I Gede Swibawa
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

NEMATODA PARASIT TUMBUHAN DOMINAN PADA BIBIT DAN TANAMAN KOPI ROBUSTA (C. canephora var robusta) MUDA DI KABUPATEN TANGGAMUS, LAMPUNG I Gede Swibawa; Nur Yasin; Titik Nur Aeny; Sari Dewi
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.486 KB) | DOI: 10.23960/jat.v7i1.2986

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genus nematoda parasit tumbuhan yang dominan pada bibit dan tanaman kopi robusta (C. canephora var robusta) muda di Kabupaten Tanggamus dan mengetahui kelimpahan nematoda parasit tumbuhan yang dominan dan tingkat kerusakan tanaman akibat serangan nematoda pada bibit dan tanaman kopi robusta (C. canephora var robusta) muda di Kabupaten Tanggamus. Pengambilan sampel dilakukan di kebun pembibitan kopi Edufarm PT Nestle Indonesia di Kecamatan Talang Padang dan kebun tanaman kopi robusta muda milik petani binaan PT Nestle Indonesia di Kecamatan Ulu Belu, Air Naningan, Sumberejo, dan Pulau Panggung. Proses laboratorium dilakukan di Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Agustus 2017 menggunakan metode survai. Data komunitas nematoda dianalisis menggunakan Prominance Value (PV). Kelimpahan seluruh nematoda dari tanah dan akar, kelimpahan genus nematoda parasit tumbuhan yang dominan dari akar dan tanah dan intensitaskerusakan akar dianalisis ragam dan pemisahan nilai tengah diuji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 38 genus nematoda yang terdiri dari 16 genus nematoda parasit tumbuhan dan 22 genus nematoda hidup bebas, lima genus nematoda parasit tumbuhan yang dominan yaitu Pratylenchus, Radopholus, Rotylenchulus, Helicotylenchus, dan Ditylenchus. Kelimpahan Pratylenchus pada bibit dan kopi robusta muda yaitu 13 – 190 individu/300 cc tanah dan 321 individu/10 g akar di kebun bibit. Intensitas kerusakan tanaman mutlak (keterjadian) dan kerusakan tanaman relatif (keparahan) bibit yaitu 27% dan 11,8% dengan intensitas kerusakan akar 69,20%. Intensitas kerusakan tanaman mutlak (keterjadian)dan kerusakan tanaman relatif (keparahan) tanaman kopi muda berkisar 32 – 61% dan 19 – 24% dengan intensitas kerusakan akar berkisar 35 – 48,17%.
EFIKASI Beauveria bassiana PADA PENGGEREK BUAH KOPI (Hypothenemus hampei) DARI SUMBERJAYA Nia Marleni; I Gede Swibawa; Titik Nur Aeny
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.859 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i3.2053

Abstract

Produksi kopi di Indonesia pada tiga tahun terakhir ini mengalami penurunan dikarenakan gangguan hama yang sangat merugikan. Hama utama tanaman kopi adalah penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei). Hama ini sulit dikendalikan dengan insektisida kimiawi karena hampir seluruh stadium perkembangannya berada di dalam buah kopi. Salah satu alternatif pengengendalian lain yang diharapkan efektif adalah penggunaan jamur entomopatogen Beauveria bassiana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi B. bassiana isolat Sumberjaya dan Tegineneng terhadap penggerek buah kopi (H. hampei) pada skala laboratorium. Dua pengujian terpisah dilakukan di laboratorium, yaitu pengujian isolat jamur dari Sumber Jaya dan isolat dari Tigeneneng. Pengujian menggunakan lima perlakuan yaitu kontrol (air steril), suspensi jamur pada tingkat pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4. Satuan percobaan yaitu 20 individu penggerek buah kopi dewasa disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 3 kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur B. bassiana yang berasal dari Tegineneng dan Sumberjaya dapat menyebabkan kematian kumbang penggerek buah kopi (H. Hampei), peningkatan kerapatan spora diikuti oleh peningkatan kematian kumbang dan persentase kematian tertinggi dicapai pada perlakukan dengan kerapatan spora 107 yaitu sebesar 71,66% untuk B. bassiana isolat Tegineneng dan sebesar 43,33% untuk B. bassiana isolat Sumberjaya.
UJI PATOGENISITAS JAMUR Beauveria bassiana YANG DIISOLASI DARI Hypothenemus hampei PADA Sitophilus oryzae DI TINGKAT LABORATORIUM Yosua Adi Aeng Raya; I Gede Swibawa; Indriyati Indriyati
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.323 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i1.1940

Abstract

Dampak negatif pestisida yang merugikan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup mendorong berkembangnya pengendalian hama secara hayati. Pengendalian hama menggunakan musuh alami, seperti jamur patogen serangga diketahui efektif dan aman bagi lingkungan. Salah satu spesies jamur patogen serangga yang potensial sebagai agen pengendali hayati hama adalah Beauveria bassiana Balsamo. Penelitian ini bertujuan untuk menguji patogenisitas jamur entomopatogen B. bassiana yang diisolasi dari hama penggerek buah kopi sakit terhadap Sitophilus oryzae. Pengujian terpisah dilakukan di laboratorium, yaitu pengujian isolat jamur dari Lampung Barat dan isolat dari Tanggamus, menggunakan 4 perlakuan dan 5 ulangan yaitu kontrol (akuades), suspensi jamur pada tingkat pengenceran 10-2, 10-3, dan10-4. Satuan percobaan yaitu 20 individu kumbang S. oryzae disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya patogenisitas jamur B. bassiana pada S. oryzae masih rendah. Persentase mortalitas S.oryzae sebesar 52% tersebab B. bassiana isolat Lampung Barat pada konsentrasi spora 24,6x106 spora ml-1 dan sebesar 59% tersebab isolat Tanggamus pada konsentrasi spora 64,8x106 spora ml-1. Periode letal serangga uji terinfeksi B. bassiana isolat Lampung Barat yaitu 5,38 hari dengan virulensi 0,24 pada konsentrasi spora 24,6x106 spora ml-1 dan pada isolat Tanggamus yaitu 7,42 hari dengan virulensi 0,23 pada konsentrasi spora 64,8x106 spora ml-1.
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMULSAAN TERHADAP KELIMPAHAN NEMATODA PARASIT TUMBUHAN DI LAHAN PERKEBUNAN TEBU MENJELANG PANEN PERIODE RATOON II PT GMP Gede Adi Bramsista; I Gede Swibawa; Solikhin Solikhin
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.249 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i3.1966

