Hidayat Pujisiswanto
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PUPUK BIO-SLURRY PADAT DENGAN KOMBINASI DOSIS PUPUK NPK PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) Rindang Wicaksono; Darwin H. Pangaribuan; Akari Edy; Hidayat Pujisiswanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.649 KB) | DOI: 10.23960/jat.v7i1.2991

Abstract

Produktivitas jagung manis diIndonesia saat inimasih jauh di bawah potensi.Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil jagung manis adalah dengan pemupukan yang tepat.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dan kombinasi terbaik antara pemberian pupukBio-slurry padat dengan pupuk anorganik NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis varietas Jambore. Penelitian dilaksanakan di lahan petani Desa Fajar Baru, Dusun Tanjung Laut, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Rancangan percobaan yang digunakanadalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan rancangan faktorial (2 x 4) dan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupukBio-slurry 20 t/ha dapat meningkatkan tinggi tanaman 5 MST, jumlah daun 5 MST, tingkat kehijauan daun lebih tinggi, bobot berangkasan basa lebih berat, tingkat kemanisan ( 0 Brix) lebih tinggi, diameter tongkol lebih besar, jumlah baris per tongkol lebih banyak, bobot tongkol tanpa kelobot dan produksi per petak lebih tinggi. Kombinasi dosis terbaik antara pupukBio-slurry padat dan pupuk NPK adalah pada taraf pupukBio-slurry 20 t/ha dan NPK taraf 150 kg/ha.
EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) MENGHASILKAN Virgio Koriyando; Herry Susanto; Sugiatno Sugiatno; Hidayat Pujisiswanto
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (41.051 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2049

Abstract

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit adalah faktor lingkungan terutama masalah keberadaan gulma yang dapat menekan pertumbuhan dan hasil. Aplikasi herbisida merupakan pengendalian gulma secara kimiawi dan herbisida metil metsulfuron berpotensi efektif mengendalikan gulma pada piringan tanaman kelapa sawit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh herbisida metil metsulfuron terhadap gulma total dan gulma dominanpada lahan tanaman kelapa sawit menghasilkan, dosis herbisida metil metsulfuron yang efektif untuk mengendalikan gulma total dan gulma dominan pada lahan tanaman kelapa sawit menghasilkan, dan perubahan komunitas gulma akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron pada lahan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit di Desa Mujimulyo, Natar, Lampung Selatan dan di Laboratorium Gulma, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar lampung. Penelitian menggunakan rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) yang terdiri atas 7 perlakuan yaitudosis metil metsulfuron 15,75, 21,00, 26,25, dan 31,50 g ha -1 , metil metsulfuron pembanding (20,00 g ha -1 ), penyianganmekanis, dan tanpa pengendalian (kontrol). Penelitian diulang 4 kali dan setiap satuan percobaan terdiri atas 3 piringantanaman kelapa sawit. Homogenitas ragam diuji dengan uji Bartlet dan aditivitas data diuji dengan uji Tukey. Data dianalisisragam dan perbedaan nilai tengah diuji dengan Uji BNT pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa aplikasiherbisida metil metsulfuron dosis 15,75 – 31,50 g ha -1 efektif mengendalikan gulma total pada 4, 8, dan 12 MSA. Herbisida metilmetsulfuron dosis 15,75 – 31,50 g ha -1 efektif mengendalikan Ageratum conyzoides dan Synedrella nodiflora pada 8 dan 12MSA, Axonopus compressus pada 12 MSA, dan Cyperus kyllingia pada 8 MSA dan terjadi perubahan komunitas gulmaakibat aplikasi herbisida metil metsulfuron.
PENINGKATAN EFEKTIVITAS CUKA DENGAN PENAMBAHAN LARUTAN BUAH LERAK TERHADAP GULMA Cyperus rotundus, Eleusine indica, DAN Synedrella nodiflora Muhammad Reza Gemilang; Hidayat Pujisiswanto; Nanik Sriyani
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.408 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i2.1831

Abstract

Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang dapat menghambat pertumbuhan dan hasil produksi tanaman. Cuka dapat dimanfaatkan sebagai herbisida karena memiliki mekanisme kerja mirip paraquat dan buah lerak mengandung saponin yang diduga dapat meningkatkan efektivitas cuka. Penelitian ini bertujuan untuk 1). Menguji larutan buah lerak (Sapindus rarak) sebagai ajuvan herbisida untuk meningkatkan efektivitas cuka dalam mengendalikan gulma; 2). Mendapatkan kombinasi campuran cuka dan larutan buah lerak pada konsentrasi cuka yang lebih rendah dari 20% tanpa mengurangi efektivitas dalam mengendalikan gulma. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan April hingga bulan Mei 2016. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah cuka dengan konsentrasi 0, 5, 10, 15, dan 20%. Faktor kedua adalah konsentrasi larutan buah lerak yaitu 0, 2,5, dan 5%. Perlakuan sebanyak 15 perlakuan diulang sebanyak 4 kali dengan 3 jenisgulma sasaran sehingga diperoleh 180 satuan percobaan. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% digunakan untuk menguji nilai tengah antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). Penambahan larutan buah lerak 2,5% dan 5% kedalam cuka sebagai ajuvan mampu meningkatkan keracunan terhadap gulma C. rotundus dan E. indica pada konsentrasi cuka 15% ; 2). Kombinasi cuka dan larutan buah lerak dibawah 20% yang memiliki efektivitas yang sama dengan cuka 20% adalah 15% + 2,5% pada gulma C. rotundus dan S. nodiflora yang ditandai dengan menurunnya tingkat kehijauan daun dan bobot kering gulma.