Sugiatno Sugiatno
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EFIKASI HERBISIDA GLIFOSAT TERHADAP GULMA DI LAHAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) BELUM MENGHASILKAN Laeli Mukarromah; Dad R. J. Sembodo; Sugiatno Sugiatno
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.691 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2048

Abstract

Keberadaan gulma pada areal tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) mengakibatkan terjadinya kompetisi antara gulma dengan tanaman kelapa sawit. Pengendalian gulma menggunakan herbisida lebih menguntungkan daripada dengan cara pengendalian gulma yang lain. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dosis herbisida glifosat yang efektif untuk mengendalikan bobot kering gulma total dan gulma pergolongan pada pertanaman kelapa sawit, perubahan komposisi jenisgulma pada piringan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan setelah aplikasi herbisida glifosat, dan daya racun herbisida glifosat pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. Penelitian dilakukan di perkebunan kelapa sawit belum menghasilkan milik petani di Desa Muara Putih, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan di Laboratorium Gulma, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung dari bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012. Perlakuan yang diuji adalah herbisida berbahan aktif isopropylamina glifosat dengan dosis 1080, 1440, 1800, dan 2160 g ha -1 , penyiangan mekanis, dan tanpa perlakuan (kontrol). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan 4 ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis ragam dan perbedaan nilai tengah perlakuan diuji dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida glifsat dosis 1080-2160 g ha -1 menekan pertumbuhan gulma total di lahan kelapa sawit TBM pada 4, 8 dan 12 MSA; Herbisida glifosat dosis 1080-2160 g ha -1 menekan pertumbuhan gulma daun lebar di lahan kelapa sawit TBM pada 4 dan 8 MSA, gulma rumput ditekan pada 12 MSA, dan gulma teki ditekan pada 4 MSA; Terdapat perubahan komposisi jenis gulma akibat aplikasi herbisida glifosat yang ditunjukkan oleh jumlah jenis gulma yang berbeda pada setiap perlakuan yang dibandingkan dengan kontrol; dan semua taraf dosis herbisida glifosat yang diuji tidak meracuni tanaman kelapa sawit belum menghasilkan.
PENGARUH APLIKASI KOMBINASI NAA (Naphtaleneacetic Acid) Dan IBA (Indole Butyric Acid) TERHADAP PENGAKARAN SETEK LADA (Piper nigrum Linn) VARIETAS NATAR 1 Dita Dani Artha; Yusnita Yusnita; Sugiatno Sugiatno
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.235 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1879

Abstract

Lada merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia.  Setek merupakan perbanyakan tanaman yang efektif dan efisien dalam budidaya tanaman lada.  Salah satu kendala dalam perbanyakan tanaman dengan setek yaitu sulitnya mendapatkan bahan tanaman dalam jumlah yang banyak dan berkualitas.  Salah satu cara untuk mendapatkan bahan tanaman dalam jumlah yang banyak yaitu dengan menggunakan setek lada 6—8 buku.  Pemberian auksin pada setek lada dapat meningkatkan pembentukan akar.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi campuran auksin NAA dan IBA pada konsentrasi berbeda terhadap pengakaran setek lada,  mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi campuran NAA dan IBA terhadap pengakaran setek lada, dan menentukan konsentrasi campuran auksin NAA dan IBA yang optimum untuk pembentukan akar setek lada. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan. Perlakuan yang dicobakan adalah kontrol (tanpa auksin), 500 ppm (250 NAA +250 IBA), 1000 ppm (500 NAA +500 IBA), 2000 ppm (1000 NAA+1000 IBA), 4000 ppm (2000 NAA +2000 IBA), 6000 ppm (3000 NAA +3000 IBA), 8000 ppm (4000 NAA+4000 IBA), masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Auksin yang digunakan dalam bentuk powder mixture. Setiap satuan percobaan terdiri atas sepuluh setek batang. Data yang dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA).  Perbedaan nilai tengah masing-masing perlakuan diuji dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian campuran NAA dan IBA  mulai 500 ppm hingga 8000 ppm secara signifikan  meningkatkan jumlah akar, dengan jumlah akar terbanyak terdapat pada perlakuan 1000 ppm. Pemberian campuran NAA dan IBA  mulai dari 500 ppm hingga 8000 ppm secara signifikan meningkatkan panjang akar primer dan bobot segar akar dengan akar terpanjang dan bobot akar tertinggi terdapat pada perlakuan 6000 ppm. Berdasarkan morfologi akar, panjang akar, dan bobot akar, pemberian campuran NAA dan IBA 6000 ppm merupakan perlakuan terbaik untuk merangsang pembentukan akar pada setek lada varietas Natar 1. Tanpa auksin setek lada tidak dapat membentuk akar di dasar setek. Aplikasi campuran auksin NAA dan IBA mulai dari 500 ppm  hingga 8000 ppm merangsang pembentukan akar pada dasar setek dengan persentase tertinggi didapat pada perlakuan campuran NAA dan IBA 8000 ppm.
EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) MENGHASILKAN Virgio Koriyando; Herry Susanto; Sugiatno Sugiatno; Hidayat Pujisiswanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.051 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2049

Abstract

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit adalah faktor lingkungan terutama masalah keberadaan gulma yang dapat menekan pertumbuhan dan hasil. Aplikasi herbisida merupakan pengendalian gulma secara kimiawi dan herbisida metil metsulfuron berpotensi efektif mengendalikan gulma pada piringan tanaman kelapa sawit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida metil metsulfuron terhadap gulma total dan gulma dominanpada lahan tanaman kelapa sawit menghasilkan, dosis herbisida metil metsulfuron yang efektif untuk mengendalikan gulma total dan gulma dominan pada lahan tanaman kelapa sawit menghasilkan, dan perubahan komunitas gulma akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron pada lahan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit di Desa Mujimulyo, Natar, Lampung Selatan dan di Laboratorium Gulma, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar lampung. Penelitian menggunakan rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) yang terdiri atas 7 perlakuan yaitudosis metil metsulfuron 15,75, 21,00, 26,25, dan 31,50 g ha -1 , metil metsulfuron pembanding (20,00 g ha -1 ), penyianganmekanis, dan tanpa pengendalian (kontrol). Penelitian diulang 4 kali dan setiap satuan percobaan terdiri atas 3 piringantanaman kelapa sawit. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Data dianalisisragam dan perbedaan nilai tengah diuji dengan Uji BNT pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasiherbisida metil metsulfuron dosis 15,75 – 31,50 g ha -1 efektif mengendalikan gulma total pada 4, 8, dan 12 MSA. Herbisida metilmetsulfuron dosis 15,75 – 31,50 g ha -1 efektif mengendalikan Ageratum conyzoides dan Synedrella nodiflora pada 8 dan 12MSA, Axonopus compressus pada 12 MSA, dan Cyperus kyllingia pada 8 MSA dan terjadi perubahan komunitas gulmaakibat aplikasi herbisida metil metsulfuron.