Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Fukugoukakujoshi of ~wo Moto Ni Shite and ~ni Motodzuite in Japanese Sentences: Examine Types of Nouns, Verbs, and Sentence Genres Sarah Aini Mahdiyyah Lubis; Komara Mulya; Tia Ristiawati
Jurnal Sakura : Sastra, Bahasa, Kebudayaan dan Pranata Jepang Vol 5 No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JS.2023.v05.i01.p04

Abstract

This research aims to determine the nouns, verbs, and sentence genres contained in Japanese sentences that contained fukugoukakujoshi of ~wo moto ni shite and ~ni motodzuite. This was conducted due to the similar meaning between fukugoukakujoshi ~wo moto ni shite and ~ni motodzuite when translated into Indonesian, which is "based on". Nevertheless, each word essentially has its own differences. This research uses a qualitative descriptive method with data collection techniques in the form of note-taking techniques, and direct-elements divide analysis technique based on experts’ theories. The used theories are noun type theory, verb type theory, phrase theory, and sentence genre seen from the theory of grammatical categories in the predicate. Based on the analysis results, the nouns, verbs, and sentence genres in Japanese sentences containing fukugoukakujoshi ~wo moto ni shite and ~ni motodzuite have similarities and differences.
WORKSHOP PEMBUATAN SABUN CUCI RAMAH LINGKUNGAN DARI BAHAN DASAR ECO ENZYME DI MALAKA SARI Viana Meilani Prasetio; Komara Mulya; Eva Jeniar Noverisa; Dewi Salsabilla; Marsha Karimah Munaf; Fajar Setya Fahcriansyah; Eunike Felicia; Hifzy Aldiansyah Herdya Putra; Shafiranisa Putri Gunawan; Mario Alvianko; Alif Putra Nur Zara; Mohammad Rizki Andika
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Eco Enzyme is the results from the fermentation process of the organic food waste (fruit and vegetable residue) combined with glucose (brown sugar, palm sugar, cane sugar) and water. Eco Enzyme can be utilized as the environmentally friendly liquid soap raw material. Japanese Language Education Department Language and Art in cooperation with North Jakarta Eco Enzyme Nusantara community organized a workshop about making liquid soap using Eco Enzyme as one of the materials. The community service activity was conducted in Malaka Sari sub-district, East Jakarta. This workshop can be highly advantageous for the communities as this community service activity’s main purpose is to increase the public awareness regarding environment and waste recycling process through Eco Enzyme liquid soap. The final product of the workshop can be utilize as detergent and phenol replacement. in addition, the final product can be sold. As the main result of making Eco Enzyme liquid soap, the communities were contributing in keeping the earth and environment. Abstrak Eco Enzyme adalah hasil fermentasi limbah dapur organik (ampas buah dan sayuran) yang dicampurkan dengan gula (gula coklat, gula merah, atau gula tebu) dan air. Eco Enzyme dapat dimanfaatkan menjadi sabun cair yang ramah lingkungan. Prodi Pendidikan Bahasa Jepang bekerjasama dengan tim dari Eco Enzyme Nusantara Cabang Jakarta Utara dalam membuat workshop mengenai pembuatan sabun cair dari eco enzyme, yang dilakukan di kelurahan Malaka Sari. hasil dari kegiatan ini adalah bertambahnya wawasan masyarakat mengenai lingkungan dan proses daur ulang sampah melalui sabun yang terbuat dari eco enzyme. Hasil yang telah dibuat dapat bermanfaat untuk membersihkan lantai dan kamar mandi, mencuci baju, mencuci piring, dan lainnya. Selain itu, sabun dari eco enzyme juga dapat dijual, sehingga bisa menambah pendapatan. Dengan membuat sabun cair dari eco enzyme, kita berpartisipasi untuk menjaga bumi dan lingkungan sekitar kita.
UPAYA PENANAMAN KONSEP HIDUP SEHAT ALA JEPANG PADA MASYARAKAT (P2M PRODI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG DI KELURAHAN MALAKA SARI) Nur Saadah Fitri Asih; Poppy Rahayu; Komara Mulya; Eky Kusuma Hapsari
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 (2022): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThis Community Service activity has a purpose; provide direction for the community in the Malaka Sari environment on the importance of health. Japanese society is known to have characteristics as a healthy society, so it can be used as a reference for people in other areas who are seeking a healthy lifestyle. The method used in this activity is through briefings and workshops in which there is training and in the form of providing material which is then practiced and simulated. Efforts to apply the concept of healthy living in the style of Japanese society is expected to be a positive activity whose impact will be seen in the community of Malaka Sari, East Jakarta. This activity is then followed up with activities that directly involve the community in implementing healthy living in their daily activities AbstrakKegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini memiliki tujuan; memberikan arahan untuk masyarakat di lingkungan Kelurahan Malaka Sari akan pentingnya kesehatan. Masyarakat Jepang dikenal memiliki karakteristik sebagai masyarakat yang sehat, sehingga dapat dijadikan rujukan untuk masyarakat didaerah lain yang sedang mengusahakan pola hidup sehat. Metode yang digunakan pada kegiatan ini yakni melalui pengarahan dan workshop yang didalamnya terdapat pelatihan dan berupa pemberian materi kemudian dipraktikan dan disimulasikan. Upaya penerapan konsep hidup sehat ala masyarakat Jepang ini diharapkan menjadi kegiatan positif yang akan terlihat pengaruhnya di lingkungan masyarakat Malaka Sari Jakarta Timur. Selanjutnya kegiatan ini ditindaklanjuti dengan kegiatan yang langsung melibatkan masyarakat dalam menerapkan hidup sehat pada kegiatan sehari-hari
Nonverbal Codes in Interpersonal Communication Between Genders of Japanese Native Speakers Komara Mulya; Dwi Astuti Retno Lestari
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 11 No 2 (2023): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v11i2.66822

