Ratih Ratnasari
Departemen Mikrobiologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Metode Fernald terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas Peserta Didik Low Vision Ratnasari, Ratih; Ehan, Ehan
JASSI ANAKKU Vol 17, No 1 (2017): JASSI Anakku: Volume 17, Issue 1, 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.313 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v17i1.7650

Abstract

Anak low vision yaitu orang yang memiliki sisa penglihatan fungsional yang digunakan untu aktivitas sehari-hari. Hambatan yang dimiliki menjadikan mereka kesulitan membaca huruf awas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Fernald terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas pada anak low vision.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Tempat penelitian di SLBN/A Bandung. Hasil penelitian menunjukan pengaruh positif penggunaan metode Fernald terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas peserta didik low vision,. Penelitian ini dapat dijadikan alternatif metode yang membantu mengembangkan kemampuan membaca permulaan huruf awas peserta didik low vision.
Penggunaan Intervensi Cognitive Behavioral Therapy untuk Menurunkan Gangguan Stres Pasca Trauma Wanita Dewasa Ratnasari, Ratih; Rizqi, Muhammah Arif
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN, PSIKOLOGI DAN KESEHATAN (J-P3K) Vol 4, No 3 (2023): J-P3K DESEMBER
Publisher : Yayasan Mata Pena Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/j-p3k.v4i3.240

Abstract

Gangguan pasca trauma ataupun F 43.10 adalah suatu sindrom kecemasan, labilitas autonomic, ketidak rentanan emosional dan kilas balik dar pengalaman yang sangat sedih setelah stress fisik maupun emosi yang melampai batas ketahanan orang biasa. Hettema dkk (2001) dan Davidson dkk (2018) menjelaskan bahwa trauma dapat mengaktivasi system noradrenergic, meningkatkan level norepinefrin sehingg membuat orang yang bersangkutan lebih mudah terkejut dan lebih cepat mengekspresikan emosi dibanding kondisi normal. Salah satu intervensi yang terbukti efektif menangani gangguan stress pasca trauma adalah terapi kognitif perilaku. Cognitive behavioral therapy (CBT) merupakan terapi yang menggabungkan terapi perilaku dan terapi kognitif Albert Ellis dan Aaron. T. Beck, kemudian kedua terapi tersebut dikembangkan oleh Meichenbaum Mahoney (Oemarjoedi, 2003). Wilding dkk (2008) menjelaskan CBT adalah pendekatan berbasis kognitif yang dapat membantu individu yang memiliki permasalahan. Pada intervensi ini subjek yang memiliki gangguan pasca trauma diberikan intervensi CBT. Namun sebelum memberikan intervensi CBT, individu akan mendapatkan asesmen berupa tes kognitif, kepribadian dan inventori. Tes ini bertujuan untuk menegakan diagnose dari gangguan stress pasca trauma. Berdasarkan intervensi yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa intervensi CBT efektif untuk menurunkan gangguan stress pasca trauma.