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pengolahan tanah dan pemulsaan terhadap kelimpahan nematoda parasit tumbuhan pada pertanaman tebu periode ratoon II. Penelitian dilaksanakan di PT Gunung Madu Plantations (GMP) Lampung Tengah dan Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Juni 2013 sampai dengan Desember 2013. Rancangan petak terbagi (split plot design) dengan lima kelompok diterapkan pada plot percobaan jangka panjang yang dimulai tahun 2010 pada lahan seluas 2 ha. Petak utama adalah sistem olah tanah dan anak petak adalah pemulsaan. Sistem olah tanah terdiri dari dua perlakuan yaitu olah tanah intensif dan tanpa olah tanah, sedangkan pemulsaan terdiri dari tanpa mulsa dan pemberian mulsa bagas 80 ton ha -1 . Sampel tanah diambil ketika tebu Ratoon II berumur 10 bulan, nematoda diekstraksi menggunakan metode penyaringan dan sentrifugasi dengan larutan gula, nematoda diidentifikasi sampai pada tingkat genus berdasarkan ciri morfologinya. Berdasarkan hasil ekstrasi sampel tanah, ditemukan 17 genus nematoda yang terdiri dari 11 genus nematoda parasit tumbuhan dan 6 genus nematoda hidup bebas. Dari 11 genus nematoda parasit tumbuhan, 3 genus yang dominan adalah genus Hoplolaimus, Hemicriconemoides dan Xiphinema ditemukanpada pertanaman tebu periode ratoon-II berumur 10 bulan setelah tanam. Perlakuan pengolahan tanah mempengaruhi kelimpahan nematoda Hoplolaimus dan nematoda Meloidogyne, sedangkan perlakuan pemulsaan tidak nyata berpengaruh. Kelimpahan nematoda Hoplolaimus pada perlakuan tanpa olah tanah (TOT) mencapai 114,69 individu per 300 cc tanah lebih tinggi dibandingkan dengan kelimpahan nematoda ini pada perlakuan olah tanah intensif (OTI) yaitu 79,09 individu per 300 cc tanah. Kelimpahan nematoda Meloidogyne pada perlakuan TOT yaitu 1,15 individu per 300 cc tanah lebih tinggi dibandingkan dengan pada perlakuan (OTI) yaitu 0,00 individu per 300 cc tanah.
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMULSAAN TERHADAP KERAGAMAN DAN KELIMPAHAN NEMATODA PARASIT TUMBUHAN PADA PERIODE TANAM RATOON- I DI PERKEBUNAN TEBU PT GUNUNG MADU PLANTATIONS Uswatun Hasanah; I Gede Swibawa; Titik Nur Aeny
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.928 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i1.1939

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaman dan kelimpahan nematoda parasit tumbuhan akibat perlakuan sistem pengolahan tanah dan pemulsaan pada pertanaman tebu periode ratoon I. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman tebu milik PT Gunung Madu Plantations dari April sampai dengan September 2012. Satuan percobaan berupa petak 25 m x 40 m dirancang menggunakan rancangan petak terbagi (split plot design) dengan sistem olah tanah sebagai petak utama dan pemulsaan sebagai anak petak, dengan lima ulangan (kelompok). Sistem olah tanah terdiri dari dua taraf, yaitu tanpa olah tanah dan olah tanah intensif. Pemulsaan terdiri dari 2 taraf, yaitu pemberian mulsa bagas 80 ton ha-1 dan tanpa mulsa. Sampel tanah diambil ketika tebu berumur 8 bulan dan 11 bulan, nematoda diekstraksi menggunakan metode penyaringan dan sentrifugasi menggunakan larutan gula dan diidentifikasi sampai pada tingkat genus berdasarkan ciri morfologinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di lahan PT GMP ditemukan 34 genus nematoda dalam 6 ordo pada pertanaman tebu ratoonI. Jumlah genus dan indeks keragaman Shannon nematoda pada pertanaman tebu ratoon I tidak dipengaruhi oleh sistem olah tanah dan pemulsaan. Indeks keragaman Simpson nematoda pada pertanaman tebu ratoon I dengan perlakuan sistem olah tanah intensif tanpa pemulsaan lebih tinggi dibandingkan pada sistem tanpa olah tanah tanpa pemulsaan. Kelimpahan nematoda parasit tumbuhan pada pertanaman tebu ratoon I tidak dipengaruhi oleh perlakuan olah tanah dan pemulsaan. Kelimpahan nematoda parasit tumbuhan pada tebu ratoon I ketika umur 11 bulan lebih rendah daripada ketika umur 8 bulan.