Abstract

This study aims to describe the response when male and female speakers of the Japanese language perform interpersonal communication, which is indicated by conflict by looking at the nonverbal codes and the nonverbal functions used by the threatened communicant. The reason for choosing this topic is that men and women often experience miscommunication when communicating interpersonally, which causes conflicts between men and women. Understanding each other's nonverbal codes shown by each communicator is a way to establish better intergender communication. The theory used is the theory of 3F (freeze, flight, and fight) from Navarro & Karlins (2008) and the theory of nonverbal functions from Ekman and Friesen (1969). The data collection technique used in this study is the note-taking technique and analyzed using a pragmatic equivalent technique. The results of this study show that men who feel threatened by women more often use the fight response, while women who are threatened use the freeze response more often. Men use 16 gestures, while women use 34 when they feel threatened. Looking at the other person is men's and women's most frequently used gesture. Men showed nonverbal codes 7 times, with the most nonverbal code shown being discomfort. Women showed nonverbal codes 18 times, with the most nonverbal codes shown being discomfort, nervousness, worry, stress and fear, and nervousness. There are 9 nonverbal functions in intergender communication, with repetition being the nonverbal function often shown. Women are more likely to get threats from men. Women use nonverbal communication more often.
PENGAJARAN BAHASA DAN BUDAYA INDONESIA UNTUK MAHASISWA KANDA UNIVERSITY JAPAN Komara Mulya; Frida Philiyanti; Viana Meilani Prasetio; Nia Setyawati; Eva Jeniar Noverisa; Asep Supriyana; Dian Herdiati; Muhammad Ali Hamdi
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2024): Vol. 5 No. 6 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i6.41032

Abstract

Pengabadian pada Masyarakat (P2M) ini mengangkat judul: Pengajaran Bahasa dan Budaya Indonesia untuk Mahasiswa Kanda University Japan. Pelaksana kegiatan pengabdian ini adalah kolaborasi antara staf pengajar Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Bahasa Indonesia dan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta yang bekerja sama dengan staf pengajar di Kanda University International Studies (KUIS), khususnya yang mengajar pada program keahlian bahasa Indonesia. Adapun tujuan dari P2M ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang perkembangan dan dinamika bahasa Indonesia serta perkembangan budaya Indonesia. Metode yang digunakan dalam P2M ini adalah seminar online dan pembelajaran tatap muka langsung dengan mahasiswa Kanda University. Hasil yang didapat dari P2M ini adalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia, para mahasiswa Kanda University terlihat antusian mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, namun masih terlihat kesulitan memahami materi Bahasa Indonesia dalam sebuah lagu. Hal ini terlihat dari masih banyak yang belum bisa mengisi atau menjawab soal rumpang yang diberikan. Sementara itu, saat diperkenalkan alat musik tradisional angklung, para mahasiswa pun sangat antusias memperagakannya dan berhasil memainkan beberapa lagu dengan angklung. Pada saat lagu pertama, mereka belum bisa menyadari bunyi angklung yang dimainkannya karena lagu berbahasa daerah di Indonesia. Akan tetapi, pada saat memainkan lagu Jepang, mereka mulai menyadari bahwa angklung dapat dimainkan untuk lagu Jepang.
KEBUTUHAN BAHAN AJAR BIPA UNTUK PENUTUR BAHASA JEPANG BERBASIS KEARIFAN LOKAL JAKARTA Nur Saadah Fitri Asih; Viana Meilani Prasetyo; Komara Mulya
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 20 No 2 (2024): FON: JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA iNDONESIA
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/fon.v20i2.10785

