Data analysis was carried out using the Chi-Square test to determine the relationship between variables and the logistic regression test to determine the factors most at risk for the occurrence of complaints. The results showed that 51.70% of the respondents were less than 40 years old, the respondent's working period of more than 10 years was 51.80%, and most of the respondents (56.70%) had non-ergonomic work attitudes. This study shows a relationship between age, tenure, and work attitude towards LBP complaints with a p-value (0.040; 0.050; 0.016). Workers are expected to work according to an ergonomic work attitude to avoid LBP complaints.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Kepemilikan Jamban Keluarga di Wilayah Puskesmas Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah Mualim Mualim; Jubaidi Jubaidi; Agus Widada; Andriana Marwanto; Dino Sumaryono; Sri Sumiyati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 5 (2022): Volume 5 No 5 Mei 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i5.5804

Abstract

ABSTRAK Tingginya prevalensi diare di wilayah kabupaten bengkulu tengah diantaranya disebabkan karena akses air bersihnya masih kurang, sebanyak 27,4% Sarana Air Bersih/Sumur Gali tidak menuhi syarat. Sebanyak 35% rumah tangga masih buang air sembarangan, hal ini dapat kita lihat penduduk sebagian besar mempunyai WC tetapi tidak mempunyai septictank. WC langsung dialirkan kesungai yang ada didekat rumah. Buang Air Besar Sembarangan merupakan salah satu faktor yang memicu tingginya kasus diare. Tujuan dari Pengabdian Masyarakat ini adalah melakukan pemicuan dan pendampingan kepada masyarakat untuk meningkatkan Jamban Keluarga di Rumah Tangga dan dapat mendeklarasikan Wilayah Puskesmas Bebas Dari Buang Sembarangan/ODF. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan memberikan pemberdayaan masyarakat, pemicuan dan memberikan stimulan kepada masyarakat untuk membangun jamban keluarga secara mandiri. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebanyak 38 KK telah membangun dan memanfaatkan jamban keluarga. Untuk keberlanjutan kegiatan ini masyarakat diharapkan menerapkan perilaku PHBS dan memanfaatkan jamban keluarga yang telah dibuat. Kata Kunci: Jamban keluarga, BAB, Pemicuan  ABSTRACT The high prevalence of diarrhea in the Bengkulu Tengah district is partly due to the lack of access to clean water, as many as 27.4% of clean water facilities/dug wells do not meet the requirements. As many as 35% of households still open open defecation, we can see that most of the population has a toilet but does not have a septic tank. The toilet flows directly into the river near the house. Open defecation is one of the factors that trigger high cases of diarrhea. The purpose of this Community Service is to trigger and assist the community to improve family latrines in the household and be able to declare the Puskesmas area free from littering/ODF. The method used in this community service activity is to provide community empowerment, trigger and provide stimulants to the community to build family latrines independently. The result of this community service activity is that 38 families have built and utilized family latrines. For the sustainability of this activity, the community is expected to apply PHBS behavior and take advantage of the family latrines that have been made. Keywords: Family latrine, defecation, Trigger
Pemberdayaan Kader Jumantik Dalam Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah Agung Riyadi; Andriana Marwanto; S. Pardosi; Septiyanti Septiyanti; Sahran Sahran; Hendri Heriyanto
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 2 (2022): Volume 5 No 2 Februari 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i2.4455

Abstract

ABSTRAK Angka kejadian Kasus DBD di 10 Kabupaten/Kota propinsi  Bengkulu meningkat setiap tahun. Pada tahun 2018 sebanyak 1.415 kasus dengan angka kematian 12 orang dan pada tahun 2019 sebanyak 1.320 kasus dengan angka kematian 11 orang. Wilayah kecamatan Pondok Kelapa angka kejadian DBD pada tahun 2019 adalah 10 kasus. Upaya pengendalian DBD ditekankan pada upaya pencegahan melalui pemberdayaan dan peran serta masyarakat yaitu gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan memperkuat kapasitas SDM. Tujuan dari Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pencegahan penyakit DBD yang dipusatkan di Puskesmas Pekik Nyaring Bengkulu Tengah. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan memberikan pemberdayaan masyarakat tentang pemanfaatan pencegahan DBD, Survey Jentik dan Penanaman lavender.Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah para peserta kegiatan mampu melakukan survey jentik dan budidaya lavender. Untuk keberlanjutan kegiatan ini diharapkan kader jumantik melakukan survey jentik secara berkelanjutan dan membagikan tanaman hasil budidaya ke seluruh masyarakat. Kata Kunci: Survey jentik, DBD, tanaman lavender BSTRACT The incidence of dengue cases in 10 districts/cities of Bengkulu province is increasing every year. In 2018 there were 1,415 cases with 12 deaths and in 2019 there were 1,320 cases with 11 deaths. In the Pondok Kelapa sub-district, the incidence of dengue fever in 2019 was 10 cases. Efforts to control DHF are emphasized on prevention efforts through empowerment and community participation, namely the Mosquito Nest Eradication (PSN) movement and strengthening human resource capacity. The purpose of this Community Service is to increase knowledge and skills in the prevention of dengue disease which is centered at the Pekik Nyaring Health Center Bengkulu Tengah. The method used in this community service activity is to provide community empowerment regarding the use of dengue prevention, larvae survey, and lavender planting. For the sustainability of this activity, it is hoped that the jumantik cadres will conduct a larva survey on an ongoing basis and distribute cultivated plants to the entire community. Keywords: larva survey, DHF, lavender plant