Titik Nur Aeny
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGARUH EKSTRAK GULMA SIAM, KEMUNING DAN SALIARA TERHADAP PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI LAYU PISANG SECARA IN VITRO Nova Adelina Lubis; Titik Nur Aeny; Joko Prasetyo; Radix Suharjo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.908 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i1.1845

Abstract

Salah satu penyakit penting pada tanaman pisang adalah penyakit layu bakteri, yang disebabkan olehBlood Disease Bacterium (BDB). Beberapa jenis tanaman telah dilaporkan mengandung senyawa antibakteri yang dapat menjadi alternatif pengendalian penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak Chromolaena odorata, Murraya paniculata dan Lantana camara terhadap penghambatan perrtumbuhan BDB secara in vitro. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada Maret hingga Juli 2016. Perlakuan disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap dalam faktorial. Faktor pertama adalah lama perendaman bahan tanaman sebelum diekstrak dan faktor kedua adalah tingkat konsentrasi ekstrak. Pengamatan dilakukan terhadap diameter zona penghambatan pada 24 jam setelah aplikasi. Data diuji dengan analisis ragam dan nilai tengah antar perlakuan diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan ekstrak kemuning, interaksi antara lama perendaman dan tingkat konsentrasi berpengaruh nyata terhadap diameter zona penghambatan BDB sedangkan pada ekstrak gulma siam dan saliara interaksinya tidak nyata. Diameter zona penghambatan paling tinggi ekstrak gulma siam, kemuning dan saliara dalam menghambat pertumbuhan BDB secara berurutan adalah 85%, 55% dan 95%.
PENGARUH BERBAGAI TINGKAT FRAKSI EKSTRAK BUAH MENGKUDU (M. citrifolia) TERHADAP C. capsici PADA CABAI (C. annum L.) SECARA IN VITRO Weni Septiana; Efri Efri; Titik Nur Aeny
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.29 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i2.2020

Abstract

Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici merupakan kendala utama dalam budidaya tanaman cabai. Mengkudu merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan penyakit antraknosa. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh setiap tingkat fraksi senyawa ekstrak buah mengkudu pada pelarut alkohol terhadap pertumbuhan jamur C.capsici, penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai, secara in vitro. Buah mengkudu diekstraksi bertingkat menggunakan pelarut aquades, alkohol 10%, alkohol 20%, alkohol 30%, alkohol 40%, alkohol 50%, alkohol 60%, alkohol 70%, alkohol 80% dan alkohol 90% sehingga diperoleh serbuk ekstrak buah mengkudu fraksi 1 sampai fraksi 10. Selanjutnya serbuk tersebut diuji untuk mengetahui aktifitas antifungi pada jamur C. capsici. Perlakuan dalam percobaan ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah mengkudu memiliki kemampuan yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan jamur C. capsici penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai secara in vitro. Fraksi ekstrak buah mengkudu yang berpotensi sebagai fungisida penghambat pertumbuhan jamur patogen adalah ekstrak yang terlarut dalam alkohol 30%, sedangkan fraksi ekstrak buah mengkudu yang mendorong pertumbuhan jamur C.capsici adalah ekstrak yang terlarut dalam aquades, alkohol 20%, alkohol 40%, alkohol 50%, alkohol 60%, alkohol 70%, alkohol 80% dan alkohol 90%.
KEMAMPUAN Trichoderma sp. DAN FILTRATNYA DALAM MENEKAN PERTUMBUHAN Sclerotium rolfsii SECARA IN VITRO Indah Puspita Dewi; Tri Maryono; Titik Nur Aeny; Suskandini Ratih
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.289 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i1.1974

Abstract

Salah satu penyebab rendahnya produksi kedelai nasional adalah adanya serangan penyebab penyakit rebah kecambah. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan agen antagonis. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan Trichoderma sp. dan filtratnya dalam menekan pertumbuhan Sclerotium rolfsii secara in vitro. Pengujian terdiri atas uji antagonisme dengan metode kultur ganda dan uji filtrat Trichoderma sp. terhadap pertumbuhan S. rolfsii. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Trichoderma sp. dan filtratnya mampu menekan pertumbuhan S. rolfsii secara in vitro. Isolat Trichoderma sp. yang kemampuan penghambatannya paling tinggi adalah isolat Trichoderma harzianum.
NEMATODA PARASIT TUMBUHAN DOMINAN PADA BIBIT DAN TANAMAN KOPI ROBUSTA (C. canephora var robusta) MUDA DI KABUPATEN TANGGAMUS, LAMPUNG I Gede Swibawa; Nur Yasin; Titik Nur Aeny; Sari Dewi
Jurnal Agrotek Tropika Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.486 KB) | DOI: 10.23960/jat.v7i1.2986

