Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Potential Test of Acceptability, Elasticity, Nutritional Content and Cyanide Acid: Wet Noodles Cassava Leaves Aswita Amir; Juwita Vera Lestari; Kristina Sriwahyuningsih; Ledya Tri Anggaeni; Rudy Hartono
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16, No 2 (2021): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v16i2.2558

Abstract

AbstractNoodles is one of the foods favored by the people of Indonesia and economical and practical, so it is necessary to processing alternatives that qualify nutritionally with the addition of fiber from cassava leaves. This study aims to find out the acceptableness, elasticity, iron content, protein, fiber and hydrogen cyanide. This type of research is an experiment that is the manufacture of noodles using the addition of cassava leaves (15%, 30% and 50%) then conducted an analysis of protein, iron, fiber using gravimetry, analysis of hydrogen cyanide levels using volumetri with tools - ingredients are scales, sieves, molds, measuring cups, filters, wheat flour, egg whites, garlic, cassava leaves and salt. The results of the research from the preferred hedonic aspect are a concentration of 15%. Noodles with cassava leaves concentration of 15% have the elasticity value closest to wet noodles without cassava leaves which is 3.3 cm with medium category, the highest iron content with cassava leaves concentration of 50% as much as 0.5 mg / 100 grams, the highest fiber content as much as 9.67 grams per 100 grams, the highest HCN content as much as 15.7 mg per 100 grams, the highest protein content of noodles with cassava leaves concentration of 15% obtained as much as 8,222 grams / 100 grams. In conclusion, preferred acceptableness and elasticity as well as the highest protein content with 15% cassava leaves, the highest iron, fiber and HCN levels with a concentration of 50%.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BALITA KURUS DAN SANGAT KURUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAPASA KOTA MAKASSAR M. Sadli Umasangaji; Aswita Amir; Sitti Sahariah Rowa
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jkg.v4i1.791

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian makanan tambahan pada Balita Kurus dan Sangat Kurus di Wilayah Kerja Puskesmas Kapasa Kota Makassar. Penelitian ini adalah penelitian survei dengan desain penelitian potong lintang (cross sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita kurus dan sangat kurus yang mendapat Makanan Tambahan berada di wilayah kerja Puskesmas Kapasa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 18 balita. Hasil penelitian ini menunjukkan untuk Daya Terima Konsumsi Makanan Tambahan sebagian besar responden adalah Baik sebanyak 12 balita (66.7%), untuk Perubahan Berat Badan sebagian besar responden adalah Naik sebanyak 14 balita (77.8%), untuk Perubahan Tinggi Badan atau Panjang Badan sebagian besar responden adalah Tidak Naik sebanyak 10 balita (55.6%). Hasil pengujian statistik menggunakan Uji Chi Square untuk Daya Terima Konsumsi Makanan Tambahan dengan Perubahan Berat Badan dengan nilai p value 0.045 artinya p < 0.05 maka ada efektivitas pemberian makanan tambahan pada perubahan berat badan. Hasil pengujian statistik menggunakan Uji Chi Square untuk Daya Terima Konsumsi Makanan Tambahan dengan Perubahan Tinggi Badan atau Panjang Badan dengan nilai p value 0.502 artinya p > 0.05 maka tidak ada efektivitas pemberian makanan tambahan pada perubahan tinggi badan atau panjang badan. Disimpulkan bahwa pemberian makanan tambahan efektif terhadap perubahan berat badan. Akan tetapi pemberian makanan tambahan tidak efektif terhadap perubahan tinggi badan atau panjang badan.
Analisis Zat Gizi dan Organoleptik Olahan Sosis Ikan Gabus sebagai Pangan Alternatif Mencegah Stunting Chaerunnimah Chaerunnimah; Aswita Amir; Retno Sri Lestari; Adriyani Adam
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 7 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v7i2.552

