Lestari Basoeki
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Antara Pola Asuh dan Depresi pada Remaja Overweight-Obese Royke Tony Kalalo; Lestari Basoeki; Windhu Purnomo
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 8 No. 1 (2019): June
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.046 KB) | DOI: 10.20473/jps.v8i1.14480

Abstract

Latar belakang: Gangguan depresi merupakan penyebab ketiga utama mortalitas pada remaja. Prevalensi gangguan depresi pada remaja diperkirakan 6 hingga 20%, dengan angka rekuren 60 sampai 80% di akhir masa remaja. Selain faktor genetik, biologik dan lingkungan sosial, faktor keluarga dalam hal ini pola asuh menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan depresi pada remaja. Beberapa penelitian melaporkan tingginya gangguan psikiatri pada anak dan remaja yang mengalami overweight-obesitas. Kerentanan depresi yang terjadi pada remaja, terlebih pada remaja yang overweight-obesitas, membuat peneliti menjadikan topik ini sebagai bahasan penelitian dihubungkan dengan tipe pola asuh yang diterima oleh remaja tersebut dari orang tuanya.Tujuan penelitian: Mengetahui prevalensi masing-masing tipe pola asuh dan menganalisis hubungan antara pola asuh dan depresi pada remaja overweight-obese di salah satu SMA swasta Surabaya.Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan bentuk cross sectional terhadap remaja overweight-obese di salah satu SMA swasta di Surabaya dan menggunakan metode analisis statistik korelasional. Tehnik pengambilan sampel secara simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), Children Depression Inventory (CDI) dan Parental Authority Questionairre (PAQ).Hasil: Didapatkan 133 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan karakteristik responden menurut kategori Indeks Massa Tubuh (IMT), didapatkan bahwa kategori overweight sebesar 105 responden (78,9%) dan kategori obesitas sebesar 28 responden (21,1%). Berdasarkan kategori skor Children Depression Inventory (CDI), didapatkan 107 responden (80,5%) dengan skor CDI 0-12 yang berarti tidak didapatkan gejala depresi dan 26 responden (19,5%) dengan skor CDI >12 yang berarti didapatkan gejala depresi. Uji analisis korelasi tidak didapatkan hubungan antara pola asuh ayah dan depresi pada remaja overweight-obese dengan nilai p=0,265 juga tidak didapatkan hubungan antara pola asuh ibu dan depresi pada remaja overweight-obese di salah satu SMA swasta Surabaya, dengan nilai p = 0,119.Simpulan: Didapatkan prevalensi tipe pola asuh ayah : otoritatif/demokratis 55,6%, otoriter 11,3%, permisif 12,0%, demokratis dan otoriter 3,0%, demokratis dan permisif 5,3%, otoriter dan permisif 2,3% serta demokratis dan otoriter dan permisif 10,5%. Untuk prevalensi tipe pola asuh ibu : otoritatif/demokratis 63,2%, otoriter 9,0%, permisif 10,5%, kombinasi demokratis dan otoriter 0,8%, demokratis dan permisif 3,0%, otoriter dan permisif  0% serta demokratis dan otoriter dan permisif 13,5%. Tidak didapatkan hubungan antara pola asuh dan depresi pada remaja overweight-obese.
Postoperative Depression: Insight, Screening, Diagnosis, and Treatment of Choice Subiantoro, Risza; Margarita M Maramis; Nining Febriana; Lestari Basoeki; Sasanti Yuniar; I Gusti Ayu Indah Ardhani
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 13 No. 2 (2024): November
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jps.v13i2.25639

Abstract

Introduction: Postoperative depression is a condition of depressive effects in patients without symptoms of depressive mood that occurs a few weeks after surgery and persists for at least 2 weeks. It generally possesses the same symptoms as major depressive disorder. Review: Their difference is that surgery is the trigger of depression in postoperative depression cases. Postoperative depression is associated with increased patients’ morbidity and mortality, increased the risk of disease complications, reduced postoperative healing process, prolonged the duration of treatment, and reduced patients’ quality of life. Therefore, mental health conditions should always be assessed on patients after undergoing surgery. Postoperative depression therapy needs to consider the benefits of antidepressants and adequate pain management. Antidepressant considerations also need to consider interactions with other drugs. Psychotherapy and cognitive behavioral therapy are also useful in postoperative depression management. Conclusion: This review is aimed to give insight about postoperative depression, its importance, and how to treat it.