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genus nematoda parasit tumbuhan yang dominan pada bibit dan tanaman kopi robusta (C. canephora var robusta) muda di Kabupaten Tanggamus dan mengetahui kelimpahan nematoda parasit tumbuhan yang dominan dan tingkat kerusakan tanaman akibat serangan nematoda pada bibit dan tanaman kopi robusta (C. canephora var robusta) muda di Kabupaten Tanggamus. Pengambilan sampel dilakukan di kebun pembibitan kopi Edufarm PT Nestle Indonesia di Kecamatan Talang Padang dan kebun tanaman kopi robusta muda milik petani binaan PT Nestle Indonesia di Kecamatan Ulu Belu, Air Naningan, Sumberejo, dan Pulau Panggung. Proses laboratorium dilakukan di Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Agustus 2017 menggunakan metode survai. Data komunitas nematoda dianalisis menggunakan Prominance Value (PV). Kelimpahan seluruh nematoda dari tanah dan akar, kelimpahan genus nematoda parasit tumbuhan yang dominan dari akar dan tanah dan intensitaskerusakan akar dianalisis ragam dan pemisahan nilai tengah diuji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 38 genus nematoda yang terdiri dari 16 genus nematoda parasit tumbuhan dan 22 genus nematoda hidup bebas, lima genus nematoda parasit tumbuhan yang dominan yaitu Pratylenchus, Radopholus, Rotylenchulus, Helicotylenchus, dan Ditylenchus. Kelimpahan Pratylenchus pada bibit dan kopi robusta muda yaitu 13 – 190 individu/300 cc tanah dan 321 individu/10 g akar di kebun bibit. Intensitas kerusakan tanaman mutlak (keterjadian) dan kerusakan tanaman relatif (keparahan) bibit yaitu 27% dan 11,8% dengan intensitas kerusakan akar 69,20%. Intensitas kerusakan tanaman mutlak (keterjadian)dan kerusakan tanaman relatif (keparahan) tanaman kopi muda berkisar 32 – 61% dan 19 – 24% dengan intensitas kerusakan akar berkisar 35 – 48,17%.
PENGARUH APLIKASI BAKTERISIDA BERBAHAN AKTIF ASAM KLORO BROMO ISOSIANURIK 50% TERHADAP INTENSITAS PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI DAN PRODUKSI PADA TANAMAN PADI Dani Bayu Aji Rizky Nugraha; Titik Nur Aeny; Tri Maryono Maryono
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.343 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i1.1945

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi bakterisida berbahan aktif asam kloro bromo isosianurik 50% terhadap intensitas penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Lampung, pada bulan Desember 2012 sampai dengan Juni 2013. Perlakuan dalam percobaan ini disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat kelompok. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dan nilai tengah masing-masing perlakuan diuji dengan uji Duncan Multi Range Test (DMRT) pada α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi bakterisida ini dapat menekan intensitas penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi varietas Ciherang di Lampung serta tidak menimbulkan gejala fitotoksisitas pada tanaman padi. Tingkat konsentrasi bakterisida 1,0 g l-1 dan 1,5 g l-1 secara nyata menurunkan keparahan penyakit hawar daun bakteri, namun tidakdapat mengurangi kehilangan hasil. Aplikasi bakterisida berpengaruh nyata terhadap nilai AUDPC, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan pertambahan jumlah anakan.
PENGARUH EKSTRAK GULMA SIAM, SALIARA, DAN KEMUNING TERHADAP BUSUK LUNAK NANAS (Erwinia chrysanthemi) SECARA IN VITRO Nur Aeni; Titik Nur Aeny; Efri Efri; Cipta Ginting
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 3 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.166 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i3.1851

