Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Akuntansi Multiparadigma

Studi Etnografi Akuntabilitas Spiritual pada Organisasi Gereja Katolik yang Terinkulturasi Budaya Lokal Randa, Fransiskus; Triyuwono, Iwan; Ludigdo, Unti; Sukoharsono, Eko Ganis
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Vol 2, No 1 (2011): Jurnal Akuntansi Multiparadigma
Publisher : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.34 KB)

Abstract

Etnographic Study of Spiritual Accountability on Catholic Church Inculturated by Local Value. This research aims to disclose spiritual acountability practice and reconstruct spiritual accountability concept from local value in a Catholic church community. Etnographic study is employed in this research. The interpretation of spiritual accountability understood by the community reflect individual relation to God (vertical relation) and is stated in the loyalty of community member to conduct religius activities, willingness to sacrifice for the continuing existence of the church, involvement to serve without reserve. Meanwhile, spiriual accountability concept is carried out by placing the church as tonkonan that conduct ritual activities as materialization of spiritual accountability. Studi Etnografi Akuntabilitas Spiritul pada Organisasi Gereja Katolik yang Ternkulturasi Budaya Lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap praktik akuntabilitas spiritual dan merekonstruksi konsep  akuntabiltas spiritual  dari  nilai budaya lokal melalui pendekatan interpretif dan metode etnografi pada  sebuah komunitas organisasi Gereja Katolik. Studi etnografi digunakan dalam penelitian ini. Hasil pemaknaan akuntabilitas spiritual yang dipahami komunitas tersebut mencerminkan hubungan individu dengan yang Maha Kuasa (hubungan vertikal) dan dinyatakan dalam kesetiaan setiap anggota untuk menjalankan aktivitas religius, kerelaan berkorban demi keberlangsungan organisasi Gereja, ketertarikan untuk menjalani hidup bakti dan memberikan pelayanan dengan sepenuh hati.  Sedang rekonstruksi konsep akuntabilitas spiritual dilakukan dengan menempatkan Gereja sebagai tongkonan yang menjalankan aktivitas ritus sebagai perwujudan akuntabilitas spiritual.
TRANSFORMASI NILAI BUDAYA LOKAL DALAM MEMBANGUN AKUNTABILITAS ORGANISASI SEKTOR PUBLIK Randa, Fransiskus; Daromes, Fransiskus
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Vol 5, No 3 (2014): Jurnal Akuntansi Multiparadigma
Publisher : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.513 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan mentransformasi nilai akuntabilitas budaya lokal dalam meningkatkanpelaksanaan akuntabilitas pemerintah daerah bersama masyarakat. Penelitian dilakukan padapemerintah daerah Tana Toraja menggunakan metode etnografi kritis inkulturatif. Hasilpenelitian menunjukkan adanya dua jenis akuntabilitas yakni akuntabilitas masukan(aktivitas penyusunan program yang dilakukan oleh pihak agen yakni pemerintah daerah) dankeluaran (aktivitas yang dilakukan oleh pihak prinsipal, yakni masyarakat). Rekonstruksiakuntabilitas masukan dan keluaran dinyatakan dalam aktivitas kombongan (duduk bersamauntuk memecahkan suatu masalah).
TRANSFORMASI NILAI BUDAYA LOKAL DALAM MEMBANGUN AKUNTABILITAS ORGANISASI SEKTOR PUBLIK Randa, Fransiskus; Daromes, Fransiskus
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Vol 5, No 3 (2014): Jurnal Akuntansi Multiparadigma
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.513 KB) | DOI: 10.18202/jamal.2014.12.5035

