Dad R.J. Sembodo
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr) Agatha Christia; Dad R.J. Sembodo; Kuswanta Futas Hidayat
Jurnal Agrotek Tropika Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.559 KB) | DOI: 10.23960/jat.v4i1.1895

Abstract

Kedelai (Glycine max [L]. Merr.)merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi, yaitu sebagai sumber protein nabati bagi kebutuhan pangan manusia. Setiap tahunnya produksi kedelai mengalami penurunan, salah satunya penyebabnya adalah gulma. Kehadiran gulma dapat menyebabkan kompetisi antara gulma dan tanaman kedelai untuk mendapatkan sarana tumbuh yang sama dan jumlahnya terbatas. Jenis dan kerapatan gulmamerupakan faktor penyebab terjadinya kompetisi antara gulma dan tanaman yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis gulma terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, pengaruh kerapatan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, serta pengaruh interaksi antara jenis dan kerapatan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Berjalur (Strip Plot Design) dengan 3 kali ulangan secara faktorial.Faktor pertama adalah tiga jenis gulma yaitu Asystasia gangetica, Rottboellia exaltata, Cyperus rotundus. Faktor kedua adalah kerapatan gulma yaitu 0, 10, 20, 40, 80 tanaman/m 2 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa gulma Rottboellia exaltata menurunkan jumlah daun 9 MST, bobot kering tajuk tanaman danjumlah polong kedelai, Cyperus rotundus menurunkan tinggi tanaman 9 MST dan bobot kering akar tanaman, dan Asystasia gangetica menurunkan terhadap tinggi tanaman 9 MST. Kerapatan 10 gulma/m 2 menekanbobot kering akar tanaman, dan kerapatan 80 gulma/m 2 menekan jumlah daun tanaman 9 MST. Antara jenis dan kerapatan gulma hanya terjadi interaksi dalam mempengaruhi tinggi tanaman kedelai 3 MST.
EFIKASI HERBISIDA PRATUMBUH METIL METSULFURON TUNGGAL DAN KOMBINASINYA DENGAN 2,4-D, AMETRIN, ATAU DIURON TERHADAP GULMA PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) LAHAN KERING Nico Alfredo; Nanik Sriyani; Dad R.J. Sembodo
JURNAL AGROTROPIKA Vol 17, No 1 (2012): Agrotropika Vol.17 No.1 2012
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.521 KB) | DOI: 10.23960/ja.v17i1.4278

Abstract

Metsulfuron-methyl is a herbicide that never been used as a preemergence herbicide for sugarcane. The objectives of this research was to know the efficacy of metsulfuron metyl and its combinations with 2,4-D, ametryn, or diuron in controlling weeds of sugarcane plantation.The experiment was arranged in Completely Randomized Block Design (CRBD) with twelve treatments and three replications. The treatments are metsulfu-ron-methyl at 4 g ha-1, 8 g ha-1, 12 g ha-1 and 16 g ha-1, combinations of 4 g ha-1 metsulfuron-methyl with 0,865 kg ha-1 2.4-D; 0,75 kg ha-1 ametryn; or 1,6 kg ha-1 diuron; 2.4-D at 1,3 kg ha-1; ametryn at 1 kg ha-1; diuron at 2 kg ha-1; manual treatment and control plot. The comparisson of mean were tested by Honestly Significant Difference (HSD) test at 5% level. Results showed that metsulfuron-methyl (at 12-16 g ha-1) could supress total weeds biomass until 8 weeks after application (WAA). Combinations between metsulfuron-methyl with 2,4-D, ametryn or diuron showed better efficacy than single metsulfuron-methyl application. All herbicides did not cause phytotoxicity symtoms to sugarcane. Key words: 2,4-D, ametryn, diuron, combination, efficacy, metsulfuron-methyl, weed, sugarcane.
KOMPETISI JENIS DAN KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS HYPOMA 2 Eka Erliyana; Dad R.J. Sembodo; Setyo Dwi Utomo
Jurnal Agrotek Tropika Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.719 KB) | DOI: 10.23960/jat.v3i3.1954

Abstract

Kacang tanah merupakan tanaman kacang-kacangan yang permintaannya menduduki urutan kedua setelah kedelai. Namun, produktivitas kacang tanah yang dihasilkan Indonesia masih rendah. Salah satu faktor penyebab rendahnya produksi tanaman kacang tanah yaitu keberadaan gulma. Gulma dalam budidaya tanaman kacang tanah memiliki daya saing yang bersifat merugikan bagi pertumbuhan dan produksi kacang tanah. Tingginya penurunan hasil terhadap produksi kacang tanah dapat dipengaruhi oleh jenis dan kerapatan gulma. Penelitian ini disusun untuk mengetahui pengaruh jenis gulma terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah varietas Hypoma 2, pengaruh kerapatan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah varietas Hypoma 2, dan ada atau tidak adanya interaksi antara jenis dan kerapatan gulma dalam mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kacang tanah varietas Hypoma 2. Penelitian dilaksanakan di Lampung Selatan dan Laboratorium Gulma Universitas Lampung dari bulan Januari–Mei 2015. Perlakuan ini disusun secara faktorial dalam Rancangan Petak Berjalur (Strip Plot Design) dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah tiga jenis gulma yaitu Asystasia gangetica, Cyperus rotundus, dan Rottboellia exaltata dan faktor kedua adalah kerapatan gulma yaitu 0, 10, 20, 40, dan 80 gulma/m 2 . Data dianalisis dengan analisis ragam, bila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis dan kerapatan gulma tidak mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kacang tanah dan terdapat interaksi antara jenis dan kerapatan gulma dalam mempengaruhi tinggi tanaman kacang tanah, bobot 100 butir kacang tanah, dan bobot polong kering per petak.