Abstract

Salah satu penyakit penting tanaman nanas adalah penyakit busuk lunak nanas yang disebabkan oleh Erwinia chrysanthemi. Pemanfaatan pestisida nabati menjadi alternatif pengendalian penyakit busuk lunak nanas yang ramah lingkungan. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak gulma siam, saliara dan kemuning terhadap pertumbuhan E. chrysanthemi secara in vitro dan mengetahui pengaruh taraf konsentrasi ekstrak gulma siam, saliara dan kemuning terhadap pertumbuhanE. chrysanthemisecarain vitro. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Maret sampai bulan Juli 2016. Pelaksanaan penelitian meliputi penyiapan isolat E.chrysanthemi, penyiapan ekstrak gulma siam, saliara dan kemuning, penyiapan media nutrient agar (NA), penyiapan medium berisi E.chrysanthemi, pengujian penghambatan ekstrak gulma siam, saliara dan kemuning terhadap pertumbuhan E.chrysanthemi secara in vitro,pengamatan dan pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 taraf konsentrasi. Taraf konsentrasi yang digunakan adalah 0%, 20%, 40%, 60% dan 80% dan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak gulma siam dan saliara dengan taraf yang diuji terlihat adanya zona penghambatan. Pada perlakuan ekstrak kemuning dengan taraf konsentrasi 0%-80% tidak tampak adanya zona penghambatan di sekitar cakram. Semakin tinggi taraf konsentrasi ekstrak gulma siam dan saliara semakin menghambat pertumbuhan E.chrysanthemi secara in vitro.
EFIKASI Beauveria bassiana PADA PENGGEREK BUAH KOPI (Hypothenemus hampei) DARI SUMBERJAYA Nia Marleni; I Gede Swibawa; Titik Nur Aeny
Jurnal Agrotek Tropika Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.859 KB) | DOI: 10.23960/jat.v1i3.2053

Abstract

Produksi kopi di Indonesia pada tiga tahun terakhir ini mengalami penurunan dikarenakan gangguan hama yang sangat merugikan. Hama utama tanaman kopi adalah penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei). Hama ini sulit dikendalikan dengan insektisida kimiawi karena hampir seluruh stadium perkembangannya berada di dalam buah kopi. Salah satu alternatif pengengendalian lain yang diharapkan efektif adalah penggunaan jamur entomopatogen Beauveria bassiana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi B. bassiana isolat Sumberjaya dan Tegineneng terhadap penggerek buah kopi (H. hampei) pada skala laboratorium. Dua pengujian terpisah dilakukan di laboratorium, yaitu pengujian isolat jamur dari Sumber Jaya dan isolat dari Tigeneneng. Pengujian menggunakan lima perlakuan yaitu kontrol (air steril), suspensi jamur pada tingkat pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4. Satuan percobaan yaitu 20 individu penggerek buah kopi dewasa disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 3 kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur B. bassiana yang berasal dari Tegineneng dan Sumberjaya dapat menyebabkan kematian kumbang penggerek buah kopi (H. Hampei), peningkatan kerapatan spora diikuti oleh peningkatan kematian kumbang dan persentase kematian tertinggi dicapai pada perlakukan dengan kerapatan spora 107 yaitu sebesar 71,66% untuk B. bassiana isolat Tegineneng dan sebesar 43,33% untuk B. bassiana isolat Sumberjaya.
VIRULENSI BEBERAPA ISOLAT METARHIZIUM ANISOPLIAE TERHADAP ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) di LABORATORIUM Ketut Aryo; Purnomo Purnomo; Lestari Wibowo; Titik Nur Aeny
Jurnal Agrotek Tropika Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.016 KB) | DOI: 10.23960/jat.v5i2.1833

