Hamdi Yusliani
Universitas Muhammadiyah Aceh

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Al-Fathanah Jurnal Studi Islam dan Pendidikan Agama Islam

STRATEGI PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK TERHADAP PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SDTQ NURUN NABI BANDA ACEH Muhammad Zahidi; Hamdi Yusliani
Al-Fathanah Vol 2, No 2, Oktober (2022): AL-FATHANAH: Jurnal Studi Islam dan Pendidikan Agama Islam
Publisher : Al-Fathanah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/al-fathanah.v2i2, Oktober.1453

Abstract

Pembelajaran akidah akhlak merupakan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai keyakinan yang kuat kepada Allah swt serta mengajarkan siswa agar dapat mengenal dan mengimani Allah swt yang selanjutnya dapat merealisasikan dalam perilaku yang mulia dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat. Dengan adanya pembelajaran akidah akhlak, maka siswa khususnya anak usia sekolah dasar akan mampu membedakan nilai baik dan buruk dari sikap dan perbuatan dengan sesama manusia. Oleh karena itu harus dilakukan oleh pihak-pihak terkait, seperti orang tua, lembaga pendidikan, serta masyarakat secara kontinyu. Dalam hal ini dibutuhkan berbagai strategi pembelajaran yang menarik agar dapat meningkatkan minat anak dalam mempelajari bidang studi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dan teknik penelitian lapangan (field research) dan pustaka (library research). Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran aqidah akhlak di SDTQ Nurun Nabi Banda Aceh dilakukan dengan peningkatan mutu pembelajaran aqidah akhlak, menyelenggarakan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler, membiasakan hidup disiplin di kalangan siswa, menerapkan program 8K (keamanan, kebersihan, keindahan, ketertiban, kerindangan, kekeluargaan, kesehatan dan keagamaan) dalam setiap rutinitas siswa, menggunakan metode uswah/keteladanan, menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi seperti metode pembiasaan, metode kisah, metode arahan, bimbingan atau nasehat serta metode hukuman. Faktor terlaksananya yang mendukung pembelajaran aqidah akhlak, yaitu kemampuan intelektual siswa, semangat belajar siswa yang kuat, dukungan dari orangtua serta dukungan dari lingkungan pertemanan anak dengan siswa yang pintar dan rajin. Sementara faktor penghambat pelaksanaannya ialah kurangnya kepedulian siswa terhadap mata pelajaran yang disampaikan guru dan masih ada siswa yang malas belajar, dan sering terganggunya konsentrasi saat belajar.
ESSENSIALISME: FILSAFAT PENDIDIKAN SINTETIK DAN HUMANISTIK (Kajian Komparatif Perspektif Pendidikan Islam) Hamdi Yusliani; Emawati Emawati
Al-Fathanah Vol 3, No 1, April (2023): AL-FATHANAH: Jurnal Studi Islam dan Pendidikan Agama Islam
Publisher : Al-Fathanah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/al-fathanah.v3i1, April.1808

Abstract

Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai. Salah satu aliran dalam keilmuan ini adalah essensialisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan sisi-sisi perbandingan antara aliran filsafat essensialisme dari sisi sintetik dan humanistik dilihat dalam perspektif pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui identifikasi wacana, baik dari buku, artikel, atau informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian. Selanjutnya data dianalisis secara content analiysis. Hasil penelitian adalah essensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah keduniawian, serba ilmiah dan materialistik. Dalam filsafat essensialisme, pendidikan sekolah harus bersifat praktis dan memberi anak-anak pengajaran yang logis yang mempersiapkan mereka untuk hidup, tidak ada intervensi apapun yang boleh diberikan sekolah untuk keberlangsungan hidup siswanya. Disamping pendidikan menurut aliran ini harus didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah diwariskan dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun dalam ranah pendidikan Islam, pendidikan yang diberikan berusaha mengembangkan pandangan yang integral antara kepentingan yang ada di dunia dengan kepentingan di akhirat kelak. Selain tetap melestarikan doktrin dan nilai ajaran agama, di dalam pengembangan kurikulumnya juga memperhatikan pada penggalian problematika  yang muncul dan berkembang di lingkungan anak didik.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM SURAH AN-NAHL AYAT 125-126 Ema Sulastri; Hamdi Yusliani; Nur Mila Khatijah
Al-Fathanah Vol 2, No 2, Oktober (2022): AL-FATHANAH: Jurnal Studi Islam dan Pendidikan Agama Islam
Publisher : Al-Fathanah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/al-fathanah.v2i2, Oktober.1448