Abstract

Abstrak: Transformasi Nilai Budaya Lokal dalam Membangun Akuntabilitas Sektor Publik. Penelitian ini bertujuan mentransformasi nilai akuntabilitas budaya  lokal  dalam  meningkatkan  pelaksanaan akuntabilitas  pemerintah  daerah  bersama  masyarakat.  Penelitian  dilakukan  pada  pemerintah  daerah  Tana Toraja menggunakan metode etnografi kritis inkulturatif. Hasil penelitian menunjukkan  adanya  dua  jenis  akuntabilitas  yakni  akuntabilitas  masukan  (aktivitas penyusunan program yang dilakukan oleh pihak agen yakni pemerintah daerah)  dan keluaran (aktivitas yang dilakukan oleh pihak prinsipal, yakni masyarakat). Rekonstruksi akuntabilitas masukan dan keluaran dinyatakan dalam aktivitas kombongan(duduk bersama untuk memecahkan suatu masalah).Abstract: Transformation of Local Cultural Values to Build Public Sektor Accountability.This study aims to transform the value of local culture of accountability to improve the implementation of the local government and public accountability. This research was conducted in the area of Tana Toraja using acculturated critical ethnography as paradigm and research method. The results show masukan (program construction activity doing by public government as agent) and keluaran accountability  (public  activity  as  prinsipal).  Reconstruction  of  masukan  and  keluaran accountability expressed in Kombongan activity (sitting together to solve the problem).
AKUNTABILITAS BERBASIS METTĀ DAN KAMMA Suardi Tanasal; Fransiskus Randa; Suwandi Ng
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Vol 10, No 3 (2019): Jurnal Akuntansi Multiparadigma
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jamal.2019.10.3.26

Abstract

Abstrak: Akuntabilitas Berbasis Mettā dan Kamma. Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna akuntabilitas Mettā dan Kamma dalam perspektif ajaran Buddha. Penelitan ini menggunakan metode fenomenologi terhadap pengelola, rohaniwan, dan umat Vihara binaan Sangha Theravada Indonesia di Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan akuntabilitas Mettā dimaknai melalui gaya kepemimpinan menggunakan pendekatan hati dan pemberdayaan sebagai bentuk penyaluran cinta kasih. Sementara itu akuntabilitas Kamma dimaknai melalui kepercayaan dan ketaatan pada hukum Kamma. Kedua makna tersebut membuat pengelola berlaku transparan dan taat terhadap peraturan yang berlaku. Abstract: Accountability Based on Mettā and Kamma. This study aims to explore the meaning of Mettā and Kamma's accountability from the perspective of Buddhism. This research uses phenomenological method to organizers, clergy, and followers of the Theravada Indonesian Sangha temples in Makassar City. The research shows that Mettā accountability is interpreted through a leadership style using a heart approach and empowerment as a form of channeling love. Meanwhile, Kamma's accountability is understood through trust and obedience to the law of Kamma. Both meanings make the organizers transparent and obedient to the applicable regulations.
STUDI ETNOGRAFI AKUNTABILITAS SPIRITUAL PADA ORGANISASI GEREJA KATOLIK YANG TERINKULTURASI BUDAYA LOKAL Fransiskus Randa; Iwan Triyuwono; Unti Ludigdo; Eko Ganis Sukoharsono
Jurnal Akuntansi Multiparadigma Vol 2, No 1 (2011): Jurnal Akuntansi Multiparadigma
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.34 KB) | DOI: 10.18202/jamal.2011.04.7109

Abstract

Etnographic Study of Spiritual Accountability on Catholic Church Inculturated by Local Value. This research aims to disclose spiritual acountability practice and reconstruct spiritual accountability concept from local value in a Catholic church community. Etnographic study is employed in this research. The interpretation of spiritual accountability understood by the community reflect individual relation to God (vertical relation) and is stated in the loyalty of community member to conduct religius activities, willingness to sacrifice for the continuing existence of the church, involvement to serve without reserve. Meanwhile, spiriual accountability concept is carried out by placing the church as tonkonan that conduct ritual activities as materialization of spiritual accountability.  Studi Etnografi Akuntabilitas Spiritul pada Organisasi Gereja Katolik yang Ternkulturasi Budaya Lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap praktik akuntabilitas spiritual dan merekonstruksi konsep  akuntabiltas spiritual  dari  nilai budaya lokal melalui pendekatan interpretif dan metode etnografi pada  sebuah komunitas organisasi Gereja Katolik. Studi etnografi digunakan dalam penelitian ini. Hasil pemaknaan akuntabilitas spiritual yang dipahami komunitas tersebut mencerminkan hubungan individu dengan yang Maha Kuasa (hubungan vertikal) dan dinyatakan dalam kesetiaan setiap anggota untuk menjalankan aktivitas religius, kerelaan berkorban demi keberlangsungan organisasi Gereja, ketertarikan untuk menjalani hidup bakti dan memberikan pelayanan dengan sepenuh hati.  Sedang rekonstruksi konsep akuntabilitas spiritual dilakukan dengan menempatkan Gereja sebagai tongkonan yang menjalankan aktivitas ritus sebagai perwujudan akuntabilitas spiritual.