Abstract

ABSTRAK: Bahasa Indonesia saat ini semakin dikenal di kalangan internasional. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor peningkatan  peminat pembelajaran Bahasa Indonesia oleh Penutur Asing (BIPA). Di sisi lain, Jakarta sebagai pintu gerbang masuknya turis manca negara, memiliki kekhasan dan kearifan lokal tersendiri yang memungkinkan untuk diperkenalkan kepada Pembelajar BIPA khususnya yang berdomisili di Jakarta yang berminat pula terhadap budaya lokal.  Pembelajaran BIPA yang berbasis pada kearifan lokal, membawa pemikiran baru kearah pengembangan bahan ajarnya, atau bahan ajar tambahan yang diharapkan dapat memberi variasi bahan ajar yang telah tersedia saat ini. Penelitian ini merupakan penjajakan berupa analisis kebutuhan pengembangan bahan ajar BIPA bagi penutur bahasa Jepang berbasis muatan lokal Jakarta.  Penelitian menggunakan metode deskriptif.  Melalui teknik angket, data dikumpulkan dari pembelajar dan pengajar BIPA.  Dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa sebagian pembelajar memikili tujuan agar dapat berkomunikasi dengan teman orang Indonesia.  Tujuan lainnya adalah untuk kebutuhan komunikasi dan bekerja di Indonesia.  Umunya mereka merupakan pembelajar awal, menyukai pembelajaran secara individu dengan menggunakan media pembelajaran yang bersifat visual seperti buku serta tontonan.  Sumber pembelajaran yang biasa digunakan, selain buku ajar, berupa video pembelajaran pada You Tube, serta penelusuran di google.  Dalam hal kearifan lokal Jakarta, Ondel-Ondel dan Rumah Adat Betawi menjadi tema yang paling diminati. Selanjutnya diikuti oleh tema mengenai Baju Demang Betawi, Roti Buaya, Nyorog, Tanjidor, Gambang Kromong, Cerita Si Pitung, Pencak Silat, dan terakhir Lenong.  Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai bentuk serta muatan kearifan lokal Jakarta yang diharapkan dapat berintergrasi dalam pembelajaran BIPA bagi penutur bahasa Jepang. KATA KUNCI: bahan ajar; BIPA; Jakarta;  kearifan lokal; kebutuhan  > NEED ANALYSIS OF BIPA LEARNING MATERIALS FOR JAPANESE SPEAKERS BASED ON JAKARTA’S WISDOM ABSTRACT: Indonesian is currently well-known in international tourism. This can be one of the factors in learning Indonesian by Foreign Speakers (BIPA). Also, Jakarta as the gateway for foreign tourists, has its own uniqueness and local Traditions that can be introduced to BIPA Learners, especially those domiciled in Jakarta who are also interested in local culture. BIPA learning based on local wisdom brings new ideas towards the development of its teaching materials or additional teaching materials that are expected to provide variations in the teaching materials that are currently available. This study explores the need to develop BIPA teaching materials for Japanese speakers based on local content in Jakarta. The study uses a descriptive method. Data was collected from BIPA learners and teachers through a questionnaire technique. The results of data processing, can be seen that some learners have the goal of being able to communicate friends. And other to meet communication needs and work in Indonesia. Generally, a Beginner, like individual learning using visual media such as books and shows. Commonly used learning resources, in addition to textbooks, are Google search and Youtube. the local wisdom of Jakarta, Ondel-Ondel and Betawi Traditional Houses are most popular themes. This is followed by themes regarding Baju Demang Betawi, Roti Buaya, Nyorog, Tanjidor, Gambang Kromong, Cerita Si Pitung, Pencak Silat, and finally Lenong. This study aims to provide an overview of the form and content of local wisdom of Jakarta which is expected to be integrated into BIPA learning for Japanese speakers. KEYWORDS: BIPA; Jakarta; learning materials; local wisdom; needs analysis