Abstract

The prevalence of stunting in Indonesia is still high at 30,8%. Low protein intake is one of the causes of stunting. The purpose of this study was to determine the nutritional analysis and organoleptic quality in cork fish sausages. This study used a completely randomized design with 3 repetitions. Nutrient analysis was obtained from the Luff schroll test for carbohydrates, fat test with shoxlet and protein test with micro kjedhall. Organoleptic quality with acceptance of taste, texture, color and aroma by descriptive. Research results with univariate analisis were the highest nutrient content of protein and carbohydrate in formula F1 (100%) is protein (16.71%) and carbohydrate (20.14%) and the highest fat content in formula F3 (60%) is as much as (18.52%). The most preferred organoleptic quality for aroma and taste is in formula F1 (100%), texture is in formula F2(80%) and the most preferred color is in formula F3 (60%). The recommendation for prevent stunting can be used F1 formula.
Knowledge and Attitude Students Through Nutrition Health Education with E-Modul “Against Stunting” Adriyani Adam; Aswita Amir; Dinul Islam; Ali Imran
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 4 No 1 (2022): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.684 KB) | DOI: 10.37287/ijghr.v4i1.911

Abstract

Stunting in Indonesia is a very serious problem because the percentage is above form cut off point of World Health Organization is only 20%. The results of South East Asia Nutritions Surveys (SEANUTS), around 24.1% of boys and 24.3% of girls in Indonesia are stunted. Based on Basic Health Research (2018), the incidence of stunting among children under five in South Sulawesi is still high, which is above 30% and South Sulawesi is the fourth highest in Indonesia. One of the preventive efforts to reduce stunting from an early age by nutrition health education through developing an electronic module about stunting as a method of nutrition health education which contains information about stunting. The purpose of this study was to determine the effect of nutrion health education on students' knowledge and attitudes through the development of the E-Module "Against Stunting" at SMU Negeri 1 Makassar City. The research method used is a Quasi Experiment, with a total sample of 64 students based on inclusion and exclusion criteria and then divided into the intervention group and the control group. Before the intervention, a pre-test was carried out on the two groups, then students in the intervention group were given nutrition education through an e-module containing knowledge about stunting, its causes and prevention continuously every week and at the end, a post test was carried out on the intervention group and the control group. The data collected were analyzed using the Man Whitney test. The results showed that there was an effect of nutrition heath education on increasing the knowledge and attitudes of students at SMU Negeri 1 Makassar City.
Peningkatan Profesionalisme Kader Posyandu Terhadap Pengukuran BB, PB/TB, dan Perhitungan Umur Yang Akurat Untuk Mendeteksi Stunting di Kabupaten Bone Rudy Hartono; Mira Andini; Aswita Amir; Besse Uswatun Hasanah; Dwi Sartika
Media Implementasi Riset Kesehatan Vol 4 No 2 (2023): Media Implementasi Riset Kesehatan (Desember)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mirk.v4i2.244

Abstract

Posyandu mempunyai peran penting sebagai salah satu kegiatan sosial bagi ibu-ibu untuk memantau tumbuh kembang anak. Pemantauan pertumbuhan anak melalui penimbangan balita yang dilakukan secara berkala pada setiap bulannya akan dicatat pada sistem Kartu Menuju Sehat (KMS). Hambatan kemajuan pertumbuhan berat badan anak dapat segera terlihat pada kurva pertumbuhan hasil pengukuran periodik yang tertera dan dicatat pada KMS tersebut. Naik turunnya jumlah anak balita yang mengalami hambatan pertumbuhan dapat segera terlihat dalam jangka waktu pendek (bulan) dan dapat segera diteliti lebih jauh penyebabnya, dan secepat mungkin dapat dibuat rancangan untuk diambil tindakan penanggulangan. Rumusan masalah pengabdian masayarakat ini adalah bagaimana meningkatkan keterampilan kader posyandu terhadap pengukuran data BB, PB/TB dan perhitungan umur berdasarkan presisi dan akurasi dalam rangka peningkatan kualitas screening stunting. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat adalah berupa Team based learning (TBL) dan Pendampingan Kader pada saat pelaksanaan kegiatan. Penerimaan materi yang diberikan kepada para peserta dapat dikatakan baik karena terjadi peningkatan pengetahuan tentang pengukuran antropometri secara akurat dan presisi di Desa Poleonro Kabupaten Bone. Kata kunci: screening, stunting, pengabdian, masyarakat, pengukuran