Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Budidaya Kambing Etawa di Jorong Padang Ambacang Nagari Batu Balang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Rusdi Rusdi; Wahidul Basri; Aldi Frinaldi; Uun Lionar
Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 19, No 3 (2019): Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.263 KB) | DOI: 10.24036/sb.090

Abstract

Kebanyakan penduduk desa menjalankan usaha beternak kambing secara rumahan dan tradisional, sehinggga hasilnya kurang maksimal. Sistem yang digunakan adalah usaha sampingan yang tidak dikerjakan secara intensif. Mereka beternak kambing hanya beberapa ekor tanpa target omset apapun. Padahal kalau ditekunni secara modernn serius potensi usaha peternakan kambing di desa sangatlah besar. Supaya usaha ternak kambing cepat berhasil menggunakan cara beternak kambing secara modern dan propfesional seperti fermentasi pakan ternak kambing  termasuk cara beternak kambing yang baik dan benar. Cara berternak kambing di desa mitra yakni di Jorong Padang Ambacang Nagari Batu Balang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota, pada umumnya masih menggunakan cara lama yang bersifat tradisional, sehingga keuntungan yang didapatkan kurang maksimal. Permasalahan mitra 1 sebagai pengusaha mikro yang bergerak dalam bidang perternakan kambing etawa masih bersifat tradisional. Untuk itu, perlu pengembangan usaha pertenakannya seperti fermentasi pakan dan menerapkan manajemen pertenakan. Permasalahan mitra 2 adalah, disamping permasalahan manajemen pertenakan kambing  juga perlu pendampingan dan permodalan untuk memulai usaha pertenakan kambing etawa. Melalui penerapan teknologi dan inovasi terkini, cara ternak kambing modern dinyatakan lebih intensif. Berikut beberapa cara ternak kambing modern yang perlu diterapkan sebagai solusi permasalahan mitra, diantaranya manajemen kandang kambing, manajemen bibit kambing, manajemen pakan kambing, dan manajemen pemeliharaan kambing. Skema pelaksanaan kegiatan program Ipteks yang dilakukan bersama kedua mitra difokuskan pada dua bidang, yaitu penerapan teknologi tepat guna dan perbaikan manajemen usaha. Skema pelaksanaan penerapan teknologi tepat guna adalah teknik pembuatan pakan alternatif/buatan (fermentasi). Sedangkan kegiatan perbaikan manajemen usaha diwujudkan dalam bentuk pelatihan. Pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan manajemen kandang kambing, manajemen bibit kambing, manajemen pakan kambing, dan manajemen pemeliharaan kambing.
Budidaya Kambing Etawa Di Jorong Padang Ambacang Nagari Batu Balang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Rusdi Rusdi; Wahidul Basri; Aldi Frinaldi; Uun Lionar
Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1396.26 KB) | DOI: 10.24036/sb.0150

Abstract

Kebanyakan penduduk desa menjalankan usaha beternak kambing secara rumahan dan tradisional, sehinggga hasilnya kurang maksimal. Sistem yang digunakan adalah usaha sampingan yang tidak dikerjakan secara intensif. Mereka beternak kambing hanya beberapa ekor tanpa target omset apapun. Padahal kalau ditekunni secara modernn serius potensi usaha peternakan kambing di desa sangatlah besar. Supaya usaha ternak kambing cepat berhasil menggunakan cara beternak kambing secara modern dan propfesional seperti fermentasi pakan ternak kambing  termasuk cara beternak kambing yang baik dan benar. Cara berternak kambing di desa mitra yakni di Jorong Padang Ambacang Nagari Batu Balang Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota, pada umumnya masih menggunakan cara lama yang bersifat tradisional, sehingga keuntungan yang didapatkan kurang maksimal. Permasalahan mitra 1 sebagai pengusaha mikro yang bergerak dalam bidang perternakan kambing etawa masih bersifat tradisional. Untuk itu, perlu pengembangan usaha pertenakannya seperti fermentasi pakan dan menerapkan manajemen pertenakan. Permasalahan mitra 2 adalah, disamping permasalahan manajemen pertenakan kambing  juga perlu pendampingan dan permodalan untuk memulai usaha pertenakan kambing etawa. Melalui penerapan teknologi dan inovasi terkini, cara ternak kambing modern dinyatakan lebih intensif. Berikut beberapa cara ternak kambing modern yang perlu diterapkan sebagai solusi permasalahan mitra, diantaranya manajemen kandang kambing, manajemen bibit kambing, manajemen pakan kambing, dan manajemen pemeliharaan kambing. Skema pelaksanaan kegiatan program Ipteks yang dilakukan bersama kedua mitra difokuskan pada dua bidang, yaitu penerapan teknologi tepat guna dan perbaikan manajemen usaha. Skema pelaksanaan penerapan teknologi tepat guna adalah teknik pembuatan pakan alternatif/buatan (fermentasi). Sedangkan kegiatan perbaikan manajemen usaha diwujudkan dalam bentuk pelatihan. Pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan manajemen kandang kambing, manajemen bibit kambing, manajemen pakan kambing, dan manajemen pemeliharaan kambing
Budaya Kerja dan Komunikasi Publik TAGANA Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam Manajemen Bencana Desriman Desriman; Aldi Frinaldi
Educaniora: Journal of Education and Humanities Vol. 1 No. 1 (2023): March
Publisher : Institute of Humanities and Education Studies (IHES)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59687/educaniora.v1i1.25

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi budaya kerja dan proses komunikasi publik TAGANA Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam manajeman bencana khususnya pada program komunikasi pengurangan risiko bencana. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Alat penelitian adalah peneliti sendiri yang didukung oleh alat pendukung berupa pedoman wawancara, buku catatan, dan telepon genggam. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data digunakan teknik triangulasi sumber. Sedangkan, teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya implementasi budaya kerja yang baik. Berdasarkan analisis budaya kerja menurut Aldri (2017), kepemimpinan terstruktur, ada penggunaan atribut berupa seragam, aturan terkait waktu kerja yang fleksibel, komunikasi yang berjalan cukup baik, adanya peningkatan kapasitas anggota dan pendisiplinan anggota serta adanya nilai menjadi dasar untuk bertindak mencapai tujuan organisasi. Komunikasi pengurangan risiko bencana dilaksanakan dengan TAGANA sebagai leading sektor dan komunikator, dan selalu melaksanakan koordinasi dengan instansi lain. Proses pelaksanaan komunikasi pengurangan risiko bencana dilakukan dengan terlebih dahulu menemukan fakta komunikasi, perencanaan, pelaksanaan komunikasi dan diakhiri dengan evaluasi. Terdapat lima unsur komunikator menurut Crowley dan Mitchell (1944), tetapi pada program Kampung Siaga Bencana hanya melibatkan tiga diantaranya yaitu pemerintah, masyarakat dan media massa. Unsur industri dan akademisi tidak terlibat dalam proses komunikasi PRB dalam program KSB karena unsur industri dan akademisi belum banyak melibatkan diri dalam proses prabencana, mereka lebih banyak terlibat dalam proses saat terjadinya bencana.