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan koloni, viabilitas spora serta kerapatan spora dari lima isolatMetarhizium anisopliae dan mempelajari pengaruh aplikasi Metarhizium anisopliae terhadap mortalitas Spodoptera litura F. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Bidang Proteksi Tanaman Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada akhir tahun 2013 (Tahap I) dan dilanjutkan pada awal tahun 2016 (Tahap II). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : Tidak terdapat perbedaan viabilitas spora M. anisopliae yang nyata antar 5 isolat asal Tegineneng, Trimurjo, Gadingrejo, Bantul dan UGM; Kerapatan isolat asal UGM adalah 2,25 x 10 9 spora/ml, lebih tinggi dibandingkan dengan isolat asal Gadingrejo, Bantul, Tegineneng dan Trimurjo; Isolat M. anisopliae asal UGM mampu membunuh ulat grayak (S. litura) hingga86,67%, isolat lain memiliki kemampuan lebih rendah dibandingkan isolat asal UGM.
PATOTIPE Colletotrichum gloeosporioides PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI DI LAMPUNG Tria Sita Febriana; Tri Maryono; Titik Nur Aeny
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v2i1.1944

Abstract

Produktivitas cabai (Capsicum spp.) pada beberapa tahun belakangan ini termasuk rendah, karena produksivitasnya tidak mampu mencapai potensi hasil yang seharusnya. Salah satu penyebabnya adalah penyakit antraknosa. Lebih dari 90%patogen antraknosa yang menginfeksi cabai adalah Colletotrichum gloeosporioides, spesies ini juga dilaporkan paling virulen dibandingkan spesies Colletotrichum lainnya. Salah satu cara untuk mengendalikan penyakit antraknosa pada cabai ialah menggunakan varietas resisten/varietas tahan. Agar program pengembangan varietas tahan berhasil menciptakan genotipe yang resisten, pengetahuan tentang variabilitas dan struktur patotipe dalam suatu populasi patogen adalah penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya patotipe dalam spesies C. gloeosporioides penyebab penyakit antraknosa pada cabai yang ada di Lampung. Penelitian dilaksanakan dari Desember 2012 sampai Maret 2013 di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan dalam percobaan faktorial menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Data pengamatan dianalisis dengan sidik ragam dan pemisahan nilai tengah antar perlakuan diuji dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan (alfa) 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua isolat C. gloeosporioides yang diuji bersifat patogenik dan memiliki virulensi atau keagresifan yang berbeda-beda. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa dari keempat isolat C. gloeosporioides yang diuji pada empat jenis cabai (C. frutescens, C. frutescens (kul.caplak), C. annuum var TM 99 dan C. annuum (kul. brebes)) menunjukkan bahwa tidak ada patotipe yang teridentifikasi dari empat isolat C. gloeosporioides tersebut. Hal ini disebabkan dari keempat isolat yang digunakan dalam penelitian ini mampu menginfeksi semua jenis cabai yang digunakan dalam pengujian.
UJI KEEFEKTIFAN Trichoderma spp. DENGAN BAHAN CAMPURAN YANG BERBEDA DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Sclerotium rolfsii PENYEBAB PENYAKIT REBAH KECAMBAH PADA KACANG TANAH Andes Galuh Natalia; Titik Nur Aeny; Joko Prasetyo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.583 KB) | DOI: 10.23960/jat.v2i3.2070

Abstract

Penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh jamur Sclerotium rolfsii merupakan salah satu penyakit penting tanaman kacang tanah. Pengendalian penyakit rebah kecambah yang ramah lingkungan dan mampu menunjang pertanian berkelanjutandapat dicapai dengan memanfaatkan agen hayati. Salah satu agen hayati yang sering digunakan untuk menghambat perkembangan patogen pada berbagai tanaman adalah jamur antagonis Trichoderma spp. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan Trichoderma spp. dengan bahan pembawa yang berbeda (molase, tepung jagung, atau tepung ketan putih) dalam menghambat pertumbuhan jamur S. rolfsii penyebab penyakit rebah kecambah pada kacang tanah. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Universitas Lampung, mulai Maret sampai dengan September 2013. Perlakuan dalam percobaan ini disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan sepuluh perlakuan dan empat ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dan nilai tengah masing-masing perlakuan diuji dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan organik berupa molase ternyata menyebabkan penghambatan pertumbuhan Slerotium rolfsii yang lebih efektif dibandingkan tepung ketan putih ataupun tepung jagung. Penambahan tepung ketan putih pada tiap isolat Trichoderma spp. menyebabkan efek penghambatanpertumbuhan S. rolfsii yang tidak berbeda nyata dengan penambahan molase. Sementara itu, penambahan tepung jagung memiliki efek penghambatan yang terendah diantara ketiga bahan organik yang ditambahkan.