Abstract

Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam Al-Quran merupakan nilai yang sangat penting untuk diamalkan, khususnya nilai pendidikan yang terkandung dalam surat An-Nahl 125-126. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskripsif-analisis dan pustaka (library research). Berbagai data yang diperoleh, baik dari buku perpustakaan, Al-Quran dan sumber lain yang memaparkan tentang kandungan surah An-Nahl Ayat 125-126, kemudian dianalisis untuk dapat menjawab beberapa rumusan masalah yang ingin dicapai dalam penelitian. Bersasarkan pengolahan dan analisis data, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan: (1) nilai pendidikan tauhid. Surah An-Nahl ayat 125 ini dapat kita ketahui bahwa mengandung nilai pendidikan tauhid yaitu perintah untuk mengajak siapapun, anak, istri, keluarga, masyarakat dan semua pihak muslim atau non-muslim menuju jalan tuhanmu dengan pengajaran yang baik dan benar; (2) nilai pendidikan kesabaran. Dalam surah ini menjelaskan bahwa sebaiknya manusia lebih banyak bersabar dalam menghadapi berbagai macam masalah. Potongan ayat ini juga menganjurkan manusia untuk memiliki nilai pendidikan kesabaran. Sabar adalah sebagian dari iman, sikap terpuji (akhlaqul karimah) yang patut dimiliki guna meningkatkan derajat manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi; (3) nilai pendidikan toleransi. Surah An-Nahl ayat 125-126 dapat diketahui bahwa terkandung nilai pendidikan toleransi, yaitu dalam perdebatan yang dilakukan dengan cara yang baik tanpa ada keributan; dan (4) nilai pendidikan tanggung jawab, yaitu perintah Allah SWT untuk menuju kepada jalannya dengan hikmah artinya perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
POLA PENGASUHAN ANAK YATIM PADA YAYASAN PENYANTUN ISLAM SEUTUI BANDA ACEH Hamdi Yusliani
Al-Fathanah Vol 1, No 1, April (2021): AL-FATHANAH: Jurnal Studi Islam dan Pendidikan Agama Islam
Publisher : Al-Fathanah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/.v1i1, April.1022

Abstract

Abstrak: Pola asuh anak yatim merupakan suatu usaha dan cara yang dilakukan untuk memberi pendidikan dan pengasuhan dengan cara sadar dan bertanggung jawab oleh pihak-pihak tertentu, dalam hal ini adalah Yayasan Penyantun Islam Seutui Banda Aceh. Bagi anak yatim, mereka telah kehilangan orang tuanya memiliki tanggung jawab penuh dalam hidupnya terutama menyangkut kebutuhan hidupnya baik yang bersifat kebutuhan jasmani maupun rohani. Bila kondisi seperti ini dibiarkan tanpa ada kepedulian, maka mereka akan mengalami kesengsaraan dalam hidupnya dan akan berakibat pada penyimpangan-penyimpangan sosial dan norma-norma agama. Dengan demikian, dibutuhkan pengarahan dan bimbingan yang layak bagi mereka sebagaimana anak-anak lain. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif dan teknik penelitian lapangan (field research) dan pustaka (library research). Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan angket. Hasil penelitian menunjukkan pola asuh anak yatim pada Yayasan Penyantun Islam Seutui Banda Aceh dilakukan dengan beberapa metode yaitu: nasehat, bimbingan, ceramah agama dan keteladanan. Pada umumnya seluruh anak yatim yang diasuh di Yayasan tersebut mendengarkan dan mematuhinya dengan baik. adapun pelaksanaan bimbingan agama di Yayasan tersebut bersifat informal disebabkan belum tersusun secara sistematis dan terorganisir dengan tujuan dan materi kurikulum tetap yang dapat dijadikan standar dalam pelaksanaannya. Dalam pelaksanaan pola asuhnya, yayasan tersebut masih mengalami kendala seperti kurangnya pendanaan, kurangnya fasilitas, kurangnya tenaga belajar dan lainnya.